Anda di halaman 1dari 4

Jelaskan mengenai sistem perbankan Indonesia!

JAWABAN :

Sistem Perbankan

Sistem perbankan adalah suatu sistem yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan,
kegiataan usaha, sertya cara dan proses melaksanakan kegiatan usahanya secara keseluruhan.

Sistem perbankan Indonesia adalah sebuah tata cara, aturan-aturan dan pola bagai mana sebuah
sektor perbankan (bank-bank yang ada) menjalankan usahanya sesuai dengan ketentuan atau
sistem yang dibuat oleh pemerintah Indonesia. Sistem perbankan di Indonesia terbangun dengan
kosep yang dilandaskan pada sistem perekonomian yang ada. Indonesia menetapkan sistem
perekonomiannya sebagai sistem ekonomi yang demokrasi sesuai dengan landasan negara yaitu
Pancasila. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Azas Perbankan Indonesia, pada Pasal 2 UU No. 7
Tahun 1992, yang berbunyi : “Perbankan Indonesia dalam menjalankan Usahanya berasaskan
demokrasi ekonomi dengan prinsip kehati-hatian”.

Mengenai bagaimana sistem perbankan di Indonesia ini mencakup permasalahan (1) asas, fungsi,
dan tujuan perbankan (2) jenis-jenis dan usaha perbankan (3) Perizinan, pemelikan dan bentuk-
bentuk hukum bank, serta (4) persyaratan dan prosedur pendirian bank.

A. Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan

Dalam pasal 2, 3 dan 4 UU No 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU no 10 tahun
1998 tentang perbankan, dinyatakan asas, fungsi dan tujuan. Perbankan Indonesia dalam
melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.
Demokrasi ekonomi itu sendiri dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Berdasarkan asas yang digunakan dalam perbankan, maka tujuan perbankan Indonesia adalah


menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.

Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998, fungsi bank di Indonesia adalah:

1. Sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat Bank bertugas mengamankan uang
tabungan dan deposito berjangka serta simpanan dalam rekening koran atau giro.
Fungsi tersebut merupakan fungsi utama bank.

2. Sebagai penyalur dana atau pemberi kredit Bank memberikan kredit bagi masyarakat yang
membutuhkan terutama untuk usaha-usaha produktif.

B. Jenis-Jenis dan Usaha Bank

Berdasarkan Undang-undang No.10 Tahun 1998 Bab III Pasal 5 tentang Perbankan jenis bank
terdiri dari dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsif syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
C. Jenis Bank Menurut Perizinan dan Kepemilikan

UU no 10 thn 1998 dan Surat Keputusan Direktur BI No: 32/33/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999
tentang Bank Umum menetapkan ketentuan-ketentuan tentang pendirian dan kepemilikan bank
sbb:

1. Bank Umum

· Pendirian :

Bank umum hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha dengan izin Direksi Bank
Indonesia oleh:

1. WNI dan atau Badan Hukum Indonesia

2. WNI dan atau Badan Hukum Indonesia dengan Warga Negara Asing atau Badan Hukum
asing secara kemitraan

· Prosedur Pendirian :

1. Sekurang-kurangnya sebesar 3.000.000.000.000

2. Bagi bank yang berbadan hukum koperasi adalah simpanan pokok,wajib dan hibah

3. Modal disetor yang berasal dari WNA / badan hukum asing adalah setinggi-tingginya
sebesar 99% dari modal disetor di bank

· Pemberian izin :

a. Persetujuan Prinsip : persetujuan untuk melaksanakan persiapan pendirian bank, sekurang-


kurangnya oleh seorang calon pemilik kepada Direksi Bank Indonesia sesuai dengan format yang
ditentukan dengan melampiri :

 · Rancangan pendirian badan hukum

 · Data kepemilikan

 · Rencana susunan organisasi

 · Rencana kerja untuk tahun pertama

 · Bukti setoran modal sekurang-kurangnya 30% dari modal disetor minimum

 · Surat pernyataan dari calon pemegang saham bagi Bank yang berbentuk Perseroan
Terbatas

b. Izin usaha: izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha setelah persiapan selesai
dilakukan, diajukan oleh Direksi Bank kepada Direksi Bank Indonesia dengan melampiri :

 · Akta pendirian badan hukum

 · Data kepemilikan daftar pemegang saham daftar anggota

 · Daftar susunan dewan komisaris dan direksi

 · Susunan organisasi serta sistem dan prosedur kerja


 · Bukti pelunasan modal disetor

 · Bukti kesiapan operasional

 · Surat pernyataan dari pemegang saham bagi bank yang berbentuk badan hukum
perseroan terbatas

 · Surat pernyataan tidak merangkap jabatan bagi anggota direksi

 · Surat penyataan dari anggota dewan komisaris dan anggota direksi bahwa yang
bersangkutan tidak memiliki hubungan keluarga sesuai ketentuan

 · Surat pernyataan dari direksi bahwa yang bersangkutan baik secara sendiri-sendiri
maupun bersama-sama tidak memiliki saham melebihi 25% dari modal disetor pada
perusahaan lain

· Kepemilikan

Kepemilikan bank oleh badan hukum Indonesia tertinggi –tingginya sebesar modal sendiri bersih
badan hukum yang bersangkutan. Modal sendiri bersih berupa :

1. Penjumlahan dari modal disetor, cadangan dan laba dikurangi penyertaan dan kerugian
bagi badan hukum daerah atau perusahaan daerah

2. Penjumlahan dari simpanan pokok,wajib,hibah,modal penyertaan,dana cadangan dan sisa


hasil usaha dikurangi penyertaan dan kerugian

2. Bank Perkreditan Rakyat

· Pendirian dan kepemilikan BPR:

1. BPR didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia yang
seluruh pemiliknya adalah warga negara Indonesia, pemerintah daerah atau dapat dimiliki
bersama oleh ketiganya.BPR yang badan hukumnya Perseroan terbatas sangat
dimungkinkan untuk mengalami perubahan kepemilikan karena penerbitan saham

Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya.

1. Bank Umum Milik Negara, yaitu bank yang hannya dapat didirikan berdasarkan UU.

2. Bank Umum Swasta, yaitu bank yang hannya dapat didirikan dan menjalankan usahanya
setelah mendapat izin dari pimpinan BI. Ketentuan-ketentuan tentang perizinan, bentuk
hukum dan kepemilikan bank umum swasta ditetapkan dalam Pasal 16, Pasal 21 dan Pasal
22 UU No. 7 1992 tentang Perbankan yang kemudian pasal-pasal tersebut telah diubah
dengan UU No. 10 tahun 1998. sedangkan syarat-syarat untuk pendiriannya sebelum ini
diatur dalam SK Menteri Keuangan RI No. 220/K.MK.017/1993 tentang Bank Umum.
Setelah diundangkannya UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992
tentang Perbankan pada 10 November 1998, maka pendirian bank umum diatur dengan
SK Direksi BI No. 32/33/KEP/DIR tentang Bank Umum tanggal 12 Mei 1999.

3. Bank Campuran, yaitu bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih bank
umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh warga negara Indonesia dan
atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh warga negara Indonesia
dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri.
4. Bank Milik Pemerintah Daerah, yaitu Bank Pembangunan Daerah (BPD). Berdasarkan Pasal
54 UU Perbankan 1992 dimana dinyatakan bahwa UU No. 13 tahun 1962 tentang
ketentuan-ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah dinyatakan hannya berlaku untuk
jangka waktu 1 tahun sejak dimulai berlakunya UU tersebut, maka bentuk Bank
Pembangunan Daerah tersebut akan disesuaikan menjadi Bank Umum sesuai dengan UU
Perbankan 1992.

Jenis Bank Menurut Target Pasar

1. Retail Bank
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada para nasabah retail. Retail adalah
nasabah individual, perusahaan, dan lembaga lain berskala kecil. Apabila ditinjau dari jasa kredit
yang diberikan, nasabah debitor yang dilayani adalah yang memerlukan fasilitas kredit tidak lebih
besar daripada Rp 20 miliar.

2. Corporate bank: fokus pada nasabah besar


Bank yang memfokuskan pelayanan dan taransaksi kepada nasabah-nasabah yang berskala besar.
Bank kelompok ini disebut corporate bank karena nasabah biasanya berbentuk suatu korporasi,
akan tetapi tidak berarti seluruh nasabahnya berbentuk suatu perusahaan.

3. Retail-Corporate Bank : Fokus pada keduanya


Bank ini tidak hanya memberikan pelayanan kepada nasabah retail tetapi juga nasabah korporasi.
Bank ini memandang bahwa potensi bank pasar ritel dan korporasi harus dimanfaatkan untuk
mengoptimalkan keuntungan maksimal, meskipun terdapat kemungkinan penurunan efisiensi.

D. Persyaratan dan Prosedur Pendirian Bank

Pendirian Bank Umum

Bank Umum dapat didirikan dan menjalankan usahanya dengan izin Bank Indonesia selaku
Bank Sentral.Pemberian izin untuk mendirikan Bank Umum dilakukan melalui 2 tahapan.Pertama,
tahap persetujuan untuk melakukan persiapan Pendirian Bank yang bersangkutan.Tahap kedua
berupa pemberian izin usaha yakni izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha setelah
persiapan selesai dilakukan.Selama belum mendapat izin usaha, pihak yang mendapat
persetujuan prinsip tidak diperkenankan untuk melakukan kegiatan usaha apapun di bidang
perbankan

Sumber : http://zriefmaronie.blogspot.com/2014/04/sistem-perbankan.html

Anda mungkin juga menyukai