ABSEN ; 11
KELAS ; 1B – PERPAJAKAN
NIM ; 203141414111045
MATA KULIAH : HUKUM BISNIS
PENGERTIAN E-COMMERCE
E-commerce diartikan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang
Perdagangan (“UU Perdagangan”) sebagai Perdagangan melalui Sistem Elektronik yang
memiliki definisi sebagai berikut:
Perdagangan melalui Sistem Elektronik adalah Perdagangan yang transaksinya dilakukan
melalui serangkaian perangkat dan prosedur elektronik.
Setiap pelaku usaha yang memperdagangkan barang dan/atau jasa dengan menggunakan
sistem elektronik wajib menyediakan data dan/atau informasi secara lengkap dan benar.
Setiap pelaku usaha dilarang memperdagangkan Barang dan/atau Jasa dengan
menggunakan sistem elektronik yang tidak sesuai dengan data dan/atau informasi
sebagaimana dijelaskan sebelumnya.[1]
1. identitas dan legalitas Pelaku Usaha sebagai produsen atau Pelaku Usaha Distribusi;
2. persyaratan teknis barang yang ditawarkan;
3. persyaratan teknis atau kualifikasi jasa yang ditawarkan;
4. harga dan cara pembayaran barang dan/atau jasa; dan
5. cara penyerahan barang.
SANKSI E-COMMERCE
Setiap pelaku usaha yang memperdagangkan barang dan/atau jasa dengan menggunakan
sistem elektronik yang tidak menyediakan data dan/atau informasi secara lengkap dan
benar dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin.[3]
Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang ditujukan untuk
diperdagangkan dilarang menawarkan, mempromosikan, mengiklankan atau membuat
pernyataan yang tidak benar atau menyesatkan mengenai tawaran potongan harga atau
hadiah menarik yang ditawarkan.
Adapun sanksi bagi pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 dan Pasal 10 UU Perlindungan Konsumen dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp 2 dua miliar sebagaimana
antara lain disebut dalam Pasal 62 ayat (1) UU Perlindungan Konsumen.
Selain itu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (“UU ITE”) sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik (“UU 19/2016”) juga mengatur mengenai timbulnya kerugian
konsumen dalam transaksi elektronik, yakni dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE yang
berbunyi:
“Setiap Orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik.”
Terhadap pelanggaran Pasal 28 ayat (1) UU ITE ini diancam pidana sebagaimana diatur
dalam Pasal 45A ayat (1) UU 19/2016, yakni:
“Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).”
Terdapat juga aturan mengenai “konten yang dilarang dalam platform” dalam Surat
Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2016 tentang Batasan dan
Tanggung Jawab Penyedia Platform dan Pedagang (Merchant) Perdagangan Melalui
Sistem Elektronik (Electronic Commerce) yang Berbentuk User Generated Content (“SE
Menkominfo 5/2016”).
Jadi, jika memang pelaku usaha (dalam hal ini pihak yang menyelenggarakan e-
commerce) menawarkan, mempromosikan, mengiklankan suatu barang dan/atau jasa
dengan memiliki potongan harga namun secara tidak benar (flash sale itu tidak benar-
benar ada), ia dapat dipidana sesuai UU Perlindungan Konsumen dan/atau UU ITE
karena informasi yang menyesatkan yang menyebabkan kerugian konsumen.
JENIS – JENIS E-COMMERCE
Berikut beberapa jenis E-Commerce yang paling sering lakukan, antara lain :
Untuk masalah pembayaran, ada beberapa metode yang sering digunakan dalam E-
Commerce, yaitu :
1. Pembayaran Elektronik
Pembayaran dengan metode ini menggunakan internet banking, kartu kredit/debit, atau
dengan uang digital yang sudah beredar seperti Go-Pay, Ovo, Link aja, Dana, Dan
lainnya.
2. Pembayaran Cash On Delivery ( Cash On Delivery )
Transaksi pembayaran dengan metode ini dilakukan secara langsung. Jadi Penjual dan
Pembeli akan bertemu sesuai dengan kesepakatan ( bisa juga dengan bantuan perantara
kurir ), setelah menerima barang, pembeli membayarkan uang secara tunai kepada pihak
Penjual. Pembayaran menggunakan metode ini juga dapat meminimalisir terhadap
penipuan secara online.
3. Pembayaran lewat Transfer
Pihak pembeli akan mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening penjual. setelah
membayar, barang baru akan dikirim oleh penjual melalui jasa pengiriman.
• System Penetration
Orang-orang yang tidak berhak melakukan akses ke system computer dapat dan
diperbolehkan melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya.
• Authorization Violation
Pelanggaran atau penyalahgunaan wewenang legal yang dimiliki seseorang yang berhak
mengakses sebuah sistim.
• Planting
Memasukan sesuatu ke dalam sebuah system yang dianggap legal tetapi belum tentu legal
di masa yang akan datang.
• Communications Monitoring
• Communications Tampering
• Denial of service
• Repudiation
Penolakan terhadap sebuah aktivitas transaksi atau sebuah komunikasi baik secara
sengaja maupun tidak disengaja.
TUJUAN E-COMMERCE
Tujuan Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis
Tujuan suatu perusahaan menggunakan sistim E-Commerce adalah dengan menggunakan
E-Commerce maka perusahaan dapat lebih efisien dan efektif dalam meningkatkan
keuntungannya
MANFAAT E-COMMERCE
Transaksi on-line yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan
membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas
jarak dan waktu.
Menurunkan biaya operasional (operating cost).
Transaksi E-Commerce adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya
diprogram di dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, beban gaji
yang berlebihan, dan lain-lain tidak perlu terjadi
Melebarkan jangkauan (global reach).
Transaksi on-line yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas tempat
dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan menggunakan
media perantara komputer.
Meningkatkan customer loyalty.
Ini disebabkan karena sistem transaksi E-Commerce menyediakan informasi secara
lengkap dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu selain itu dalam hal
pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan konsumen dapat memilih sendiri
produk yang dia inginkan.
Meningkatkan supply management.
Transaksi E-Commerce menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada
perusahaan terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia
sehingga untuk lebih menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka sistem
supply management yang baik harus ditingkatkan.
KESIMPULAN
E-commerce karena dengan berbelanja online, manusia tidak lagi harus pergi ke pusat
perbelanjaan. Sekarang tinggal mengunjungi situs e-commerce, dan berbelanja segala
transaksi selesai dan barang sampai di depan pintu rumah. Dengan kemudahan yang
beragam di E-Commerce ini, anda bisa memulai Bisnis e-commerce karena ini adalah
salah satu bisnis yang menjanjikan..
DAFTAR PUSTAKA
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt5b85038426c40/jerat-hukum-bagi-ie-
commerce-i-yang-mengadakan-iflash-sale-i-tipuan/
https://www.neliti.com/id/publications/26598/perlindungan-hukum-transaksi-e-commerce