Anda di halaman 1dari 24

Transaksi

Elektronik
Melalui Internet
Kelompok V
Daniel Roha , Meidita Rahmawati , Kevin Vertonica , Verence
Wibowo , Ruth Donna & Yosia Marsada
Transaksi Elektronik
Transaksi elektronik adalah istilah untuk perbuatan hukum yang
dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau
media elektronik lainnya.

Dasar Hukum :
Dasar hukum Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik adalah Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Model Ecommerce

Business to Business Business to Consumer


Perusahaan yang menjual produk / Penjual yang menjual kepada consumer end
jasanya kepada badan usaha lainnya. user , loyalitas konsumen rendah ,
Keunggulan : tingkat penjualan & produknya kebutuhan sehari - hari &
loyalitas . Co, Electronic City , Mbiz hiburan. Co, Lazada , Blibli
Model Ecommerce

Consumer to Consumer Consumer to Business


Konsumen yang saling jual beli barang. Konsumen dapat menjual ke bisnis
Bergantung pada iklan , marketplace atau perusahan. Dagangan berupa
dsb. Model ini tidak dapat sebagai produk , menawarkan lewat
penghasilan utama. Co ; Olx , Kaskus. website. Co : Upwork & Freelancer
Cara Kerja E-Commerce
Transaksi elektronik antara e-merchant (pihak yang menawarkan barang atau jasa melalui
internet) dengan e-customer (pihak yang membeli barang atau jasa melalui internet) yang
terjadi di dunia maya atau di internet pada umumnya berlangsung secara paperless transaction,
sedangkan dokumen yang digunakan dalam transaksi tersebut bukanlah paper document,
melainkan dokumen elektronik (digital document). Kontrak online dalam e-commerce memiliki
banyak tipe dan variasi ,yaitu :
Kontrak melalui chatting &
Kontrak melalui e-mail;
video conference

Alat komunikasi yang disediakan oleh internet yang


biasa digunakan untuk dialog interaktif secara salah satu kontrak on-line yang sangat
langsung. Dengan chatting seseorang dapat populer karena pengguna e-mail saat ini
berkomunikasi secara langsung dengan orang lain sangat banyak dan mendunia dengan biaya
persis seperti telepon. video conference adalah alat yang sangat murah dan waktu yang efisien
untuk berbicara dengan beberapa pihak dengan
melihat gambar dan mendengar suara secara langsung
pihak yang dihubungi dengan alat ini.
Kontrak melalui web atau
situs.
dapat dilakukan dengan cara situs web
seorang supplier (baik yang berlokasi di
server supplier maupun diletakkan pada
server pihak ketiga) memiliki diskripsi produk
atau jasa dan satu seri halaman yang
bersifat self-contraction mekanismenya adalah sebagai berikut:

1. “Untuk produk on line yang berupa software,


pembeli diizinkan untuk men-download-nya;
2. “Untuk produk yang berwujud fisik, pengiriman
barang dilakukan sampai di rumah konsumen;
3. “Untuk pembelian jasa, supplier menyediakan
untuk melayani konsumen sesuai dengan waktu
dan tempat yang telah ditentukan dalam
perjanjian.
Kontrak Baku Transaksi Elektronik
Definisi

UUPK tidak menggunakan terminologi “perjanjian baku”, namun


menggunakan terminologi “klausula baku”. Klausula baku
menurut UUPK didefinisikan sebagai setiap aturan atau
ketentuan dan syarat-syarat yang telah dipersiapkan dan
ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha
yang dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang
mengikat dan wajib dipenuhi oleh konsumen
Pasal 1 ayat (17) UU ITE

Bahwa yang dimaksud dengan kontrak elektronik adalah


perjanjian para pihak yang dbuat melalui sistem elektronik. Pada
umumnya perjanjian/kontrak elektronik yang ada di website
adalah merupakan kontrak baku atau standard contract yang
dibuat satu pihak, yaitu pihak penyedia jasa atau penjual barang
yang harus disepakati oleh pihak calon pembeli pada saat
melakukan transaksi melalui elektronik
Pasal 48 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik

“Kontrak elektronik yang dibuat dengan klausula baku harus


sesuai dengan ketentuan mengenai klausula baku sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan”
Klausula baku
transaksi e-commerce
Dalam pembuatan klausula baku dalam
transaksi elektronik pelaku usaha diwajibkan
mengikuti prosedur yang ditentukan dalam
UU Perlindungan Konsumen yang dimana
mencakup hak - hak dan kewajiban
konsumen dan pelaku usaha. Sebagaimana
ketentuan Pasal 48 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi
Elektronik
Pasal 48 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik

“Kontrak elektronik yang dibuat dengan klausula baku harus


sesuai dengan ketentuan mengenai klausula baku sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan”
Terkait dengan penyelenggaraan Fintech, khususnya peer to
peer landing (P2PL), perjanjian baku menjadi salah satu klausula
dalam Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016 tentang Layanan
Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi (POJK
Layanan P2PL) dengan penekanan pada 2 (dua) hal yang
dilarang dicantumkan, yakni perihal pengalihan tanggung jawab
dan tunduknya konsumen pada ketentuan baru/perubahan
ketentuan. Pengaturan lebih komprehensif mengenai perjanjian
baku diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.
13/SEOJK.07/2014 tentang Perjanjian Baku (SEOJK Perjanjian
Baku) yang merupakan pelaksana dari Peraturan OJK
No.1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor
Jasa Keuangan (POJK Perlindungan Konsumen)
05.
Online Dispute Resolution
ODR (Online
Dispute Resolution)
Online Dispute Resolution (ODR) adalah cabang
penyelesaian sengketa yang mana
menggunakan fasilitas teknologi untuk
memberikan penyelesaian terhadap sengketa
antara para pihak. Yang mana dalam hal ini
menggunakan negosiasi, mediasi atau arbitrase
ataupun kombinasi diantara ketiganya. Dalam hal
ini ODR dikategorikan sebagai bagian dari
Alternative Dispute Resolution (ADR). Bedanya
adalah bahwa ODR merubah pandangan
tradisional dengan penggunaan teknik yang
inovatif dan teknologi online pada prosesnya
Tipe - Tipe ODR
Terdapat 4 tipe ODR :

1. Online Settlement, sistem otomatis canggih yang mampu menyelesaikan


masalah sengketa finansial

2. Online Arbitration, penggunaan website sebagai media arbitrase dengan


dukungan dari arbitrator yang berkualifikasi

3. Online Resolution of Consumer Complaints, menggunakan media e-mail


untuk menyelesaikan masalah komplain dari konsumen.

4. Online Mediation, penggunaan website sebagai tempat mediasi dengan


dukungan dari mediator yang berkualifikasi
Pola- pola atau mekanisme ODR
Metode Konsensus

1. Automated Negotiation , (Offering and Demanding Party). Menggunakan algoritma sehingga


semuanya berjalan otomatis, tanpa ada pihak tiga Sebutan lainnya “Blind-Bidding”

A. Assisted Negotiation , (Technology as mediator), adanya pihak ketiga, masing masing memberikan
advice.

B. ICT based Traditional Mediation, menekankan pada website sebagai arena mediasi, dengan menitik
beratkan pada masing-masing pihak sendiri. Fasilitas internet ini menggunakan email, chat rooms,
instant messaging sebagai media nya sementara para pihak sendiri lah yang bernegosiasi. Contohnya
seperti Internet Neutral10, SquareTrade11 dan WebMediate12 sebagai media penyelesaian sengketa.
Para pihak mengisi electronic form, yang berisi masalah dan opsi penyelesaian masalah yang
selanjutnya direview oleh mediator.

Metode Adjudikasi

1. Online Arbitration, Campur tangan pihak ketiga yang kuat dan bahkan bersifat memutus suatu
sengketa (Cyber Arbitration). Dalam konteks ini adalah pelaksanaan arbitrase yang dilakukan melalui
media internet
Kelebihan dan kelemahan ODR
KELEBIHAN ODR

ODR memberikan kemudahan dalam menyelesaikan sengketa yang terjadi, tidak lagi terhalang oleh ruang, batas waktu,
biaya murah dan cepat dalam menyelesaikan masalah dibandingkan penyelesaian ADR yang sifatnya konvensional

KELEMAHAN ODR

Namun, dalam hal ini ODR memiliki kelemahan terkait dengan eksekusi hasil kesepakatan dan komitmen dari para pihak
pasca ODR selesai dilaksanakan. Online Dispute Resolution pun juga dipertanyakan kerahasiaannya. Mulai dari
kepercayaan terhadap Administrasi Committee dan media partisipasi yang ada dalam ODR dapat dengan mudah
mendapatkan dan membocorkan data yang di upload ke dalam media. ODR saat ini masih dalam tahapan pengembangan
di berbagai Negara maju di dunia. Di Indonesia sendiri belum terlalu banyak digunakan. Padahal indonesia perkembangan
teknologi sangat baik dan banyak pengguna Internet aktif. The United Nations Commision on International Trade 6 Law
(“UNCITRAL”) sejak 2010 telah membuat draft terkait dengan penyelesaian sengketa konsumen yang didalamnya telah
mengakomodir ODR sebagai mekanisme penyelesaian sengketa. European Union “EU” bahkan mewajibkan member nya
untuk menyediakan ODR bagi masyarakat yang bersengketa.
06.
Penyelesaian Sengketa
Transaksi Elektronik
PENEGAKAN HUKUM DALAM SENGKETA ELEKTRONIK
Pasal 18 ayat (4) UU No. 19 Tahun 2016

Para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan forum


pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa
alternatif lainnya yang berwenang menangani sengketa yang
mungkin timbul dari Transaksi Elektronik internasional yang
dibuatnya.
Macam Upaya Penyelesaian Sengketa
Arbritase
untuk melakukan penyelesaian terhadap
suatu perselisihan atau sengketa yang
dilakukan di luar pengadilan dengan
berdasarkan kesepakatan atau perjanjian
arbitrase diantara para pihak yang memiliki
sengketa.

01 02 03
Negosiasi Mediasi
suatu cara dimana mereka yang proses yang dilakukan oleh para pihak dengan
bersengketa berkomunikasi satu negosiasi untuk menyelesaikan sengketa atau
sama lain secara langsung perselisihan yang sedang dialami oleh para pihak
mengatur hubungan mereka dalam dengan melibatkan pihak lainnya atau pihak
bisnis dan kehidupan sehari- ketiga.
harinya.
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai