Anda di halaman 1dari 4

NAMA: MUHAMAD SUBAGIYA

NIM: 2016010142
KELAS: 2G MANAJEMEN
UAS HUKUM BISNIS

JAWABAN

1.
A. Dasar hukum surat berharga di indonesia terdapat dalam Pasal 1 KUHD yakni Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata berlaku juga hal-hal yang diatur dalam kitab Undang-Undang.
Ketentuan tentang bilyet giro diatur dalam SEBI No. No. 2832UPG tentang bilyet giro dan
SK Direksi No. 2832KEPDIR tentang bilyet giro, masing-masing tanggal 10 Juli 1995.
Menurut isi perikatan dasarnya, menggolongkan surat atas tunjuk dan atas pengganti menjadi 3
golongan yaitu : a Surat berharga yang mempunyai sifat kebendaan, misalnya : konosemen b Surat
berharga yang mempunyai sifat keanggotaan, misalnya : saham c Surat berharga yang mempunyai
sifat tagihan hutang utang piutang, misalnya: wesel, cek, surat aksep, promis, kwitansi. 2. Surat
berharga dalam lembaga keuangan, yaitu: a Surat berharga yang dikenal dalam lembaga keuangan
bank, misalnya : sertifikat deposito, simpanan giro dan cek. b Surat berharga pada lembaga keuangan
non bank, misalnya : efek pasar modal, interbank call money. c Surat berharga dalam kegiatan
perdagangan internasional, misalnya : Bill of Lading konosemen, dokumen barang seperti invoice
faktur, polis asuransi.
B. Surat wessel adalah surat berharga yang memuat kata wessel didalamnya, diberikan tanggal
dan ditandatangani disuatu tempat, dan si penerbit memberi perintah tanpa syarat kepada
tersangkut untuk pada hari bayar membayar sejumlah uang kepada orang (penerima) yang
ditunjuk oleh penerbit atau penggantinya disuatu tempat tertentu.
Saham adalah tanda penyertaan modal pada perseroan terbatas seperti yang telah diketahui bahwa
tujuan pemodal membeli saham untuk memperoleh penghasilan dari saham tersebut. Saham yaitu
satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian
kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan perusahaan
yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis - saham
(efek ekuitas) - dengan imbalan uang tunai.
Obligasi merupakan surat pengakuan hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah atau perusahaan atau
lembaga lain sebagai pihak yang berhutang, yang mempunyai nilai nominal tertentu dan kesanggupan
untuk membayar bunga secara periodik atas dasar persentase tertentu yang tetap.
Bilyet giro merupakan salah satu surat berharga yang tidak diatur diluar KUHD, melainkan tumbuh
dan dipergunakan dalam praktek perbankan. Ketentuan tentang bilyet giro di Indonesia diatur dalam
Surat Edaran Bank Indonesia No. 4/670/UPPB/PbB tanggal 24 Januari 1972 Tentang Bilyet Giro
yang telah diganti dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 28/32/Kep/Dir Tahun 1995
tentang Bilyet Giro.
Surat sanggup bayar atau biasa juga disebit "surat promes" merupakan suatu kontrak yang berisikan
janji secara terinci dari suatu pihak (pembayar) untuk membayarkan sejumlah uang kepada pihak
lainnya (pihak yang dibayar). Cek adalah surat berharga yang memuat kata cek/cheque dalam mana
penerbitannya memerintahkan kepada bank tertentu untuk membayar sejumlah uang kepada orang
yang namanya disebut dalam cek, penggantinya, pembawanya pada saat ditunjukkan.
2.
A.
hasil tindak pidana tersebut dirampas untuk negara atau dikembalikan kepada yang berhak. Apabila
Harta Kekayaan hasil tindak pidana yang dikuasai oleh pelaku atau organisasi kejahatan dapat disita
atau dirampas,
Dalam hal pejabat atau pegawai PPATK, penyidik, penuntut umum, atau hakim, yang menangani
perkara tindak pidana Pencucian Uang yang sedang diperiksa, melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 83 ayat (1) dan/atau Pasal 85 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling
lama 10 (sepuluh) tahun.
B. Pencucian uang merupakan metode untuk menyembunyikan, memindahkan, dan
menggunakan hasil dari suatu tindak pidana, kegiatan organisasi tindak pidana, tindak pidana
ekonomi, korupsi, perdagangan narkotika dan kegiatan-kegiatan lainnya yang merupakan
aktivitas tindak pidana. Proses pencucian uang pada umumnya melalui tiga tahap kegiatan
yaitu tahap penempatan, tahap penyebaran dan tahap pengumpulan. unsur-unsur tindak
pidana pencucian uang. Diantaranya adalah sebagai berikut ini : Menyamarkan Laporan
Kekayaan dari PPATK, Kenaikan Harta Secara Tidak Wajar, Memiliki Perusahaan Bodong
3.
A. DASAR PENGATURAN PEMBIAYAAN: Dasar hukum substantive
Perjanjian diantara para pihak berdasarkan asas “ kebebasan berkontrak”. Antara perusahaan
financial menjadi kreditur dengan konsumen sebagai debitur. forum pembiayaan timbul sebab
adanya pemenuhan pembiayaan. Dikenal menjadi pembiayaan karena menunjukkan contoh-
contoh formulasi baru terhadap pemberi dana, seperti dalam bentuk leasing, factoring, dan
sebagaiannya. Bentuk hukum forum Pembiayaan: tentang bentuk aturan badan usaha yg di
beri wewenang berusaha di bidang forum pembiayaan yg mencakup Bank, lembaga
Keuangan Bukan Bank dan Perusahaan Pembiayaan, dipengaruhi bahwa untuk Perusahaan
Pembiayaan tadi berbentuk Perseroan Terbatas atau Koperasi (Pasal tiga Keppres No. 61 Th
tentang lembaga Pembiayaan). Perusahaan Pembiayaan yg berbentuk Perseroan Terbatas
tersebut dapat dimiliki oleh : warga Negara Indonesia atau Badan perjuangan Indonesia.
Badan perjuangan Asing dan warga Negara Indonesia menjadi usaha Patungan.
Pemilikan saham sang Badan usaha Asing sebanyak-besarnya merupakan 85% berasal modal
setor. Dalam keputusan menteri keuangan republik Indonesia No. 1251 / KMK
pada keputusan menteri keuangan republik Indonesia No / KMK. 013/1988 tentang ketentuan
dan adat pelaksanaan lembaga pembiayaan diperincikan bahwa aktivitas perusahaan
pembiayaan meliputi :
a. Sewa Guna perjuangan
b. model Ventura
c. Perdagangan Surat Berharga
d. Anjak Piutang
e. usaha Kartu Kredit
f. Pembiayaan Konsumen
B. Sewa Guna Usaha (Leasing) didefinisikan sebagai kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (Finance Lease)
maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (Operating Lease), untuk digunakan oleh Penyewa
Guna Usaha (Lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
Anjak Piutang sebagaimana yang didefinisikan dalam peraturan yang berlaku adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan
jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam negeri ataupun transaksi
perdagangan luar negeri. Anjak Piutang merupakan alternatif pembiayaan jangka pendek/modal kerja
atau sebagai alternatif pengelolaan administrasi tagihan / penjualan secara lebih efektif bagi Penjual
Piutang (client).
Usaha Kartu Kredit sebagaimana didefinisikan dalam peraturan yang berlaku, merupakan usaha
dalam kegiatan pembiayaan untuk pembelian barang atau jasa dengan menggunakan Kartu, yang akan
ditagihkan kemudian kepada Pengguna oleh Penerbit Kartu Kredit.
Perusahaan Pembiayaan adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakukan Sewa Guna
Usaha, Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen, dan/atau usaha Kartu Kredit.

4.
A.

Ruang lingkup usaha perasuransian secara umum diatur dalam Pasal 2 – Pasal 5 Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. Pengaturan Asuransi dalam K.U.H. Perdata. Hukum
asuransi pada dasarnya berisikan ketentuan berkaitan dengan hak dan kewajiban para pihak sebagai
akibat dari perjanjian pengalihan dan penerimaan risiko oleh para pihak. Hukum asuransi pada
pokoknya merupakan objek hukum perdata. Dalam hal ini maka selain yang diatur secara khusus
dalam KUHD, sebagai sebuah perjanjian, maka ketentuan untuk asuransi diatur dalam KUHPerdata.
Terkait mengenai syarat sahnya perjanjian, hal ini diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata. Pengaturan
Asuransi dalam KUH Dagang Kitab Undang Undang Hukum Dagang dalam Pasal 246 memberi
definisi asuransi adalah “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana
seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung dengan menerima suatu premi,
untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian. Kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak
tertentu.”
Dasar Hukum Perjanjian Asuransi:
Perjanjian asuransi diatur dalam Pasal 1774 KUHPerdata yang menyatakan: “Suatu perjanjian untung
untungan adalah suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak,
maupun bagi sementara pihak, bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu. Demikian adalah
perjanjian pertanggungan, bunga cagak hidup;perjudian dan pertaruhan.”
Asuransi: Perusahaan Asuransi Umum,Perusahaan Asuransi Jiwa, dan Perusahaan Reasuransi
Asuransi Syariah: Perusahaan Asuransi Umum Syariah, Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah,
Perusahaan Reasuransi Syariah
Jenis Perusahaan Arusansi Lainnya: Perusahaan Pialang Asuransi, Perusahaan Pialang Reasuransi
Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi

B. Polis asuransi adalah sebuah dokumen resmi berisi perjanjian tertulis yang memikat
Pemegang Polis (orang yang membeli asuransi) dan sebuah perusahaan asuransi.Perjanjian
ini menyebut tentang hak dan kewajiban, beserta ketentuan untuk kedua pihak terkait produk
asuransi. Dokumen polis ini bersifat legal dan menjadi bukti perjanjian yang melibatkan
perusahaan dan nasabah yang sudah disepakati, khususnya untuk melindungi hak dan
kewajiban kamu.
C. Polis asuransi disebut penting karena perannya mampu melindungi setiap hak serta
kewajiban nasabah layanan asuransi dan pihak asuransi dari kerugian.
Jadi, lebih menghendaki perjanjian baku karena Perusahaan Asuransi sering kali telah
mempersiapkan suatu perjanjian baku (standardized contract) dengan klausula baku untuk
alasan kepraktisan dan efisiensi sehingga tertanggung hanya diberikan kesempatan untuk
memutuskan menerima atau menolak polis asuransi yang telah dibuat secara sepihak oleh
Perusahaan Asuransi.
5.

A. Rahasia bank: Bank dilarang memberikan keterangan yang tercatat pada bank tentang
keadaan keuangan dan hal-hal lain dari nasabahnya, yang wajib dirahasiakan oleh bank
menurut kelaziman dalam dunia perbankan, kecuali dalam hal sebagaimana diatur dalam UU
ini.. (Uu no.7 tahun 1992)
Rahasia Bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah
penyimpanan dan simpanannya.”
Yang membedakan diantaranya adalah uu yang baru itu mempersingkat penjelasan saja akan
tetapi tidak mengubah makna yang terkandung.
B. Asas demokrasi ekonomi : Bahwa perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya
berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Ini berarti fungsi
dan usaha perbankan diarahkan untuk melaksanakan prinsip-prinsip yang terkandung dalam
demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Asas kepercayaan (fiduciary principle): Adalah suatu asas yang menyatakan bahwa usaha
Bank dilandasi oleh hubungan ke.percayaan antara Bank dan nasabahnya.
Asas kerahasiaan (Confidential Principle): Asas yang mengharuskan atau mewajibkan
merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain dari nasabah
bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan.
Asas kehati-hatian (Prudential Principle): Adalah suatu asas yang menyatakan bahwa bank
dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian
dalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan padanya. Hal ini disebutkan
dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan bahwa perbankan
Indoneia dalam melaksanakan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan
menggunakan asas kehati-hatian. Tujuan diberlakukannya prinsip kehati-hatian tidak lain
adalah agar bank selalu dalam keadaan sehat.

C.
1. Tidak memenuhi prestasi sama sekali. Sehubungan dengan dengan debitur yang tidak memenuhi
prestasinya maka dikatakan debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali.
2. Memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya. Apabila prestasi debitur masih dapat diharapkan
pemenuhannya, maka debitur dianggap memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya.
3. Memenuhi prestasi tetapi tidak sesuai atau keliru. Debitur yang memenuhi prestasi tapi keliru,
apabila prestasi yang keliru tersebut tidak dapat diperbaiki lagi maka debitur dikatakan tidak
memenuhi prestasi sama sekali
contoh kasus wanprestasi adalah saat kreditur membayar kewajiban hutangnya tapi besaran
nominalnya tidak sesuai dengan jumlah hutangnya. Maka pihak debitur merasa dirugikan karena uang
yang dipinjamkan tidak kembali sesuai besaran di awal.

Anda mungkin juga menyukai