dalam masyarakat yang tentunya sesuai pula dengan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Nilai-nilai itu tidak lepas dari sikap dan sifat-sifat yang dimiliki orang-orang
yang menjadi anggota masyarakat dalam masyarakat yang sedang dalam proses peralihan
(instransition) nilainilai tersebut tentunya sedang dalam proses perubahan pula. Dalam proses
transisi ini yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah perubahan yang terjadi pada
manusia yang menjadi anggota masyarakat dan nilai-nilai yang dianut.
Rescoe Pound
menganggap bahwa hukum sebagai alat rekayasa sosial (Law as a tool of social
engineering and social controle) yang bertujuan menciptakan harmoni dan keserasian agar
secara optimal dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan manusia dalam masyarakat.
Leon Duguit
Pengertian hukum menurut Leon Duguit adalah aturan tingkah laku para anggota
masyarakat, aturan yang daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu
masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan jika dilanggar menimbulkan
reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran itu.
Ernst Utrecht
hukum adalah himpunan peraturan yang mengatur kehidupan. Peraturan tersebut
dapat berupa perintah atau larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan
harus ditaati oleh seluruh anggota masyarakat.
Mochtar Kusumaatmadja
Pengertian hukum yang memadai tidak hanya memandang hukum itu sebagai suatu
perangkat kaidah dan asas-asas yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, tapi
harus pula mencakup lembaga dan proses yang diperlukan untuk mewujudkan hukum itu
dalam kenyataan. Pendapat Mochtar Kusumaatmadja tersebut dianggap yang paling relevan
dalam menginterretasikan hukum di masa kini.
1. PENEGAKAN HUKUM
Dalam menegakan hukum ada tiga unsur yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Hukum itu harus baik: a) Secara sosiologis (dapat diterima oleh masyarakat) b) Secara
yuridis (keseluruhan hukum tertulis yang mengatur bidang-bidang hukum tertentu harus
sinkron) c) Secara filosofis
2. Penegak hukumnya harus baik, dalam artian benar-benar telah melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagaimana digariskan oleh hukum yang berlaku.
4. Kesadaran hukum masyarakat. Masyarakat yang baik adalah masyarakat yang memiliki
kesadaran akan hukum, namun ada syarat yang harus dipenuhi agar hukum itu dapat berjalan
dengan baik. Adapun syarat agar masyarakat memiliki kesadaran hukum antara lain : • Tahu
hukum (law awareness) • Rasa hormat terhadap hukum (legal attitude) • Paham akan isinya
(law acqium tance) • Taat tanpa dipaksa (legal behaviore). 5. Budaya hukum masyarakat
Pandangan Ruth Benedict tentang adanya budaya malu, dan budaya rasa bersalah bilamana
seseorang melakukan pelanggaran terhadap hukum-hukum yang berlaku Cara mengatasinya :
1) Eksekutif harus banyak membentuk hukum dan selalu mengupdate 2) Para penegak
hukumnya harus betul betul menjalankan tugas kewajiban sesuai dengan hukum-hukum yang
berlaku dan tidak boleh pandang bulu 12 3) Lembaga MPR sesuai dengan ketentuan UUD
1945 melakukan pengawasan terhadap kerja lembaga-lembaga negara.
7. Kepatuhan Hukum Kepatuhan hukum artinya ada sanksi positif dan negatif yang akan
diterima, kepatuhan atau ketaatan hukum tersebut didasarkan kepada kepuasan yang
diperoleh dengan dukungan sosial. Faktor yang menyebabkan masyarakat mematuhi hukum :
1) Compliance, yaitu kepatuhan yang didasarkan pada harapan akan suatu imbalan dan usaha
untuk menghidarkan diri dari hukuman yang mungkin dikenakan apabila seseorang
melanggar ketentuan hukum, Adanya pengawasan yang ketat terhadap kaidah hukum
tersebut. 2) Identification, terjadi bila kepatuhan terhadap kaidah hukum ada, bukan karena
nilai intrinsiknya, akan tetapi agar ke anggotaan kelompok tetap terjaga serta ada hubungan
baik dengn mereka yang diberi wewenang untuk menerapkan kaidah kaidah hukum tersebut
3) Internalization, seseroang mematuhi kaidah kaidah hukum dikarenakan secara intrinsik
kepatuhan tadi mempunyai imbalan. Isinya sesuai dengan nilai-nilainya dari pribadi yang
bersangkutan. 4) Kepentingan-kepentingan para warga yang terjamin oleh wadah hukum
yang ada. Kesadaran hukum masyarakat masih menjadi salah satu faktor terpenting dari
efektifitas suatu hukum yang diperlukan dalam suatu Negara. Sering di sebutkan bahwa
hukum haruslah sesuai dengan kesadaran hukum masyarakat. Artinya, hukum tersebut
haruslah mengikuti kehendak dari masyarakat. Selain itu, hukum yang baik adalah hukum
yang sesuai dengan masyarakat (tidak berlainan dan bertentangan).
Perubahan sosial secara umum diartikan sebagai suatu proses pergerakan pergeseran atau
perubahan tatanan atau struktur didalam masyarakat yang meliputi pola pikir, sikap serta
kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Berikut
pandangan para ahli tentang perubahan sosial antara lain:
1. William F. Ogburn
Kedua hal ini mengatakan bahwa perubahan perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-
cara hidup yang telah diterima baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan
material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi atau penemuan
penemuan baru dalam masyarakat.
3. Koening
Perubahan sosial merujuk pada modifikasi-modifikasi yang di dalam pola kehidupan manusia
termasuk didalamnya terkait terminologi urbanisasi ataupun perpindahan penduduk dari desa
ke kota.
4. Selo Soemarjan
Perubahan sosial sebagai perubahan perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat lebih lanjut soemardjan menjelaskan bahwa fungsi, peran, dan pola pikir
masyarakat akan berubah saat struktur dalamnya berubah.
5. Parsudi Suparlan
Perubahan sosial merupakan perubahan dalam struktur sosial dan pola hubungan sosial yang
di dalamnya mencakup sistem status, hubungan keluarga, sistem politik dan kekuasaan
ataupun penduduk.
6. Hans Garth dan C. Wright Mills
Sedangkan menurut Hans garth dan C. Wright Mills, perubahan sosial adalah segala hal yang
terjadi yakni kemunculan, perkembangan, atau kemunduran dalam waktu tertentu yang
berpengaruh terhadap peran, lembaga, tatanan, dan struktur sosial.
Menurut Robert Mac iver perubahan sosial adalah adanya perubahan antara hubungan sosial
atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial.
8. Kingsley Davis
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Contoh perubahan sosial yang dimaksud adalah terjadinya organisasian buruh dalam
masyarakat industri atau kapitalis. Hal ini menyebabkan perubahan hubungan antara majikan
dan para buruh yang kemudian terjadi perubahan duka dalam organisasi politik yang ada
dalam perusahaan tersebut dan masyarakat.
Bentuk Bentuk Perubahan Sosial
Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat dibedakan atas beberapa bentuk yaitu
sebagai berikut:
a) Perubahan Sosial Berdasarkan Waktu
Perubahan ini terjadi secara lambat dan terdiri dari beberapa perubahan kecil. Hal
tersebut yang membuat sebagian orang tidak menyadari adanya perubahan
tersebut.Pada umumnya, proses evolusi tidak menyebabkan konflik atau kekerasan
dalam masyarakat karena terjadi dalam skala kecil dan akan berdampak kecil, namun
kumulatif.Contohnya, dahulu dikenal yang namanya 'barter'. Setelah itu menggunakan
uang, kemudian sekarang berbelanja tidak perlu membawa uang yang dibayarkan
secara langsung, tetapi bisa melalui transfer, kartu debit atau uang digital.
Perubahan sosial cepat adalah suatu perubahan yang terjadi secara cepat dan besar-
besaran. Dampak dari revolusi ini menyeluruh pada sendi-sendi kehidupan.Pada
umumnya, proses revolusi akan menyebabkan konflik di masyarakat. Konflik ini
berlangsung secara cepat dan sulit untuk dihindari dan bahkan bisa makin
berkembang seiring perkembangan waktu dan sulit untuk dikendalikan
b) Perubahan Sosial Berdasarkan Sudut Pandang Masyarakat
Perubahan yang Dikehendaki
Perubahan ini terjadi karena memang sudah diperkirakan atau direncanakan oleh
pihak yang melakukan perubahan. Oleh karena dikehendaki, maka ada perencanaan
matang yang dilakukan dalam perubahan ini.Pihak yang merencanakan perubahan ini
adalah pihak yang sudah mendapat kepercayaan dari masyarakat. Meskipun, biasanya
akan terjadi konflik sebelum perubahan tersebut benar-benar dilaksanakan.
Perubahan yang tidak dikehendaki biasanya terjadi secara spontan atau terjadi tanpa
kesengajaan. Perubahan ini biasanya terjadi karena di luar jangkauan masyarakat
sehingga menimbulkan dampak sosial yang tidak diinginkan.Misalnya adanya
bencana Tsunami di Aceh pada 2004 yang berpengaruh terhadap segala aspek pada
masyarakatnya. Penduduknya harus kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, keluarga.
Hal itu pasti sangat berpengaruh bagi kehidupan mereka selanjutnya.
Perubahan sosial besar adalah perubahan yang menyangkut masyarakat luas dan
membawa pengaruh atau dampak yang berarti bagi masyarakatnya. Perubahan ini
mengubah hampir seluruh sendi kehidupan masyarakat dan struktur sosial yang telah
ada sebelumnya.Contoh perubahan sosial ini adalah perubahan dari masyarakat
agraris ke masyarakat industri. Hal ini akan berpengaruh pada perubahan mata
pencaharian penduduk yang awalnya sebagai petani, berubah menjadi buruh pabrik
atau mata pencaharian lain.
Perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial dan tidak membawa pengaruh
langsung atau berarti bagi masyarakat. Perubahan ini dialami oleh satu di antara unsur
budaya tanpa memengaruhi unsur budaya yang lain.Sebagai contoh adalah perubahan
gaya rambut serta perubahan model pakaian yang mengikuti tren terbaru atau
mengikuti artis idolanya.Hal ini tentu tidak akan berpengaruh terhadap kondisi sosial
secara menyeluruh di dalam kehidupan masyarakat.
d) Perubahan Sosial Berdasarkan Arah Perkembangan
Perubahan sosial yang menuju arah kemunduran sehingga dapat merugikan bagi
masyarakat. Misalnya penyalahgunaan obat-obat terlarang.
d. Terjadi Revolusi
Revolusi atau pemberontakan juga bisa mempengaruhi terjadinya perubahan sosial karena
fenomena ini menjadi tanda adanya hal baru yang harus dilakukan. Misalnya karena telah
terjadi perang atau bencana alam.
e. Keterbukaan Pada Lapisan Masyarakat
Keterbukaan pada lapisan masyarakat bisa menjadi faktor terjadinya perubahan sosial karena
kehadiran tipe masyarakat sangat berpengaruh dalam merespon sesuatu hal yang baru.
Masyarakat yang berpengaruh adalah mereka yang memiliki keterbukaan dan openmind
terhadap hal-hal baru sehingga mudah menerima perubahan tersebut. Dengan adanya
masyarakat yang selalu mengalami perubahan, maka perubahan sosial juga selalu
berkembang dan diperbaharui. Hal ini juga dibahas pada buku Sosiologi Perubahan Sosial
oleh John Scott.
3. Faktor Penghambat
Perubahan sosial tidak akan selalu berjalan mulus. Perubahan sosial seringkali dihambat oleh
beberapa faktor penghambat perubahan sosial. Faktor tersebut meliputi kurangnya hubungan
dengan masyarakat yang lain, perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat, sikap
masyarakat yang tradisional, adat atau kebiasaan, kepentingan kepentingan yang tertanam
kuat sekali, rasa takut akan terjadinya disintegrasi (meninggalkan tradisi), sikap yang
tertutup, hambatan yang bersifat ideologis dan hakikat hidup .
1. Terjadi Dimana-mana
Tempat terjadinya perubahan sosial bisa di mana saja mulai dari masyarakat desa hingga
kota, meski dengan tingkat perubahan yang bisa jadi berbeda antara satu tempat dengan
tempat yang lain. Masyarakat tradisional biasanya akan mengalami pola perubahan yang
berlangsung lambat. Sedangkan masyarakat modern cenderung lebih cepat dan singkat.
2. Dilakukan Secara Sengaja
Perubahan sosial akan dilakukan secara sengaja, walaupun ada beberapa situasi di mana
perubahan yang berlangsung terjadi tanpa adanya unsur kesengajaan. Sebagai contohnya,
produsen kendaraan bermotor mengembangkan inovasi kendaraan agar bisa digunakan untuk
transportasi yang lebih baik dan lebih cepat. Akan tetapi, masyarakat tidak bisa
membayangkan jika hasil perubahan tersebut memiliki pengaruh ke berbagai unsur lainnya,
seperti keselamatan dan juga biaya penggunaannya seperti bensin atau servis bulanan.
3. Berkelanjutan
Perubahan sosial berlangsung secara berkelanjutan. Hal ini berarti bahwa masyarakat akan
selalu berubah, baik cepat atau lambat. Di mana perubahan terjadi sebagai konsekuensi dasar
karena sifat manusia yang terlahir sebagai makhluk sosial.
4. Imitatif
Imitatif atau meniru/mengikuti adalah ciri-ciri selanjutnya. Dalam berlangsungnya
kehidupan, masyarakat akan melakukan perubahan dengan mengikuti masyarakat yang lain.
Hal ini terjadi karena setiap kelompok dalam masyarakat saling memiliki pengaruh. Antara
kelompok masyarakat pun tidak bisa memisahkan atau mengisolir diri. Misalnya saja
perubahan dalam gaya berbusana, potongan rambut, desain rumah, dan lainnya.
5. Hubungan Kausalitas
Perubahan sosial bisa terjadi karena aspek material atau imaterial dengan hubungan yang
bersifat timbal balik, di mana bisa menguntungkan satu pihak atau kedua belah pihak.
4. HUKUM SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUBAH MASYARAKAT
Bersumber dari dogma yang yang terdapat ubi Societas ibi ius yang bermakna dimana
terdapat masyarakat, sehingga adanya ikatan antara hubungan perubahan dan penemuan
hukum. Warga juga dapat menghasilkan hukum dan pergantian hukum. Pergantian hukum
dilalui lewat 2 wujud, yang pertama ialah warga yang mengalami peruban terlebih dahaulu,
baru hukum yang akan mengesahkan perubahan itu( perubahan pasif) sedangkan yang kedua
ialah hukum selaku perlengkapan umutk mengganti ke arah yang lebih baik.
Seorang atau kelompok yang memperoleh keyakinan dari warga selaku pimpinan tau
lembaga masyarakat merupakan agent of change atau pelopor perubahan. Pengendalian dan
pengawasan pelopor perubahan menjadi dasar perubahan sosial yang dikehendaki ataupun
direncanakan. Cara-cara untuk mempengaruhi warga dengan system yang tertib serta
Adapun istilah lain yang dicetuskan oleh ahli hukum Amerika yang terkenal yaitu
Roscou Pound, Pound pun mengakui bahwa fungsi lain dari hukum adalah sebagai
Roscoe Pound adalah salah satu ahli hukum yang beraliran Sociological
Kenyataan hukum pada dasarnya adalah kemauan publik, jadi bukan hanya sekedar
bukum tertulis saja tetapi adanya hubungan yang cermat anatara hukum tertulis
sebagai kepastian hukum dan living law sebagai wujud dari pembentukan hukum 2
kontrol sosial, merupakan fungsi utama dari negara dan bekerja melalui penerapan
kekuatan yang dilaksanakan secara sistematis dan teratur oleh agen yang ditunjuk
Inti teorinya terletak pada konsep “kepentingan”. Beliau mengatakan bahwa tjuna
kan tercapai bila kepntingan itu disadari masyarakat, jadi masyarakat berusaha
atas kepentingan-kepentingan yang harus dilindungi oleh hukum itu sendiri, yaitu
sebagai berikut5:
e) Kesejahteraan sosial.
a) Kepentingan individu
b) Kepentingan keluarga
Adapun contoh dari penerapan teori ini. Salah satu contoh ada di dalam Undang-
Undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Nomor 23 Tahun 2004 dimana
dalam pasal 5 yang berbunyi setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam ruang
lingkup rumah tangga. Adanya pasal ini menjukan bahwa adanya rekayasa social diman
ada undang-undang yang dibuat akan meminimalisir kekerasan yang ada pada lingkungan
rumah tangga.
5 Ibid, Hal. 77
Akhirnya dapat di garis bawahi bahwa ajaran Roscoe Pound bergerak dalam 3 (tiga)
1. Bahwa hukum benar-benar berfungsi sebagai alat untuk mengatur dan mengelola
masyarakat dengan
masyarakat, serta
dengan konsep hukumnya yang memandang hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat
disamping saran untuk menjamin ketertiban dan kepastian hukum. Konsepsi dan definisi
hukum yang dikemukakan oleh Prof. Mochtar Kusumaatmadja dalam tataran praktis
hukum dalam rangka mengarahkan dan mengantisipasi dampak negatif dari perubahan sosial
6 Ibid, Hal. 80
Teori Hukum Pembangunan dari Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M.
dipengaruhi cara berpikir dari Herold D. Laswell dan Myres S. Mc Dougal (Policy
Approach) ditambah dengan teori Hukum dari Roscoe Pound (minus konsepsi
hukum sebagai alat (tool) menjadi hukum sebagai sarana (instrument) untuk
membangunan masyarakat.7
Mochtar berpendapat bahwa pengertian hukum sebagai sarana lebih luas dari hukum
yurisprudensi (khususnya putusan the Supreme Court) pada tempat lebih penting.
2. Konsep hukkum sebagai “alat” akan mengakibatkan hasil yang tidak jauh berbeda
dengan penerapan “legisme” sebagaimana pernah diadakan pada zaman Hindia Belanda,
dan di Indonesia ada sikap yang menunjukkan kepekaan masyarakat untuk menolak
3. Apabila “hukum” di sini termasuk juga hukum internasional, maka konsep hukum
sebagai sarana pembaharuan masyarakat sudah diterapkan jauh sebelum konsep ini
Fungsi hukum dalam masyarakat Indonesia yang sedang membangun tidak cukup untuk
diharapkan agar berfungsi lebih daripada itu yakni sebagai “sarana pembaharuan
7 Dr. Lilik Mulyadi, “ TEORI HUKUM PEMBANGUNAN PROF. DR. MOCHTAR KUSUMAATMADJA, S.H., LL.M.”
(Microsoft Word - FILSAFAT HUKUM.doc (mahkamahagung.go.id , diakses PADA 27 DESEMBER 2021, 2019)
Aksentuasi tolok ukur konteks di atas menunjukkan ada 2 (dua) dimensi sebagai inti
Hukum dalam arti kaidah atau peraturan hukum memang dapat berfungsi sebagai alat
pengatur atau sarana pembangunan dalam arti penyalur arah kegiatan manusia yang
Dengan kata lain, sanksi ini berkaitan dengan kontrol sosial. Ahmad Ali menyebutkan sanksi
pezina berbeda bagi masyarakat penganut Islam secara konsekuen dengan masyarakat Eropa
Barat.Orang Islam memberikan sanksi yang lebih berat, sedangkan orang Eropa Barat
memberi sanksi yang ringan saja. Hukum di samping bukan satu satunya alat kontrol
sosial,tapi sebagai alat pengendali memainkan peran pasif. Artinya bahwa hukum
menyesuaikan diri dengan kenyataan masyarakat yang dipengaruhi oleh keyakinan dan ajaran
falsafat lain yang diperpeganginya.9
8 Ibid
9 3
Mushlihin, “Hukum sebagai Alat Kontrol Sosial (Tool of Social Control)” diakses dari
https://www.referensimakalah.com/2012/09/fungsi-hukum-sebagai-alat-kontrol-sosial-tool-of-social-
control.html (2021)
Sebagai sarana social engineering, hukum merupakan sarana yang ditujukan untuk mengubah
perikelakuan warga masyarakat, sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya Salah satu masalah yang dihadapi dalam bidang ini adalah jika terjadi apa yang
dinamakan oleh Gunnar Myrdal sebagai softdevelopment dimana hukum-hukum tertentu
yang dibentuk dan diterapkan, ternyata tidak efektif.Gejala-gejala tersebut akan timbul,
apabila ada faktor-faktor tertentu yang menjadi halangan. Faktor-faktor tersebut dapat berasal
dari pembentuk hukum, penegak hukum, para pencari keadilan (justitiabelen), maupun
golongan-golongan lain di dalam masyarakat.Faktor faktor itulah yang harus diidentifikasi
karena merupakan suatu kelemahan yang terjadi kalau hanya tujuan-tujuan yang dirumuskan,
tanpa mempertimbangkan sarana-sarana untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Fungsi hukum sebagai alat control social dapat berjalan dengan baik bila terdapat hal
hal yang mendukungnya.Pelaksanaan fungsi ini sangat berkait dengan materi hukum yang
baik dan jelas. Selain itu, pihak pelaksana sangat menentukan pula. Orang yang akan
melaksanakan hukum ini tidak kalah pernananya. Suatu aturan atau hukum yang sudah
memenuhi harapan suatu masyarakat serta mendapat dukungan, belum tentu dapat berjalan
dengan baik bila tidak didukung oleh aparat pelaksana yang komit terhadap pelaksana
hukum. Hal yang terakhir inilah yang sering dikeluhkan oleh masyarakat Indonesia. Aparat
sepertinya dapat dipengaruhi oleh unsur-unsur lain yang sepatutnya tidak menjadi factor
penentu, seperti kekuasaan, materi dan pamrih serta kolusi. Citra penegak hukum masih
rawan.
Dari pada itu, disebutkan pula bahwa fungsi hukum ini lebih diperluas sehingga tidak
hanya dalam bentuk paksaan.Fungsi ini dapat dijalankan oleh dua pihak:
1.Pihak penguasa negara. Fungsi ini dijalankan oleh suatu kekuasaan terpusat yang
berwujud kekuasaan negara yang dilaksanakan oleh the ruling class tertentu. Hukumnya
biasanya dala bentuk tertulis dan perundang-undangan.
2.Mayarakat. Fungsi ini dijalankan sendiri oleh masyarakat dari bawah. Hukumnya
biasanya berbentuk tidak tertulis atau hukum kebiasaan (living law)10
10 Muslihin “Hukum sebagai Alat Kontrol Sosial (Tool of Social Control) diakses dari
https://www.referensimakalah.com/2012/09/fungsi-hukum-sebagai-alat-kontrol-sosial-tool-of-social-
control.html (2021)