Anda di halaman 1dari 9

Nama : MASYITHAH KIREYNA PUTRI FATIKHAH

Kelas : 2D
NIM : 1130022118
PRODI : S1 KEPERAWATAN

LOGIKA DAN METODE BERPIKIR KRITIS


PENYAKIT SOSIAL YANG DIALAMI ANAK MUDA JAMAN SEKARANG

Masalah sosial yang biasa juga disebut sebagai disintegrasi sosial atau disorganisasi
sosial salah satu diskursus polemik lama yang muncul ditengah-tengah kehidupan sosial
disebabkan dari produk kemajuan teknologi, industrialisasi, globalisasi dan urbanisasi. Masalah
sosial merupakan salah satu masalah yang mengganggu keharmonisan serta keutuhan diberbagai
nilai dan kebutuhan dasar kehidupan sosial. Dalam realitasnya masalah sosial sekarang ini sudah
merusak nilai-nilai moral (etik), susila, luhur religius serta beberapa aspek dasar yang terkandung
didalamnya (Paisol 2016)

Seperti yang kita ketahui sekarang ini, banyak kejadian tindak kenakalan remaja.
Bermacam – macam perbuatan negatif atau menyimpang lainnya yang dilakukan oleh beberapa
anak muda jaman sekarang, dari sudut pandang mereka hanya biasa saja dan menganggapnya
suatu kebanggan. Masyarakat sekitar telah merasakan keresahan yang cenderung menambah segi
kriminal yang bersangkutan dengan hukum pidana. Ada banyak macam – macam masalah sosial
yang terjadi pada anak muda jaman sekarang, salah satu nya kecanduan gadget, bullying,
narkoba, depresi, adanya perkelahian antar pelajar, seks bebas, percintaan, rokok, minuman keras
serta pergaulan bebas dan lain-lain. Salah satu yang akan dibahas yaitu:

1. BULLYING

Bullying merupakan sebuah hasrat untuk menyakiti. Aksi ini dilakukan secara langsung
oleh seorang individu atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, dilakukan
berulang-ulang dan disertai dengan perasaan senang. Menurut psikolog merupakan pengalaman
yang terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain dan takut apabila
perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi, korban merasa tidak berdaya untuk mencegahnya.
Bullying juga tidak terlepas dari adanya kesenjangan kekuatan antara korban dan pelaku serta
diikuti pola pengulangan perilaku. Bullying terbagi dalam 2 jenis yaitu yang pertama bullying
secara fisik tindakan ini yang dilakukan pelaku terhadap korbannya dengan cara memukul, m
enggigit menendang dan lain sebagainya, sedangkan yang kedua bullying secara non-fisik
dengan bullying verbal dilakukan mengancam, berkata tidak sopan, menyebar luaskan kejelekan
korban, serta pemalakan yang dilakukan pelaku terhadap korban. Bullying non-verbal dilakukan
dengan cara menakuti korban, melakukan gerakan kasar, serta mengasingkan korban dalam
pertemanan.

 Mengapa bullying itu terjadi?


Bullying merupakan permasalahan penting dan banyak terjadi di lingkungan sekolah
maupun lingkungan masyarakat. Bullying terjadi karena adanya tradisi senioritas seperti senior
yang lebih menguasai lingkungan disekolah maupun ditempat bermain. Faktor yang
menyebabkan anak menjadi korban bullying yaitu perbedaan ekonomi, agama, gender, tradisi
dan kebiasaan senior untuk menghukum yuniornya yang sering terjadi. Jika senior berkata atau
bertindak, maka yunior hanya dapat menuruti serta mengikuti peraturan tersebut. Korban yang
dibully biasanya anak yang pendiam dan anak yang susah bergaul dengan teman sekitarnya.
Sedangkan anak yang menjadi pelaku bullying cenderung memiliki permasalahan dengan
kelurganya, misalnya orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan dan anak
tersebut akan mempelajari dan meniru perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang
terjadi pada orang tua kepada teman-temannya. Pelaku bullying ini terjadi memiliki adanya
perasaan dendam atau iri hati, semangat untuk menguasai korban dengan kekuatan fisik dan daya
tarik seksual. Selain itu pelaku melakukan bullying untuk meningkatkan popularitasnya
dikalangan teman sepermainnya.

 Bagaimana bullying itu bisa terjadi ?


Bullying terjadi karena adanya beberapa faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku
bullying antara lain:
a. Harga diri, bullying terjadi karena harga diri rendah yang dimiliki siswa akan
berpengaruh terhadap tingginya kecenderungan perilaku bullying verbal, jika hal ini terus
dilakukan, maka akan membuat korban merasa sangat terganggu karena malu apalagi jika
pelaku memanggil korban dengan nama buruk di depan guru maupun siswa lain yang
tidak dikenal. Harga diri berkaitan dengan konforitas teman sebaya apabila harga diri
rendah maka konformitas cenderung tinggi dan akan memunculkan perilaku bullying.
Perilaku bullying muncul karena sebagian besar siswa bersifat positif pada bullying
kebanyakan pelaku bullying individu yang kurang kooperatif dalam berhubungan dengan
orang lain atau kurang memiliki kecakapan sosial dan memiliki harga diri yang relatif
rendah
b. Pola asuh merupakan faktor penyebab perilaku bullying anak. Hal tersebut secara tidak
langsung disebabkan oleh orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan
atau situasi rumah yang tidak harmonis, anak akan mempelajari perilaku tersebut ketika
mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka dan kemudian menirunya
terhadap teman-teman mereka sehingga timbul perilaku bullying. Perilaku bullying
disebabkan oleh faktor keluarga yang kurang mampu dalam menyelesaikan masalah
melalui musyawarah. Hal ini dapat menyebabkan anak berperilaku bullying, perilaku ini
merupakan bentuk pelampiasan anak diluar rumah.
c. Teman sebaya terdapat hubungan dengan perilaku bullying, hal tersebut karena sebagian
besar siswa berteman secara berkelompok, kelompok yang kuat adalah mereka yang
berkuasa diantara siswa yang lainnya, remaja akan memperoleh pengakuan apabila
mampu bersikap sesuai dengan aturan kelompok, maka ketika remaja memiliki sikap
yang berbeda dengan kelompok salah satu resikonya adalah dijauhi oleh kelompok
tersebut. Hal ini akhirnya menyebabkan remaja cenderung memilih untuk mengikuti
perilaku kelompok dalam melakukan tindakan bullying. Faktor teman sebaya berperan
dalam melakukan bullying dikarenakan pada usia remaja merupakan usia dimana remaja
mulai mencari identitas diri dengan membentuk kelompok-kelompok gang yang memiliki
kesamaan baik itu usia, minat dan sebagainya, sehingga orang yang di luar kelompok
atau tidak sama dengan mereka dianggap seperti orang yang tidak layak dijadikan teman.
d. Lingkungan sekolah juga memerankan peran yang sangat penting terjadinya bullying,
dikarenakan selain lingkungan keluarga dan masyarakat, lingkungan sekolah sangat
berpengaruh terhadap perilaku siswa, selain belajar siswa juga mempelajari tata cara
perilaku yang terdapat disekitar sekolah. Hal ini berarti semakin baiknya lingkungan
sekolah maka kecenderungan terjadi bullying rendah. Hal ini bisa terjadi karena kepala
sekolah jarang melakukan supervisi kelas atau mengawasi ketika guru sedang melakukan
proses pembelajaran, jam istirahat maupun jam kosong. Meskipun tugas kepala sekolah
bukan hanya mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga pendidik, tetapi juga
mengawasi perilaku siswa di sekolah dalam upaya memberikan layanan yang lebih baik
pada peserta didik dan sekolah.
e. Lingkungan sosial juga dapat menjadi penyebab timbulnya perilaku sosial, penyebab
tindakan bullying diantaranya kemiskinan. Dimana seseorang akan mencari status
lingkungan sosial dengan strata yang sama, sehingga apabila seseorang yang memiliki
strata yang dibawah dari mereka akan dipandang sebagai orang tidak mampu. Status
didalam satu kelompok merupakan salah satu gambaran diri yang penting.
f. Media dapat menyebabkan timbulnya bullying karena telivis dan media cetak dapat
membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang mereka tampilkan.

 Dampak yang terjadi pada korban bullying


Dampak yang dialami dari korban bullying biasanya kurang motivasi atau harga diri,
mengalami problem kesehatan mental, perlakuan yang diingat berjangka panjang dan mimpi
buruk, serta memiliki rasa ketakutan. Korban bullying memiliki ciri-ciri yaitu berasal dari
keluarga miskin, anak yang mengalami cacat fisik, biasanya dari keluarga yang broken home dan
lain sebagainya. Maka dari itu korban bullying hendaknya mencari kesibukan diri sendiri dan
lebih terbuka sehingga tidak diremehkan, orang tua hendaknya juga dapat lebih memperhatikan
kebutuhan anaknya dan menjadi tempat cerita bagi anaknya, serta guru yang ada disekolah atau
pengurus Perkampungan Sosial Pingit (PSP) lebih aktif mendekati dan melindungi dengan baik.

2. KECANDUAN GADGET
Kehidupan manusia diera digital saat ini mengalami perkembangan teknologi yang luar
biasa. Perkembangan teknologi telah memasuki hubungan keluarga yang menjadikan unsur
orang tua dan anak menjadi penggunaan media digital salah satunya media gadget. Gadget
merupakan teknologi yang sangat populer sekarang ini, orang dewasa maupun anak-anak
menggunakan gadget.

 Mengapa kecanduan gadget terjadi?

Remaja berada pada masa perkembangan yang rentan terhadap kecanduan dan masa
remaja berada pada tingkat risiko kecanduan yang tinggi secara kultural. Secara khusus, remaja
telah diidentifikasi sebagai kelompok yang mengalami resiko utama dari kecanduan gadget.
Kecanduan gadget merupakan perilaku penggunaan gadget yang berlebihan dan menganggu
kehidupan sehari-hari. kontrol diri yang rendah mengakibatkan seseorang tidak mampu
mengendalikan perilakunya ketika memakai smartphone. Semakin rendah kontrol diri seseorang,
semakin tinggi tingkat kecanduan smartphone. Selain kontrol diri, kesepian menjadi faktor lain
yang menyebabkan seseorang mengalami kecanduan smartphone. Semakin tinggi rasa kesepian
seseorang, semakin tinggi tingkat kecanduannya. Seseorang yang kesepian cenderung untuk
berbicara lebih sedikit, mereka menghabiskan sedikit waktu untuk melakukan aktivitas sosial dan
lebih banyak waktu sendirian. Karena kesepian, seseorang enggan berkomunikasi secara tatap
muka, mereka cenderung berinteraksi dengan orang lain melalui smartphone. Penyebab ketiga
adalah sensation seeking behavior, yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
karena mencari sensasi melalui pengalaman yang bervariasi, baru, dan kompleks. Semakin sering
seseorang menunjukkan sensation seeking behavior, semakin tinggi tingkat kecanduannya.

 Bagaimana kecanduan gadget bisa terjadi?

Kecanduan gadget terjadi karena kebiasaan berinteraksi tanpa aturan sehingga orang
semakin merasakan candu dan nikmatnya berinteraksi di dunia maya. Jika tidak dicermati, maka
pada masa mendatang akan tercipta generasi yang akan cepat puas karena begitu mudahnya
mencari informasi pada gadget. Jika perkembangan zaman sekarang muncul gadget, maka anak
pun harus tahu cara menggunakannya karena salah satu fungsi adaptif manusia zaman sekarang
adalah harus mampu mengikuti perkembangan teknologi. Gadget merupakan sebuah media
modern yang dapat diartikan sebagai sebuah benda/alat yang sangat penting, yang dapat
dipergunakan untuk semua bidang kehidupan, sebagaimana peralatan elektronik yang lain,
gadget menjadikan pedang bermata dua, apabila dimanfaatkan dengan baik, dia akan
memberikan manfaat bagi orang dewasa maupun anak-anak.

 Dampak kecanduan gadget

Kecanduan gadget dapat mempengaruhi perkembangan otak anak karena hormone


dopamiene yang berlebihan mengganggu kematangan fungsi prefrontal korteks. Dampak gadget
ini memiliki dampak positif kemudahan dalam mencari informasi, pengetahuan, dan dapat
berkomunikasi jarak jauh, namun dampak negatif dari kecanduan gadget yaitu perilaku anak
jaman muda sekarang kurang bersosialisasi dengan orang-orang sekitar, sehingga tidak
memahami etika bersosialisasi dengan baik yang sudah kebiasaan main gadget jika dalam waktu
lebih dari dua jam sehari. Seorang kecanduan gadget hanya akan tertuju kepada dunia maya, hal
ini akan menyatakan sebuah respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya
kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku serta tidak tertarik terhadap aktivitas
lainnya selain bermain gadget. Dampak lainnya adalah semakin terbukanya akses internet dalam
gadget yang menampilkan segala hal yang semestinya belum waktunya dilihat oleh anak-anak.
Penggunaan gadget dapat mempengaruhi pola perilaku remaja dikarenakan adanya ketertarikan
terhadap sesuatu seperti mengikuti gaya hidup artis yang dilihat dari media sosial sehingga
kepribadian remaja pun mengikuti kepribadian artis yang ia sukai tersebut. Media sosial yang
sejatinya sebagai alat berbagi informasi sering kali disalahgunakan sehingga pengguna media
sosial dalam hal ini kalangan remaja sangat mudah terpengaruh dan mengikuti hal-hal negatif di
media sosial. Dampak negatif gadget pada anak muda jaman sekarang yaitu penurunan dalam
kemampuan bersosialisasi dengan orang-orang sekitar, sehingga tidak memahami etika
bersosialisasi dengan baik.

3. NARKOBA

Penyalahgunaan narkoba di Indonesia semakin meningkat dan permasalahan yang


ditimbulkan juga semakin kompleks. Kejahatan narkoba merupakan kejahatan lintas negara
(transnational crime), terorganisir (organized crime), dan serius (serious crime) yang dapat
menimpa berbagai lapisan masyarakat. Masalah penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dan
pelajar dapat dikatakan sulit di atasi, karena penyelesaiannya melibatkan banyak faktor dan
kerjasama dari semua pihak yang bersangkutan. Narkoba (nakoba dan Obat/Bahan Berbahaya),
disebut juga NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah obat bahan atau zat
bukan makanan yang jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikan, berpengaruh pada
kerja otak yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak
(susunan saraf pusat), sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi
sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap
NAPZA tersebut. Berdasarkan jenisnya narkoba dapat menyebabkan; perubahan pada suasana
hati, perubahan pada pikiran dan perubahan perilaku

Narkotika adalah zat atau obat-obatan yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintesis maupun sistematis, yang dapat menurunkan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Berikut ini jenis dan golongan narkoba narkotika antara lain

a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat
tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh jenis
narkoba golongan satu antara lain adalah : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh jenis narkoba golongan dua antara lain adalah :
petidin, benzetidin, dan betametadol.
c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh jenis narkoba golongan tiga antara
lain adalah : kodein dan turunannya.

 Mengapa kecanduan narkoba terjadi?

Ketergantungan berawal dari ketagihan akibat sensasi rasa senang yang muncul dalam
waktu singkat setelah menggunakan narkoba. Hal tersebut memicu ketagihan, sehingga
seseorang senang menggunakan narkoba. Kemudian, ketagihan pun berubah menjadi
ketergantungan ketika otak dan tubuh terus-menerus membutuhkannya. Ketergantungan menjadi
semacam “pembelajaran” sel-sel otak pada pusat kenikmatan. Ketika seseorang mengonsumsi
narkoba, otak akan membaca tanggapan tubuh. Jika merasa nyaman, otak akan mengeluarkan
neurotransmitter dopamin dan memberikan kesan menyenangkan. Kemudian, otak akan
merekamnya sebagai sesuatu yang dicari sebagai prioritas karena dianggap menyenangkan.
Akibatnya, otak membuat program yang salah, seolah orang itu memerlukannya sebagai
kebutuhan pokok dan terjadilah ketergantungan.

Ketergantungan pemakai narkoba akan merasa sakit luar biasa dan muncul rasa tidak
nyaman jika tidak mendapat asupan narkoba dalam waktu lama. Akhirnya, segala cara pun
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan obat terlarang tersebut, termasuk dengan cara yang
salah. Jika tidak, akan muncul gejala putus obat atau yang biasa dikenal dengan istilah sakau.
Kondisi tersebut adalah gejala yang dialami tubuh akibat pemberhentian pemakaian obat atau
penurunan dosis sekaligus. Gejalanya sendiri dapat dilihat dari tanda fisik dan emosional, seperti:

a. Gejala fisik. Kondisi ini termasuk berkeringat, jantung berdebar, otot menegang, dada
terasa sesak, kesulitan bernapas, tremor, dan mual, muntah, atau diare.
b. Gejala emosional. Kondisi ini termasuk kecemasan, gelisah, mudah marah, insomnia, sakit
kepala, sulit berkonsentrasi, mengurung diri, dan depresi.

 Bagaimana bisa kecanduan Narkoba?

Penyebab kecanduan narkoba dapat disebabkan beberapa faktor seperti:

a. Faktor lingkungan. Faktor dari lingkungan yang dapat mempengaruhi adalah seperti
kondisi keluarga, perilaku, dan bergaul dengan orang yang menggunakan narkoba. Faktor
tersebut merupakan faktor utama penggunaan awal narkoba.
b. Faktor genetika. Faktor keturunan memiliki peran membantu terjadinya kecanduan
narkoba. Faktor keturunan dapat menyebabkan penundaan atau mempercepat
perkembangan penyakit.
c. Perubahan pada otak. Kecanduan pada umumnya terjadi setelah penggunaan berulang obat.
Obat adiktif dapat menyebabkan perubahan fisik untuk beberapa sel saraf (neuron) di otak.
Perubahan otak karena dampak penggunaan obat tidak dapat kembali normal bahkan
setelah penghentian penggunaan obat.
d. Faktor resiko terjadinya ketergantungan obat/narkoba. segala usia, jenis kelamin, atau
status ekonomi dapat mengalami ketergantungan narkoba. Namun terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kemungkinan dan mempercepat terjadinya ketergantungan.
e. Memiliki riwayat keluarga yang ketergantungan narkoba. Memiliki hubungan darah seperti
orang tua atau saudara yang kecanduan pada alkohol atau narkoba maka seseorang
memiliki resiko lebih besar mengalami kecanduan pada narkoba.
f. Faktor jenis kelamin, Pria memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami kecanduan
narkoba dari pada wanita. Namun perkembangan terjadinya ketergantungan lebih cepat
terjadi pada wanita.
g. Memiliki gangguan kesehatan pada mental
Memiliki gangguan kesehatan mental seperti depresi atau gangguan stress pasca trauma
maka dapat meningkatkan resiko terjadinya ketergantungan pada narkoba.
h. Pengaruh dari teman-teman yangan mengalami kecanduan narkoba dapat meningkatkan
terjadinya ketergantungan obat/narkoba.
i. Situasi keluarga yang tidak harmonis atau kurangnya hubungan dengan orang tua atau
saudara kandung dapat meningkatkan resiko terjadinya kecanduan narkoba.
j. Terjadinya kecemasan, depresi, dan kesepian dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
ketergantungan pada narkoba.
k. Penggunaan obat yang menyebabkan ketergantungan seperti penggunaan stimulan, kokain,
atau obat penghilang rasa sakit dapat mengakibatkan lebih cepat terjadinya ketergantungan
pada narkoba.

 Dampak kecanduan narkoba

Bahaya pemakaian narkoba sangat besar pengaruhnya terhadap negara, jika sampai
terjadi pemakaian narkoba secara besar-besaran di masyarakat, maka bangsa Indonesia akan
menjadi bangsa yang sakit, apabila terjadi demikian negara akan rapuh dari dalam karena
ketahanan nasional merosot. Efek dampak penggunaan narkoba bisa dalam berbagai bentuk
antara lain adalah

a. Menyebabkan penurunan atau pun perubahan kesadaran.


b. Menghilangkan rasa.
c. Mengurangi hingga menghilangkan rasa nyeri.
d. Menimbulkan ketergantungan / adiktif (kecanduan).
usia sasaran pengguna narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 - 24 tahun.
Akibatnya, generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.
Sasaran dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Dampak negatif
penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja pelajar antara lain adalah

a. Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian.


b. Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran.
c. Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah.
d. Sering menguap, mengantuk, dan malas.
e. Tidak memedulikan kesehatan diri.
f. Suka mencuri untuk membeli narkoba.

Selain itu, penggunaan narkoba dapat menyebabkan dampak kerusakan pada kehidupan
sosial dan kesehatan, seperti :

a. Seseorang yang mengalami kecanduan narkoba memiliki resiko lebih tinggi mengalami
penyakit menular seperti HIV melalui hubungan seks yang tidak aman atau penggunaan
bersama jarum.
b. Kecanduan narkoba dapat menyebabkan masalah kesehatan untuk jangka pendek atau
panjang. Hal ini tergantung pada jenis obat yang dikonsumsi.
c. Kecanduan narkoba dapat menyebabkan seseorang terdorong untuk melakukan kegiatan
yang berbahaya ketika berada dibawah pengaruh narkoba.
d. Kecanduan narkoba dapat meningkatkan keinginan untuk bunuh diri.
e. Perubahan perilaku karena kecanduan narkoba dapat menyebabkan terjadinya masalah
perkawinan atau perselisihan keluarga.
f. Penurunan kinerja di tempat kerja karena efek dari kecanduan narkoba dapat menyebabkan
terjadinya masalah kerja bahkan kehilangan pekerjaan.
g. Penggunaan narkoba dapat berdampak negatif pada kemampuan akademik di sekolah.
h. Memiliki obat-obatan terlarang tanpa resep dokter dapat menyebabkan terjadinya masalah
hukum.
i. Seseorang yang mengalami ketergantungan narkoba dapat menggunakan semua uangnya
untuk membeli narkoba sehingga ketergantungan narkoba juga dapat menjadi pemicu
masalah keuangan.

Oleh karena itu anak muda membutuhkan lingkungan yang baik dalam keluarga maupun
diluar dari keluarga yang dapat memberikan pengaruh positif bagi mereka. Lingkungan yang
buruk serta kurangnya kemampuan anak-anak muda untuk berfikir positif didampingi dengan
ketidaktahuan akan bahaya zat terlarang membuat mereka terjerumus kedalam penyalahgunaan
narkoba. Maka dari itu perlu adanya tindakan pencegahan berupa sosialisasi kepada anak-anak
muda supaya mereka tidak terjerumus kedalam jerat narkoba. Dengan sosialisai bahaya narkoba
bagi anak muda diharapkan dapat membekali mereka dengan pengetahuan sehingga dapat
mereka mengambil pilihan untuk menghidari pemakaian narkoba dan memilih aktivitas-aktivitas
yang positif dalam mengekspresikan kehidupanan anak muda.

Anda mungkin juga menyukai