Anda di halaman 1dari 6

Manfaat E-commerce

Ada beberapa manfaat e-commerce, yaitu:

 Mempermudah komunikasi antara produsen dan konsumen.


 Mempermudah pemasaran dan promosi barang atau jasa.
 Memperluas jangkauan calon konsumen dengan pasar yang luas.
 Mempermudah proses penjualan dan pembelian.
 Mempermudah pembayaran karena dapat dilakukan secara online.
 Mempermudah penyebaran informasi.

Keuntungan E-commerce

Ada banyak keuntungan yang didapatkan dari e-commerce. Salah satunya adalah menjual produk
atau jasa secara online tanpa harus mendirikan tooko atau kantor besar seperti yang dilakukan
oleh para pelaku bisnis offline sebagai tempat usaha. Hanya dengan memanfaatkan jaringan
internet, Anda sudah bisa memasarkan produk atau jasa kepada konsumen kapanpin dan di
manapun.

Keuntungan lainnya adalah kemudahan berkomunikasi antara penjual dan pembeli. Dari segi
pemaaran barang juga jauh lebih menguntungan karena Anda tidak perlu mengeluarkan biaya
tinggi untuk melakkan promosi. Hanya dengan menggunakan jaringan internet, Anda sudah bisa
memasarkan produk atau jasa Anda secara meluas ke masyarakat.

Demikian ulasan mengenai e-commerce, manfaat dan keuntungannya. Bisnis e-commerce adalah
salah satu bisnis yang menjanjikan sehingga Anda tidak perlu ragu untuk mencobanya. Jika
Anda sudah memiliki rencana untuk membangun toko online, tapi tidak tahu bagaimana
memulainya, Anda bisa mengandalkan jasa e-commerce enabler seperti 8commerce. 8commerce
adalah end-to-end e-commerce enabler Indonesia, mulai dari pengembangan e-commerce dan
sistemnya, pemasaran digital, logistik, dan e-commerce fulfillment.

2.2.HUKUM E-COMMERCE
Hukum E-commerce di Indonesia secara signifikan, tidak mencover aspek transaksi yang
dilakukan secara online (internet). Akan tetapi ada beberapa hukum yang bisa menjadi pegangan
untuk melakukan transaksi secara online atau kegiatan E-Commerce. Yaitu :
2.2.1. Undang-Undang No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan (UU Dokumen
Perusahaan) telah menjangkau ke arah pembuktian data elektronik. Dalam Bab I Ketentuan
Umum, Pasal 1 ayat 2 tentang dokumen perusahaan yg isinya
Dokumen perusahaan adalah data, catatan, dan atau keterangan yang dibuat dan atau diterima
oleh perusahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis di atas kertas atau sarana
lain maupun terekam dalam bentuk corak apapun yang dapat dilihat, dibaca, atau didengar.

Dan pada BAB III tentang Pengalihan Bentuk Dokumen dan Legalisasi Pasal 12 ayat 1 dan Pasal
15 ayat 1 dan 2 yang isinya berturut-turut
Dokumen perusahaan dapat dialihkan ke dalam mikrofilm atau media lainnya.
Dokumen perusahaan yang telah dimuat dalam mikrofilm atau media lainnya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) dan atau hasil cetaknya merupakan alat bukti yang sah.
Apabila dianggap perlu dalam hal tertentu dan untuk keperluan tertentu dapat dilakukan
legalisasi terhadap hasil cetak dokumen perusahaan yang telah dimuat dalam mikrofilm atau
media lainnya.
Jadi kita dapat menyimpulkan bahwa Undang-undang di atas berisi tentang pernyataan bahwa
Dokumen perusahaan (data/bukti transaksi jual beli) adalah sah dengan syarat dapat dilihat,
dibaca atau didengar dengan baik. Dan data dalam bentuk media elektronik (dsebutkan
mikrofilm atau media lain) seperti video, dokumen elektronik, email dan lain sebgainya yang
dapat dikatakan sebagai Dokumen merupakan alat bukti yang sah.
2.2..2 Pasal 1233 KUHP, yang isinya sebagai berikut
Perikatan, lahir karena suatu persetujuan atau karena undang-undang.
Berarti dengan pasal ini perjanjian dalam bentuk apapun dperbolehkan dalam hukum perdata
Indonesia. Dapat sering kita jumpai ketika kita menggunakan fasilitas gratisan seperti email ada
Term of Use-nya terus ada Privacy Policy-nya dan lain sebagainya.
2.2.3 Pasal 1338 KUHP, yang isinya mengarah kepada hukum di Indonesia menganut asas
kebebasan berkontrak. Asas ini memberikan kebebasan kepada para pihak yang sepakat untuk
membentuk suatu perjanjuan untuk menentukan sendiri bentuk serta isi suatu perjanjian. jadi
pelaku kegiatan e-commerce dapat menentukan sendiri hubungan hukum di antara mereka.
Beberapa pasal dalam Undang-Undang Internet dan Transaksi Elektronik (UU-ITE) yang
berperan dalam e-commerce adalaha sebagai berikut :
2.3 . Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Internet & Transaksi
Pasal 2
Undang-Undang ini berlaku untuk setiap Orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar
wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di
luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.
Pasal 9
Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus menyediakan informasi
yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan.
Pasal 10
Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik dapat disertifikasi oleh
Lembaga Sertifikasi Keandalan.
Ketentuan mengenai pembentukan Lembaga Sertifikasi Keandalan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 18
Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik mengikat para pihak.
2.3 . Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Internet & Transaksi
Pasal 2
Undang-Undang ini berlaku untuk setiap Orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar
wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di
luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.
Pasal 9
Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus menyediakan informasi
yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan.
Pasal 10
Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik dapat disertifikasi oleh
Lembaga Sertifikasi Keandalan.
Ketentuan mengenai pembentukan Lembaga Sertifikasi Keandalan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 18
Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik mengikat para pihak.
2.3 . Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Internet & Transaksi
Pasal 2
Undang-Undang ini berlaku untuk setiap Orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar
wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di
luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.
Pasal 9
Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui Sistem Elektronik harus menyediakan informasi
yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan.
Pasal 10
Setiap pelaku usaha yang menyelenggarakan Transaksi Elektronik dapat disertifikasi oleh
Lembaga Sertifikasi Keandalan.
Ketentuan mengenai pembentukan Lembaga Sertifikasi Keandalan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 18
Transaksi Elektronik yang dituangkan ke dalam Kontrak Elektronik mengikat para pihak.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggara Agen Elektronik tertentu sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 23.
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau
Sistem Elektronik milik Orang lain dengan cara apapun.
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau
Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan tujuan untuk memperoleh Informasi Elektronik
dan / atau Dokumen Elektronik .
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses Komputer dan/atau
Sistem Elektronik dengan cara apa pun dengan melanggar, menerobos, melampaui, atau
menjebol sistem pengamanan.
Pasal 46
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
600.000.000,00( enam ratus juta rupiah).
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp700.000.000,00( tujuh ratus juta rupiah).
Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud dalam Pa
2.7.Perlindungan Kepentingan Konsumen
Ada beberapa permasalahan terhadap konsumen, akibat tidak jelasnya hubungan hukum
dalam transaksi e-commerce :
1. mengenai penggunaan klausul baku, kebanyakan transaksi di cyberspace ini, konsumen tidak
memiliki pilihan lain selain tinggal meng-click icon yang menandakan persetujuannya atas apa
yang dikemukakan produsen di website-nya, tanpa adanya posisi yang cukup fair bagi konsumen
untuk menentukan isi klausul.
2. bagaimana penyelesaian sengketa yang timbul. Para pihak dapat saja berada pada yurisdiksi
peradilan di negara yang berbeda. Untuk itu, diperlukan pula suatu sistem dan mekanisme
penyelesaian sengketa khusus untuk transaksitransaksi e-commerce yang efektif dan murah.
3. Hal lainnya adalah masalah keamanan dan kerahasiaan data si konsumen. Hal ini berkaitan
juga dengan privasi dari kalangan konsumen.
Di Indonesia, perlindungan hak-hak konsumen dalam e-commerce masih rentan. Undang-
undang. Perlindungan konsumen yang berlaku sejak tahun 2000 memang telah mengatur hak dan
kewajiban bagi produsen dan konsumen, namun kurang tepat untuk diterapkan dalam e-
commerce. Untuk itu perlu dibuat peraturan hukum mengenai cyberlawtermasuk didalamnya
tentang e-commerce agar hak-hak konsumen sebagai pengguna internet khususnya dalam
melakukan transaksi e-commerce dapat terjamin.
E-Commerce telah memenuhi syarat syah perjanjian (1320 KUH Perdata), namun masih
ada celah hukum yakni pada syarat “kesepakatan” rentan adanya unsur penipuan dan
“kecakapan” ini sulit diketahui, dan untuk pembuktiannya menggunakan alat bukti berupa “print
out” dengan mendasarkan pada 1866 KUH Perdata, 164 HIR jo pasal 15 UU N0. 8 / 1997
tentang Dokumen Perusahaan
Sebelum Cyberlaw terwujud, maka peraturan perundangan lain yang terkait dengan
internet / e-commerce dapat digunakan untuk mengantisipasi persoalan-persoalan hukum yang
timbul. Ada beberapa peraturan perundangan yang terkait antara lain: 1) UU larangan parktek
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat No.5/ 1999 UU, 2) Perlindungan Konsumen No. 8/
1999, 3) UU Telekomunikasi No. 36/ 1999, 4) UU Hak Cipta No.12/ 1997, 5) UU Merek No. 15/
2001, 6) UU Dokumen Perusahaan No. 8/ 1997 (pasal 15) jo Peraturan Pemerintah No.88/1999
tentang Tata Cara Pengalihan Dokumen Perusahaan, SEMA No.39/TU/88/102/Pid, dan 7) RUU
Pemanfaatan Tehnologi Informasi (RUU PTI).

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. KESIMPULAN
Kehadiran TI yang berupa internet membuat sector perdagangan di dalam dan di luar
negeri semakin maju pesat. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran transaksi e-commmerce dan
akan memperlancar system produktivitas dan pendistribusian barang / jasa dalam memenuhi
berbagai kebutuhan konsumen. Dalam transaksi e-commerce ini banyak permasalahan hukum
yang berkembang, sehingga pengaturan hukum yang jelas dan tegas terhadap masalah
transaksi e-commerce sangat dibutuhkan sebagai jaminan perlindungan hukum bagi para pihak.
Harapan yang dikehendaki, dengan pengaturan hukum maka pemanfaatan TI akan semakin
optimal, terutama untuk kebutuhan transakasi e-commerce itu sendiri.Oleh karena itu dengan
adanya Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) ini dharapkan dapat membantu semua pihak
dalam pemecahan masalah yang ada terkait dengan transaksi e-commerce itu sendiri.Lahirnya
sebuah teknologi diharapkan akan membuahkan hasil yang lebih baik dalam dunia transaksi
.Pengawasan semua pihak tentunya juga diharapkan dapat membantu keamanan transaksi e-
commerce . Masyarakat awam yang kurang memahami akan bisnis e-commerce dihapkan tidak
menjadi korban penipuan oleh kalangan – kalangan tertentu.
3.2 . SARAN
Pemerintah dalam hal ini diharapkan cepat tanggap dalam pengambilan keputusan
hukum mengenai transaksi e-commerce sehingga perkembangan TI ini akan dapat
memproduksi hasil – hasil yang optimal.Palaku – pelaku e-commerce khususnya jangan
merusak kepercayaan yang diberikan oleh konsument.
DAFTAR PUSTAKA

 http://tekno.kompas.com/read/2012/05/03/20252612/E.commerce.Indonesia.Masih.Mencari.Jati.di
ri.
 http://techno.okezone.com/read/2012/05/03/55/623392/bisnis-online-di-indonesia-miliki-potensi-
besar

Anda mungkin juga menyukai