Anda di halaman 1dari 7

ATURAN HUKUM DI INDONESIA DALAM PERDAGANGAN JUAL BELI ONLINE

DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL


BELI ONLINE

Renatha Maulana Aiman Gustiar


Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati
Email : renathaaiman@gmail.com

Abstrak
Perdagangan jual beli online saat ini sudah sangat berkembang. Hal tersebut karena dengan
berbelanja secara online membuat segala pembelian menjadi mudah. Namun perlu diketahui
perdagangan jual beli online ini terdapat aturan yang dibuat untuk melindungi perekonomian dari
kedua belah pihak yaitu pelaku usaha dan konsumen, dan apabila pelaku usaha melanggar aturan
perdagangan maka pihak konsumen mempunyai hak untuk melaporkan kepada pihak yang
berwajib sesuai Undang-Undang yang dibuat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
aturan hukum yang dibuat oleh pemerintah terhadap perdagangan jual beli online dan untuk
mengetahui perlindungan hukum bagi konsumen yang bertransaksi jual beli online. Penelitian ini
disusun dengan dengan mengumpulkan data dari penelitian-penelitian seperti jurnal, makalah
dan karya tulis ilmiah lainnya yang sudah ada lalu mengembangkannya menjadi sebuah tulisan
baru.
Kata kunci : Perdagangan jual beli online, konsumen, pelaku usaha.
Abstract
Online buying and selling is now very developed. This is because shopping online makes all
purchases easy. However, it should be noted that online buying and selling trade has rules made
to protect the economy of both parties, namely business actors and consumers, and if business
actors violate trade rules, the consumer has the right to report to the authorities according to the
law made. The purpose of this study is to find out the legal rules made by the government for
online buying and selling and to find out legal protection for consumers who buy and sell
transactions online. This research was compiled by collecting data from existing studies such as
journals, papers and other scientific writings and then developing them into a new article.
Keywords: Online buying and selling trade, consumers, business actors.
Pendahuluan

Setiap negara tidak dapat hidup sendiri. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan sumber daya
yang dimiliki. Oleh karena itu, Setiap orang akan membutuhkan orang lain dihidupnya. Dalam
rangka pemenuhan kebutuhan, salah satunya setiap orang akan melakukan hubungan
perdagangan. Setiap negara melakukan perdagangan antara masyarakatnya karena dengan
melakukan perdagangan banyak keuntungan yang diperoleh, meskipun ada juga kerugian yang
akan didapat. Namun setiap perdagangan juga mempunyai kebijakan-kebijakan tersendiri untuk
melindungi perekonomian kedua belah pihak yaitu pelaku usaha dan konsumen.

Saat ini perkembangan perdagangan secara online di Indonesia sekarang sangat pesat, salah
satunya dengan melakukan belanja secara online. Belanja online merupakan salah satu cara
berbelanja melalui alat komunikasi elektronik atau jejaring sosial yang digunakan dalam
transaksi jual beli, di mana pembeli tidak perlu susah payah datang ke toko untuk melihat dan
membeli apa yang mereka cari, hanya tinggal melihat barang yang diinginkan melalui internet
kemudian memesan barang sesuai pilihan dan mentransfer uangnya dan kemudian barang
tersebut akan dikirim oleh toko online tersebut kerumah. (Aynie, Hurriyati, and Dirgantari 2021)

Dari uraian ini saya selaku penulis akan memaparkan regulasi hukum dalam jual beli online
dan perlindungan hukum bagi pembeli saat melakukan kegiatan pembelian online. alasan untuk
membuat tulisan ini karena ketertarikan penulis kepada perdagangan online yang semakin
banyak digunakan oleh masyarakat.

Metode Peneliatian

Metode Penelitian ini disusun dengan dengan mengumpulkan data dari penelitian-penelitian
seperti jurnal, makalah dan karya tulis ilmiah lainnya yang sudah ada lalu mengembangkannya
menjadi sebuah tulisan baru.
Pembahasan

Aturan Hukum di Indonesia Dalam Perdagangan Jual Beli Online

Perdagangan online adalah salah satu model bisnis yang banyak diminati oleh masyarakat.
Sebab, dalam memulai bisnis online pelaku bisnis tidak perlu memikirikan biaya untuk sewa
tempat secara khusus.

Namun perlu diketahui, menjalankan perdagangan online juga harus mengetahui aturan dan
hukum yang diberlakukan, agar transaksi jual-beli online dapat berjalan secara aman. Dengan
berkembangnya teknologi dalam perdagangan online, Pemerintah juga turut mengembangkan
sejumlah peraturan yang berkaitan dengan perdagangan online.

Beberapa undang-undang yang perlu diketahui oleh pedagang online yaitu :

Undang-Undang Perdagangan

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang mengatur semua hal
berkaitan dengan perdagangan online maupun offline. Perdagangan online diatur dalam Pasal 65
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, yang berisi sebagai berikut:

1. Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan Barang dan/atau Jasa dengan menggunakan
sistem elektronik wajib menyediakan data dan/atau informasi secara lengkap dan benar.

2. Setiap Pelaku Usaha dilarang memperdagangkan Barang dan/atau Jasa dengan


menggunakan sistem elektronik yang tidak sesuai dengan data dan/atau informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

3. Penggunaan sistem elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik.

4. Data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:

 identitas dan legalitas Pelaku Usaha sebagai produsen atau Pelaku Usaha
Distribusi;

 persyaratan teknis Barang yang ditawarkan;

 persyaratan teknis atau kualifikasi Jasa yang ditawarkan;


 harga dan cara pembayaran Barang dan/atau Jasa; dan

 cara penyerahan Barang.

5. Dalam hal terjadi sengketa terkait dengan transaksi dagang melalui sistem elektronik,
orang atau badan usaha yang mengalami sengketa dapat menyelesaikan sengketa tersebut
melalui pengadilan atau melalui mekanisme penyelesaian sengketa lainnya.

6. Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan Barang dan/atau Jasa dengan menggunakan
sistem elektronik yang tidak menyediakan data dan/atau informasi secara lengkap dan
benar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa
pencabutan izin. (Dalimunthe 2020)

Peraturan Pemerintah

Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
mengatur tentang Pihak-pihak yang melakukan, persyaratan, penyelenggaran, kewajiban pelaku
usaha, iklan, penawaran, penerimaan, konfirmasi, kontrak, pembayaran, pengiriman barang,
penukaran barang dalam Perdagangan dengan Sistem Elektronik, perlindungan data pribadi,
penyelesaian sengketa Perdagangan Melalui Sistem Elektronik hingga pengawasan dan
pembinaan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik. (Diskhamarzaweny and Ammar 2022)

Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
ini dibuat sebagai pelaksana amanat yang lebih lanjut dari ketentuan Pasal 66 Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang berbunyi:

“Ketentuan lebih lanjut mengenai transaksi Perdagangan melalui Sistem Elektronik diatur
dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.” (Tarina 2020)

Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
ditetapkan Presiden Joko Widodo pada tanggal 20 November 2019 di Jakarta. Peraturan
Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik diundangkan
di Jakarta pada tanggal 25 November 2019 oleh Menkumham Yasonna H. Laoly. Agar setiap
orang mengetahuinya Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui
Sistem Elektronik ditempatkan pada Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
222. Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui
Sistem Elektronik ditempatkan pada Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6420.

Lingkup Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik ini mencakup semua kegiatan perdagangan dan hal ini juga mencakup hubungan
hukum antara pelaku usaha dengan konsumen. (Adriadi, Pratama, and Syahida 2021)

Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Dalam Transaksi Jual Beli Online

Sebagai konsumen kita harus mengetahui terkait transaksi konsumen. Transaksi konsumen
adalah proses terjadinya peralihan kepemilikan barang ataupun jasa dari pemilik sebelumnya
kepada konsumen. (Swastha 1989)

Pasal 4 UU Perlindungan Konsumen menjelaskan bahwa hak konsumen yaitu :

- hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut
sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan.
- hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa.
- hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya. (de la Tierra 2017)

kewajiban bagi pelaku usaha terdapat dalam Pasal 7 UU Perlindungan Konsumen yaitu :

- memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan pemeliharaan.
- memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang
diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. (Nainggolan 2021)

Pada Pasal 8 UU Perlindungan Konsumen menyebutkan yaitu pemerintah melarang pelaku


usaha untuk memperdagangkan barang atau jasa yang tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan
dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi penjualan barang dan/atau jasa tersebut.

Berdasarkan pasal tersebut, ketidaksesuaian penjelasan barang yang Anda terima dengan
barang yang tertera dalam iklan atau foto barang tersebut merupakan bentuk pelanggaran bagi
pelaku usaha dalam memperdagangkan barang.
Maka konsumen sesuai Pasal 4 huruf h UU Perlindungan Konsumen berhak mendapatkan
kompensasi, ganti rugi atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai
dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

Sedangkan, penjual Pasal 7 huruf g UU Perlindungan Konsumen berkewajiban memberi


kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang diterima atau
dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian. (Johnson, Husainy, and Maiai 2019)

Jika penjual tidak melakukan kewajibannya maka penjual bisa dipidana sesuai yang
tercantum pada Pasal 62 UU Perlindungan Konsumen, yang berbunyi:

“Pelaku usaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Pasal 9, Pasal
10, Pasal 13 ayat (2), Pasal 15, Pasal 17 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf e, ayat (2) dan
Pasal 18, dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp
2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah).” (Asri Agustiwi 2016)

Kesimpulan

Perdagangan jual beli online terdapat aturan hukum untuk melindungi perekonomian dari
kedua belah pihak yaitu penjual dan konsumen, dan penjual wajib mengikuti aturan perdagangan
yang tercantum dalam Pasal 65 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan dan
Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.
Apabila penjual tidak melakukan kewajibannya maka penjual bisa dipidana sesuai yang
tercantum pada Pasal 62 UU Perlindungan Konsumen.

Daftar Pustaka

Adriadi, Radith Prawira, Shandy Aditya Pratama, and Aufi Qonitatus Syahida. 2021. “Perubahan
Pengaturan Pendirian Perseroan Terbatas Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
Pasca Diundangkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020.” Indonesian Notary
3(2):68–90.

Asri Agustiwi, Suwari Akhmaddhian Dan. 2016. “Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen
Dalam Transaksi Jual Beli Secara Elektronik Di Indonesia.” UNIFIKASI : Jurnal Ilmu
Hukum 3(2):40–60. doi: 10.25134/unifikasi.v3i2.409.
Aynie, Rahmi Qurrota, Ratih Hurriyati, and Puspo Dewi Dirgantari. 2021. “Strategi Pemasaran
Electronic Word of Mouth Pada E-Commerce Dalam Menghadapi Era Digital 4.0 Di
Indonesia.” Jurnal Ekonomi Keuangan Dan Manajemen 17(1):136–43.

Dalimunthe, Z. 2020. Tinjauan Yuridis Industri E-Commerce Dalam Menetapkan Pasar Yang
Kompetitif Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan.

Diskhamarzaweny, and Zul Ammar. 2022. “E-Commerce Ditinjau Dari Perspektif Manajemen
Pemasaran Dan Hukum Perlindungan Konsumen.” Kodifikasi 4(1):116–33.

Johnson, Haerani Husainy, and Maiai. 2019. “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap
Iklan Produk Barang Yang Tidak Sesuai Dengan Apa Yang Di Iklankan Di Media Sosial
Facebook Oleh Pelaku Usaha.” Jurnal Kolaboratif Sains 1(1):2041–52.

de la Tierra, Albert. 2017. “Con Men.” Sociological Forum 32(3):684–86. doi:


10.1111/socf.12355.

Nainggolan, Ibrahim. 2021. “Perlindungan Hukum Bagi Pelaku Usaha E-Commerce Ditinjau
Dari Hukum Positif Indonesia.” Prosiding Seminar Nasional Kewirausahaan 2(1):1060–67.

Swastha, Basu. 1989. “Basu Swastha.” Manajemen Penjualan 34–35.

Tarina, Arum. 2020. “Urgensi Izin Usaha Dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik Bagi
Usaha Mikro Dan Kecil.” Jurnal Pelita Ilmu 14(2):88.

Anda mungkin juga menyukai