Anda di halaman 1dari 3

Nama : I Komang Andre Wirananta

NIM : 045242294
1. Jasa-jasa yang diberikan oleh Bank Umum dan Bank syariah antara lain:
a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Sedangkan untuk bank syariah, jenis simpanan dana yang dimiliki memakai
prinisp syariah yaitu, wadi'ah, Mutlaqah dan Mudharabah.
b) Memberikan kredit bagi bank umum dan khsusus bank syariah, menyalurkan dana
dengan prinsip jual beli (Ba'i), prinsip sewa (jarah), dan produk bank syariah lainya
seperti Wakalah, Khafalah, Sharf, Qardh, ran, Hiwalah, Ijarah dan Al-wadiah.
c) Menerbitkan surat pengakuan utang.
d) Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan
atas perintah nasabahnya:
 Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya
tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
 Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih
lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.
 Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.
 Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
 Obligasi.
 Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun.
 Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun,
dll.
2. Berdasarkan bacaan diatas, menurut peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/POJK.03/2016,
Penilaian Kesehatan Bank Umum sangat penting.
Menurut peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 4/POJK.03/2016, Kesehatan bank
merupakan sarana bagi otoritas pengawas dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan
terhadap bank. Dalam rangka meningkatkan efektivitas penilaian tingkat kesehatan bank
untuk menghadapi perubahan lingkungan, diperlukan penilaian tingkat kesehatan bank
dengan pendekatan berdasarkan risiko, serta perlu juga disesuaikan dengan penerapan
pengawasan secara konsolidasi. Dalam beberapa pasal yang tertulis pada peraturan Otoritas
Jasa Keuangan No. 4/POJK.03/2016, dijabarkan beberapa tugas dan tanggung jawab bank
umum dan kewenangan OJK dalam menilai tingkat Kesehatan bank umum.
Sumber :
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/128351/peraturan-ojk-no-4pojk032016-tahun-2016
a) Kesehatan bank perlu dijaga karena kesehatan bank sangat penting untuk kelangsungan
usaha bank tersebut. Bank sehat biasanya memiliki produktivitas usaha yang tinggi dan
memberikan pelayanan yang terbaik. Dari performa produktivitas dan pelayanan
tersebutlah, akan menarik minat nasabah atau calon nasabah (masyarakat) untuk
menabung ataupun menggunakan fasilitas (kredit, deposito, dan produk lainnya) yang
diberikan oleh bank. Bank yang sehat akan meningkatkan kepuasan masyarakat sebagai
nasabahnya, hal ini juga akan meningkatkan kepercayaan dan meningkatkan keuntungan
yang dapat diperoleh bank dari usahanya. Oleh karena itu, Kesehatan bank sangat penting
untuk dijaga. Sebaliknya, bank yang tidak sehat, cendrung memiliki kualitas pelayanan
yang rendah, hal ini akan berdampak mengurangi kepuasan dan kepercayaan masyarakat.
Penurunan ini akan mengurangi tingkat keuntungan bank dan bahkan mengancam
kelangsungan usaha bank tersebut.

b) Kegiatan yang dapat dilakukan oleh Bank yang sehat, antara lain; menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan (tabungan, giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, dan atau bentuk lainnya), menyalurkan dana dalam bentuk kredit, surat utang,
saham, dll.

3. Sewa guna usaha atau leasing dapat menjadi alternatif sumber pembiayaan baik bagi
perorangan maupun perusahaan dan memiliki banyak keunggulan dibandingkan sumber
pembiayaan lainnya. Kelebihan dan kelemahan leasing dibandingkan dengan sumber
pembiayaan lainnya, yaitu:

a) Kelebihan leasing
- Tidak membutuhkan jaminan
- Lebih fleksibel
- Pelayanan cepat
- Capital saving
- Terhindar dari inflasi
- Dilindungi oleh hukum
- Dapat memperoleh aktiva atau aset
b) Kekurangan leasing
- Terdapat denda keterlambatan
- Adanya penyitaan barang
- Terdapat pengenaan penalti
4. Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.35/POJK.05/2015 tentang Penyelenggaraan
Usaha Perusahaan Modal Ventura, uraikanlah:
a) Pengertian usaha modal ventura
Usaha Modal Ventura adalah usaha pembiayaan melalui penyertaan modal dan/atau
pembiayaaan untuk jangka waktu tertentu dalam rangka pengembangan usaha pasangan
usaha atau debitur. Perusahaan Modal Ventura adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan Usaha Modal Ventura, pengelolaan dana ventura, kegiatan jasa berbasis fee, dan
kegiatan usaha lain dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.
b) Kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh perusahaan modal ventura antara lain :
 Penyertaan saham (equity participation);
 Penyertaan melalui pembelian obligasi konversi (quasi equity participation);
 Pembiayaan melalui pembelian surat utang yang diterbitkan Pasangan Usaha pada
tahap rintisan awal (start-up) dan/atau pengembangan usaha; dan/atau
 Pembiayaan usaha produktif.
c) Pihak-pihak yang terkait dalam mekanisme modal ventura, antara lain:
 Perusahaan Modal Ventura
PMV (Perusahaan Modal Ventura) adalah pihak yang memberikan bantuan kepada
perusahaan yang membutuhkan dana. PMV adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan Usaha Modal Ventura, pengelolaan dana ventura, kegiatan jasa berbasis fee,
dan kegiatan lain dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.
 Perusahaan Pasangan Usaha
PPU (Perusahaan Pasangan Usaha) adalah mitra usaha dari PMV tidak disyaratkan
harus berbadan hukum. Menurut Pasal 1 huruf (i) 2 POJK no. 34 /POJK.05/2015,
yang dimaksud dengan perusahaan pasangan usaha adalah perusahaan yang
mendapatkan dana dalam bentuk penyertaan modal dari perusahaan modal ventura.
 Pihak Penyandang Dana
Pihak penyandang dana ini sendiri dapat berupa perusahaan modal ventura yaitu para
pemegang saham dan pihak ketiga adalah suatu lembaga di luar perusahaan modal
ventura yang menyalurkan dananya untuk kegiatan modal Ventura.

Anda mungkin juga menyukai