Anda di halaman 1dari 5

Bagaimana Analisis peranan leasing sebagai lembaga pembiayaan perusahaan?

Leasing merupakan suatu perjanjian antara pemilik leasing (lessor) dan nasabah (lesse),
Pihak lessor yang menyediakan barang yang akan di gunakan oleh lesse sebagai modal.
Kemudian imbalan untuk lessor berupa bayaran sewa oleh lesse dalam waktu tertentu.
Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana atau bang modal dengan tidak menarik dana secara langsung dari
Masyarakat. Undang-Undang yang menagtur tentang leasing di Indonesia belum memiliki
dasar hukum yang khusus. Namun terdapat peraturan yang mengatur Lembaga pembiayaan
dituangkan dalam keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1998 tentang Lembaga Pembiayaan,
ditindak lanjuti oleh keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
1251/KMK.013/1988 tentang ketentuan dan tata cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.
Dalam peraturan perundang-undangan kegiatan Perusahaan meliputi :

a. Sewa Guna Usaha (Leasing)


b. Modal Ventura
c. Perdagangan Surat Berharga
d. Anjak Piutang (Factoring)
e. Usaha Kartu Kredit,
f. Pembiayaan Konsumen

Salah satu kegiatan Perusahaan Pembiayaan yang mempunyai peranan penting yaitu
Sewa Guna Usaha (leasing). Menurut Pasal 1 Ayat 5 Perpres No 9 Tahun 2009 Tentang
Lembaga Pembiayaan menjelaskan bahwa “Sewa Guna Usaha (leasing) adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi
(finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk
digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan
pembayaran secara angsuran”. Kehadiran sewa guna usaha ini mempunyai peran yang
penting bagi para pengusaha, karena dengan adanya sewa guna usaha mereka dapat
mengatasi dan mendapatkan jalan keluar atas permasalahan 6 modal dengan cara
pembiayaan untuk memperoleh alat-alat perlengkapan maupun barang-barang modal
yang mereka perlukan.1
1
Agnes Maria Janni Widyawati,“Peranan Leasing Sebagai Lembaga Pembiayaan Perusahaan”.Jurnal Ilmiah
Hukum Dan Dinamika Masyarakat. Vol. 17 No 1, Oktober 2019, hal. 23. Didownload pada
http://203.89.29.50/index.php/hdm/article/view/1275/1025
Dalam peraturan perundang-undangan ditentukan bahwa suatu Perusahaan pembiayaan
tidak diperkenankan menarik dana secara langsung dari Masyarakat dalam bentuk

a. Giro
b. Deposito
c. Tabungan, dan
d. Surat Sanggup Bayar (promissory Notes), kecuali jika surat sanggup bayar tersebut
hanya dipakai. Sebagai jaminan hutang kepada bank yang menjadi kreditnya.

Dalam keenam kegiatan tersebut dapat dilaksanakan oleh bank, Lembaga keuangan
bukan bank dan Perusahaan pembiayaan. Bentuk hukum dari Perusahaan pembiayaan
adalah Peseroan Terbatas (PT) yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
Tenntang Perseroan Terbatas serta Koperasi berdasarkan Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 Tentang perkoperasian. Dengan hal tersebut, suatu koperasi yang telah
terdaftar memiliki status hukum yang sama dengan suatu perseroan terbatas, yang
merupakan suatu badan usaha yang berbadan hukum karena didalam juga memiliki
karakteristik sebagai badan hukum.

Lembaga Pembiayaan memiliki peran penting, salah satu peran Lembaga sumber
pembiayaan nasional. Perluasan suatu usaha membutuhkan pembiayaan dana dan
peralatan modal. Pembiayaan dana selain melalui sistem perbankkan adapula Lembaga
keuangan non bank yang telah lama kita kenal, yaitu sistem bisnis “leasing”. Leasing
merupakan suatu alternatif baru yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengatasi masalah kekurangan dana. Sumber pendanaan ini memiliki beberapa
kelebihan, salah satunya adalah prosedur yang ditawarkan relatif mudah dan fleksibel,
sehingga memudahkan perusahaan untuk memperoleh barang modal (Hariyani, 2011:81).
Lembaga pembiayaan dianggap salah satu alternatif pembiayaan dari Lembaga
keuangannon bank lebih fleksibel, hal ini disebabkan oleh karena Lembaga pembiayaan
menyesuaikan bidang usahanya dengan kebutuhan konsumne.2

Alternatif lain dalam mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan dana adalah melalui
pinjaman bank. Analisis dan segala macam pertimbangan yang cukup matang harus
benar-benar dikaji karena pengambilan pinjaman dari bank akan berhubungan dengan
biaya riil yang nantinya harus dikeluarkan oleh Perusahaan.

2
Miranda Nasihin, “ Segala Hal Tentang Hukum Lembaga Pembiayaan”, Yogyakarta: Buku Pintar, 2012, hlm.7
Adapun yang dapat melakukan usaha leasing :

a. Lembaga Keuangan yang dimaksud dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan


No. 38/MK/IV/1/1972.
b. Badan Usaha lain non Lembaga Keuangan yang bergerak dalam bidang leasing

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomer 10 Tahun 1998 Kredit adalah


penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamankan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepekatan pinjaman meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihka peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga (Kasmir, 2011:96). Tujuan kredit dari Perusahaan adalah
untuk meningkatkan volume usaha dan hasil usaha yang akan menjamin
kelangsungan hidup Perusahaan. Dengan tujuan tersrbut maka dapat diharapkan
terjadi peningkatan kegiatan usaha dalam suatu perekonomian, untuk memilih
alternatif sumber pendanaan yang tepat peril adanya analisis investasi sumber
pendanaan antara leasing dan kredit bank, karena keduanya sama-sama menimbulkan
kewajiban bagi Perusahaan dengan cara menganalisi maka akan dapat diketahui
alternatif mana yang lebih baik sehingga keputusan pendanaan yang diambil dapat
menguntungkan bagi perusahaan.

Menurut Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan,


Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal.3

1. Dalam sistem lembaga keuangan dibedakan menjadi dua yaitu lembaga


keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bank
adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di Keputusan Presiden No. 61
Tahun 1988 tentang Lembaga PembiayaanKeputusan
2. Menteri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan
TatacaraPelaksanaan Lembaga Pembiayaan.
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor9Tahun 2009 Tentang Lembaga
Pembiayaan
Bidang keuangan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
atau bentuk lain guna meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Lembaga keuangan
bukan bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan yang

3
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayan
secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana dengan jalan mengeluarkan
surat berharga dan menyalurkannya ke dalam masyarakat guna membiayai investasi
perusahaan.Bidang usaha yang termasuk dalam lembaga keuangan bukan bank antara
lain adalah asuransi, pengadaian, dana pensiun, reksa dana, lembaga pembiayaan.
lembaga pembiayaan termasuk dalam Lembaga keuangan Bukan Bank.
Leasing menjadi alternatif pembiayaan yang dapat menjadi pelengkap dari kredit
bank karena pada umumnya bank cenderung untuk memberikan kredit dengan jangka
waktu pendek untuk modal kerja, sedangkan leasing memberikan alternatif
pembelanjaan dengan jangka waktu yang lebih panjang yaitu dari satu tahun hingga
lima tahun untuk barang-barang modal.

Elemen-elemen leaseing tersebut adalah :

a. Pembiayaan Perusahaan

Pada dasarnya Lembaga leasing ini keberadaanya dimaksudkan sebagai usaha untuk
memberikan kemudahan pembiayaan kepada suatu Perusahaan yang memerlukannya.
Dalam perkembangannya, leasing diberikan pula kepada perserorangan, dengan
peruntukan barang tidak harus untuk kepentingan usaha, misalnya unutk kepentingan
membeli mobil yang tidak ada sangkut pautnya dengan kegiatan usaha.

b. Penyediaan barang modal

Supplier menyedikan barang modal atas biaya lessor, yang diperuntukkan bagi
kepentingan lessee untuk operasional bisnisnya. Barang modal dimaksud misalnya,
mesin-mesin untuk pabrik, komputer, mesin foto copy, kendaraan bermotor, bahkan
pesawat terbang.

c. Keterbatasan Janga Waktu

Unsur yang penting lainnya dari Lembaga leasing adalah adnya jangka waktu
tertentu/terbatas. Bila ternyata tidak terdapat klausula tentang jangka waktu yang terbatas,
artinya tidak dibatasi oleh jang waktu, maka hal itu bukan merupakan leasing, tetapi
termasuk dalam pengertian sewa menyewa biasa.

d. Pembayaran Kembali Secara Berkala

Pada hakikatnya lessor telah membayar lunas barang modal tersebut kepada pihak
supplier, maka sekarang kewajiban lessee sebagai yang memanfaatkan barang modal
dimaksud untuk membayar kembali harga barang modal tersebut dengan cara
mengangsur kepada lessor.

e. Hak opsi untuk membeli barang modal

Pada saat dan syarat tertentu, hak tersebut diberikan pada saat akhir masa leasing, dan hak
itu telah diperjanjikan dalam kontrak leasing.

f. Nila sisa (residu)

Merupakan besarnya jumlah uang yang harus dibayar kembali kepada lessor oleh lessee
diakhir masa berlakunya leasing atau pada lessee mempunya hak opsi, nilai sisa biasanya
sudah terlebih dahulu ditentukan bersama dalam kontrak leasing

REFERENCE

Miranda Nasihin, “ Segala Hal Tentang Hukum Lembaga Pembiayaan”, Yogyakarta:


Buku Pintar, 2012, hlm. 7

Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991


Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayan

Agnes Maria Janni Widyawati “PERANAN LEASING SEBAGAI LEMBAGA


PEMBIAYAAN PERUSAHAAN” Hukum dan Dinamika Masyarakat Vol 17. (1)
Oktober 2019

Idham “Analisis Hukum Tentang Lembaga Pembiayaan”


https://jurnal.saburai.id/index.php/hkm/article/viewFile/84/53

Dean Subhan Saleh “ EVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI SALAH SATU


BENTUK PEMBIAYAAN DAN PENGARUHNYA PADA PERUSAHAAN
DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN PURWAKARTA” Jurnal Ekonomi
dan Bisnis https://stiemuttaqien.ac.id/ojs/index.php/OJS/article/view/21/19

Anda mungkin juga menyukai