Anda di halaman 1dari 6

KONSEP MULTIFINANCE SYARIAH

A. Tinjauan Umum Tentang Multifinance Syariah

1. Pengertian Multifinance Syariah

Lembaga pembiayaan atau dikenal dengan multifinance merupakan salah satu lembaga keuangan
bukan bank di Indonesia yang mempunyai aktivitas membiayai kebutuhan masyarakat baik bersifat
produktif maupun konsumtif. Lembaga pembiayaan di Indonesia saat ini telah menunjukkan
perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terjadi karena semakin meningkatnya kemajuan dunia
usaha serta pendapatan masyarakat, karena secara umum Indonesia telah menunjukkan
peningkatan pendapatan per kapita masyarakatnya setelah melewati masa krisis (tahun 1997/1998).

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang perusahaan pembiayaan


adalah badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk
melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan multifinance syariah
dalam dalam melakukan pembiayaan harus berdasarkan prinsip syariah, yaitu pembiayaan yang
harus berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara perusahaan pembiayaan dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan pembiayaan tersebut dalam jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil atau dengan akad-akad syariah yang lainnya seperti
mudharabah, musyarakah, ijarah, salam, istisna dan murabahah.

2. Tujuan dan Manfaat didirikannya Multifinance

Perkembangan lembaga keuangan di Indonesia dari tahun ketahun semakin pesat terbukti dengan
menjamurnya berbagai lembaga keuangan, baik itu lembaga perbankan maupun lembaga keuangan
bukan bank. Awal munculnya kebangkitan perusahaan pembiayaan terjadi pada krisis ekonomi pada
tahun 1997/1998 ketika industri perbankan mengalami ketepurukan yang mengakibatkan bank
sangat berhati-hati dalam menyalurkan kredit, perusahaan pembiayaan mengambil celah tersebut
dengan melakukan ekspansi kredit konsumtif dan disambut positif oleh masyarakat, karena
kebutuhan masyarakat terus mengalami peningkatan.

Tujuan paling utama dari lembaga pembiayaan,

1. Pemenuhan kebutuhan pembiayaan terhadap permintaan masyarakat yang semakin


meningkat, baik kebutuhan yang bersifat konsumtif maupun produktif,
2. Untuk lebih memperluas penyediaan pembiayaan alterantif bagi dunia usaha dan
memperkuat sistem keuangan nasional sehingga dapat memberikan alternatif yang lebih
banyak lagi bagi pengembangan sektor keuangan.

Kemudian manfaat yang diperoleh dengan adanya multifiance, yaitu mempermudah masyarakat
dalam mendapatkan semua kebutuhan akan dana dan juga multifinance dikenal dapat memberikan
berbagi kemudahan di bandingkan dengan bank termasuk pelayanan yang cepat dan prosedur yang
tidak rumit serta persyaratan yang mudah. Itulah tujuan dan manfaat didirikannya multifinance yang
hingga saat ini masih banyak diminati oleh masyarakat luas, terutama pada pembiayaan konsumtif

3. Jenis-jenis Kegiatan Usaha Multifinance

Kebijakan pengembangan dan perluasan berbagai jenis lembaga keuangan melalui diversifikasi
kegiatan pembiayaan landasan operasionalnya diatur lewat Keputusan Presiden No. 61 Tahun 1988
sebagai bagian dari deregulasi 20 Desember 1988 (Paket Desember). Melalui PakDes ini
diperkenalkan istilah lembaga pembiayaan yakni badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari
masyarakat. Beberapa jenis usaha dalam lembaga pembiayaan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Sewa Guna Usaha

Sewa guna usaha (leasing) meupakan kegiatan sewa atau menyewakan aktiva tetap, khususnya
barang modal. Leasing di Indonesia mulai diperkenalkan sejak tahun 1974 berdasarkan Keputusan
Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian, dan Menteri Perdagangan dan Koperasi No.
Kep-122/MK/IV/I/1974, No. 32/M/SK/2/1974, No. 30/Kpb/I/1974. Keputusan tersebut menjelaskan
bahwa leasing adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-
barang modal untuk digunakan oleh perusahaan tertentu dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan
pembayaran-pembayaran berkala, disertai dengan hak pilih bagi perusahaan tersebut untuk
membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing
berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. Sedangkan definisi leasing menurut Keputusan
Menkeu No. 1169/KMK.01/1991 Tanggal 21 November 1991, leasing adalah kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang modal secara leasing dengan hak opsi (finance lease) maupun
leasing tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lesse selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala.

Kegiatan sewa guna usaha yang menggunakan prinsip syariah dilakukan berdasarkan akad ijarah dan
akad al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik. Akad ijarah adalah penyaluran dana untuk pemindahan
hak guna (manfaat) atas suatu barangdalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa, antara
perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa (Mu’ajjir) dengan penyewa (musta’jir) tanpa diikuti
pengalihan kepemilikan barang itu sendiri.

b. Modal Ventura

Modal ventura adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal perusahaan tertentu
ke perusahaan lainnya. Pembiayaan ini telah dilakukan cukup lama di negara kita, namun baru
mendapat pengesahan secara hukum pada tahun 1988, melalui Keppres No. 61/1988 tentang
Lembaga Pembiayaan dan Keputusan Menkeu No.1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.

Definisi Perusahaan Modal Ventura menurut Keppres No. 61/1988 dan Keputusan Menkeu No.
1251/KMK.013/1988: Perusahaan modal ventura adalah sebuah badan usaha yang melakukan
aktivitas pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke perusahaan pasangan (investor company).
Pembiayaan ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan umumnya perusahaan modal ventura
adalah perusahaan yang memiliki keuangan yang stabil dan kuat, yang kemudian memberikan
bantuan keuangan kepada perusahaan yang lebih kecil atau perusahaan yang baru berkembang.

c. Perusahaan Anjak Piutang (Factoring Company)

Perusahaan Anjak Piutang (Factoring Company) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan
jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.

Penjual Piutang (Klien) adalah perusahaan yang menjual dan atau mengalihkan piutang atau
tagihannya yang timbul dari transaksi perdagangan kepada Perusahaan Anjak Piutang.
d. Pembiayaan Konsumen (consumer finance)

Pembiayaan konsumen adalah kegiatan pembiayaan yang

dilakukan oleh lembaga keuangan bagi konsumen dan ditujukan untuk

pembelian barang-barang yang bersifat konsumtif dan bukan untuk

keperluan produktif, dengan cara pembelian diangsur. Untuk kegiatan

usaha ini yang menggunakan prinsip syariah akad yang digunakan adalah

murabahah.

Melihat karakteristik jenis usaha yang beragam, maka perusahaan pembiayaan yang melakukan
lebih dari satu kegiatan sering pula disebut dengan multifinance company.

4. Pembatasan Lembaga Pembiayaan

Agar lembaga pembiayaan tidak menyerupai perbankan dalam melakukan aktivitas usahanya maka
perusahaan

a. Pembiayaan dilarang menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk : Giro,
Deposito, Tabungan, Surat Sanggup Bayar (Promissory Nota)
b. Perusahaan Pembiayaan dapat menerbitkan Surat Sanggup Bayar hanya sebagai jaminan
atas hutang kepada bank yang menjadi pemberi dananya. Surat sanggup tersebut tidak
dapat dialihkan dan dikuasakan pada pihak manapun.
c. Memberikan jaminan dalam segala bentuknya kepada pihak lain.

B. Landasan Hukum Islam Mengenai Multifinance

Dalam konteks lembaga pembiayaan multifinance Islam memiliki pandangan mengenai konsep ridha
antara pembiayaan multifinance dengan konsumen, yang menjadi perhatian khusus bagi Islam yaitu
riba. Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba, namun secara umum terdapat benang merah
yang menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli maupun
pinjam-meminjam secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam, antara
lain. Mengenai hal ini Allah Swt. mengingatkan dalam firman-Nya:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan bathil.” (Q.S. An-Nisaa: 29)


Konsep Zakat, Infaq, Shodaqoh, dan Wakaf

1. Zakat

Zakat merupakan sebutan bagi suatu hak Allah SWT yang dikeluarkan seseorang kepada orang-orang
tertentu dengan syarat-syarat tertentu. Arti kata zakat terkandung harapan untuk memperoleh
berkah, membersihkan jiwa, dan memupuknya dengan kebaikan. Kata zakat secara bahasa berarti
tumbuh (al-numuw),bertambah banyak, dan mengandung berkah, juga suci(thaharah).

Zakat diwajibkan bagi setiap muslim yang memiliki harta senisab secara sempurna. Akan tetapi,
sebagian ulama mengecualikan anak-anak dan orang gila. Hal tersebut dikarenakan zakat termasuk
ibadah seperti halnya sholat, sedangkan mereka bukan orang yang dibebani kewajiban ibadah.

Akan tetapi, menurut Imam Syafi’i dan jumhur ulama’ berpendapat bahwa harta anak-anak dan
orang gila juga dikenakan zakat dengan beberapa alasan.

Pertama, bahwa yang dimaksud zakat itu pahala bagi yang berzakat dan memberi belanja bagi orang
fakir. Anak-anak dan orang gila dapat memperoleh pahala dan termasuk pemberi belanja yang
menanggung nafkah kerabatnya. Kedua, hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda
“Berusahalah pada harta anak yatim, agar harta itu tidak termakan oleh zakat.” Zakat merupakan
bentuk jiwa sosial seseorang terhadap lingkungan sekitarnya. Penentuan pengeluaran zakat setiap
orang berbeda. Hal tersebut tergantung kepada pendapatan atau penghasilan setiap orang. Zakat
terbagi menjadi 2 macam antara lain:

a. Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim pada saat menjelang hari raya
idul fitri. Besar zakat yang dikeluarkan setiap muslim adalah 3,5 liter (2,7 kg) makanan pokok yang
ada didaerahtersebut.

b. Zakat Maal (Zakat Harta)

Zakat yang wajib dikeluarkan setiap muslim yang mencakup hasil perdagangan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil bumi, profesi, ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing
pengeluaran zakattersebut terdapat perhitungan pengeluarannya sendiri.49 Zakat diberikan kepada
orang yang berhak menerimanya.

2. Infak

Infak berasal dari kata nafaqa yang artinya menafkahkan atau membelanjakan. Infak berarti
mengeluarkan sebagian harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran
Islam.

Ada beberapa perbedaan antara zakat dengan infak, jika zakat ada nishabnya, infak tidak mengenal
nishab. Infak dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun
rendah, apakah disaat lapang maupun sempit. Jika zakat harus diberikan kepada mustahiq tertentu
(8 asnaf), maka infak boleh diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orang tua, anak
yatim, dan sebagainya.
3. Shodaqoh

Shodaqoh atau infaq adalah mengeluarkan atau memberikan sebagian harta benda kita untuk tujuan
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, Shodaqoh atau infaq digunakan untuk sesuatu yang
disunnahkan, sedangkan zakat untuk sesuatu yang diwajibkan. Shodaqoh tidak selamanya
menggunakan materi. Terdapat hadits yang mengatakan senyum seorang muslim kepada
saudaranya sesama muslim termasuk shodaqoh. Shodaqoh juga berupa ilmu, menyumbangkan
tenaga untuk kebaikan dan lain-lain. Shodaqoh tidak menuntut sampainya harta hingga nisab dan
haul. Shodaqoh berlaku untuk semua orang, baik kaya atau miskin, dalam keadaan lapang atau
sempit, sesuai dengan kemampuan dan keikhlasan mereka dalam memberikan sebagian harta yang
dimilikinya.

a. Harta yang Paling Utama disedekahkan

Harta yang paling utama untuk di sedekahkan adalah kelebihan dari usaha dan hartanya untuk
kebutuhan sehari-hari. Sebaliknya, jika memberikan sedekah dari harta yang masih dikategorikan
kurang untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dipandang dosa. Dalam hadis disebutkan yang
artinya“Sedekah yang paling baik adalah sesuatu yang keluar dari orang kaya dan telah mencukupi
kebutuhannya”. (Muttafaq alaih)

Kaya pada hadist di atas tidak berarti kaya dalam materi, tetapi orang yang kaya hati, yakni sabar
atas kefakiran. Ada hadist yang menyebutkan“Cukup bagi seseorang dikatakan dosa apabila
menghilangkan makanan pokoknya”.(HR. Abu Dawuddan An-Nasa’idari Abu Hurairah). Dengan kata
lain sedekah disunahkan bagi seseorang atas kelebihan nafkahnya.

b. Sedekah yang tidak dibolehkan

Demikian halnya, haram menyedekahkan benda yang secara zat dihukumi haram seperti babi, dan
anjing. Atau barang itu diperoleh dengan cara yang diharamkan seperti mencuri, merampok atau
korupsi karena hal itu bukan miliknya secara sah, dan Allah juga tidak menerima sedekah dari yang
haram atau bersumber dari cara yang haram sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist
bahwa“Sesungguhnya Allah itu Suci tidak menerima kecuali yang suci pula” (HR. Muslim).

4. Wakaf

Secara etimologi, wakaf didalam bahasa Arab berarti habs yang artinya menahan, mencegah,
berhenti atau diam ditempat atau tetap berdiri atau penahanan. 53 Menurut Abu Aunillah, wakaf
ialah menahan, mengekang atau menghentikan harta dan memberikan manfaatnya dijalan Allah
SWT. Hal tersebut dilakukan untuk memindahkan milik pribadi menjadi suatu badan atau yayasan
yang memberikan manfaat bagi masyarakat dengan tujuan mendapatkan kebaikan dan ridha Allah
SWT.

Hukum melakukan wakaf adalah boleh. Seseorang yang melakukan wakaf adalah orang-orang yang
menyerahkan kepemilikan sebagian hartanya kepada sebuah lembaga untuk dimanfaatkan demi
kebaikan. Contohnya wakaf adalah memberikan tanahnya untuk pembangunan masjid, pondok
pesantren, sekolah, dan lain-lain.

Pelaksanaan wakaf harus berlaku selamanya dengan tidak ada paksaan. Orang yang melakukan
wakaf tidak boleh menarik kembali wakaf tersebut. Orang yang menerima dan tujuan wakaf harus
jelas. Hal tersebut bertujuan untuk pemanfaatan wakaf lebih jelas. Pelaksanaan wakaf harus disertai
ikrar atau ijab Kabul yang tertulis dengan jelas. Hal tersebut bertujuan untuk mengantisipasi adanya
pertentangan.

Badan Wakaf

Badan wakaf mengambil keputusan yang dianggap mendasar bagi wakaf dan mengarahkan strategi
produksi dan penyaluran hasilnya sehingga dapat tercapai tujuan wakaf yang sebanyak-banyaknya.
Badan wakaf juga berhak mengangkat dewan pengurus dan mengawasi kinerja mereka, termasuk
kinerja nadzir dan menetapkan honor yang layak bagi mereka.

Di samping itu, badan wakaf juga berhak membantu pengawas keuangan dan menetapkan gajinya,
serta menyetujui laporan penutupan pembukuan. Badan wakaf berkumpul setahun sekali atas
undangan dari nadzir. Badan wakaf juga dapat diundang dalam sidang istimewa atas permintaan
nadzir atau dewan pengurus, atau diwakilkan pada tiga orang yang dapat mewakili suara mereka
atau dari pihak Kementerian Wakaf. Pada rapat pertamanya, badan wakaf dapat memilih ketuanya
untuk masa pengabdian selama 5 tahun. Rapat badan wakaf dinyatakan sah, apabila dihadiri oleh
mereka yang mewakili suara terbanyak, baik asli ataupun perwakilan, dan membuat keputusan
berdasarkan suara mayoritas peserta rapat yang hadir.

Zakat adalah kewajiban untuk mengeluarkan harta yang bersifat khusus karena memiliki persyaratan
dan aturan baku baik untuk alokasi, sumber, besaran maupun waktu tertentu yang telah ditetapkan
oleh syariah. Sedangkan Infak/sedekah adalah harta yang dikeluarkan kepada orang yang
membutuhkan dengan ikhlas dan hanya mengharap pahala dan ridha Allah Subhanahu Wa Taala
semata yang bersifat sunnah dan tidak dibatasi jumlah maupun waktunya penyalurannya.

Organisasi Pengelola Zakat (OPZ)

Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) merupakan istilah lain dari amil zakat. Bedanya, jika amil zakat
dapat dibentuk oleh perorangan, OPZ dibentuk oleh sekelompok orang. OPZ merupakan institusi
yang bergerak dibidang pengelolaan zakat, infak dan sedekah. Amil zakat adalah salah satu golongan
dari delapan golongan yang berhak menerima zakat.

Anda mungkin juga menyukai