Anda di halaman 1dari 3

KUIS MATA KULIAH

HUKUM PERDAGANGAN SECARA ELEKTRONIK

Nama : Muhammad Kunto Tri Wibowo


NPM : 110110200326

SOAL
1. Sebutkan pengertian & ruang lingkup E-commerce serta contoh E-commerce !
2. Jelaskan faktor-faktor yang menimbulkan kegiatan E-commerce
3. Sebut & jelaskan asas-asas E-commerce serta ruang lingkup E-commerce berdasarkan PP No.
80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
4. Jelaskan Prinsip-prinsip utama E-commerce berdasarkan UNCITRAL Model Law on E-
Commerce 1996
JAWAB
1. Berbicara mengenai pengertian E-Commerce sebenarnya tidak ada suatu pandangan yang baku
menjadi definisi dari kegiatan transaksi secara digital tersebut, pengertian dari E-Commerce
dapat kita lihat dari pandangan beberapa ahli di antaranya seperti:
• David Baum
E-Commerce adalah seperangkat teknologi, aplikasi, dan proses bisnis dinamis yang
menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas melalui transaksi elektronik
dan pertukaran barang, jasa, dan informasi secara elektronik.
• Bryan A. Garner
E-Commerce adalah praktik jual beli barang dan jasa melalui layanan konsumen online
di internet.
• Munir Fuady
E- Commerce dapat diartikan sebagai suatu proses berbisnis dengan memakai
teknologi elektronik yang menghubungkan antara perusahaan, konsumen dan
masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik dan pertukaran / penjualan barang,
servis dan informasi secara elektronik.
• Ravi Kalakota & Andrew B. Whinston
E-Commerce mencakup segala bentuk kegiatan bisnis yang dilakukan melalui sarana
elektronik, yang dapat berkisar dari informasi produk/layanan hingga penjualan
dan/atau pembelian produk.
Dari pandangan berbagai macam ahli tersebut terdapat suatu kesamaan, di mana pada
dasarnya apa yang disebut sebagai E-Commerce merupakan suatu proses kegiatan perdagangan
yang dilaksanakan melalui media digital.
Setelah melihat berbagai macam pandangan para ahli terkait apa yang dimaksud
dengan E-Commerce lantas apa saja contoh dari E-Commerce yang ada di Indonesia. Di
Indonesia sendiri kita dapat menemui contoh dari E-Commerce seperti: Shopee, Tokopedia,
Bukalapak, dan Blibli.com. Mereka disebut sebagai E-Commerce karena memenuhi ciri-ciri
kegiatand dari E-Commerce itu sendiri, seperti kegiatan dilaksanakan dalam media digital,
transaksi dilaksanakan secara elektronik, informasi terhadap produk dapat langsung diakses
melalui media digital.
2. Mengenai faktor apa saja yang dapat menimbulkan kegiatan E-Commerce, maka kita juga
berbicara terkait dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri, di mana kemudahan terhadap akses
teknologi menjadi suatu kebutuhan yang hadir di tengah masyarakat, maka proses pemenuhan
kebutuhan masyarakat juga menjadi suatu hal yang seharusnya mengikuti perkembangan
zaman itu sendiri. Berkaitan dengan kebutuhan dari masyarakat, terdapat faktor-faktor
penyokong timbulnya kegiatan E-Commerce, seperti adanya kelengkapan pihak, yang dapat di
bagi menjadi:
• Penjual/penyedia produk
• Tempat menjual produk
• Acquirer
• Issuer
Kemudian yang tidak boleh dilupakan juga terkait dengan faktor yuridis pendukung kegiatan
dalam bertransaksi secara digital, hadirnya suatu regulasi yang menjadi pelindung (payung
hukum) terkait dengan kegiatan bertransaksi secara elektronik akan menghadirkan rasa aman
terhadap para pelaku perdaganagan secara elektronik (E-Commerce).

3. Asas/prinsip yang menjadi dasar kegiatan perdagangan secara elektronik yang diatur dalam PP
Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dapat dilihat dalam
Pasal 3, di mana dijelaskan “dalam melakukan PMSE, para pihak wajib memperhatikan”
• Iktikad Baik
Hal ini berarti pelaku usaha dan konsumen dalam melaksanakan PMSE wajib memiliki
itikad baik, pelanggaran atas asas ini berarti berakibat batalnya kesepakatan antar para
pihak.
• Keterpercayaan
Hal ini menjelaskan bahwa pelaku usaha wajib untuk membangun sistem elektronik
dengan baik yang layak dipercaya demi menjaga kepercayaan pengguna sistem
elektronik yang diselenggarakannya.
• Akuntabilitas
Hal ini menjelaskan bahwa perdagangan melalui sistem elektronik wajib dilakukan
oleh para pelaku usaha dan konsumen secara akuntabel dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika umum yang berlaku.
• Keseimbangan
Diartikan bahwa pelaku usaha dan konsumen wajib menjamin bahwa hubungan hukum
yang dilakukan dilandasi oleh semangat untuk saling menguntungkan sesuai dengan
harapan dan pengorbanan yang diberikan ileh masing-masing pihak.
• Kehati-hatian
Diartikan bahwa pelaku usaha dan konsumen wajib bersikap hati-hati dalam
melakukan perdagangan melalui sistem elektronik, di mana segala informasi elektronik
sehubungan dengan pelaku usaha, konsumen, barang dan jasa menjadi objek
perdagangan serta syarat dan kondisi dari perdagangan barang atau jasamelalui sistem
elektronik wajib dipahami dengan baik.
• Transparansi
Diartikan bahwa pelaku usaha dan konsumen wajib secara transparan menyampaiakan
segala informasi elektronik sehubungan dengan kegiatan PMSE.
• Adil dan Sehat
Diartikan dengan adanya kesetrraan kesempatan dan kedudukan dalam kegiatan usaha
antar pelaku usaha dengan perdagangan melalui sistem elektronik untuk mewujudkan
iklim usaha yang kondusif.
Setelah membahas terkait dengan asas dalam PMSE yang termuat dalam PP 80/2019, maka
selanjutnya hal yang tidak kalah penting untuk dipahami adalah terkait dengan ruang lingkup
dari PMSE itu sendiri, yang mana dapat kita lihat penjelasannya dalam Pasal 2 PP 80/2019, di
mana dijelaskan bahwa “lingkup pengaturan PMSE meliputi”

• Pihak yang melakukan PMSE


• Persayaratan dalam PMSE
• Penyelenggaraan PMSE
• Kewajiban pelaku usaha
• Bukti transaksi PMSE
• Iklan Elektronik
• Penawaran secara elektronik, penerimaan elektronik, dan konfirmasi elektronik
• Kontrak elektronik
• Pembayaran dalam PMSE
• Pengiriman barang dan jasa dalam PMSE
• Penukaran barang atau jasa dan pembatalan dalam PMSE
• Penyelesaian sengketa dalam PMSE, dan
• Pembinaan dan pengawasan.

4. Terkait dengan prinsip-prinsip dalam Uncitral Model Law on E-Commerce 1996, terdappat dua
prinsip utama yang perlu kita pahami, antara laian:
• Functional Equivalence Approach (Pendekatan yang secara fungsinya sama)
Hal ini diartikan bahwa dokumen dan komunikasi-komunikasi elektronik memiliki
fungsi dan tujuan yang sama seperti halnya dokumen-dokumen kertas dan komunikasi.
• Technology Neutrality Approach (Pendekatan kenetralan suatu teknologi)
Hal ini diartikan bahwa suatu komunikasi elektronik diperlakukan sama terhadap
teknologi komunikasi elektronik lainnya.
Selain prinsip utama, di dalam Uncitral Model Law on E-Commerce juga terdapat prinsip-
prinsip lainnya yang tidak kalah penting untuk dipahamai, di antaranya adalah:

• Keabsahan data messeges


• Tertulis
• Tanda Tangan
• Retensi Data Pribadi
• Keabsahan Kontrak
• Pengakuan terhadap Data Messeges
• Pengakuan Penerimaan
• Waktu dan Tempat Pengiriman dan Penerimaan Pesan Data.
Prinsip-prinsip tersebut termuat di dalam Article 8-15 Uncitral Model Law on E-Commerce
1996.

Anda mungkin juga menyukai