Contoh Bank Campuran Bank ANZ Indonesi, Bank Commonwealth, Bank Agris, Bank BNP
Paribas Indonesia, Bank Capital Indonesia, Bank Sumitomo Mitsui Indonesia dan Bank Windu
Kentjana International
b. Bank Asing
Bank asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau
pemerintahan negara asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri secara utuh. Contoh
Bank Asing: Bank of America, Bangkok Bank, Bank of China, Citibank, Deutsche Bank,,
HSBC, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ.
c. Bank Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia. Contoh Bank Pemerintah Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat
Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN).
b. Bank Syariah
Bank syariah merupakan jenis perbankan yang segala sesuatu yang menyangkut tentang bank
syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Berkaitan dengan bank syariah, ada dua konsep dalam hukum agama Islam, yaitu: larangan
penggunaan sistem bunga, karena bunga (riba) adalah haram hukumnya. Sebagai pengganti
bunga digunakan sistem bagi hasil. Prinsip-prinsip yang berlaku pada Bank Syariah:
Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).
Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak
lain (ijarah wa iqtina).
1. Simpanan/Tabungan
Kalau kamu punya kartu ATM, pasti punya buku tabungan dong. Nah, simpanan ini bisa
ditarik melalui ATM, buku tabungan, atau slip penarikan. Oh
iya, simpanan/tabungan ini juga memiliki tingkat bunga/bagi hasil yang telah
ditetapkan oleh pihak bank.
2. Giro
3. Deposito
a. Deposito on call
Deposito ARO ini bentuk lain dari deposito berjangka yang sudah jatuh tempo tapi
deposan (nasabah pemilik deposito) belum mengambilnya. Kemudian, bank
secara otomatis melakukan perpanjangan waktu tanpa menunggu persetujuan
deposan.
c. Kredit aksep
d. Kredit dokumenter
Pendirian bank
B. 1. Pendirian Bank Umum
Bank Umum dapat didirikan dan menjalankan usaha dengan izin Menteri Keuangan
setelah mendengar pertimbangan dari Bank Indonesia. Bank tersebut dapat didirikan
oleh warga negara Indonesia, dan badan hukum Indonesia, atau atas kerjasama antar
warga negara Indonesia, atau badan hukum Indonesia dengan bank yang berkedudukan
di luar negeri.
Menurut Pasal 2 Surat keputusan Menteri Keuangan mengenai Bank Umum. Pemberian
izin mengenai Bank Umum dilakukan dalam dua tahap, Pertama: adalah tahap
persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian bank yang
bersangkutan. Tahap Kedua: pemberian izin usaha yang diberikan untuk melakukan
usaha Menurut Pasal 2 Surat keputusan Menteri Keuangan mengenai Bank Umum.
Pemberian izin mengenai Bank Umum dilakukan dalam dua tahap, Pertama: adalah
tahap persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian bank
yang bersangkutan. Tahap Kedua: pemberian izin usaha yang diberikan untuk
melakukan usaha
Dalam permohonan izin prinsip dan izin usaha ini terdapat ketentuan khusus bagi Bank
Campuran dan Bank Umum berdasarkan prinsip yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,
permohonan persetujuan prinsip dari pemohon Bank Campuran, harus juga
melampirkan:
1. Suatu kesepakatan tertulis dari para pemegang saham untuk mendirikan Bank
Campuran, serta kesepakatan mengenai rencana peningkatan kempemilikan saham
pihak Indonesia.
2. Laporan tahunan untuk dua tahun terakhir berturut-turut dari bank yang
berkedudukan di luar negeri.
3. Surat rekomendasi dari otoritas negara asal bagi bank yang berkedudukan di luar
negeri.
1. Anggaran dasar/akta pendirian yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang.
7. Surat pernyataan tidak merangkap jabatan sebagai anggota direksi atau jabatan
eksekutif lainnya pada perusahaan lain bagi anggota direksi.
8. Surat pernyataan dari anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris bahwa yang
bersangkutan mempunyai atau tidak mempunyai hubungan keluarga sampai sederajat
kedua dengan anggota direksi, dan anggota dewan lainnya.
9. Surat pernyataan dari anggota Direksi, bahwa yang bersangkutan baik secara sendiri-
sendiri maupun bersama-sama tidak memiliki saham melebihi 25% pada suatu
perusahaan lain.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dapat didirikan dan menjalankan usaha dengan izin
Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan dari Bank Indonesia. Bank tersebut
dapat didirikan oleh warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia yang seluruh
pemiliknya warga negara Indonesia, Pemeringah Daerah dan kerjasama diantara
mereka.
Pemberian izin untuk mendirikan BPR melalui dua tahap, Pertama: yaitu tahap
persetujuan prinsip yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian bank yang
bersangkutan. Tahap kedua: berupa izin usaha, yakni izin yang diberikan untuk
melakukan usaha setelah persiapan selesai dilakukan. Selama belum mendapat izin
usaha, pihak yang mendapat persetujuan prinsip tidak diperkenankan melakukan
kegiatan usaha apapun dibidang perbankan.
2. Daftar calon pemegang saham, berikut rincian penyertaan masing- masing Bank
Perkreditan Rakyat yang berbentuk hukum Perusahaan
Daerah, Perseroan Terbatas, atau daftar calon anggota berikut rincian jumlah simpanan
pokok dan simpanan wajib, serta daftar pihak yang akan melakukan pernyataan berikut
jumlah pernyataan bagi Bank Perkreditan Rakyat yang berbentuk hukum koperasi.
Ketentuan khusus Bank Perkreditan Rakyat yang akan beroperasi dengan sistem bagi
hasil yang telah ditetapkan Bank Indonesia, permohonan prinsip harus melampirkan
rancangan anggaran dasar dan rencana kerja yang secara tegas mencantumkan
kegiatan usaha bank semata-mata berdasarkan prinsip bagi hasil yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia dan berdasarkan syariah. Sementara itu untuk mendapatkan izin usaha,
permohonan yang telah melampirkan anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi
yang berwenang, daftar pemegang saham, susunan Direksi dan Dewan Komisaris,
susunan organisasi berikut sistem, dan prosedur kerja, bukti pelunasan keuangan,
modal disetor, dan bukti kepemilikan penguasaan atas gedung dan kantor.
Permohonan tersebut harus diberikan Menteri Keuangan selambat-lambatnya 30 hari
kerja setelah permohonan diterima secara lengkap. Bank Perkreditan Rakyat rakyat
didirikan di Ibu kota, kabupaten, atau kota madya, sepanjang ditempat tersebut belum
terdapat Bank Perkreditan Rakyat.
dipersamakan dengan itu, yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan
dinyatakan menjadi Bank Perkreditan Rakyat.
2. Lembaga atau badan seperti diatas yang telah berdiri sebelum berlakunya UU
Perbankan Th. 1998 tetang perbankan dan belum mendapat izin usaha sebagai Bank
Perkreditan Rakyat, wajib mengajukan permohonan izin usaha sebagai Bank
Perkreditan Rakyat kepada Menteri Keuangan selambat-lambatnya 5 tahun sejak saat
berlakunya Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 1992. lembaga yang tidak mengajukan
permohonan sampai batas waktu tanggal 30 Oktober 1997 tidak dapat dilakukan
menjadi Bank Perkreditan Rakyat, dan dilarang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan.
3. Untuk dapat memperoleh izin usaha sebagai Bank Perkreditan Rakyat, lembaga atau
badan usaha tersebut dapat memilih salah satu bentuk hukum sebagai berikut:
a. Perusahaan Daerah;
b. Koperasi, atau;
c. Perseroan Terbatas. Permohonan untuk mendapat izin usaha tersebut, diajukan oleh
pengurus lembaga yang bersangkutan kepada Menteri Keuangan dengan tembusan
kepada Bank Indonesia. Permohonan kepada Menteri Keuangan dapat disampaikan ke
alamat Direktorat Perbankan, Usaha, dan Pemberian Jasa Pembiayaan, Direktorat
Jendral tanggal yang sama ke alamat kantor pusat Bank Indonesia. Permohonan
tersebut harus diajukan selambat-lambatnya tanggal 30 Oktober 1997.
c. Susunan organisasi.
d. Neraca perhitungan laba/rugi per tanggal sebelum 25 Maret 1992 dan per tanggal
terdekat dengan pengajuan permohonan izin usaha.