1. Deposito
Deposito merupakan simpanan masyarakat atau pihak ketiga yang penarikannya dapat
dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang
bersangkutan. Penarikan deposito hanya boleh dilakukan pada saat tertentu menurut jatuh
temponya. Jatuh tempo deposito umumnya terdiri dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan,
18 bulan dan 24 bulan.
Deposito masyarakat dapat dikategorikan kewajiban jangka pendek ataupun
kewajiban jangka panjang. Deposito disajikan sebagai kewajiban jangka pendek bila
sejak tanggal pelaporan hingga jatuh temponya tidak melebih 1 tahun. Sedangkan
deposito yang jatuh tempo lebih dari satu tahun sejak tanggal pelaporan dapat dicatat
sebagai kewajiban jangka panjang.
a. Deposito Berjangka
1. Pembukaan Deposito
Untuk membuka deposito, deposan dapat menggunakan setoran tunai, dengan cek,
bilyet giro, bukti transfer masuk, wesel atau warkat lain yang dise-pakati bank.
Prinsipnya pada saat disetor warkat itu harus sudah efektif, artinya dapat
diuangkan. Bank akan mencatat dalam rekening deposito bila waktu itu telah
diuangkan. Deposito dicatat sebesar nilai nominal deposito yang tertera dalam
perjanjian.
2. Bunga Deposito Berjangka
Dalam perkembangan terakhir, beberapa bank memperhitungkan bunga harian
untuk deposito. Ini artinya berapa haripun deposito mengendap akan diberikan
bunga sebagaimana tabungan, hanya saja tetap terikat jangka waktu deposito.
Perhitungan bunga yang lazim adalah minimal mengendap satu bulan. Bank akan
memberikan bunga setelah deposito minimal mengendap satu bulan. Kalau yang
menjadi pedoman ini, maka untuk deposito yang dibuka pada tanggal akhir bulan
bunga diperhitungkan pada akhir bulan juga walaupun tanggalnya berbeda.
0
Misalnya deposito dibuka tanggal 31 Januari, maka jatuh tempo bunga tanggal 28
Februari atau 29 Februari, 31 Maret, 30 April dan seterusnya. Tetapi kalau
deposito dibuka tidak pada tanggal akhir bulan, maka jatuh tempo bunga akan
sarna dengan tanggal pembukaan deposito.
3. Pencatatan Deposito Jatuh Tempo.
Pada contoh diatas dinyatakan bahwa penarikan bunga dilakukan setiap tanggal 5,
dengan demikian bank akan membukukan bunga dua kali yaitu saat jatuh tempo
bunga dan saat penarikan bunga. Hal ini sampai dengan jatuh tempo deposito.
Oleh karena itu penarikan deposito diasumsikan terjadi tanggal 5 juga. Pada kasus
ini bank juga harus membukukan dua kali yaitu saat jatuh tempo dan saat deposito
qitarik. Bagaimana kalau bunga dan deposito pada saat jatuh tempo ditarik tepat
pada tanggal jatuh tempo? Bila ini yang terjadi maka bank hanya membukukan
sekali.
4. Perpanjangan Deposito Berjangka
Deposito yang telah jatuh tempo bisa diperpanjang dengan dua cara yaitu:
a. Perpanjangan Otomatis (Automatic Rollover).
Perpanjangan ini dilakukan karena permintaan deposan yang sudah dibuat atau
diperjanjikan pada saat penibukaan deposito. Dengan demikian bank tidak
perlu menghubungi deposan atau sebaliknya deposan tidak perlu lagi
menghubungi bank untuk memperpanjang deposito.
b. Perpanjangan Biasa
Perpanjangan ini terjadi bila ada kesepakatan antara bank dengan deposan
dikemudian hari saat jatuh tempo. Perpanjangan ini bisa inisiatif deposan atau
inisiatif bank (home service) untuk nasabah deposan.
5. Penarikan Deposito Berjangka Sebelum Jatuh Tempo
Lazimnya deposito ditarik setelah jatuh tempo, sebab dalam perjanjian sudah
tertera jangka waktunya. Namun dalam praktik perbankan, deposan bisa saja
menarik deposito yang masih outstanding. Penarikan deposito sebelum jatuh
tempo dapat mengganggu likuiditas bank, sebab idealnya bank akan menyiapkan
dana untuk membayarkan sesuai dengan jadwal pembayaran. Oleh karena itu bank
umum (konvensional) mengenakan penalty tertentu terhadap deposan bila
penarikan dilakukan sebelum jatuh tempo. Penalty deposito dicatat sebagai
pendapatan lain-lain bank. Kebijakan mengenai Penalty setiap bank berbedabeda. Namun secara umum adalah:
a. Penalty dihitung sekian persen tertentu dari bunga sebelum pajak.
1
P x 360
360+(i x t)
Keterangan:
P = Nilai Nominal Sertifikat Deposito
i = Tingkat Suku bunga Sertifikat Deposito
t = Jangka waktu (dalam hari).
2. Tabungan
Tabungan merupakan simpanan masyarakat atau pihak lain yang penarik-annya hanya
dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak bisa
ditarik dengan menggunakan cek, bilyet giro atau yang diper-samakan dengan itu.
Pada awalnya tabungan di Indonesia hanya tiga jenis yaitu Tabanas, Taska dan
tabungan ONH. Namun dalam perkembangannya setelah tahun 1989 Bank Indonesia
memberikan kebebasan kepada bank-bank komersial untuk mencipta-kan produk
tabungan. Produk tabungan tersebut pada prinsipnya mengikuti ketentuan BI yang dalam
SK Dir. BI No. 22/63 Kep. Dir. Tanggal 01-12-1989 bahwa syarat-syarat penyelenggaraan
tabungan adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
nama tabungan.
Bunga tabungan dikenakan pajak peng ilan (PPh) sebesar 15% final untuk penduduk
dan 20% untuk bukan penduduk.(Kep. Menteri Keu. No. 1308/ KMK.04/1989)
a. Pencatatan Transaksi Tabungan
Setiap setoran tabungan akan dicatat sebesar nilai nominal setoran dan selanjutnya
disajikan sebesar nilai kewajiban. Nilai kewajiban adalah saldo ditam-bah bunga yang
diperhitungkan dikurangi pajak. Setiap bunga yang diperhitungkan dikreditkan ke
rekening tabungan. Untuk setor tabungan, seorang penabung bisa menggunakan uang
tunai, warkat, transfer masuk dan sebagainya yang dise-tujui bank. Setoran
menggunakan warkat atau surat berharga lain bisa dikreditkan ke tabungan kalau
warkat itu sudah efektif. Artinya bisa diuangkan saat itu.
Penyetoran tabungan tidak hanya bisa dilakukan pada bank tempat penabung
membuka tabungan, namun bisa dilakukan di kantor cabang yang lain. Bila ini yang
terjadi maka akan dicatat pada rekening antar kantor (RAK).
b. Penarikan Tabungan
Penarikan tabungan hanya bisa dilakukan secara tunai di setiap counter-counter
cabang bank yang bersangkutan atau dengan menggunakan alat tertentu berupa kartu
ATM. Penarikan di cabang lain umumnya dibatasi maksimum plafond penarikannya,
3
Bila diminta untuk menentukan bunga yang diperoleh pada bulan Mei 2005, maka
perhitungan bunganya adalah :
Waktu
Saldo
Suku Bunga
Jumlah Bunga
Mengendap
1/5
sampai
15.940.000
12%
21.253,33
5/5/2005
5/5
sampai
25.940.000
12%
43.233,33
10/5/2005
10/5
sampai
15.940.000
12%
26.566,67
15/5/2005
15/5
sampai
15.940.000
14%
30.994,44
20/5/2005
20/5
sampai
15.940.000
15%
33.208,33
4
25/5/2005
25/5
sampai
940.000
11%
1.723,43
31/5/2005
Jumlah
156.979,53
Keterangan : Perhitungan 4/360 x 15.940.000 x 12% = 21.253,33 , yang lain sama
perhitungannya.
Pencatatan bunga dan PPh dapat ditunjukkan di bawah ini :
Pencatatan Bunga
Pencatatan Pajak
156.979,43
23.546,92
156.979,43
23.546,92
23.546,92
kas negara
Cr. Giro kantor kas
23.546,92
negara
b. Perhitungan Bunga berdasarkan lamanya saldo mengendap dan tingkat suku
bunga tetap. Dengan menggunakan contoh sebelumnya dan tingkat suku bunga
tetap 12%, maka dapat ditentukan bunga sebagai berikut :
Tanggal
Hari Bunga
Saldo
Suku Bunga
Jumlah
sampai
15.940.000
12%
Bunga
21.253,33
5/5/2005
5/5 sampai
25.940.000
12%
43.233,33
10/5/2005
10/5 sampai
15
15.940.000
12%
79.700,00
25/5/2005
25/5 sampai
940.000
12%
1.880
1/5
31/5/2005
Jumlah
146.066,66
Daftar Pustaka
Taswan, Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah, UPP STIM YKPN,
Yogyakarta, 2008.