Meningkatkannya?
Profesionalisme adalah hal yang wajib dimiliki oleh seseorang di dunia kerja. Tapi,
melaksanakan tugas dengan baik, dan berkepribadian sesuai profesi yang dijalani.
Namun, profesionalisme tidak hanya berkaitan dengan ‘profesi’ yang menjadi kata
dasarnya.
Profesionalisme tidak melulu soal bertanggung jawab dengan profesi atau karier
yang sedang kita jalani. Lebih dari itu, profesionalisme selalu dibutuhkan setiap
Oleh karena itu, seseorang perlu mengetahui bagaimana cara menjadi profesional.
Pada artikel ini, Glints akan menjelaskan apa itu profesionalisme di tempat kerja.
1. Tepat waktu
Kunci profesionalisme yang pertama adalah tepat waktu.
padat. Deadline tersebut bisa saja ditentukan oleh atasan, tim, atau bahkan diri
sendiri.
Jika kamu bekerja dalam tim, pekerjaanmu sangat mungkin berhubungan dengan
anggota lainnya.
Bisa jadi kepercayaan klien kepada kamu akan berkurang atau bahkan hilang.
2. Jujur
Kejujuran juga menjadi salah satu kunci profesionalisme yang kuat.
Persentase tersebut naik 19 persen dari jumlah calon karyawan yang berbohong
pada 2012.
Jika seorang calon karyawan sudah mulai tidak jujur pada saat wawancara kerja,
Satu kali saja kamu ketahuan tidak jujur, maka sulit untuk membangun kembali
3. Bertanggung jawab
Ciri profesionalisme lainnya adalah bertanggung jawab.
Dengan berpikir sebelum berkata dan bertindak, seseorang bisa bertanggung jawab
lain.
Sebagai contoh, kamu bisa menghargai pendapat orang lain. Kamu bisa memberi
perusahaan akan meningkat 26 persen jika mendapat apresiasi dari rekan kerjanya.
5. Fokus
Ciri profesionalisme lainnya adalah fokus.
Penting bagi seorang karyawan untuk terlebih dahulu fokus pada apa yang harus
dikerjakannya.
Jangan sampai fokusmu teralihkan dengan hal-hal lain yang tidak seharusnya
Kemudian, kamu terus sedih sepanjang jam kerja sehingga kamu tidak mampu
6. Self-upgrading
Penting bagi seorang karyawan untuk melakukan self-upgrading.
Tidak ada satu orang pun yang tidak perlu meng-upgrade diri, bahkan di level
Di zaman globalisasi ini, terdapat berbagai hal yang cepat berubah, termasuk di
dalam dunia kerja. Oleh karena itu, kita harus terus belajar agar tidak ketinggalan
dengan zaman.
7. Optimis
Kamu pernah diberikan goal atau tuntutan yang menurutmu tinggi oleh atasan?
selama ini kamu merasa hanya bisa melakukan hingga batas sekian.
Namun, dengan goal yang tinggi, kamu akhirnya menjadi paham bahwa
Jika kamu gagal, jangan putus asa. Tetap optimis dan yakin bahwa kamu akan
8. Mengakui kesalahan
Manusia tidak luput dari kesalahan, begitu pula karyawan.
Oleh karena itu, ciri profesionalisme selanjutnya adalah mau mengakui kesalahan.
Jika suatu saat kamu melakukan kesalahan, baik sengaja maupun tidak, kamu harus
Akui kalau kamu memang salah. Namun, kamu bisa menyertainya dengan janji
Jangan melempar kesalahan yang sebenarnya kamu lakukan sendiri kepada orang
orang lain. Seorang karyawan sering berada pada posisi harus mendengarkan orang
Dalam situasi itu, kamu harus berusaha untuk fokus mendengarkan dan memahami
Beri kesempatan kepada orang lain untuk berbicara. Kemudian, berikan tanggapan
Kamu bisa bertanya, mengangguk, atau menyanggah pendapat orang lain untuk
Oleh karena itu, muncul kritik yang biasa kita sampaikan pada rekan atau atasan
Oleh karena itu, terus asah dirimu untuk menjadi seseorang yang profesional.
Awal memasuki dunia kerja mungkin menjadi momen yang mengagetkan bagi
sebagian orang. Banyak aturan dan tanggung jawab baru yang aan dihadapi. Salah
satu tuntutan yang pasti akan kamu temukan adalah kamu harus memiliki sikap
profesional.
bahwa profesional berarti serius. Padahal keduanya adalah hal yang berbeda.
harus meninggalkan personalitas dirimu. Hal ini mungkin sulit dilakukan karena
pada dasarnya setiap orang memiliki karakternya masing-masing, yang perlu kamu
lakukan adalah penyesuaian. Berikut adalah 7 cara yang dapat kamu lakukan untuk
Setiap tempat kerja tentu saja memiliki peraturan baik tertulis maupun tidak
Tanpa mempelajari lingkungan kerja dengan baik, kamu akan kesulitan untuk
menyesuaikan diri dan tentu saja itu berarti akan sulit untuk kamu untuk bersikap
profesional. Kamu juga harus menjadi apa adanya sejak pertama kali
menyesuaikan diri. Jadilah orang yang menyuarakan pendapatnya dengan baik dan
juga mendengarkan pendapat orang lain dengan baik. Kamu juga harus selalu
2. Tentukan personal branding
Hal kedua yang tidak kalah penting untuk menjadi profesional tanpa kehilangan
untuk seseorang. Jika kamu tidak membangunnya dengan baik, tentu saja personal
Pertama-tama yang harus kamu lakukan adalah mencari tahu keahlian apa yang
kamu miliki dan juga menonjolkan hal yang membuatmu berbeda. Jika kamu
sudah memiliki personal branding, itu lah yang akan diingat orang lain ketika
pertama kali mendengar namamu. Dengan begitu kamu tidak perlu kehilangan
3. Senyum
Cara selanjutanya untuk menjadi profesional adalah dengan selalu tersenyum.
Mungkin sebagain dari kamu akan merasa heran, mengapa harus tersenyum? Pada
dasarnya, setiap orang akan senang bekerja dengan orang yang memiliki
kepribadian ramah dan salah satu bentuk keramahan yang paling mudah dilakukan
lingkungan kerja yang baru, tapi kamu tetap tidak boleh lupa untuk tersenyum.
Selain itu, penelitian juga membutikan bahwa tersenyum dapat menular. Jadi, saat
kamu tersenyum makan orang-orang di sekitarmu juga akan ikut tersenyum. Pada
saat ini terjadi, bukan hanya mood-mu saja yang akan menjadi baik, tapi juga
orang-orang disekitarmu dan terciptalah sebuah kenyamanan. Ini lah yang kamu
4. Perhatikan body language
Tidak kalah penting dengan tersenyum, kamu juga harus memperhatikan body
language dapat menunjukkan kamu membuka diri atau tidak. Ini juga akan
berpengaruh pada nyaman atau tidaknya orang lain berada di sekitarmu. Ketika
bahasa tubuh dan ekspresi wajahmu mengisyaratkan tidak ingin didekati, maka
tidak ada orang-orang disekitarmu tidak memiliki kesempatan untuk mengenali
dirimu.
Jika orang-orang yang ada disekitarmu tidak mengenal dirimu yang sebenarnya,
tentu saja kamu tidak bisa menjadi profesional tanpa kehilangan personalitasmu.
Cobalah untuk bersikap terbuka dan percaya diri, maka orang-orang disekitar akan
merasa nyaman berada dekat denganmu. Dengan begitu, kamu akan dapat bersifat
hal-hal yang kamu sukai. Tidak perlu sungkan untuk berbagi tentang hobi dan juga
berita terbaru yang menurutmu menarik. Berbagi hal tentang ketertarikanmu akan
lebih baik daripada membahas hal-hal yang kontroversial. Kamu juga lebih baik
menghindari berbagai perdebatan yang dapat membuat orang lain merasa terpojok
Saat kamu bercerita tentang hal-hal yang kamu sukai, kamu juga bisa
bisa membuat orang lain terpancing untuk bercerita tentang hal yang disukainya.
Walaupun setiap orang memiliki ketertarikan yang berbeda, tapi setiap orang tetap
Baca Juga: 8 Tips Bekerja Sama yang Buat Timmu Semakin Kompak
di dunia profesional tentunya. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa banyak
yang menyalahartikan bahwa profesional berarti kamu harus selalu serius, padalah
tidak. Belajar komunikasi yang baik akan semakin memudahkan kamu dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja, dari sana lah kamu dapat mengetahui
Selain itu, tentu saja berkaitan lagi dengan kenyamanan di lingkungan kerja.
Dengan komunikasi yang baik tentu kamu dapat menjalin hubungan yang baik
dengan rekan-rekan kerja hingga terciptalah lingkungan kerja yang nyaman. Setiap
profesional.
hargailah diri sendiri. Hal ini sangat cocok untuk kamu terapkan ketika kamu ingin
menghargai dan menyayangi dirimu sendiri. Dengan menghargai diri sendiri tentu
kamu akan tahu bahwa segala hal yang baik memang pantas untuk diperlihara dan
segala hal buruk memang sudah seharusnya untuk dibuang. Karena memelihara hal
Jika kamu menghargai diri sendiri, kamu akan tahu bahwa kamu memiliki kualitas
diri yang patut dibanggakan dan menjadi personalitasmu. Kamu akan senantiasa
berusaha untuk mempertahankan personalitas baik yang kamu miliki. Jadi dengan
begitu akan selalu seimbang menjadi seorang profesional dengan kararter yang
kuat. Dengan menghargai diri sendiri juga kamu akan selalu belajar cara
Itu dia 7 hal yang dapat membantu kamu menjadi profesional tanpa kehilangan
Kecerdasan merupakan salah satu penentu direkrut atau tidaknya seseorang oleh
perusahaan. Misalnya melalui syarat minimum IPK. Tapi jangan salah, kecerdasan
nyatanya tidak sebatas kecerdasan intelektual (IQ) lho. Ada pula kecerdasan
dirinya sendiri dan orang lain, serta berhubungan dengan mereka. Kecerdasan
emosional yang bisa tampak dalam sikap sehari-hari ini juga membantu kamu
sebagai karyawan untuk bekerja dan bersikap dengan lebih optimal di kantor.
Untuk lebih jelasnya, yuk simak tujuh alasan mengapa perusahaan lebih memilih
belajar, dan tidak takut dengan adanya kesalahan. Ternyata, seorang perfeksionis
kecerdasan emosional yang tinggi sadar bahwa tidak ada yang sempurna dalam hal
apa pun juga, makanya ia pun tidak pernah puas dan akan terus mencoba maju. Ia
juga tidak takut menerima kritik dan mau terus belajar dari siapa pun, karena ia
tidak pernah merasa puas dalam belajar. Orang dengan kecerdasan emosional
tinggi yang tidak takut gagal dan mau terus belajar pada akhirnya akan memiliki
hasil kerja yang lebih baik dan optimal dalam apa yang ia lakukan.
tinggi cenderung tidak mudah stres, karena tidak takut dengan adanya kesalahan,
karena ia mau terus belajar dan mencoba. Terbayang kan, bagaimana stresnya
tidak akan bisa bekerja optimal, dan akan membawa dampak kurang baik pula bagi
tidak takut akan perubahan, juga fleksibel karena bisa beradaptasi dengan cepat
dan baik. Sehingga, dalam kondisi seperti apa pun ia bisa tetap bekerja dengan
potensi maksimalnya.
Fokus
Mudah terdistraksi atau terganggu oleh lingkungan tentunya bukan merupakan
suatu hal yang baik bagi seorang karyawan, dan tanda bahwa kecerdasan
mengikuti seorang tamu yang datang ke kantor, karena penasaran. Lalu, ia merasa
haus dan mulai beranjak ke pantri untuk mengambil minum. Nah, kapan
Seorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan bisa fokus, tidak
mudah terdistraksi atau terganggu dengan lingkungannya. Ia tahu apa yang harus
dikerjakan pada suatu waktu tertentu, dan bagaimana ia mengatur waktu untuk bisa
mengerjakannya sesuai batas waktu yang diberikan. Tapi tenang, jika kamu belum
‘menguasai’ ranah ini, kamu bisa mulai dengan mengecek apa saja yang menjadi
emosionalmu pun bisa lebih ditingkatkan dan kamu bisa bekerja optimal di
perusahaanmu.
Punya Empati
Karena kecerdasan emosional berbicara mengenai memahami diri sendiri dan
orang lain, orang dengan kecerdasan emosional yang baik pasti memiliki empati
yang baik pula. Ia bisa menempatkan dirinya dalam posisi orang lain, dan bisa
berusaha memahami apa yang mereka rasakan pada suatu waktu tertentu. Misalnya
saja, rekan kerjamu yang baru datang langsung memarahi kamu dan semua orang
di sekitarnya. Respon alamiah pertamamu pasti heran dan kesal, “Tidak salah apa-
apa kok tahu-tahu dimarahi?” Tapi jika kita mencoba memahami orang tersebut,
kita bisa berpikir bahwa ia mengalami pagi yang berat, mungkin saja ketinggalan
kereta, kemudian supir angkutannya lambat dan lain sebagainya. Jadi orang dengan
kecerdasan emosional tinggi akan lebih memahami mengapa orang lain melakukan
mampu mengidentifikasi, apa saja kelebihan yang ia miliki dan bisa dikembangkan
dan menjadi expert di bidang tersebut. Di sisi lain, B sadar bahwa ia kurang bisa
membayangkan suatu konsep tertentu, harus digambarkan dengan jelas dan detail
baru ia paham. Ia bisa mengakalinya dengan menggambarkan konsep tersebut di
atas kertas, agar pemahamannya sama dengan kliennya. Jadi, kenali kekuatan dan
kelemahan diri sendiri agar mengasah pula kecerdasan emosional yang kamu
miliki.
berfokus pada hal-hal positif yang ada di sekitarmu, bukan yang negatif. Seberapa
pun hal negatif yang dilihat oleh orang-orang lain di sekitarmu, kamu selalu
berhasil melihat sesuatu yang positif. Orang dengan kecerdasan emosional yang
tinggi akan menghabiskan waktu fokus pada hal-hal positif, bukannya terus
salah, berani mengatakan ‘tidak’ berarti kita tahu sejauh mana kesanggupan kita
dalam melakukan sesuatu, dan tidak memaksakan diri mengambil semua tanggung
jawab yang akhirnya tidak ada yang selesai satu pun. Yang penting ingat, bahwa
prioritas kita adalah tanggung jawab untuk posisi kita sendiri. Jika memang masih
memungkinkan membantu karyawan dari divisi lain, barulah kita menawarkan diri
untuk membantu. Jika tidak, ada baiknya kita mengatakan ‘tidak’ untuk saat itu,
karena itu pun merupakan salah satu tanda kecerdasan emosionalmu cukup tinggi.
Seperti kecerdasan intelektual yang tidak tetap angkanya, berubah-ubah dan bisa
baik yang tidak didukung kecerdasan emosional yang baik pula tidak akan
universitas ternama luar negeri, dengan IPK hampir sempurna, 3,99. Tapi ternyata
dengan apa yang ia kerjakan, tidak mau belajar dari siapa pun karena menganggap
terbayang dong, bagaimana ke depannya? Ia bisa jadi juga menghambat orang lain
jadi tidak bisa berkembang juga, yang lama kelamaan juga berpengaruh negatif
bagi perusahaan tempatnya bekerja. Karena itu, perusahaan tentunya lebih memilih
karyawan dengan kecerdasan emosional yang baik. Jadi, jika kamu merasa saat ini
kecerdasan emosionalmu masih kurang baik, masih ada waktu kok untuk banyak