Anda di halaman 1dari 2

#1 Buat Suasana Kerja yang Positif dan Menyenangkan baik itu di kantor atau perusahaan Anda

sedang menggunakan system WFH (Work From Home)

Cobalah untuk lebih mengenali karyawan-karyawan yang Anda tangani. Ketahui lingkungan kerja
seperti apa yang akan membuat mereka lebih nyaman. Memang, bekerja adalah tanggung jawab
karyawan. Jika karyawan membutuhkan uang maka mereka harus bekerja dan mengikuti peraturan
perusahaan. Tetapi tidak ada salahnya untuk sedikit membuat karyawan merasa nyaman. Pada
akhirnya perusahaan juga yang akan menerima keuntungannya. Karena dengan suasana yang
nyaman, Anda sudah memfasilitasi karyawan untuk bekerja lebih baik.

#2 Motivasi Karyawan untuk Terus Belajar dan Berkembang, meskipun dari jarak jauh jika
perusahaan Anda menggunakan system WFH perkembangan dan kreativitas karyawan sangatlah
penting

Dalam dunia pendidikan, Anda bisa dinyatakan telah ‘lulus’ belajar jika sudah lulus sarjana. Tetapi
sebenarnya dalam kehidupan tidak ada kata ‘lulus’ atau selesai belajar. Semua orang harus terus
belajar setiap hari untuk menjadi lebih baik. Baik itu dalam kehidupan, maupun dalam pekerjaan.

Permasalahannya adalah banyak orang yang merasa sudah puas diri dengan kemampuan yang
dimilikinya saat ini. Akibatnya ia merasa tidak perlu menjadi lebih baik. Jangan salah, orang yang
sudah hebat (dan memang pada kenyataannya hebat) bisa kalah dengan orang yang berkemampuan
biasa-biasa saja tetapi selalu merasa perlu belajar lebih baik.

Setiap perusahaan tentu mengharapkan pertumbuhan untuk menjadi perusahaan yang lebih besar
di kemudian hari. Sekali lagi, karyawan adalah aset perusahaan yang paling berharga. Dengan begitu
pertumbuhan perusahaan sangat ditentukan oleh pertumbuhan karyawannya. Mulailah
memberikan motivasi kepada karyawan untuk mau terus belajar dan berkembang. Tanamkan kultur
ini sehingga karyawan tidak mudah merasa puas dengan kemampuannya saat ini.

#3 Berikan Perhatian yang Wajar kepada Karyawan

Setiap orang dalam kehidupannya memiliki permasalahan masing-masing. Permasalahan pribadi


tidak selayaknya dibawa ke perusahaan. Tetapi ada kalanya seseorang ingin mendapatkan perhatian.
Ketika karyawan sedang mengalami permasalahan pribadi, bisa saja ia ingin diperhatikan. Walaupun
perhatian ini tidak selalu harus langsung terkait dengan permasalahan pribadi yang dialaminya.

Namun sekedar memberikan perhatian yang sewajarnya kepada karyawan dapat membuatnya
merasa diperhatikan. Setidaknya karyawan tidak merasa sendirian. Anda dapat memulai kultur ini
agar seluruh karyawan terpengaruh untuk saling memberikan perhatian yang sewajarnya. Dengan
begitu sense of belonging terhadap perusahaan dan sesama rekan kerja akan semakin tumbuh.

Jangan sampai karyawan perusahaan hanya merasa bahwa pekerjaan adalah kewajiban yang tidak
perlu dinikmati. Cukup datang tepat waktu, pulang tepat waktu (atau lebih cepat jika
memungkinkan) dan menerima gaji. Jika karyawan hanya memiliki persepsi seperti itu terhadap
perusahaan, cepat atau lambat ia akan merasa bosan. Akibatnya karyawan akan memfokuskan diri
untuk mencari pekerjaan lain, atau mencoba-coba mengerjakan hal lain dalam jam kerja yang akan
mengganggu performanya.

#4 Berikan Contoh yang Baik

Dalam kepemimpinan selalu dijelaskan bahwa seorang pemimpin yang baik bukan hanya yang
menyuruh seseorang dengan perkataan. Tetapi juga melakukannya dengan tindakan agar menjadi
contoh bagi para pengikutnya. Dalam hal ini Anda sebagai HR bertanggungjawab menjadikan
karyawan perusahaan menjadi lebih baik. Karena itu tim HR harus merepresentasikan karyawan
yang baik tersebut.

Tidak cukup hanya memberikan motivasi melalui perkataan. Tunjukkan juga sikap yang ingin dicapai
tersebut melalui perbuatan Anda dan tim HR lainnya. Misalnya jika ingin karyawan bekerja dengan
maksimal, tunjukkan bahwa Anda juga disiplin dalam pekerjaan. Jangan sampai Anda menceramahi
orang lain untuk tidak mengerjakan hal lain dalam jam kerja, tetapi Anda sendiri sibuk bermain hp
terus-menerus pada jam kerja.

Ini mungkin terlihat sepele, tetapi setiap proses dimulai dari hal-hal kecil. Jika dalam hal-hal kecil saja
Anda sudah menunjukkan contoh yang tidak baik, dengan sendirinya karyawan juga akan
mengikutinya. Ketika Anda berbicara mengenai ‘bekerja lebih baik’, karyawan hanya akan menilai
ceramah itu sebagai omong kosong belaka. Pastikan Anda bertanggungjawab merepresentasikan
karyawan yang baik di perusahaan.

#6 Diskusikan Bonus dan Insentif yang Adil dengan Direksi, selain itu berilah berupa
bantuan/tunjangan untuk menunjang pekerjaan mereka jika dilakukan secara WFH dapat
memotivasi karyawan bekerja lebih semangat lagi

Mari bersikap realistis, salah satu bentuk motivasi yang paling signifikan tentunya adalah bonus dan
insentif. Namun bonus dan insentif juga harus diberikan secara bijak. Jangan sampai bonus dan
insentif hanya membuat karyawan menjadi ‘manja’ dan merasa tidak perlu bekerja lebih baik lagi.
Tanamkanlah pemikiran bahwa bonus dan insentif adalah sesuatu yang harus dicapai dengan usaha
lebih.

Jika perusahaan tergolong kurang memberikan bonus dan insentif pada porsi yang tepat, Anda dapat
mendiskusikannya dengan pihak direksi. Ingat, tim HR juga harus merepresentasikan karyawan di
hadapan direksi. Pastikan Anda memikirkan kepentingan kedua belah pihak, baik perusahaan
maupun karyawan.

Sumber Referensi:

Made Ari Yuliati. 14 Cara Ampuh Memotivasi Karyawan Agar Semangat Bekerja. Duniakaryawan.com
– https://goo.gl/DbPjgm

Anda mungkin juga menyukai