Anda di halaman 1dari 7

Pengalaman Terjadinya Bullying yang Berdampak Pada Kesehatan Mental

Widya Rahmawati, Muhammad Ali Sodik


Institut Ilmu Kesehatan STRADA INDONESIA
rahmawatiwidya82@gmail.com , alisodik2012@gmail.com

Abstrak
Bullying adalah pola perilaku, bukan insiden yang terjadi sekali-kali. Anak-anak yang
melakukan bullying biasanya berasal dari status sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi, seperti anak-
anak yang lebih besar, lebih kuat, atau dianggap populer sehingga dapat menyalahgunakan posisinya. Anak-
anak yang paling rentan menghadapi risiko lebih tinggi untuk di-bully seringkali adalah anak-anak yang
berasal dari masyarakat yang terpinggirkan, anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah, anak-anak
dengan penampilan atau ukuran tubuh yang berbeda, anak-anak penyandang disabilitas, atau anak-anak
migran dan pengungsi. Bullying dapat menimbulkan dampak yang berbahaya dan jangka panjang bagi anak-
anak. Selain efek fisik dari bullying, anak-anak dapat mengalami masalah kesehatan mental dan emosional,
termasuk depresi dan kecemasan, yang dapat menyebabkan penyalahgunaan narkoba dan penurunan
prestasi di sekolah. Jika hal-hal ini terus dibiarkan dalam tatanan kehidupan mereka maka akan
mengakibatkan pelaku tumbuh menjadi pelaku kriminal atau sosok penguasa yang tak punya empati
terhadap orang lain. Pelaku bullying akan menganggap bahwa cara penyelesaian masalah yang paling baik
adalah dengan cara-cara kekerasan atau pelaku beranggapan dengan mengintimidasi orang lain maka akan
memenuhi keinginannya. Hal ini akan mendorong sifat premanisme yang akan terbawa hingga dewasa dan
mengakibatkan ketidaknyamanan di masyarakat. Untuk itu pola asuh anak juga sangat mempengaruhi
kepribadian anak. Pola asuh ini akan menentukan bagaimana anak berinteraksi dengan orangtuanya.
Kata kunci : bullying, anak, kesehatan mental, intimidasi.

1. Latar Belakang
Bullying di kalangan remaja masih sering kita dan mengakibatkan ketidaknyamanan di
jumpai. Masyarakat menganggap hal ini sudah masyarakat. Perilaku kasar maupun tindakan
biasa karena masa remaja adalah masa dimana bullying dapat terjadi karena tidak adanya cinta
remaja mencari jati dirinya dan kenakalannya dan kehangatan dalam keluarga. Akhir-akhir ini
akan hilang sendiri. Apabila dibiarkan, maka akan kekerasan memang telah menjadi bagian dari
timbul masalah karena dampaknya berpengaruh kehidupan remaja. Kekerasan antar sebaya atau
pada perkembangan jiwa. Pelaku bullying bisa bullying merupakan suatu tindak kekerasan fisik
berpotensi menjadi pribadi yang sewenang- dan psikologis yang dilakukan seseorang atau
wenang. Jika hal-hal ini terus dibiarkan dalam kelompok. Tindakan tersebut dimaksudkan untuk
tatanan kehidupan mereka maka akan melukai, membuat takut atau membuat tertekan
mengakibatkan pelaku tumbuh menjadi pelaku seseorang (anak atau siswa) lain yang dianggap
kriminal atau sosok penguasa yang tak punya lemah, misalnya secara fisik lebih lemah, minder
empati terhadap orang lain. Pelaku bullying akan dan kurang mempunyai teman, sehingga tidak
menganggap bahwa cara penyelesaian masalah mampu mempertahankan diri. Hal ini terjadi
yang paling baik adalah dengan cara-cara karena masih banyak orang tua yang melakukan
kekerasan atau pelaku beranggapan dengan corporal punishment dan menganggap wajar hal
mengintimidasi orang lain maka akan memenuhi tersebut dengan alasan untuk mendisplinkan.
keinginannya. Hal ini akan mendorong sifat Sehingga kurang disadari orang tua yang
premanisme yang akan terbawa hingga dewasa dilakukan sebenarnya adalah bentuk lain dari
kekerasan. Misalnya ketika anak melakukan identitas, yang normal terjadi pada perkembangan
kesalahan, orang tua sering kali membentak anak remaja. Dalam rangka mencari identitas dan ingin
dan mengatakan kata-kata kasar serta memukul eksis, biasanya remaja lalu gemar membentuk
anak, menerapkan disiplin dan sistem hukuman geng. Geng remaja sebenarnya sangat normal dan
yang berlebihan, yang tidak berusaha bisa berdampak positif, namun jika orientasi geng
berkomunikasi, serta secara keterlaluan kemudian ’menyimpang’ hal ini kemudian
memarahi anak- anaknya, sehingga anak menimbulkan banyak masalah. Dari relasi antar
menganggap cara tersebut adalah benar sehingga sebaya juga ditemukan bahwa beberapa remaja
anak mengaplikasikannya dalam pergaulan. menjadi pelaku bullying karena ’balas dendam’
atas perlakuan penolakan dan kekerasan yang
Rahman (2004) menyebutkan bentuk aktualisasi pernah dialami sebelumnya (misalnya pada saat
sumber oleh seseorang terhadap keluarga masih SD atau anak-anak). Berbicara mengenai
terwujud dalam bentuk upaya orang tua mendidik kekerasan anak, ditemukan bahwa anak bisa
putra-putrinya dengan sebaik-baiknya. menjadi subjek/pelaku maupun objek kekerasan.
Sebagaimana dikutip anak pembohong umumnya Anak sebagai pelaku kekerasan/subjek, biasanya
berasal dari keluarga yang sering berbohong. disebabkan ia memiliki pengalaman sebagai
Sebab, sebagian besar perilaku anak dipengaruhi objek kekerasan itu sendiri. Anak berperilaku
oleh pengalamannya dirumah. Bila sebuah seperti itu sebagai bagian dari imitasi atupun
keluarga hidup damai dan tenang, maka diluar pengekspresian pengalaman-pengalaman mereka,
rumah, seluruh keluarga tersebut akan terbentuk entah itu disadari ataupun tidak. Kekerasan pada
oleh kebiasaaanya hidup damai dan tenang. anak tergantung pada pola asuh dan pola
Sebaliknya, keluarga yang broken home dan perlakuan orang tua terhadap anak. Pola asuh
penuh dengan konflik akan mempengaruhi pola anak juga sangat mempengaruhi kepribadian
interaksinya di luar rumah. anak. Pola asuh ini menentukan bagaimana anak
Bullying adalah suatu bentuk agresi dimana berinteraksi dengan orangtuanya.
terdapat kekuatan yang tidak seimbang antara Hurlock (1998 : 30), membagi pola asuh menjadi
pelaku dan korban. Pelaku selalu mempunyai tiga: yaitu pola asuh otoriter, pola asuh
kekuatan yang lebih dari pada korbannya. demokrasi, dan pola asuh permisif. Perlakuan
Bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal dan orang tua ataupun pengasuh kepada anak sangat
psikologis. Bullying dapat terjadi secara langsung mempengaruhi kepribadian anak. Masa kanak-
(tatap muka) atau tidak langsung (bersembunyi kanak adalah masa dimana anak menunjukkan
dibalik orang lain). Contoh tindakan bullying ekspresi dan eksistensinya sebagai seorang
secara langsung adalah memukul dan memaki manusia yang utuh. Kegagalan dalam masa ini,
orang. Sedangkan contoh tindakan bullying menurut Freud (Sumadi,2011), akan terpendam
secara tidak langsung adalah pengucilan dan dan menjadi pengalaman bawah sadar anak, yang
gossip (Papler & Craig.2000). menjadikan pengalaman anak sebagai referensi
Jika selama ini kita hanya tahu banyak terjadinya dalam menjadi hidupnya.
kasus bullying pada remaja, bukan tidak mungkin
semua itu berawal dari masa kanak-kanak. Salah
satu hal yang perlu diteliti lebih lanjut juga adalah 2. Kasus / Masalah
latar belakang keluarga. Penting untuk dilihat
darimana anak-anak tersebut belajar bullying Lapangan di kawasan Bintaro menjadi saksi bisu
tersebut. Harus dilihat apakah keluarga mereka aksi kekerasan yang terjadi di SMA 90 Jakarta.
harmonis, atau sering bertengkar, kemudian juga Siswa kelas 1 dipaksa buka baju, push up, lari dan
penting untuk dilihat anak tersebut merupakan ditampar."Dibawa kakak kelas dari parkiran ke
anak ke berapa dari berapa bersaudara, bagaimana daerah Bintaro (belakang McD). Di sana disuruh
interaksi anak-anak tersebut dengan kakak atau push up, buka baju dan lari. Di sana juga disuruh
adiknya dan sifat anak itu sendiri. Terjadinya suit. Yang kalah, ditampar dengan keras. Kira-
kekerasan antar sebaya semakin menguat kira dari zuhur sampai ashar," kata Aba. Hal ini
mengingat adanya faktor pubertas dan krisis disampaikan Aba di SMA 90 Jakarta, Jl Sabar,
Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta lebih lemah dari diri pelaku bullying guna untuk
Selatan, Senin (1/12/2008). Aba mengalami luka memperoleh kekuasaan dan ditakuti.
bibir pecah, memar di pelipis. Dikatakan dia,
sedikitnya 68 siswa kelas 1 dari 9 kelas dipaksa -Aspek-aspek Bullying Berdasarkan data-data
ikut 'penataran.' "Disuruh kelas 2 dan 3, katanya yang diperoleh di atas, terdapat aspek-aspek yang
untuk penataran," ujarnya. Menurut Aba, ada juga menunjukkan adanya perilaku bullying. Solberg
teman-temannya yang dibawa ke lantai 3 sekolah. & Olweus (Magfirah & Rachmawati, 2009)
"Tetapi nggak tahu diapain. Biasanya jam-jam mengemukakan beberapa aspek mengenai
istirahat. Dengar dari anak-anak cuma dikasih perilaku bullying meliputi:
tahu, anak kelas 1 parkir di belakang," tutur Aba. -Aspek verbal kegiatan yang bertujuan untuk
SMA 90 lantas menskorsing 31 siswanya yang menyakiti seseorang dengan cara menertawakan
terlibat bullying selama 5 hari. Para senior dengan menjadikannya bahan lelucon, menyapa
menandatangani surat perjanjian di atas materai seseorang dengan nama julukan sehingga akan
agar tidak mengulangi perbuatannya. membuat seseorang manjadi tidak nyaman, sakit
hati dan marah.
3. Tinjauan Pustaka
-Aspek indirect yaitu kegiatan yang bertujuan
Bullying merupakan aktivitas sadar yang untuk menolak atau mengeluarkan dan menjauhi
tujuannya untuk melukai dan menyakiti seseorang dari kelompok pertemanan atau
seseorang dan dilakukan secara berulang-ulang. meninggalkannya dari berbagai hal secara
Olweus (1997) mengatakan bahwa bullying disengaja seperti memfitnah seseorang dengan
adalah perilaku negatif yang mengakibatkan menceritakan kebohongan tentang seseorang agar
seseorang dalam keadaan tidak nyaman/terluka orang tersebut di nilai buruk oleh teman-
dan biasanya terjadi berulangulang yang ditandai temannya.
dengan adanya ketidakseimbangan kekuasaan
antara pelaku dan korban. Perilaku bullying ini -Aspek physical yaitu kegiatan melukai seseorang
tidak lepas dari yang namanya keinginan untuk dengan cara Memukul, menendang, mendorong,
berkuasa dan juga menjadi seseorang yang mempermainkan atau meneror dan melakukan
ditakuti di lingkungan sekolahnya. Menurut hal-hal yang bertujuan untuk menyakiti dan
Siswati dan Widayanti (2009) perilaku bullying mencederai. Menurut Riauskina, dkk (Argiati,
merupakan salah satu bentuk dari perilaku agresi. 2010) mengelompokkan perilaku bullying ke
Seperti ejekan, hinaan, dan ancaman seringkali dalam 5 (lima) bentuk. Lima bentuk perilaku
merupakan sebagai suatu pancingan yang dapat bullying tersebut yaitu :
mengarah ke agresi. Menurut Coloroso (Siswati
& Widayanti, 2009) bullying akan selalu a. Kontak Fisik Langsung Bentuk kontak
melibatkan adanya ketidakseimbangan kekuatan, langsung antara lain seperti memukul,
niat untuk mencederai, ancaman agresi lebih mendorong, menggigit, menjambak, menendang,
lanjut, dan teror. Menurut Smith dan Thompson mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit,
(Yusuf & Fahrudin, 2012) bully diartikan sebagai mencakar, memeras, dan merusak barang-barang
seperangkat tingkah laku yang dilakukan secara yang dimiliki orang lain.
sengaja dan menyebabkan kecederaan fisik serta b. Kontak Verbal Langsung Kontak verbal
psikologikal yang menerimanya. Sehingga dapat langsung yang ditunjukkan antara lain seperti
diartikan bahwa pelaku bullying ini menyerang mengancam, mempermalukan, merendahkan,
korban secara sadar dan sengaja tanpa menganggu, memberi panggilan nama, mencela
memikirkan kondisi korban. atau mengejek, mengintimidasi, memaki, dan
Berdasarkan pengertian di atas, bullying dapat menyebarkan gosip.
diartikan sebagai salah satu bentuk perilaku c. Perilaku Non-Verbal Langsung Perilaku non-
agresivitas yang dilakukan secara berulang-ulang verbal langsung yang ditunjukkan antara lain
dengan tujuan untuk melukai dan menindas seperti melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,
seseorang yang di anggapnya lebih rendah dan menampilkan ekspresi muka yang merendahkan,
mengejek atau mengancam (biasanya disertai laku agresif. Dengan kata lain, korban buli
dengan bullying fisik atau verbal). ialah orang yang dibuli atau sasaran pembuli.
Anak-anak yang sering menjadi korban buli
d. Perilaku Non Verbal tidak langsung 12 biasanya menonjolkan ciri-ciri tingkah laku
Perilaku non-verbal tidak langsung yang internal seperti bersikap pasif, sensitif,
ditunjukkan antara lain seperti mendiamkan pendiam, lemah dan tidak akan membalas
seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga sekiranya diserang atau diganggu. Secara
menjadi retak, sengaja mengucilkan atau umum, anak-anak yang menjadi korban buli
mengabaikan, dan mengirimkan surat kaleng. karena mereka memiliki kepercayaan diri dan
e. Pelecehan Seksual Bentuk perilaku bullying penghargaan diri (self esteem) yang rendah.
dengan pelecehan seksual dikategorikan kedalam
bentuk perilaku agresi fisik atau verbal. • Faktor keluarga. Latar belakang keluarga
turut memainkan peranan yang penting dalam
Berdasarkan penjelasan mengenai aspek-aspek membentuk perilaku bullying. Orang tua
perilaku bullying diatas dapat disimpulkan bahwa yang sering bertengkar atau berkelahi
ciri-ciri yang menunjukkan perilaku bullying cenderung membentuk anak-anak yang
dapat dilakukan secara Verbal, Indirect, dan beresiko untuk menjadi lebih agresif. Anak-
secara physical dalam bentuk langsung maupun anak yang mendapat kasih sayang yang
tidak langsung. kurang, didikan yang tidak sempurna dan
kurangnya diberikan ajaran yang positif akan
Faktor yang mempengaruhi perilaku bullying.
berpotensi untuk menjadi pembuli.
Faktor-faktor yang mempengaruhi bullying
menurut Yusuf & Fahrudin (2012) yaitu :
• Faktor teman sebaya Teman sebaya
• Faktor individu Terdapat dua kelompok memainkan peranan yang tidak kurang
individu yang terlibat secara langsung dalam pentingnya terhadap perkembangan dan
peristiwa buli, yaitu pembuli dan korban buli. pengukuhan tingkah laku buli, sikap anti
Kedua kelompok ini merupakan faktor utama sosial dan tingkah laku di kalangan anak-
yang mempengaruhi perilaku buli. anak. Kehadiran teman sebaya sebagai
pengamat, secara tidak langsung, membantu
Ciri kepribadian dan sikap seseorang individu pembuli memperoleh dukungan kuasa,
mungkin menjadi penyebab kepada suatu popularitas, dan status. Dalam banyak kasus,
perilaku buli. saksi atau teman sebaya yang melihat,
a. Pembully. Pembuli cenderung menganggap umumnya mengambil sikap berdiam diri dan
dirinya senantiasa diancam dan berada dalam tidak mau campur tangan.
bahaya. Pembuli ini biasanya bertindak
menyerang sebelum diserang. Biasanya, • Faktor sekolah Lingkungan, praktik dan
pembuli memiliki kekuatan secara fisik kebijakan sekolah mempengaruhi aktivitas,
dengan penghargaan diri yang baik dan tingkah laku, serta interaksi pelajar di
berkembang. Pembuli juga biasanya terdiri sekolah. Rasa aman dan dihargai merupakan
dari kelompok yang coba membina atau dasar kepada pencapaian akademik yang
menunjukkan kekuasaan kelompok mereka tinggi di sekolah. Jika hal ini tidak dipenuhi,
dengan mengganggu dan mengancam anak- maka pelajar mungkin bertindak untuk
anak atau murid lain yang bukan anggota mengontrol lingkungan mereka dengan
kelompok. Kebanyakan dari mereka menjadi melakukan tingkah laku anti sosial seperti
pembuli sebagai bentuk balas dendam. Dalam melakukan buli terhadap orang lain.
kasus ini peranan sebagai korban buli telah Managemen dan pengawasan disiplin sekolah
berubah peranan menjadi pembuli. yang lemah akan mengakibatkan lahirnya
tingkah laku buli di sekolah
b. Korban bully. Korban buli ialah seseorang
yang menjadi sasaran bagi berbagai tingkah • Faktor media. Paparan aksi dan tingkah laku
kekerasan yang sering ditayangkan oleh
televisi dan media elektronik akan juga akan membuat anak memiliki perilaku
mempengaruhi tingkah laku kekerasan agresif.
anakanak dan remaja. Beberapa waktu yang 5. Situasi sekolah yang tidak harmonis, hal ini
lalu, masyarakat diramaikan oleh perdebatan juga memberikan pengaruh munculnya
mengenai dampak tayangan Smack-Down di perilaku bullying, seperti halnya jika para
sebuah televisi swasta yang dikatakan telah guru yang kurang dalam memberikan
mempengaruhi perilaku ke-kerasan pada pengawasan terhadap para siswa, dan adanya
anak-anak. peraturan yang dibuat hanya untuk formalitas
saja tetapi tidak benar-benar dipergunakan
• Faktor kontrol diri. Kontrol diri adalah faktor semestinya.
yang berasal dari diri individu. Kontrol diri 6. Karakter individu atau kelompok seperti :
yang dimiliki setiap individu berbeda-beda, a. Dendam atau iri hati.
ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi b. Adanya semangat ingin menguasai korban
dan ada yang memiliki kontrol diri yang dengan kekuasaan fisik dan daya tarik
rendah. seksual.
c. Untuk meningkatkan popularitas pelaku di
Sedangkan faktor yang mempengaruhi kalangan teman sepermainannya (peers).
perilaku bullying menurut astuti (2008) d. Persepsi nilai yang salah atas perilaku
antara lain: korban, karena rendahnya kepercayaan diri
1. Perbedaan kelas (senioritas), ekonomi, dan (self esteem) yang dimiliki korban,
agama, jender, etnisitas atau rasisme. korban seringkali merasa bahwa dirinya
Biasanya muncul karena ada perbedaan strata memang pantas untuk dibully.
atau tingkat ekonomi dari mayoritas yang
berada di lingkungan tersebut yang 4. Pembahasan
menyebabkan munculnya perilaku bullying. A. Pengertian Bullying
2. Tradisi senioritas, sebagai tempat
munculnya perilaku bullying, yang paling Bullying adalah pola perilaku, bukan insiden
terlihat saat MOS atau masa orientasi siswa yang terjadi sekali-kali. Anak-anak yang
dimana kakak-kakak kelasnya selalu melakukan bullying biasanya berasal dari status
menunjukkan bahwa mereka lah yang paling sosial atau posisi kekuasaan yang lebih tinggi,
berkuasa karena mereka 16 sudah lama seperti anak-anak yang lebih besar, lebih kuat,
bersekolah di sekolah tersebut daripada adik atau dianggap populer sehingga dapat
tingkatnya tersebut, sehingga adik tingkatnya menyalahgunakan posisinya. Anak-anak yang
harus menuruti apa kata kakak kelasnya. paling rentan menghadapi risiko lebih tinggi
3. Senioritas, sebagai salah satu perilaku untuk di-bully seringkali adalah anak-anak yang
bullying seringkali pula justru diperluas oleh berasal dari masyarakat yang terpinggirkan, anak-
siswa sendiri sebagai kejadian yang bersifat anak dari keluarga berpenghasilan rendah, anak-
laten. Bagi mereka keinginan untuk anak dengan penampilan atau ukuran tubuh yang
melanjutkan masalah senioritas ada untuk berbeda, anak-anak penyandang disabilitas, atau
hiburan, penyaluran dendam, iri hati atau anak-anak migran dan pengungsi.
mencari popularitas, melanjutkan tradisi atau
B. Dampak Bullying
menunjukkan kekuasaan.
4. Keluarga yang tidak rukun, juga menjadi Dampak Dampak bullying dapat mengancam
salah satu timbulnya perilaku bullying, jika setiap pihak yang terlibat, baik anak- anak yang
para orang tua sering bertengkar bahkan di-bully, anak-anak yang mem-bully, anak-anak
sampai menunjukkan kekerasan di hadapan yang menyaksikan bullying, bahkan sekolah
anak-anaknya maka anak akan mengikuti apa dengan isu bullying secara keseluruhan. Bullying
yang dilakukan oleh orang tuanya, begitu dapat membawa pengaruh buruk terhadap
juga jika kurangnya rasa kasih sayang yang kesehatan fisik maupun mental anak. Pada kasus
diberikan orang tua kepada anaknya, hal ini yang berat, bullying dapat menjadi pemicu
tindakan yang fatal, seperti bunuh diri dan a. Anak mampu mendeteksi secara dini
sebagainya. kemungkinan terjadinya bullying
Dampak dari bullying adalah: b. Anak mampu melawan ketika terjadi bullying
pada dirinya
a. Dampak bagi korban.
c. Anak mampu memberikan bantuan ketika
- Depresi dan marah melihat bullying terjadi (melerai/mendamaikan,
- Rendahnya tingkat kehadiran dan rendahnya mendukung teman dengan mengembalikan
prestasi akademik siswa kepercayaan, melaporkan kepada pihak sekolah,
orang tua, tokoh masyarakat)
- Menurunnya skor tes kecerdasan (IQ) dan
kemampuan analisis siswa. 2) Pencegahan melalui keluarga, dengan
meningkatkan ketahanan keluarga dan
b. Dampak bagi pelaku. memperkuat pola pengasuhan. Antara lain :
Pelaku memiliki rasa percaya diri yang tinggi a. Menanamkan nilai-nilai keagamaan dan
dengan harga diri yang tinggi pula, cenderung mengajarkan cinta kasih antar sesama
bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap
kekerasan, tipikal orang berwatak keras, mudah b. Memberikan lingkungan yang penuh kasih
marah dan impulsif, toleransi yang rendah sayang sejak dini dengan memperlihatkan cara
terhadap frustasi. Memiliki kebutuhan kuat untuk beinterakasi antar anggota keluarga.
mendominasi orang lain dan kurang berempati c. Membangun rasa percaya diri anak, memupuk
terhadap targetnya. keberanian dan ketegasan anak serta
Dengan melakukan bullying, pelaku akan mengembangkan kemampuan anak untuk
beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan bersosialiasi
terhadap keadaan. Jika dibiarkan terus menerus d. Mengajarkan etika terhadap sesama
tanpa intervensi, perilaku bullying ini dapat (menumbuhkan kepedulian dan sikap
menyebabkan terbentuknya perilaku lain berupa menghargai), berikan teguran mendidik jika anak
kekerasan terhadap anak dan perilaku kriminal melakukan kesalahan
lainnya.
e. Mendampingi anak dalam menyerap informasi
c. Dampak bagi siswa lain yang menyaksikan utamanya dari media televisi, internet dan media
bullying. Jika bullying dibiarkan tanpa tindak elektronik lainnya.
lanjut, maka para siswa lain yang menjadi
penonton dapat berasumsi bahwa bullying adalah 3) Pencegahan melalui sekolah
perilaku yang diterima secara sosial. Dalam
kondisi ini, beberapa siswa mungkin akan a. Merancang dan membuat desain program
bergabung dengan penindas karena takut menjadi pencegahan yang berisikan pesan kepada murid
sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin bahwa perilaku bully tidak diterima di sekolah
hanya akan diam saja tanpa melakukan apapun dan membuat kebijakan “anti bullying”.
dan yang paling parah mereka merasa tidak perlu b. Membangun komunikasi efektif antara guru
menghentikannya. dan murid
C. Pencegahan Bullying c. Diskusi dan ceramah mengenai perilaku bully
Pencegahan Dilakukan secara menyeluruh dan di sekolah
terpadu, dimulai dari anak, keluarga, sekolah dan d. Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang
masyarakat. aman, nyaman dan kondusif.
1) Pencegahan melalui anak dengan melakukan e. Menyediakan bantuan kepada murid yang
pemberdayaan pada anak agar : menjadi korban bully.
f. Melakukan pertemuan berkala dengan orangtua https://www.unicef.org/indonesia/id/cara-
atau komite sekolah membicarakan-bullying-dengan-anak-anda . 25
Januari 2021(14.30)
4) Pencegahan melalui masyarakat dengan
membangun kelompok masyarakat yang peduli http://eprints.umm.ac.id/30048/1/jiptummpp-
terhadap perlindungan anak dimulai dari tingkat gdl-indahpurna-28668-2-babi.pdf . 25 Januari
desa/kampung (Perlindungan Anak Terintegrasi 2021(14.45)
Berbasis MAsyarakat : PATBM).
oleh AI Wicaksana · 2017
5. Kesimpulan https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/1234
Secara keseluruhan tindakan bullying atau 56789/10434/05.2%20bab%202.pdf?sequence=
intimidasi bukan tindakan terpuji yang harus 6&isAllowed=y . 25 Januari 2021(16.00)
dilakukan. Melakukan tindakan bullying terhadap
https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/
orang – orang tertentu juga akan berdampak pada
kesehatan mental korban yang bisa 8e022-januari-ratas-bullying-kpp-pa.pdf . 25
mengakibatkan gangguan depresi, kecemasan Januari 2021(16.30)
serta melakukan tindakan bunuh diri. Untuk itu https://news.detik.com/berita/d-1979089/5-
perlu adanya bimbingan dan pencegahan bullying kasus-bullying-sma-di-jakarta . 25 Januari
baik dilingkungan sekolah, keluarga, maupun
2021(18.00)
masyarakat.
Awan, I., & Sodik, M. A. (2018). Diskriminasi dan
6. Daftar Pustaka Kesehatan Mental.

Anda mungkin juga menyukai