Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN OPERASIONAL BANK SYARIAH

“PEMBIAYAAN”
KELOMPOK 6 :
MUTIA RAMADHANI
TIKA FAJRI YANTI
LOURA YUNIARTI
Pengertian pembiayaan
Pembiayaan atau financing ialah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan.
Menurut Undang-undang perbankan No. 10 Tahun 1998, pembiayaan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak
lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan
atau bagi hasil. Didalam perbankan syariah, pembiayaan yang diberikan kepada pihak pengguna dana
berdasarkan pada prinsip syariah. Aturan yang digunakan yaitu sesuai dengan hukum Islam.
Istilah pembiayaan pada intinya berarti I believe, I Trust, saya percaya, saya menaruh kepercayaan.
Perkataan pembiayaan yang berarti (Trust) berarti Lembaga pembiayaan selaku shahibul maal menaruh
kepercayaan kepada seseorang untuk melaksanakan amanah yang dberikan. Dana tersebut harus digunak an
dengan benar, adil, dan harus disertai dengan ikatan dan syaratsyarat yang jelas dan saling menguntungkan bagi
kedua belah pihak.
Jenis –jenis pembiayaan
Jenis-jenis Produk pembiayaan di perbankan syariah adalah :

1. Pembiayaan Modal Kerja Syariah.


yaitu pembiayaan yang diberikan perusahaan untuk membiayai kebutuhan modal kerja usahanya berdasarkan
prinsip-prinsip syariah dalam satu siklus usaha.
2. Pembiayaan Investasi Syariah
yaitu penanaman dana dengan maksud untuk memperoleh manfaat atau keuntungan dikemudian hari atau
dapat disebut pembiayaan jangka menengah atau jangka panjang untuk pembelian barang-barang modal yang
diperlukan dalam usaha
3. Pembiayaan Konsumtif Syariah
Yaitu Pembiayaan yang diberikan untuk tujuan diluar usaha dan pada umumnya bersifat perorangan.
4. Pembiayaan Sindikasi
Yaitu pembiayaan yang diberikan kepada lebih dari satu lembaga keuangan bank untuk satu objek pembiayaan
tertentu. Pembiayaan ini biasanya diperlukan kepada nasabah koperasi karena nilai transaksinya yang sangat
besar.
5. Pembiayaan Take Over
Yaitu pembiayaan yang timbul akibat take over terhadap transaksi non syariah yang telah berjalan yang
dilakukan oleh bank syariah atas permintaan nasabah.
6. Pembiayaan Letter of Credit Yaitu pembiayaan yang diberikan dalam rangka memfasilitasi transaksi import
dan eksport nasabah.
Jenis pembiyaan bank dapat dikelompokan berdasarkan tujuan penggunaan, keperluan cara penarikan,
metode pembayaran, jangka waktu, sifat pelunasan, valuta, lokasi bank, perjanjian atau akad pembiayaan.
Proses pembiayaan
Konsep dasar proses pembiayaan pada bank syariah yaitu, pengumpulan informasi dan verifikasi, analsisis
dan persetujuan pembiayaan, administrasi dan pembukuan pembiayaan, pemantauan pembiayaan serta
pelunasan dan penyelamatan pembiayaan . Adapun uraiannya sebagai berikut:
1. Pengumpulan Informasi dan Verifikasi
a. Pengumpulan Informasi
Pada pembiayaan produktif data dan informasi yang diperlukan dalam proses pembiayaan antara lain
sebagai berikut:
1) Permohonan pembiayaan
2) Dokumen perizinan/surat keterangan usaha
3) Dokumen identitas nasabah
4) Laporan keuangan
5) Laporan pembiayaan nasabah apabila sebelumnya nasabah telah mendapat fasilitas pembiayaan dari
bank
6) Fotokopi dokumen jaminan / agunan
7) Dokumen lain yang diperlukan apabila ada
Pada pembiayaan konsumen data dan informasi yang diperlukan oleh bank antara lain sebagai berikut:
1) Permohonan pembiayaan
2) Identitas nasabah, seperti fotokopi kartu tanda penduduk (KTP) kartu keluarga (KK) dan akta nikah
3) Bukti sumber penghasilan seperti slip gaji untuk calon nasabah pegawai, fotokopi rekening tabungan ,
nomoer pokok wajib pajak (NPWP), laporan keuangan untuk wiraswasta, surat ijin praktik/usaha untuk jenis
usaha tertentu, surat pemberitahuan (SPT) pajak
4) Dokumen kepemilikan agunan (untuk pembiayaan berbasis agunan dan dokumen izin mendirikan
bangunan (IMB) atau bukti storan pembayaran pajak bumi dan bangunan (PBB).
b. Verifikasi Data
Verifikasi data diperlukan untuk memastikan keabsahan data dan kesesuaian dengan
fakta. Pada pembiayaan produktif metode verifikasi data dan informasi yang
digunakan antara lain:
1) On The Spot Checking (OTS)
2) Bank Checking
3) Trade Checking atau Personal Checking

Pada pembiayaan konsumer, verifikasi data dan informasi dilakukan untuk


memastikan kebenaran data pribadi calon nasabah pembiayaan, seperti data tempat
tinggal, penghasilan, pekerjaan dan lain-lain. Verivikasi data dilakukan dengan
beberapa metode berikut:
4) Interview nasabah
5) Pengecekan silang
6) Bank checking
7) Kunjungan kelokasi usaha (On The Spot)
8) Trade checking
9) Kunjungan kelokasi agunan
10)Negative list cheking
2. Analisis dan Persetujuan Pembiayaan
Analisis pembiayaan dilakuan melalui analisis kualitatif dan analisis kuantitatif,
analisis dilakukan oleh bank untuk mendapatkan gambaran yang lengkap
mengenai nasabah dan aktifitas usahanya. Berikut uraian tahapan analisis
pembiayaan yang dilakukan oleh bank atas permohonan pembiayaan yang
disaampaikan oleh nasabah.

a. Analisis Kualitatif
b. Analisis Kuantitatif
c. Analisis Agunan
d. Analisis Scoring Syistem Pada Pembiayaan Konsumen
e. Evaluasi Kebutuhan dan Persetujuan Pembiayaan
3. Administrasi dan Pembukuan Pembiayaan
Tahap lanjutan setelah pembiayaan disetujui adalah proses administrasi dan pembukaan
pembiayaan yang meliputi beberapa proses sebagai yaitu: Surat Pemberitahuan
Keputusan Pembiayaan, Akad Pembiayaan, Peningkatan Agunan, Penutupan Asuransi
Agunan dan Disbursment (Pencairan Pembiayaan).
4. Pemantauan Pembiayaan Aktivitas pemantauan pembiayaan kepada nasabah dapat
dilakukan dengan beberapa cara berikut.
a. Pemantauan Pembiayaan secara on Desk,yaitu pemantauan pembiayaan yang
dilakukan melalui:
1) Verifikasi dokumen pembiayaan nasabah, dalam hal ada atau tidak ada penundaan atas
pemenuhan persyaratan.
2) Penelitian dan verifikasi atas kekurangan-kekurangan yang ditemukan
3) Identifikasi terhadap masalah-masalah potensial dalam pengadaan kas (cash
generation)
4) Deteksi terhadap kecendrungan memburuknya kondisi keuangan nasabah.
5) Penilaian terhadap kesediaan nasabah dalam memenuhi kewajiban keuangannya.
b. Pemantauan pembiayaan seccara on Site. yaitu pemantauan pembiayaan yang dilakuka
melalui:
1. Kunjungan lokasi fisik
2. Trade chacking
3. Credit chacking
4. Antisipasi dini (Earli Warning Signal)
5. Annual Review Pembiayaan
Prinsip-prinsip pembiayaan

Islam merumuskan suatu sistem ekonomi yang sama sekali berbeda dari sistem-sistem lainnya. Hal
ini karena ekonomi Islam memiliki akar dari syariah yang menjadi sumber dan panduan bagi setiap
muslim dalam melaksanakan aktivitasnya. Islam mempunyai tujuan-tujuan syariah (maqosid asy-
syari’ah) serta petunjuk operasional (strategi) untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan-tujuan itu
sendiri selain mengacu pada kepentingan manusia untuk mencapai kesejahteraan dan kehidupan
yang lebih baik, juga memiliki nilai yang sangat penting bagi persaudaraan dan keadilan sosial
ekonomi, serta menuntut tingkat kepuasan yang seimbang antara kepuasan materi dan rohani.
Dalam masyarakat Indonesia, selain dikenal istilah utang piutang, juga dikenal istilah kredit
dalam perbankan konvensional dan istilah pembiayaan dalam perbankan syari’ah. Utang-piutang
biasanya digunakan oleh masyarakat dalam konteks pemberian pinjaman kepada pihak lain. Dalam
UU Nomor 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil. Maka, setiap transaksi kelembagaan syari’ah harus dilandasi atas dasar sistem bagi hasil dan
perdagangan atau transaksinya didasari oleh adanya pertukaran uang dengan barang.
Dari uraian mengenai pengertian kredit dan pembiayaan ini dapat ditarik suatu perbedaan dalam hal jenis
transaksinya. Pembiayaan tidak menggunakan transaksi yang berupa utang piutang dengan konsekuensi
bunga, akan tetapi menggunakan transaksi yang berupa sharing modal dengan sistem bagi hasil atau
transaksi jual beli dengan margin keuntungan dan sewa serta fee untuk transaksi yang bersifat jasa.

Prinsip Pemberian Pembiayaan


Pejabat atau petugas bank syariah yang melaksanakan atau bertanggung jawab dalam pembiayaan perlu
memahami prinsip-prinsip pembiayaan yang meliputi, prinsip evaluasi pembiayaan, four eye principle,
prinsip one obligor, prinsip konsolidasi eksposur, kepatuhan terhadap regulasi dan prinsip pemantauan
pembiayaan.

Dalam bisnis syariah lazimnya ada tiga skema dalam melakukan akad pada bank syariah
a. Prinsip bagi hasil
b. Prinsip jual beli
c. Prinsip sewa-menyewa
Meskipun perbankan syariah tersebut relatif baru di Indonesia, akan tetapi pertumbuhannya dari
tahun ke tahun-baik dari sisi jumlah banknya maupun ekspansi penghimpunan dana dan
pembiayaannyacukup signifikan dalam memberikan kontribusi pada market share perbankan
nasional. Hal ini menjadi fenomena yang terus dicermati kalangan bisnis karena merupakan
peluang yang sangat prospektif untuk terus dikembangkan, mengingat bahwa penduduk di Indo
nesia yang mayoritas muslim merupakan pasar yang cukup potensial bagi perkembangan
perbankan syariah.
Islam merumuskan suatu sistem ekonomi yang sama sekali berbeda dari sistem-sistem
lainnya. Hal ini karena ekonomi Islam memiliki akar dari syariah yang menjadi sumber dan
panduan bagi setiap muslim dalam melaksanakan aktivitasnya. Islam mempunyai tujuantujuan
syariah (maqosid asy-syari’ah) serta petunjuk operasional (strategi) untuk mencapai tujuan
tersebut. Tujuan-tujuan itu sendiri selain mengacu pada kepentingan manusia untuk mencapai
kesejahteraan dan kehidupan yang lebih baik, juga memiliki nilai yang sangat penting bagi
persaudaraan dan keadilan sosial ekonomi, serta menuntut tingkat kepuasan yang seimbang
antara kepuasan materi dan rohani.
kesimpulan
Konsep Pembiayaan dalam perbankan syariah tidak menggunakan transaksi yang
berupa utang piutang dengan konsekuensi bunga, akan tetapi menggunakan transaksi
yang berupa sharing modal dengan sistem bagi hasil atau transaksi jual beli dengan
margin keuntungan dan sewa serta fee untuk transaksi yang bersifat jasa. Dalam
pelaksanaan pembiayaan, bank syari’ah harus memenuhi dua aspek yang sangat
penting. Pertama, aspek syar’i, di mana dalam setiap realisasi pembiayaan kepada
para nasabah, bank syari’ah harus tetap berpedoman pada syari’at Islam (anatara lain
tidak mengandung unsur maysir, garar, riba, serta bidang usahanya harus halal).
Kedua, aspek ekonomi, yaitu dengan tetap mempertimbangkan perolehan
keuntungan, baik bagi bank syari’ah maupun bagi nasabah bank syari’ah. Ada tiga
prinsip dalam melakukan akad pada bank syari’ah, yaitu: pertama, prinsip bagi hasil;
kedua, prinsip jual beli; ketiga, prinsip sewa.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai