Anda di halaman 1dari 10

Nama : Afredo Prahadiva Anton

Npm : 201904002

Prodi : Akuntansi/4

Matkul : Akuntansi Perbankan

AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK

Penanaman dana bank yang harus dilakukan bertujuan untuk menciptakan pendapatan

bank melalui penciptaan aktiva produktif yang menghasilkan. Besarnya penempatan dana harus

selalu diperhitungkan oleh tiap bank agar pendapatan yang dihasilkan dapat membayar biaya

dana yang telah dipergunakan, menutupi kebutuhan biaya operasional atau overhead, resiko

yang diperhitungkan, dan sejumlah margin atau laba yang dikehendaki.

A. Kas dan Bank

Kas adalah mata uang kertas dan logam baik dalam valuta rupiah maupun valuta asing

yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Termasuk dalam kas adalah mata uang

rupiah yang ditarik dari peredaran dan masih dalam masa edar untuk penukarannya pada bank

indonesia. Dalam pengertian kas ini tidak termasuk commemorative coin, emas batangan dan

mata uang emas, serta valuta asing yang tidak berlaku lagi.

Perubahan posisi saldo kas di bank umumnya disebabkan oleh :


a. Penyetoran dan penarikan tunai oleh nasabah.

Untuk transaksi ini nasabah bisa melakukan penyetoran, pengambilan tabungan,

penguangan cek, penerimaan permohonan kiriman uang, penerimaan kiriman uang,

penerimaan pembukaan deposito, pembayaran deposito, dan sebagainya.


b. Penyetoran kepada atau penarikan dari rekening bank yang bersangkutan di Bank
Indonesia.

c. Penggunaan untuk transaksi intern bank, misalnya untuk dana kas kecil, pembayaran

biayabiaya operasional, biaya gaji, dan sebagainya.

B. Giro Bank Indonesia

Giro Bank Indonesia merupakan rekening giro milik Bank Umum/Komersial dalam valuta

asing maupun valuta rupiah di Bank Indonesia (BI). Dana pada giro BI merupakan penyediaan

likuiditas. Dengan giro BI, bank dapat membiayai transaksi antara cabang maupun antarbank

melalui penyelesaian kliring dan transfer.

Giro Wajib Minimum (GWM) adalah simpanan minimum yang harus dipelihara oleh

bank dalam bentuk saldo rekening giro pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar

persentase tertentu dari dana pihak ketiga. Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah kewajiban bank

kepada penduduk dan bukan penduduk dalam rupiah dan valuta asing.

C. Surat Berharga

Salah satu bentuk penanaman uang yang dilakukan oleh suatu bank adalah penanaman

dalam bentuk surat-surat berharga yaitu instrumen-instrumen yang ada dalam pasar uang.

Penanaman ini bersifat sementara dan dimaksudkan untuk dijual kembali saat diproyeksikan

adanya keuntungan dari surat berharga tersebut.

Standar Akuntansi Keuangan mengatur perlakuan akuntansi untuk surat-surat berharga

yang segera dapat dijual merupakan bentuk penyertaan sementara dalam rangka pemanfaatan
dana yang tidak dapat digunakan. Karena sifatnya yang sementara ini, penyertaan ini harus

mempunyai sifat sebagai berikut:

a. Mempunyai pasar yang dapat diperjualbelikan segera.

b. Dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu dekat bila terdapat kebutuhan dana untuk

kegiatan umum perusahaan.

c. Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain.

D. Kredit yang Diberikan

Bank merupakan lembaga perantara yang menghimpun dana dan menempatkannya

dalam bentuk aktiva produktif, misalnya kredit. Penempatan dalam bentuk kredit akan

memberikan kontribusi pendapatan bunga bagi bank. Kontribusi pendapatan bunga kredit di

Indonesia masih mendominasi pendapatan bunga dibanding dari fee base income. Hal ini dapat

diartikan bahwa aktifitas perkreditan sangat besar di lembaga perbankan. Meskipun demikian

harus diingat bahwa selain memberikan kontribusi pendapatan bunga tertinggi bagi

pendapatan bank, resiko yang ditimbulkan oleh perkreditan juga sangat tinggi. Oleh karena itu

penyajian secara akurat dan berkala tentang perkreditan menjadi sangat penting bagi bank

untuk memantau setiap kualitas kredit yang diberikan.

Kredit yang diberikan oleh bank dapat didefinisikan sebagai penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjammeminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau

pembagian hasil keuntungan.


Jenis-jenis kredit yang diberikan

1. Jenis kredit menurut bentuknya

a. Kredit rekening koran. Dalam hal ini debitur diberi hak untuk menarik dana dalam

rekening korannya sampai dengan sebesar Plafon yang ditetapkan bank. Pelunasan

pokok kredit yang dilaksanakan pada saat jatuh tempo, dengan bunga kredit secara

umum dihitung secara harian berdasarkan baki debet (outstanding credit) atau

dengan nilai rata-rata baki debet setiap bulannya.

b. Installment Loan. Kredit ini adalah kredit yang angsuran pokok dan bunganya

dilakukan secara teratur menurut jadwal waktu yang telah disepakati antara bank

dengan debitur, dengan nilai konstan selama berlangsungnya masa kredit tersebut.

2. Jenis Kredit Menurut Jangka Waktunya

a. Kredit jangka pendek yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun, namun

termasuk kredit tanaman musiman yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun.

b. Kredit jangka menengah yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai dengan

3 tahun, kecuali kredit tanaman musiman.

c. Kredit jangka panjang yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Misalnya

kredit produktif, kredit perumahan, kredit kendaraan.

3. Jenis Kredit menurut Kegunaannya

a. Kredit modal kerja yaitu kredit yang diberikan dengan tujuan untuk membiayai

modal kerja usaha, misalnya untuk pembelian barang dagangan.


b. Kredit investasi yaitu kredit yang diberikan untuk membiayai suatu usaha, misalnya

kredit untuk pembangunan pabrik, pembelian mesin, dan penyiapan infrastruktur

lainnya.

c. Kredit konsumsi yaitu kredit yang diberikan untuk keperluan konsumsi. Kredit ini

sering disebut juga personal loan. Contohnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR), kredit

untuk pembelian kendaraan, kredit untuk pendidikan, dan sebagainya.

E. Kartu Kredit

Kartu kredit (Credit card) yaitu kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran

transaksi jual-beli barang dan jasa, kemudian pelunasan atas penggunaanya dapat dilakukan

sekaligus atau secara angsuran sejumlah minimum tertentu. Pemegang kartu kredit (Card

Holder) akan diberikan kredit limit, sehingga penggunaan kartu kredit tidak boleh melebihi limit

yang telah ditetapkan oleh bank penerbit.

Mekanisme transaksi kartu kredit yaitu


Keterangan :

1. Perjanjian antara bank penerbit dengan pihak merchant mengenai penggunaan kartu

kredit yang diterbitkan oleh bank yang bersangkutan.

2. Kartu kredit disetujui dan card holder setuju dengan segala ketentuan kartu kredit yang

berlaku di bank yang bersangkutan. Card holder diberikan kartu kredit.

3. Card holder melakukan transaksi dengan merchant, misalnya mebeli barang, membeli

jasa hotel, dan sebagainya. Card holder membayar kepada merchant atas pembelian

barang dan jasa dengan menunjukan kartu kredit dan menandatangani slip atau

langsung di layar.

4. Merchant menyerahkan barang atau memberikan jasa kepada card holder.


5. Merchant melakukan tagihan kepada bank.

6. Bank mengirimkan slip tagihan yang dibuat bank untuk card holder.

7. Card holder melakukan pembayaran, dapat menggunakan fasilitas ATM atau

pendebetan giro, tabungan secara langsung atau secara tunai.

8. Diskon diberikan kepada merchant.

F. Penyertaan

Penyertaan merupakan penanaman dana bank dalam bentuk saham perusahaan lain

untuk tujuan investasi jangka panjang, ikut serta dalam perusahan lain, penyelamatan

kredit, mengendalikan perusahaan lain, menguasai pangsa pasar dan sebagainya.

Penyertaan dapat dilakukan pada perusahaan baru, artinya perusahaan yang akan

beroperasi maupun perusahaan yang sedang/sudah berjalan. Penyertaan saham oleh bank

terhadap perusahaan lain menimbulakn hubungan antara bank yang menguasai/membeli

saham dengan

perusahaan yang dibeli sahamnya.

Pada prinsipnya penyertaan saham dicatat sebesar harga perolehannya. Harga

perolehan adalah harga yang dibutuhkan untuk mendapatkan saham. Harga perolehan

diperhitungkan dari harga beli ditambah biaya-biaya lain untuk memperoleh saham

tersebut. Metode yang digunakan untuk mencatat penyertaan yaitu sebagai berikut :

1. Pencatatan penyertaan dengan motode harga perolehan (Cost Method)


Metode ini digunakan untuk mencatat penyertaan bank pada perusahaan anak bila

jumlah penyertaannya relatif kecil. Pada metode ini penyertaan dicatat sebesar

harga perolehan. Setiap penerimaan deviden tunai akan dicatat sebagai

penadapatan lainlain, akan tetapi dalam hal pendapatan deviden berbentuk saham

(Stock Devident) maka tidak diakui sebagai pendapatan dan tidak boleh dicatat

menambah harga perolehan penyertaan. Rekening penyertaan malahan akan

dikredit bila:

a. Penerimaan deviden merupakan pembagian keuntungan yang berasal dari laba

yang ditahan dalam periode sebelum penyertaan dilakukan

b. Penurunan nilai penyertaan yang disebabkan oleh perusahaan anak mengalami

kerugian yang sangat materal

2. Pencatatan penyertaan dengan equity method

Metode ini digunakan untuk mencatat bila bank memiliki penyertaan saham relatif

besar sehingga bank tersebut mampu mengendalikan perusahaan anak. Pengertian

mengendalikan adalah mempunyai hak suara mayoritas, mempunyai hak untuk

mengatur dan menentukan kebijakan finansial maupun operasional, memiliki

kewenangan untuk menunjuk dan memberhentikan mayoritas pengurus

perusahaan.

Dalam metode ini penyertaan dicatat sebesar harga perolehan dan selanjutnya di

debet atau di kredit secara proporsional dengan bagian laba atau rugi perusahaan

anak. Deviden tunai yang diterima dicatat sebagai pengurang rekening penyertaan
yang bersangkutan. Pencatatan dengan metode ini lebih mencerminkan hubungan

ekonomis dibandingkan metode harga perolehan.

G. Aktiva Tetap

Dalam menjalankan aktivitasnya, bank memerlukan tempat, peralatan, dan sebagainya.

Aktiva tersebut merupakan aktiva non produktif atau yang kita kenal sebagai aktiva tetap

dan inventaris. Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai

atau dengan di bangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasional bank, tidak

dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal bank dan mempunyai masa

manfaat lebih dari satu tahun.

Pengeluaran untuk memperoleh aktiva tetap pada prinsipnya dicatat sebesar harga

perolehannya yaitu harga beli ditambah biaya-biaya yang terjadi untuk menempatkan aktiva

tersebut pada kondisi dan tempat yang siap digunakan. Pengeluaran-pengeluaran untuk

memperoleh dan menggunakan aktiva tetap dapat dikelompokkan menjadi dua macam

pengeluaran yaitu:

a. Pengeluaran Modal

Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh manfaat yang

akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi. Contoh pengeluaran ini adalah

pembayaran untuk membeli mobil, biaya balik nama dan sebagainya.

b. Pengeluaran Pendapatan

Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan untuk

memperoleh manfaat yang hanya bisa dirasakan dalam periode akuntansi yang

bersangkutan. Contoh pengeluaran ini adalah pembelian oli, bensin, dan reparasi.
H. Aktiva Lainnya

Aktiva lain-lain adalah aktiva yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam pos-pos

sebelumnya, yaitu mulai dari kas, giro pada Bank Indonesia sampai dengan penyertaan.

Pada umumnya transaksi aktiva lain-lain dalam bank tidak terjadi secara rutin dan

jumlahnya juga tidak material, sehingga beberapa transaksi tersebut dikelompokan menjadi

aktiva lain-lain. Komponen aktiva lain-lain dibedakan menjadi antara lain: beban dibayar di

muka, beban yang ditangguhkan, persediaan, rekening antar kantor, titipan nasabah dan

lainnya.

Anda mungkin juga menyukai