Pengertian
Giro adalah simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau
dengan cara pemindah bukuan.
Perlakuan Akuntansi
Setoran giro yang diterima tunai pada saat uang diterima. Setoran giro melalui kliring
(bilyet giro bank lain) diakui setelah tidak ada tolakan (dananya sudah efektif)
Setelah memenuhi segala persyaratan pembukuan rekening giro, seorang calon nasabah
diminta untuk segera menyetor sejumlah uang tertentu sebagai setoran pertama.
Sebagai contoh:
Pada tanggal 1 Agustus 2013 Tuan Hermawan membuka rekening giro pada bank Omega cabang
Jakarta dan menyetor tunai sejumlah Rp. 100.000.000,-, dan membayar tunai semua biaya
administrasi seperti penerbitan buku cek sebesar Rp. 50.000,-. Maka bank Mega cabang Jakarta
akan dibukukan seperti:
Jurnal Pembukaan rekening Giro
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2013 KAS Rp.100.050.000
Agst 1 Giro Rek. Hermawan Rp.100.000.000
Barang cetakan-Buku Cek RP. 50.000
Penyetoran Kliring
Apabila pada tanggal 10 Agustus 2013 Tuan Hermawan kemudian menyerahkan sebuah cek giro
pada Bank BTN sebesar Rp. 10.000.00,- untuk disetorkan kedalam rekening gironya, oleh Bank
Mega akan dibukukan sebagai transaksi kliring. Pengkreditan kedalam rekening giro Hermawan
akan dilakukan setelah hasil kliring tersebut dinyatakan berhasil. Untuk menampung
pengkreditan sementara biasanya dikreditkan kedalam rekening warkat klirng. Warkat kliring ini
dianggap sebagai warkat debet keluar. Pembukuan untuk transaksi penyetoran warkat kliring ini
sebagai berikut:
Pada waktu hasil kliring dinyatakan berhasil, akan dibukukan dengan cara menihilkan
rekening warkat kliring yang sifatnya sementara, dengan ayat jurnal sebagai berikut:
Jurnal setelah kliring dinyatakan berhasil
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2013 Agst 10 WARKAT KLIRING Rp.10.000.000
Giro Rek. Hermawan Rp.10.000.000
Akan tetapi apabila kliring ditolak maka jurnal yang harus dibuat adalah dengan
menihilkan BANK INDONESIA – GIRO dan Warkat Kliring (titipan Kliring), sebagai berikut:
Jurnal Apabila kliring Ditolak
Tanggal Keterangan Debet Kredit
2013 Agst 10 WARKAT KLIRING Rp.10.000.000
Bank Indonesia-Giro Rp.10.000.000
Khusus untuk pembukaan rekening giro yang dilakukan dengan menyerahkan sebuah
warkat kliring, transaksi penarikan rekening giro baru dapat dilakukan paling cepat sehari setelah
kliring diselesaikan
Seluruh transaksi penetoran ini memiliki kode transaksi sendiri yang akan memudahkan
didalam memberikan informasi kepada manajemen bank terhadap jenis penyetoran. Maksud
kode ini adalah selain memberikan informasi juga untuk tujuan keamanan bagi pihak bank
seperti mencegah terjadinya penyetoran kliring dan penarikan rekening giro pada hari yang
sama. Kalau hal ini terjadi bank bisa kebobolan, karena nasabah yang curang akan menarik dana
gironya melebihi saldo yang dimiliki.
Penyetoran melalui transfer
Apabila pada tanggal 15 Agustus 2013 Hermawan menerima transfer dari seorang
rekannya nasabah Bank BCA sebesar Rp. 50.000,- oleh Bank Mega akan dibukukan seperti
berikut:
C. Penarikan
Penarikan rekening giro dapat dilakukan setiap saat setelah memenuhi persyaratan
tertentu. Jenis penarikan kredit antara lain dapat berupa penarikan tunai, penarikan dengan
memberikan amanat kepada bank, penarikan kliring, dan lain sebagainya.
Didalam hal nasabah akan melakukan penarikan tunai terhadap rekening giro yang
dimilikinya, harus melalui prosedur sebagai berikut:
1. Nasabah menulis selembar cek dan menanda-tanganinya
2. Cek tersebut diserahkan ke loket pengambilan di bank, yang kemudian oleh petugas loket
dibelakang cek dibubuhi blok stempel untuk ditanda-tangani oleh si pembawa cek tadi.
3. Petugas loket meneruskan cek tadi ke petugas rekapitulasi awal kas, guna diperiksa kebenaran
cek tersebut.
4. Setelah dinyatakan benar cek tersebut diteruskan ke petugas primanota, untuk diadakan
pencocokan antara saldo rekening yang masih tersisa dengan besarnya dana yang akan ditarik.
Bila saldonya cukup maka langsung dikurangi dan bila ternyata saldonya tidak mencukupi,
dikembalikan kepetugas rekapitulasi awal kas dan dibuatkan surat penolakan
Contoh:
Pada tanggal 15 Agustus 2013 Tuan Hermawan menarik dana gironya dengan selembar cek
sebesar Rp.20.000.000, untuk dibayarkan oleh bank secara tunai. Atas penarikan cek oleh Tuan
Hermawan tersebut, maka oleh bank akan dibuat jurnalnya sebagai berikut:
Dengan adanya penarikan tunai ini, maka rekening giro Tuan Hermawan akan
berkurang dan dengan demikian perhitungan jasa giro yang diperhitungkan untuk keuntungan
Tuan Hermawan juga akan berkurang.
Pengertian Kliring
Kliring adalah suatu tata-cara perhitungan hutang piutang dalam bentuk surat-surat dagang
dan surat-surat berharga dari suatu bank terhadap bank lainnya denganmaksud agar
penyelesaiannya dapat terselenggara dengan mudah dan aman, serta untuk memperluas dan
memperlancar lalu-lintas pembayaran giral.
Lalu-lintas pembayaran giral ini adalah suatu proses kegiatan bayar-membayar dengan
warkat kliring, yang dilakukan dengan cara saling memperhitungkan diantara bank-bank, baik
atas beban maupun untuk keuntungan nasabah yang bersangkutan. Konsekuensi dari itu semua,
bank diwajibkan memelihara sejumlah saldo alat likuid dalam bentuk rekening Giro pada Bank
Indonesia untuk menampung semua penarikan dan penyetoran nasabah masing-masing yang
akan mengakibatkan bertambah atau berkurangnya saldo giro tersebut. Alat likuid yang harus
dipeliharaoleh suatu bank pada rekening Giro Bank Indonesia harus memenuhi syarat tertentu.
Warkat Kliring
Warkat kliring adalah alat atau sarana yang dipakai dalam lalu-lintas pembayaran giral
yang diperhitungkan dalam kliring dan biasanya terdiri atas; cek, bilyet giro, suratb bukti
penerimaan transfer dari luar kota (kiriman uang), wesel bank untuk transfer atau wesel unjuk,
nota debet atau kredit, dan jenis-jenis warkat lain yang telah disetujui penyelenggara.
Warkat kliring yang dapat di kliringkan adalah harus dinatakan dalam mata uang rupiah dan
bernilai nominal penuh (seratus persen nilai nominal) serta telah jatuh tempo pada saat
dikliringan. Nota atau warkat yang diikut sertakan dalam kliring dapat dikelompokkan menjadi
empat macam nota atau warkat kliring.
Jenis-jenis Kliring
1. Kliring Umum adalah sarana perhitungan warkat-warkat antar bank yang pelaksanaannya diatur
oleh Bank Indonesia.
2. Kliring Lokal adalah sarana perhitungan warkat antar bank yang berada dalam satu wilayah
kliring (telah ditentukan)
3. Kliring Antar Cabang (Interbranch Clearing) adalah sarana perhitungan warkat antar kantor
cabang suatu bank peserta yang biasanya berada dalam satu wilayah kota. Kliring ini dilakukan
dengan cara mengumpulkan seluruh perhitungan dari suatu kantor cabang untuk kantor cabang
lainnya yang bersangkutan pada kantor induk yang bersangkutan.
Penyelenggara Kliring
Kliring di Indonesia hanya dapat dilakukan oleh bank sentral dalam hal ini adalah Bank
Indonesia. Namun demikian apabila disuatu daerah belum terdapat Bank Indonesia maka akan
diatur lain pelaksanaan kliringnya oleh Bank Indonesia.
Peserta Kliring
Ada dua macam peserta kliring:
1. Peserta Kliring Langsung
Adalah bank-bank yang sudah tercatat sebagai peserta kliring dan dapat memperhitungkan
warkatnya secara langsung dalam pertemuan kliring.
2. Peserta Kliring Tidak Langsung
Adalah bank-bank yang belum tercatat sebagai peserta kliring dan yang memperhitungkan
warkatnya dengan kantor pusat atau kantor cabang lainnya adalah yang sudah tercata menjadi
peserta kliring.
1.2 Tabungan
Tabungan adalah simpanan pihak lain pada bank yang penarikanya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi dapat ditarik dengan cek, bilyet giro,
atau alat lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Termasuk didalamnya tabungan berjangka
yang telah jatuh tempo sesuai dengan perjanjian yang dipersyaratkan seperti tabungan pergi haji
yang telah jatuh tempo.
Perlakuan akuntansi
Setoran tabungan yang diterima tunai diakui pada saat uang diterima. Setoran tabungan melalui
kliring (bilyet giro bank lain) diakui setelah tidak ada tolakan kliring (dananya sudah efektif)
Tabungan merupakan kewajiban keuangan, dapat dibukukan dalam dua kategori
kewajiban keuangan. Yaitu:
4. Pada saat pengakuan awal kewajiban (giro, tabungan), bank tidak perlu melakukan kapitalisasi
atas beban pada biaya perolehan kewajiban, dan dapat mengakui secara langsung sebagai beban
pada periode berjalan, jika:
a. Beban tidak dapat diatribusikan secara langsung pada kewajiban dan tidak terkait dengan jangka
waktu kewajiban.
b. Beban tidak dapat diatribusikan secara langsung pada kewajiban dan terkait dengan jangka
waktu kewajiban namun besarnya tidak material.
5. Setelah pengakuan awal kewajiban (giro, tabungan), bank mencatat kewajiban tersebut sebagai
berikut:
6. Untuk kewajiban yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamorti sasi, nilai yang
dicatat tersebut ( carrying amount) dapat berbeda dengan nilai yang akan dibayarkan
pada saat jatuh tempo, yaitu jika bank :
a. Mengeluarkan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada
perolehan/pemilikan kewajiban tersebut.
b. Memperoleh kewajiban dengan suku bunga diluar suku bunga pasar
c. Memperoleh kewajiban secara diskonto atau premium.
7. Amortisasi dilakukan selama periode berjalan menggunakan metode suku bunga efektif atas
selisih antara nilai tercatat kewajiban (yang merupakan biaya perolehan diamorti sasi) dengan
nilai kewajiban yang akan dibayarkan pada saat jatuh tempo.
8. Bank dapat menggunakan metode garis lurus dalam melakukan amorti sasi untuk:
a. Kewajiban dengan skedul penarikan (arus kas) yang sulit diprediksi, misalnya giro
b. Besarnya:
Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan/pemilikan kewajiban
Perbedaan suku bunga kewajiban dan suku bunga pasar atas kewajiban sejenis.
Diskonto atau premium atas perolehan/pemilikan kewajiban material.
Amortisasi biaya transaksi atas simpanan/dana pihak keti ga yang tidak memiliki jangka
waktu tetap atau tidak diketahui periode kewajibannya dapat didasarkan pada data historis rata-
rata umur simpanan/dana pihak ketiga.
9. Bank dapat tidak melakukan amorti sasi sebagaimana dimaksud pada angka 7) dan serta
mengakui sekaligus sebagai beban pada periode berjalan, jika besarnya biaya transaksi tersebut
tidak material.
10. Bank harus menetapkan ti ngkat materialitas dan mendokumentasikan dalam kebijakan akuntansi
sebagaimana diatur dalam Bab mengenai Kredit.
Contoh
Kasus Transaksi Giro/Tabungan, nasabah setor dengan bilyet giro bank lain.
Pada tanggal 13 Februari 2010, seorang nasabah giro (giran) Bank XYZ menyetorkan selembar
bilyet giro Bank PQR senilai Rp 20.000.000 untuk dikreditkan ke rekeningnya di Bank XYZ.
Setoran efekti f (ti dak terjadi penolakan) pada tanggal 15 Februari 2010. Jasa giro yang
diberikan kepada giran adalah 4% per tahun dan sampai akhir bulan ti dak terjadi mutasi. (Dalam
contoh ini ti dak ada biaya transaksi yang dapat diatribusikan).
Kebijakan bank membukukan giro/tabungan sebagai kategori kewajiban lainnya (harga
perolehan yang diamortisasi.)
Jurnal transaksi
a. Pada saat nasabah hendak mencairkan bilyet giro tanggal 13 Februari 2010, Tidak ada jurnal,
hanya dilakukan pencatatan penerimaan bilyet giro
b. Tanggal 15 Februari 2010, ketika diketahui tidak terjadi penolakan
(Db) Giro BI Rp. 20.000.000
(Kr) Giro – amortised cost (Rek Nasabah) Rp. 20.000.000
c. Pengakuan beban bunga (setiap hari)
(Db) Beban jasa giro Rp. 2.192
(Kr) Jasa giro yang masih harus dibayar Rp. 2.192
Perhitungan:
Bunga per hari= Rp 20.000.000 x 4% x 1/365 = Rp 2.192
Jumlah hari bunga dari tgl 15 Februari 2010 s/d 28 Februari 2010 adalah 14 hari sehingga
total beban bunga untuk bulan Februari 2010 adalah Rp. 30.688 (14 x Rp. 2.192) Pajak = 20%
x Rp. 30.688 = Rp. 6.137
d. Pembayaran bunga tanggal 28 Februari 2010
(Db) Jasa giro yang masih harus dibayar Rp. 30.688
(Kr) Giro - amortised cost (Rek. Nasabah) Rp. 24.551
(Kr) Kewajiban segera - pajak nasabah Rp. 6.137
GIRO merupakan simpanan masyarakat pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan
menggunakan cek, surat perintah bayar yang lain, bilyet giro atau surat pemindahbukuan yang
lain.
vNext..
Giro dapat ditarik setiap saat sehingga giro dikelompokkan sebagai sumber dana jangka pendek
bagi bank.
Penarikan dana giro oleh pemilik rekening hanya dapat dilakukan dengan cara perintah tertulis
dari pemiliknya sebagai dasar resmi otorisasi pendebetan rekening nasabah oleh bank.
Penarikan ini dapat dilakukan sewaktu-waktu nasabah menghendaki dimana bank akan menguji
kebenaran nomor rekening, tanda tangan, kecukupan saldo dan informasi lainnya.
vSifat Rekening
Rekening giro merupakan hutang jangka pendek bank yang harus disajikan dalam hutang lancar.
Setiap kali terjadi mutasi pertambahan rekening giro nasabah akan dibukukan disebelah kredit
dan setiap terjadi pengurangan rekening giro nasabah akan dibukukan disebelah debet.
vNext..
Apabila saldo suatu rekening giro nasabah berada pada sisi debet maka rekening tersebut
bersaldo negatif atau dalam dunia perbankan dikenal dengan saldo merah atau terjadi overdraft
(bersaldo negatif).
Apabila terjadi overdraft maka kepada pemegang giro tidak dapat lagi menarik dananya dan
kepada nasabah tidak akan diberikan bunga atau jasa giro melainkan dibebankan sejumlah biaya
atau beban bunga.
vAkuntansi Giro
Pada saat pembukaan rekening giro, nasabah (giran) diberikan beberapa ketentuan antara lain:
§Saldo minimum
§Cara penarikan/ penyetoran
§Jasa giro
§Saldo penutupan
§Biaya administrasi
§Ketentuan lain
vNext..
§Transaksi giro dicatat sebesar nilai nominal dan disajikan sebesar nilai kewajiban bank kepada
kepada nasabah.
§Nilai nominal adalah nilai nominal setoran/ penyetoran.
§Nilai kewajiban adalah nilai saldo setelah mengalami mutasi pendebetan atau pengkreditan.
vNext..
§Pada posisi normal giro akan selalu bersaldo kredit.
§Pada kondisi tertentu giro bisa bersaldo debet. Hal ini terjadi bila nasabah (giran) melakukan
transaksi penarikan yang melebihi saldo giro yang dimilikinya.
§Saldo negatif terjadi karena bank memberikan talangan / cerukan terlebih dahulu atau overdraft.
§Overdraft diperlakukan sebagai pemberian kredit kepada nasabah.
vNext..
§Dalam hal mutasi giro bisa diketahui apakah giro tersebut tergolong aktif atau pasif.
§Giro dianggap pasif bila selama 6 bulan berturut-turut tidak mengalami mutasi dan saldo
dibawah saldo minimal.
§Giro pasif akan dikenakan biaya administrasi tiap bulan sampai giro bersaldo nol dan ditutup
sepihak oleh pihak bank.
§
vPembukuan Transaksi Giro
Tuan A membuka rekening giro pada Bank Omega Cabang Jakarta dan menyetor tunai
sejumlah Rp 100 juta serta membayar semua biaya administrasi berupa penerbitan
buku cek sebesar Rp 50.000,00.
Jurnal:
D : Kas Rp 100.050.000
K : Barang Cetakan –
Tuan A menyerahkan cek Bank ABC yang diterima dari Tuan B sebesar Rp 10.000.000 untuk
disetorkan ke rekening gironya.
JURNAL BANK OMEGA
Tuan A menerima transfer dari rekannya Tuan C nasabah Bank Surya sebesar Rp 5.000.000.
Tuan A menerbitkan cek senilai Rp 4.000.000 dan memerintahkan Bank Omega agar diserahkan
untuk keuntungan Tuan D nasabah Bank Lippo.
K : BI-Giro Rp 4.000.000
D : BI-Giro Rp 4.000.000
Tuan A memerintahkan Bank Omega cabang Jakarta untuk mendebet rekening gironya sebesar
Rp 2.000.000 untuk dipindahbukukan ke rekening Tuan E nasabah Bank Omega Cabang
Surabaya.
Bank Omega memberikan jasa giro atas rekening Tuan A sebesar Rp 200.000.
Jurnal:
vTransaksi
Transaksi yang dilakukan oleh Putra di Bank BA Solo selama bulan Maret 2008:
1.Dibuka rekening giro atas nama Putra dengan setoran perdana Rp 1.000.000 secara tunai.
Barang cetakan berupa buku cek dan bilyet giro sebesar Rp 100.000 dibayar tunai.
2.Putra setor tunai untuk giro sebesar Rp 500.000
3.Putra menyetor giro berupa cek Bank YIK Solo sebesar Rp 1.500.000 dan kliring dinyatakan
berhasil.
4.Putra menarik cek sebesar Rp 500.000 untuk diserahkan kepada Putri nasabah Bank ABC dan
pada hari itu juga Putri menyetorkan cek tsb.
vNext..
5.Pada hari ini Putra mentransfer dananya kepada Dewa nasabah cabang Semarang atas beban
gironya sebesar Rp 1.000.000
6.Putra setor giro secara tunai sebesar Rp 750.000 di cabang Jakarta.
7.Bank BA menerima transfer masuk dari Cabang Bandung sebesar Rp 1.200.000 untuk
rekening Tuan Putra.
8.Penarikan giro oleh Putra ditransfer ke Cabang Semarang sebesar Rp 2.000.000 untuk rekening
giro Dewi.
GIRO
Giro adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya dilakukan setiap saat dengan menggunakan
cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan.
Sedangkan menurut Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998 , giro adalah simpanan yang
penariannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, surat perintah
pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuan.
2. Bilyet Giro
Merupakan surat perintah bayar dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro nasabah
untuk memindahkan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang
disebutkan namanya pada pihak bank sama atau lain.
Manfaat Giro
Bagi bank:
1. Merupakan sumber pendanaan bank
2. Merupakan sumber pendapatan bank dari penggunaan jasa perbankan yang merupakan aktifitas
penggunaan jasa giro (fee based income)
Bagi nasabah:
1. Memperlancar pendanaan dan pembayaran (keperluan transaksi)
2. Memperoleh bonus bagi hasil
Bank menetapkan harga dana giro lebih murah karena lamanya pengendapan tidak dapat dipastikan
secara tepat, dimana pemilik rekening giro dapat menarik uangnya kapan saja mereka kehendaki.
Sifat Rekening
Rekening giro merupakan hutang jangka pendek bank yang harus disajikan dalam hutang lancar. Setiap
kali terjadi mutasi pertambahan rekening giro nasabah akan dibukukan disebelah kredit dan setiap kali
terjadi pengurangan rekening giro nasabah akan dibukukan disebelah debet. Dengan demikian, saldo
normal rekening giro adalah sebelah kredit. Apabila saldo suatu rekening giro nasabah berada pada sisi
debet, maka rekening tersebut bersaldo negatif yang lazimnya dalam dunia perbankan dikenal dengan
saldo merah atau terjadinya overdraft (bersaldo negatif).
Jika terjadi saldo negatif, maka kepada pemegang giro tidak dapat lagi menarik dananya dan kepadanya
tidak akan diberikan bunga atau jasa giro, melainkan akan dibebankan dengan sejumlah biaya atau
beban bunga yang harus dilunasi oleh nasabah yang bersangutan. Biaya bunga tersebut memperbesar
saldo debet rekening giro yang bersangkutan.