Kelas : 2D
NIM : 1130022118
PRODI : S1 KEPERAWATAN
Masalah sosial yang biasa juga disebut sebagai disintegrasi sosial atau disorganisasi
sosial salah satu diskursus polemik lama yang muncul ditengah-tengah kehidupan sosial
disebabkan dari produk kemajuan teknologi, industrialisasi, globalisasi dan urbanisasi. Masalah
sosial merupakan salah satu masalah yang mengganggu keharmonisan serta keutuhan diberbagai
nilai dan kebutuhan dasar kehidupan sosial. Dalam realitasnya masalah sosial sekarang ini sudah
merusak nilai-nilai moral (etik), susila, luhur religius serta beberapa aspek dasar yang terkandung
didalamnya (Paisol 2016)
Seperti yang kita ketahui sekarang ini, banyak kejadian tindak kenakalan remaja.
Bermacam – macam perbuatan negatif atau menyimpang lainnya yang dilakukan oleh beberapa
anak muda jaman sekarang, dari sudut pandang mereka hanya biasa saja dan menganggapnya
suatu kebanggan. Masyarakat sekitar telah merasakan keresahan yang cenderung menambah segi
kriminal yang bersangkutan dengan hukum pidana. Ada banyak macam – macam masalah sosial
yang terjadi pada anak muda jaman sekarang, salah satu nya kecanduan gadget, bullying,
narkoba, depresi, adanya perkelahian antar pelajar, seks bebas, percintaan, rokok, minuman keras
serta pergaulan bebas dan lain-lain. Salah satu yang akan dibahas yaitu:
1. BULLYING
Bullying merupakan sebuah hasrat untuk menyakiti. Aksi ini dilakukan secara langsung
oleh seorang individu atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, dilakukan
berulang-ulang dan disertai dengan perasaan senang. Menurut psikolog merupakan pengalaman
yang terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain dan takut apabila
perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi, korban merasa tidak berdaya untuk mencegahnya.
Bullying juga tidak terlepas dari adanya kesenjangan kekuatan antara korban dan pelaku serta
diikuti pola pengulangan perilaku. Bullying terbagi dalam 2 jenis yaitu yang pertama bullying
secara fisik tindakan ini yang dilakukan pelaku terhadap korbannya dengan cara memukul, m
enggigit menendang dan lain sebagainya, sedangkan yang kedua bullying secara non-fisik
dengan bullying verbal dilakukan mengancam, berkata tidak sopan, menyebar luaskan kejelekan
korban, serta pemalakan yang dilakukan pelaku terhadap korban. Bullying non-verbal dilakukan
dengan cara menakuti korban, melakukan gerakan kasar, serta mengasingkan korban dalam
pertemanan.
2. KECANDUAN GADGET
Kehidupan manusia diera digital saat ini mengalami perkembangan teknologi yang luar
biasa. Perkembangan teknologi telah memasuki hubungan keluarga yang menjadikan unsur
orang tua dan anak menjadi penggunaan media digital salah satunya media gadget. Gadget
merupakan teknologi yang sangat populer sekarang ini, orang dewasa maupun anak-anak
menggunakan gadget.
Remaja berada pada masa perkembangan yang rentan terhadap kecanduan dan masa
remaja berada pada tingkat risiko kecanduan yang tinggi secara kultural. Secara khusus, remaja
telah diidentifikasi sebagai kelompok yang mengalami resiko utama dari kecanduan gadget.
Kecanduan gadget merupakan perilaku penggunaan gadget yang berlebihan dan menganggu
kehidupan sehari-hari. kontrol diri yang rendah mengakibatkan seseorang tidak mampu
mengendalikan perilakunya ketika memakai smartphone. Semakin rendah kontrol diri seseorang,
semakin tinggi tingkat kecanduan smartphone. Selain kontrol diri, kesepian menjadi faktor lain
yang menyebabkan seseorang mengalami kecanduan smartphone. Semakin tinggi rasa kesepian
seseorang, semakin tinggi tingkat kecanduannya. Seseorang yang kesepian cenderung untuk
berbicara lebih sedikit, mereka menghabiskan sedikit waktu untuk melakukan aktivitas sosial dan
lebih banyak waktu sendirian. Karena kesepian, seseorang enggan berkomunikasi secara tatap
muka, mereka cenderung berinteraksi dengan orang lain melalui smartphone. Penyebab ketiga
adalah sensation seeking behavior, yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
karena mencari sensasi melalui pengalaman yang bervariasi, baru, dan kompleks. Semakin sering
seseorang menunjukkan sensation seeking behavior, semakin tinggi tingkat kecanduannya.
Kecanduan gadget terjadi karena kebiasaan berinteraksi tanpa aturan sehingga orang
semakin merasakan candu dan nikmatnya berinteraksi di dunia maya. Jika tidak dicermati, maka
pada masa mendatang akan tercipta generasi yang akan cepat puas karena begitu mudahnya
mencari informasi pada gadget. Jika perkembangan zaman sekarang muncul gadget, maka anak
pun harus tahu cara menggunakannya karena salah satu fungsi adaptif manusia zaman sekarang
adalah harus mampu mengikuti perkembangan teknologi. Gadget merupakan sebuah media
modern yang dapat diartikan sebagai sebuah benda/alat yang sangat penting, yang dapat
dipergunakan untuk semua bidang kehidupan, sebagaimana peralatan elektronik yang lain,
gadget menjadikan pedang bermata dua, apabila dimanfaatkan dengan baik, dia akan
memberikan manfaat bagi orang dewasa maupun anak-anak.
3. NARKOBA
Narkotika adalah zat atau obat-obatan yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintesis maupun sistematis, yang dapat menurunkan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Berikut ini jenis dan golongan narkoba narkotika antara lain
a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat
tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh jenis
narkoba golongan satu antara lain adalah : ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.
b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat
untuk pengobatan dan penelitian. Contoh jenis narkoba golongan dua antara lain adalah :
petidin, benzetidin, dan betametadol.
c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh jenis narkoba golongan tiga antara
lain adalah : kodein dan turunannya.
Ketergantungan berawal dari ketagihan akibat sensasi rasa senang yang muncul dalam
waktu singkat setelah menggunakan narkoba. Hal tersebut memicu ketagihan, sehingga
seseorang senang menggunakan narkoba. Kemudian, ketagihan pun berubah menjadi
ketergantungan ketika otak dan tubuh terus-menerus membutuhkannya. Ketergantungan menjadi
semacam “pembelajaran” sel-sel otak pada pusat kenikmatan. Ketika seseorang mengonsumsi
narkoba, otak akan membaca tanggapan tubuh. Jika merasa nyaman, otak akan mengeluarkan
neurotransmitter dopamin dan memberikan kesan menyenangkan. Kemudian, otak akan
merekamnya sebagai sesuatu yang dicari sebagai prioritas karena dianggap menyenangkan.
Akibatnya, otak membuat program yang salah, seolah orang itu memerlukannya sebagai
kebutuhan pokok dan terjadilah ketergantungan.
Ketergantungan pemakai narkoba akan merasa sakit luar biasa dan muncul rasa tidak
nyaman jika tidak mendapat asupan narkoba dalam waktu lama. Akhirnya, segala cara pun
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan obat terlarang tersebut, termasuk dengan cara yang
salah. Jika tidak, akan muncul gejala putus obat atau yang biasa dikenal dengan istilah sakau.
Kondisi tersebut adalah gejala yang dialami tubuh akibat pemberhentian pemakaian obat atau
penurunan dosis sekaligus. Gejalanya sendiri dapat dilihat dari tanda fisik dan emosional, seperti:
a. Gejala fisik. Kondisi ini termasuk berkeringat, jantung berdebar, otot menegang, dada
terasa sesak, kesulitan bernapas, tremor, dan mual, muntah, atau diare.
b. Gejala emosional. Kondisi ini termasuk kecemasan, gelisah, mudah marah, insomnia, sakit
kepala, sulit berkonsentrasi, mengurung diri, dan depresi.
a. Faktor lingkungan. Faktor dari lingkungan yang dapat mempengaruhi adalah seperti
kondisi keluarga, perilaku, dan bergaul dengan orang yang menggunakan narkoba. Faktor
tersebut merupakan faktor utama penggunaan awal narkoba.
b. Faktor genetika. Faktor keturunan memiliki peran membantu terjadinya kecanduan
narkoba. Faktor keturunan dapat menyebabkan penundaan atau mempercepat
perkembangan penyakit.
c. Perubahan pada otak. Kecanduan pada umumnya terjadi setelah penggunaan berulang obat.
Obat adiktif dapat menyebabkan perubahan fisik untuk beberapa sel saraf (neuron) di otak.
Perubahan otak karena dampak penggunaan obat tidak dapat kembali normal bahkan
setelah penghentian penggunaan obat.
d. Faktor resiko terjadinya ketergantungan obat/narkoba. segala usia, jenis kelamin, atau
status ekonomi dapat mengalami ketergantungan narkoba. Namun terdapat beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kemungkinan dan mempercepat terjadinya ketergantungan.
e. Memiliki riwayat keluarga yang ketergantungan narkoba. Memiliki hubungan darah seperti
orang tua atau saudara yang kecanduan pada alkohol atau narkoba maka seseorang
memiliki resiko lebih besar mengalami kecanduan pada narkoba.
f. Faktor jenis kelamin, Pria memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami kecanduan
narkoba dari pada wanita. Namun perkembangan terjadinya ketergantungan lebih cepat
terjadi pada wanita.
g. Memiliki gangguan kesehatan pada mental
Memiliki gangguan kesehatan mental seperti depresi atau gangguan stress pasca trauma
maka dapat meningkatkan resiko terjadinya ketergantungan pada narkoba.
h. Pengaruh dari teman-teman yangan mengalami kecanduan narkoba dapat meningkatkan
terjadinya ketergantungan obat/narkoba.
i. Situasi keluarga yang tidak harmonis atau kurangnya hubungan dengan orang tua atau
saudara kandung dapat meningkatkan resiko terjadinya kecanduan narkoba.
j. Terjadinya kecemasan, depresi, dan kesepian dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya
ketergantungan pada narkoba.
k. Penggunaan obat yang menyebabkan ketergantungan seperti penggunaan stimulan, kokain,
atau obat penghilang rasa sakit dapat mengakibatkan lebih cepat terjadinya ketergantungan
pada narkoba.
Bahaya pemakaian narkoba sangat besar pengaruhnya terhadap negara, jika sampai
terjadi pemakaian narkoba secara besar-besaran di masyarakat, maka bangsa Indonesia akan
menjadi bangsa yang sakit, apabila terjadi demikian negara akan rapuh dari dalam karena
ketahanan nasional merosot. Efek dampak penggunaan narkoba bisa dalam berbagai bentuk
antara lain adalah
Selain itu, penggunaan narkoba dapat menyebabkan dampak kerusakan pada kehidupan
sosial dan kesehatan, seperti :
a. Seseorang yang mengalami kecanduan narkoba memiliki resiko lebih tinggi mengalami
penyakit menular seperti HIV melalui hubungan seks yang tidak aman atau penggunaan
bersama jarum.
b. Kecanduan narkoba dapat menyebabkan masalah kesehatan untuk jangka pendek atau
panjang. Hal ini tergantung pada jenis obat yang dikonsumsi.
c. Kecanduan narkoba dapat menyebabkan seseorang terdorong untuk melakukan kegiatan
yang berbahaya ketika berada dibawah pengaruh narkoba.
d. Kecanduan narkoba dapat meningkatkan keinginan untuk bunuh diri.
e. Perubahan perilaku karena kecanduan narkoba dapat menyebabkan terjadinya masalah
perkawinan atau perselisihan keluarga.
f. Penurunan kinerja di tempat kerja karena efek dari kecanduan narkoba dapat menyebabkan
terjadinya masalah kerja bahkan kehilangan pekerjaan.
g. Penggunaan narkoba dapat berdampak negatif pada kemampuan akademik di sekolah.
h. Memiliki obat-obatan terlarang tanpa resep dokter dapat menyebabkan terjadinya masalah
hukum.
i. Seseorang yang mengalami ketergantungan narkoba dapat menggunakan semua uangnya
untuk membeli narkoba sehingga ketergantungan narkoba juga dapat menjadi pemicu
masalah keuangan.
Oleh karena itu anak muda membutuhkan lingkungan yang baik dalam keluarga maupun
diluar dari keluarga yang dapat memberikan pengaruh positif bagi mereka. Lingkungan yang
buruk serta kurangnya kemampuan anak-anak muda untuk berfikir positif didampingi dengan
ketidaktahuan akan bahaya zat terlarang membuat mereka terjerumus kedalam penyalahgunaan
narkoba. Maka dari itu perlu adanya tindakan pencegahan berupa sosialisasi kepada anak-anak
muda supaya mereka tidak terjerumus kedalam jerat narkoba. Dengan sosialisai bahaya narkoba
bagi anak muda diharapkan dapat membekali mereka dengan pengetahuan sehingga dapat
mereka mengambil pilihan untuk menghidari pemakaian narkoba dan memilih aktivitas-aktivitas
yang positif dalam mengekspresikan kehidupanan anak muda.