Anda di halaman 1dari 17

SMP NEGERI 1 PAKIS JAY

SOSIALISASI

Sekolah Bebas
Bullying dan Anti
KKN UNSIKA 2024 Desa TanjungMekar
Kekerasan
Muhammad Ranim
Bullying merupakan suatu
tindakan penindasan atau
kekerasan yang dilakukan
dengan sengaja oleh satu orang
atau sekelompok orang yang
lebih kuat atau berkuasa
terhadap orang lain, dengan
tujuan untuk menyakiti dan
dilakukan secara terus
menerus.
Bentuk-bentuk Bullying
Perundungan Verbal
1
Bullying ini berupa tindakan menghina, mencela, mengancam,
atau melecehkan dengan kata-kata yang merendahkan dan
menyakitkan.

2 Perundungan Fisik
melakukan tindakan kekerasan fisik seperti pukulan, tendangan,
menjambak rambut, atau menganiaya secara fisik korban.
Perundungan Relasional
3
Dapat berupa pelemahan harga diri seseroang Jika orang melemparimu
dengan batu, ambil dan bangun sesuatu.seperti pandangan yang agresif, lirika
mata, helaan nafas, cibiran, tawa
mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek.
Perundungan secara Elektornik
4
Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan,
animasi, gambar dan rekaman video atau film yang sifatnya
mengintimidasi, menyakiti
atau menyudutkan.
Ciri-ciri Pelaku
Bullying:
Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan
1
sosial seseorang

Menempatkan diri di tempat tertentu di sekolah


2 atau sekitarnya.

3 Merupakan tokoh populer di sekolah

Gerak-geriknya sering kali dapat ditandai, yaitu


4 sering berjalan di depan, sengaja menabrak,
berkata kasar, menyepelekan/ melecahkan
Sebab-sebab Munculnya
perilaku Bullying

1. Bullying terjadi karena tradisi turun temurun dari senior


2. Keinginan untuk balas dendam karena dulu pernah
mendapatkan perlakuan yang sama .
3. Perasaan ingin menunjukkan kekuasaan dan kekuatan
(superior)
4. Pelaku mengalami kekerasan di rumah oleh orangtua atau
orang terdekat
5. Dorongan untuk mendapatkan kepuasan
Dampak Negatif Bullying terhadap
korban
1. Kurang percaya diri dan menjadi tertutup
2. Menyebabkan masalah fisik
3. Depresi dan emasional
4. Berpikir untuk membunuh diri
5. Mempengaruhi hasil pembelajaran
6. Menjadi menyakiti diri sendiri
Secara akademis, korban terlihat lebih tidak cerdas
1
Ciri-ciri Korban dari orang yang tidak menjadi korban atau
sebaliknya.

Secara sosial, korban terlihat lebih memiliki


2 hubungan yang erat dengan orang tua mereka.

Secara Mental atau perasaan, korban melihat diri


mereka sendiri sebagai orang yang bodoh dan tidak
3
berharga. Kepercayaan diri mereka rendah dan tingkat
kecemasan sosial mereka tinggi.

Secara fisik, korban adalah orang yang lemah, korban


laki-laki lebih sering mendapatkan siksaan secara
4 langsung, misalnya bullying fisik. Korban perempuan
lebih sering mendapat siksaan secara tidak langsung
misalnya melalui kata-kata atau bullying verbal.
Dampak bagi siswa lain yang
menyaksikan bullying (bystanders)

Jika bullying dibiarkan tanpa tindak lanjut, para siswa lain yang menjadi
penonton dapat berasumsi bahwa bullying adalah perilaku yang diterima secara
sosial.

dalam kondisi ini, beberapa siswa mungkin akan bergabung dengan penindas
karena takut menjadi sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin hanya
akan diam saja tanpa melakukan apa pun dan yang paling parah, mereka merasa
tidak perlu menghentikannya.
HOW TO HELP?

● Kalau kamu berani, ingatkan bully langsung dan bela temanmu


yang dibully saat itu juga

● Bila kamu belum berani, beritahu guru atau orang dewasa yang
kamu percaya dapat membantu. Bila kamu tidak ingin
ketahuan, kamu bisa memberi note pada guru BK mu tanpa
menyebutkan namamu

● Tanyakan pada temanmu yang dibully apa yang bisa kamu


bantu, dengarkan curhatnya, ikut sertakan dia dalam kegiatan
bersama
Untuk melawan pelaku bullying kita dapat
mengambil sikap sebagai berikut

1. Jadilah orang yang percaya diri dan tunjukan ketahanan diri


bahwa kita tidak mau mengganggu
dan diganggu.
2. Bersikap tenang saat ada yang mengganggu
jangan biarkan emosi terpancing
3. Jika melihat ada teman yang menjadi korban, maka
tolonglah korban dan laporkan
4. Lakukan perlawanan diikuti dengan berteriak, lari atau
tindakan apapun sambil mencari
pertolongan
5. Catatlah tempat, orang-orang yang terlibat dan jenis
gangguan yang mereka lakukan, laporkan
pada orang tua, guru atau pihak berwajib.
DASAR HUKUM DAN SANKSI
Perundungan sebagai Tindak Pidana
Perundungan atau bullying dapat dikategorikan sebagai tindak pidana jika memenuhi unsur-unsur tertentu. Beberapa tindak pidana yang berkaitan dengan perundungan
adalah:

– Penganiayaan: melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang lain yang mengakibatkan sakit atau luka. Diatur dalam Pasal 351 KUHP dengan ancaman
pidana penjara maksimal 2 tahun 8 bulan.

– Penghinaan: menghina kehormatan atau nama baik seseorang dengan lisan, tulisan, atau perbuatan. Diatur dalam Pasal 310 KUHP dengan ancaman pidana penjara
maksimal 9 bulan atau denda maksimal Rp 4.500.

– Pencemaran nama baik: menuduh seseorang melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan kehormatan atau nama baiknya. Diatur dalam Pasal 311 KUHP dengan
ancaman pidana penjara maksimal 4 tahun.

– Perbuatan tidak menyenangkan: melakukan perbuatan yang melanggar kesusilaan terhadap orang lain tanpa persetujuannya. Diatur dalam Pasal 335 KUHP dengan
ancaman pidana penjara maksimal 2 tahun 8 bulan.

– Ujaran kebencian: menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa benci atau permusuhan individu atau kelompok berdasarkan suku, agama, ras, atau
antargolongan (SARA). Diatur dalam Pasal 45A UU ITE dengan ancaman pidana penjara maksimal 4 tahun dan/atau denda maksimal Rp 1 miliar.
Dalam penanganan perkara anak yang melakukan perundungan, langkah-
langkah yang harus dilakukan adalah:

Rule 1: Rule 2: Rule 3: Rule 4:


Jika anak terbukti bersalah melakukan
Melakukan diversi dengan Jika diversi gagal atau tidak
tindak pidana, maka pengadilan anak
Melaporkan peristiwa melibatkan pihak-pihak yang memungkinkan, maka perkara dapat menjatuhkan pidana khusus berupa

perundungan kepada berkepentingan, seperti dapat dilanjutkan ke pengadilan pembinaan atau rehabilitasi. Pembinaan
anak. Pengadilan anak harus dapat berupa bimbingan keluarga,
korban, pelaku, orang tua,
pihak berwenang, mempertimbangkan faktor-faktor bimbingan sosial, bimbingan khusus,
sekolah, masyarakat, atau penempatan di lembaga kesejahteraan
seperti guru, kepala lembaga perlindungan anak.
yang mempengaruhi perbuatan
sosial anak (LKSA), atau penempatan di
sekolah, orang tua, anak, seperti latar belakang lembaga pembinaan khusus anak
Diversi dapat berupa mediasi,
keluarga, lingkungan sosial, (LPKA). Rehabilitasi dapat berupa
atau polisi. rekonsiliasi, restorasi, atau perawatan medis, psikologis, atau sosial
kondisi psikologis, atau pengaruh
kompensasi. di rumah sakit jiwa, pusat rehabilitasi
teman sebaya.
narkoba, atau lembaga lain yang sesuai.
PERSENTA
SE 82%% peristiwa bullying dapat
dicegah bila bystander
80% melakukan pembelaan dan
Persentase kasus membantu korban saat
bullying yang
kejadian.
Persentase kasus bullying dapat
yang tidak dilaporkan ke dicaegah dengan
guru bantuan bystander Bila kalian termasuk bystander,
lakukan sesuatu, bantuan dan
82% kepedulian kalian sangat
berharga bagi mereka yang tidak
bisa melawan
CONTOH KASUS
TERBARU
KESIMP
ULAN
“Jika orang melemparimu dengan batu, ambil dan
bangun sesuatu."

Tindakan bullying bisa membekas seumur hidup


bagi mereka yang mengalaminya

Anda mungkin juga menyukai