Anda di halaman 1dari 8

JENIS BANK

2. Jenis-Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya


a. Bank Campuran
Bank campuran adalah jenis bank yang kepemilikan sahamnya bercampur antara pihak asing dan
pihak swasta nasional. Saham bank ini sebagian besar dimiliki oleh warga negara Indonesia,
namun sebagian juga dimiliki oleh pihak asing.

Contoh Bank Campuran Bank ANZ Indonesi, Bank Commonwealth, Bank Agris, Bank BNP
Paribas Indonesia, Bank Capital Indonesia, Bank Sumitomo Mitsui Indonesia dan Bank Windu
Kentjana International

b. Bank Asing
Bank asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau
pemerintahan negara asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri secara utuh. Contoh
Bank Asing: Bank of America, Bangkok Bank, Bank of China, Citibank, Deutsche Bank,,
HSBC, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ.

c. Bank Pemerintah
Bank pemerintah adalah bank yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia. Contoh Bank Pemerintah Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat
Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN).

3. Jenis-Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya


a. Bank Konvensional
Bank konvensional adalah jenis bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran secara umum
berdasarkan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk


menyerap dana masyarakat, menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan
kredit, pelayanan jasa keuangan, dan jasa-jasa lainnya.

b. Bank Syariah
Bank syariah merupakan jenis perbankan yang segala sesuatu yang menyangkut tentang bank
syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Berkaitan dengan bank syariah, ada dua konsep dalam hukum agama Islam, yaitu: larangan
penggunaan sistem bunga, karena bunga (riba) adalah haram hukumnya. Sebagai pengganti
bunga digunakan sistem bagi hasil. Prinsip-prinsip yang berlaku pada Bank Syariah:
 Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).
 Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
 Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
 Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).
 Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak
lain (ijarah wa iqtina).

JENIS PRODUK PERBANKAN


Kredit pasif merupakan aliran dana dari masyarakat yang masuk ke bank, sedangkan kredit
aktif ialah dana yang digunakan masyarakat untuk kegiatan produktif

Produk Perbankan Kredit Pasif

1. Simpanan/Tabungan

Kalau kamu punya kartu ATM, pasti punya buku tabungan dong. Nah, simpanan ini bisa
ditarik melalui ATM, buku tabungan, atau slip penarikan. Oh
iya, simpanan/tabungan ini juga memiliki tingkat bunga/bagi hasil yang telah
ditetapkan oleh pihak bank.

2. Giro

Giro merupakan simpanan yang penarikannya itu bisa dilakukan setiap saat. Tidak


menggunakan kartu ATM atau buku tabungan ya, Squad. Penarikannya menggunakan
cek atau bilyet giro. Simpanan giro ini memiliki bunga yang lebih rendah.

3. Deposito

Deposito merupakan simpanan berjangka dengan syarat waktu tertentu seperti 3


bulan, 6 bulan, 1 tahun, dan seterusnya. Perlu kamu ingat nih Squad, nasabah tidak
dapat menarik uang yang didepositokan dari bank sebelum masa jatuh tempo.

Deposito juga terbagi menjadi dua nih Squad

a. Deposito on call

Deposito on call merupakan simpanan berjangka waktu antara 3 sampai 30 hari.


Jumlah uang yang disimpan biasanya relatif besar dan besar bunga yang dibayarkan
dihitung per bulan dan besar bunga ditentukan dengan negosiasi antara nasabah
dengan pihak bank.
b. Deposito automatic roll over (ARO)

Deposito ARO ini bentuk lain dari deposito berjangka yang sudah jatuh tempo tapi
deposan (nasabah pemilik deposito) belum mengambilnya. Kemudian, bank
secara otomatis melakukan perpanjangan waktu tanpa menunggu persetujuan
deposan.

Produk Perbankan Kredit Aktif

a. Kredit rekening koran

Kredit rekening koran merupakan kredit yang diberikan kepada nasabah dalam


bentuk mutasi (pemindahbukuan) kepada rekening nasabah.

b. Kredit reimburs (Letter of Credit)

Kredit reimburs merupakan pinjaman yang diberikan ke nasabah atas pembelian


sejumlah barang dan yang membayar adalah bank. Kredit ini merupakan jasa bank
yang ditujukan untuk memudahkan pelayanan arus barang ekspor atau impor.

c. Kredit aksep

Kredit aksep merupakan pinjaman dengan mengeluarkan wesel yang bisa


diperdagangkan.

d. Kredit dokumenter

Kredit dokumenter ini merupakan kredit yang diberikan setelah


nasabah menyerahkan dokumen pengiriman barang yang sudah disetujui kapten
kapal yang mengangkut barang tersebut.

e. Kredit dengan jaminan surat berharga

Kredit jaminan surat berharga diberikan dengan membeli surat-surat


berharga kepada nasabah dan sekaligus surat-surat berharga tersebut sebagai
jaminannya.

Pendirian bank
B. 1. Pendirian Bank Umum

Bank Umum dapat didirikan dan menjalankan usaha dengan izin Menteri Keuangan
setelah mendengar pertimbangan dari Bank Indonesia. Bank tersebut dapat didirikan
oleh warga negara Indonesia, dan badan hukum Indonesia, atau atas kerjasama antar
warga negara Indonesia, atau badan hukum Indonesia dengan bank yang berkedudukan
di luar negeri.

Menurut Pasal 2 Surat keputusan Menteri Keuangan mengenai Bank Umum. Pemberian
izin mengenai Bank Umum dilakukan dalam dua tahap, Pertama: adalah tahap
persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian bank yang
bersangkutan. Tahap Kedua: pemberian izin usaha yang diberikan untuk melakukan
usaha Menurut Pasal 2 Surat keputusan Menteri Keuangan mengenai Bank Umum.
Pemberian izin mengenai Bank Umum dilakukan dalam dua tahap, Pertama: adalah
tahap persetujuan prinsip, yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian bank
yang bersangkutan. Tahap Kedua: pemberian izin usaha yang diberikan untuk
melakukan usaha

Permohonan untuk mendapatkan persetujuan prinsip diajukan sekurang-kurangnya oleh


salah seorang calon pemilik, dengan melampirkan:

1. Rancangan Anggaran Dasar (RAD).

2. Daftar calon pemegang saham, berikut pernyataan masing-masing dan simpanan


wajib serta dafar pihak yang akan melakukan penyertaan, berikut jumlah penyertaannya
bagi Bank Umum yang berbentuk hukum koperasi.

3. Calon Direksi, susunan direksi, Dewan Komisaris, Susunan Organinasi.

4. Rencana kerja tahun pertama.

5. Bukti setoran modal sekurang-kurangnya sebesar 30% dari modal sektor.

Dalam permohonan izin prinsip dan izin usaha ini terdapat ketentuan khusus bagi Bank
Campuran dan Bank Umum berdasarkan prinsip yang ditetapkan oleh Bank Indonesia,
permohonan persetujuan prinsip dari pemohon Bank Campuran, harus juga
melampirkan:

1. Suatu kesepakatan tertulis dari para pemegang saham untuk mendirikan Bank
Campuran, serta kesepakatan mengenai rencana peningkatan kempemilikan saham
pihak Indonesia.
2. Laporan tahunan untuk dua tahun terakhir berturut-turut dari bank yang
berkedudukan di luar negeri.

3. Surat rekomendasi dari otoritas negara asal bagi bank yang berkedudukan di luar
negeri.

Guna mendapat izin usaha, surat permohonan tersebut wajib melampirkan:

1. Anggaran dasar/akta pendirian yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang.

2. Daftar pemegang saham.

3. Susunan Direksi dan Dewan Komisaris.

4. Susunan organisasi berikut sistem dan prosedur kerja termasuk susunan


personalianya.

5. Bukti pelunasan modal disetor minimum.

6. Bukti kesiapan personalia lainnya.

7. Surat pernyataan tidak merangkap jabatan sebagai anggota direksi atau jabatan
eksekutif lainnya pada perusahaan lain bagi anggota direksi.

8. Surat pernyataan dari anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris bahwa yang
bersangkutan mempunyai atau tidak mempunyai hubungan keluarga sampai sederajat
kedua dengan anggota direksi, dan anggota dewan lainnya.

9. Surat pernyataan dari anggota Direksi, bahwa yang bersangkutan baik secara sendiri-
sendiri maupun bersama-sama tidak memiliki saham melebihi 25% pada suatu
perusahaan lain.

Persetujuan harus diberikan oleh Meteri Keuangan selambat- lambatanya 30 hari


setelah permohonan diterima secara lengkap. Pertimbangan Bank Indonesia atau
permohonan persetujuan prinsip, atau izin usaha disampaikan kepada Menteri
Keuangan dalam jangka waktu 15 hari kerja setelah tembusan permohonan diterima
secara lengkap.

B. 2. Pendirian Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dapat didirikan dan menjalankan usaha dengan izin
Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan dari Bank Indonesia. Bank tersebut
dapat didirikan oleh warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia yang seluruh
pemiliknya warga negara Indonesia, Pemeringah Daerah dan kerjasama diantara
mereka.

Pemberian izin untuk mendirikan BPR melalui dua tahap, Pertama: yaitu tahap
persetujuan prinsip yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian bank yang
bersangkutan. Tahap kedua: berupa izin usaha, yakni izin yang diberikan untuk
melakukan usaha setelah persiapan selesai dilakukan. Selama belum mendapat izin
usaha, pihak yang mendapat persetujuan prinsip tidak diperkenankan melakukan
kegiatan usaha apapun dibidang perbankan.

Permohonan untuk mendapatkan persetujuan prinsip, para pemohon wajib


melampirkan:

1. Rancangan Anggaran Dasar/akta pendirian Bank Perkreditan Rakyat.

2. Daftar calon pemegang saham, berikut rincian penyertaan masing- masing Bank
Perkreditan Rakyat yang berbentuk hukum Perusahaan

Daerah, Perseroan Terbatas, atau daftar calon anggota berikut rincian jumlah simpanan
pokok dan simpanan wajib, serta daftar pihak yang akan melakukan pernyataan berikut
jumlah pernyataan bagi Bank Perkreditan Rakyat yang berbentuk hukum koperasi.

3. Daftar calon Direksi dan Dewan Komisaris.

4. Rencana susunan organisasi.

5. Rencana kerja tahun pertama.

6. Bukti penyetoran modal sekurang-kurangnya sebesar 30% dari modal disetor.

Ketentuan khusus Bank Perkreditan Rakyat yang akan beroperasi dengan sistem bagi
hasil yang telah ditetapkan Bank Indonesia, permohonan prinsip harus melampirkan
rancangan anggaran dasar dan rencana kerja yang secara tegas mencantumkan
kegiatan usaha bank semata-mata berdasarkan prinsip bagi hasil yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia dan berdasarkan syariah. Sementara itu untuk mendapatkan izin usaha,
permohonan yang telah melampirkan anggaran dasar yang telah disahkan oleh instansi
yang berwenang, daftar pemegang saham, susunan Direksi dan Dewan Komisaris,
susunan organisasi berikut sistem, dan prosedur kerja, bukti pelunasan keuangan,
modal disetor, dan bukti kepemilikan penguasaan atas gedung dan kantor.
Permohonan tersebut harus diberikan Menteri Keuangan selambat-lambatnya 30 hari
kerja setelah permohonan diterima secara lengkap. Bank Perkreditan Rakyat rakyat
didirikan di Ibu kota, kabupaten, atau kota madya, sepanjang ditempat tersebut belum
terdapat Bank Perkreditan Rakyat.

dipersamakan dengan itu, yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan
dinyatakan menjadi Bank Perkreditan Rakyat.

2. Lembaga atau badan seperti diatas yang telah berdiri sebelum berlakunya UU
Perbankan Th. 1998 tetang perbankan dan belum mendapat izin usaha sebagai Bank
Perkreditan Rakyat, wajib mengajukan permohonan izin usaha sebagai Bank
Perkreditan Rakyat kepada Menteri Keuangan selambat-lambatnya 5 tahun sejak saat
berlakunya Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 1992. lembaga yang tidak mengajukan
permohonan sampai batas waktu tanggal 30 Oktober 1997 tidak dapat dilakukan
menjadi Bank Perkreditan Rakyat, dan dilarang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan.

3. Untuk dapat memperoleh izin usaha sebagai Bank Perkreditan Rakyat, lembaga atau
badan usaha tersebut dapat memilih salah satu bentuk hukum sebagai berikut:

a. Perusahaan Daerah;

b. Koperasi, atau;

c. Perseroan Terbatas. Permohonan untuk mendapat izin usaha tersebut, diajukan oleh
pengurus lembaga yang bersangkutan kepada Menteri Keuangan dengan tembusan
kepada Bank Indonesia. Permohonan kepada Menteri Keuangan dapat disampaikan ke
alamat Direktorat Perbankan, Usaha, dan Pemberian Jasa Pembiayaan, Direktorat
Jendral tanggal yang sama ke alamat kantor pusat Bank Indonesia. Permohonan
tersebut harus diajukan selambat-lambatnya tanggal 30 Oktober 1997.

Permohonan untuk mendapatkan izin usaha tersebut wajib dilampiri dengan:

a. Dasar pendirian lembaga yang bersangkutan.

b. Anggaran dasar/akta pendirian yang telah disyahkan oleh instansi

yang berwenang sesuai dengan bentuk hukum yang telah dipilih.

c. Susunan organisasi.
d. Neraca perhitungan laba/rugi per tanggal sebelum 25 Maret 1992 dan per tanggal
terdekat dengan pengajuan permohonan izin usaha.

e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

4. Pengurus Bank Perkreditan Rakyat, hasil pengukuhan tersebut wajib memenuhi


ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun
1992, yaitu anggota Direksi dan Dewan Komisaris harus warga negara Indonesia tidak
pernah melakukan tindakan tercela dibidang perbankan dan/atau dihukum karena
terbukti melakukan tindak pidana dibidang perbankan, dan perekonomian, memiliki
akhlak dan moral yang baik.

Anda mungkin juga menyukai