Anda di halaman 1dari 12

SOSIALISASI HUKUM TERKAIT UPAYA PREVENTIF TERHADAP

BULLYING DI LINGKUNGAN SEKOLAH UPT SDN 272 WADENG,


KECAMATAN SIDAYU, KABUPATEN GRESIK

Albi ikhzami 1, Kenya Nayaka Radya 2, Zen Maulana Akbar 3, Ma'had Wicaksono
.S.kom.,M. Kom4
123
Mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum, ⁴Dosen Program Studi Teknik Industri
Universitas Muhammadiyah Gresik
Email: hidayat@umg.ac.id,
Albiciplek501@gmail.com,Kenyanaya@gmail.com,zenmaulanakbar7@gmail.com

ABSTRAK
Kehidupan sosial manusia tidak terlepas dari interaksi satu sama lain. Perkembangan
interaksi sosial akan meningkat seiring bertambahnya usia. Peningkatan perilaku pada anak
sangat bergantung pada keluarga. Keluarga mempunyai peranan penting dalam mengajarkan
cara berperilaku yang baik dan benar kepada putra putrinya, tetapi jika lingkungan keluarga
tidak ikut terlibat dalam perkembangan sosial individu, akan berdampak sesuatu yang kurang
baik, salah satunya bullying. Bullying ini dilakukan seseorang atau kelompok tertentu untuk
menyakiti seseorang melalui fisik atau psikologis dan membuat korban trauma dan tertekan.
Dalam kegiatan ini kami berusaha untuk berpartisipai dalam Sosialisasi Bulliying Di sekolah
Dasar UPT 272 Gresik. Lingkungan Sekolah Dasar merupakan lingkungan yang rentan
terhadap bullying. Dalam kegiatan ini kami juga melakukan permainan yang memberikan
pembelajaran bagaimana bekerja sama, toleransi dan menghargai terhadap sesamanya.

Kasus Bullying ini adalah tugas bersama antara orang tua siswa dengan guru di
sekolah. Bagaimana tipsnya agar kasus seperti ini tidak membunuh karakter peserta didik di
sekolah. Sebagai langkah awal pencegahan munculnya perilaku bullying pada generasi
penerus bangsa, mahasiswa KKN- Universitas Muhammadiyah Gresik fakultas hukum
mengadakan sosialisasi upaya preventif bullying pada siswa- siswi UPT 272 Wadeng,Gresik ,
Jawa Timur.
Kasus Bullying Dari data yang dihimpun oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), kasus bullying masih menjadi teror bagi
anak-anak di lingkungan sekolah. Dari data tersebut diketahui, untuk jenis bullying yang
sering dialami korban ialah bullying fisik (55,5%), bullying verbal (29,3%), dan bullying
psikologis (15,2%). Untuk tingkat jenjang pendidikan, siswa SD menjadi korban bullying
terbanyak (26%) menggunakan metode observasi, dan data tersebut meningkatkan kepedulian
terhadap upaya preventif bullying di sekolah.
Kata Kunci : KKN, Perundungan, Hukum, Sosial, Interaksi, Sekolah Dasar.

ABSTRACT
Human social life cannot be separated from the interaction with each other. The development
of social interactions will increase with age. Improved behavior in children is very dependent
on family. Family has an important role in teaching how to behave properly and correctly to
their children. but if the family environment is not involved in individual social development,
will have an adverse impact, one of which is bullying. This bullying is done by a certain
person or group to hurt someone physically or psychologically and to make the victim
traumatized and depressed. In this activity we try to participate in preventing Socialization of
bulliying in Elmeantry schools Upt 272 Gresik. Elementary school environment is an
environment that is vulnerable to bullying. In this activity we also play games that provide
learning how to work together, tolerance and respect for others.

Keywords : KKN, Bullying, Law, Social, Interaction, Elementary school.

PENDAHULUAN
Manusia dalam kehidupan sosial mempunyai beberapa fase. Saat masih kecil, seorang
anak akan tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan keluarga. Pertama kali anak
berinteraksi yaitu dengan orang tua atau keluarga terdekat. Orang tua akan menanamkan
nilai-nilai perilaku pada anaknyadi tahapini. perilaku anak-anak sangat tergantung dari
perilaku yang ditanamkan pada keluarga mereka yaitu dari orang tua, baik dan buruknya
perilaku juga tergantung dari apa yang diajarkan keluarga tersebut. Pada tahap ini, anak-anak
akan belajar berperilaku dari apa yang diajarkan orang tuanya disaat masih kecil. Apabila
perilaku yang diajarkan disaat masih kecil kurang terserap dengan baik maka akan
menimbulkan perkembangan psikologi serta perilakunya kurang baik. Salah satu
pengaruhnya yaitu banyak anak-anak muda yang berperilaku diluar batas kenormalam seperti
kenakalan remaja atau perilaku yang tidak baik lainnya, contohnya bullying.

Bullying merupakan suatu tindakan untuk menyakiti orang lain dan menyebabkan
seseorang menderita dan mengganggu ketenangan seseorang. Tindakan penculikan,
penganiayaan bahkan intimidasi atau ancaman halus bukanlah sekedar masalah kekerasan
biasa, tindakan ini disebut bullying karena tindakan ini sudah bertahun-tahun dilakukan
secara berulang, bersifat regeneratif, menjadi kebiasaan atau tradisi yang mengancam jiwa
korban. Korban yang di-bully biasanya anak yang pendiam dan anak yang susah bergaul
dengan teman di sekitarnya. Bullying terjadi karena adanya beberapa faktor penyebab yaitu,
perbedaan ekonomi, agama, gender, tradisi dan kebiasan senior untuk menghukum yunior-
nya yang sering terjadi. Adanya perasaan dendam atau iri hati, adanya semangat untuk
menguasai korban dengan kekuatan fisik dan daya tarik seksual. Selain itu, pelaku melakukan
bullying untuk meningkatkan popularitasnya dikalangan teman sepermainnya (peergroup).
Sedangkan anak yang menjadi pelaku bullying cenderung memiliki permasalahan
dengan keluarganya, misalnya orangtua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan
dan anak tersebut akan mempelajari dan meniru perilaku bullying ketika mengamati konflik-
konflik yang terjadi pada orangtua . Berdasarkan data yang diperoleh Kasus perundungan
memang banyak terjadi khusus nya anak di Indonesia,Komisi Peelindungan Anak Indonesia
(KPAI) mencatat sebanyak 41 pesen siswa Indonesia pernah jadi korban bullying.
Dalam era yang semakin berkembang, kasus Permasalahan Bullying memang
merupakan permasalahan yang sudah menjadi rahasia umum dan bukan permasalahan baru
dikalangan masyarakat. Perilaku Bullying di Indonesia menjadi salah satu masalah yang
belum teratasi. Tingginya angka kejadian Bullying khususnya pada remaja memberika
dampak negative seperti penurunan prestasi akademik karena gangguan konsentrasi belajar,
harga diri rendah, depresi yang bisa berakhir dengan keinginan untuk bunuh diri.

Menurut Wolke & Lereya dalam penelitian (Waliyanti et al., 2018), Perilaku Bullying
merupakan Tindakan seseorang atau sekelompok orang yang menyebabkan orang lain merasa
teraniyaya, terintimidasi, ketakutan, dan korban tidak berdaya untuk mencegah perilaku
tersebut. Mengutip dari penelitian (Waliyanti et al., 2018) Indonesia merupakan negara yang
menduduki peringkat pertama dalam kejadian Bullying di sekolah dengan persentase
mencapai 83%. Kasus Bullying bisa terjadi dikarenakan banyak faktor salah satu faktor
penyebabnya adalah pola asuh orang tua terhadap anak, pola asuh orang tua terhadap anak
bisa mempengaruhi kepribadian dari anak dimasa depan, oleh karena itu pola asuh orang tua
sangat mempengaruhi dalam pembentukan kepribadian serta perilaku pada anak jika perilaku
pola asuk pada anak kurang baik maka perilaku anak akan menjadi tidak baik juga.

Dampak perilaku Bullying pada korban dapat mempengaruhi individu korban hingga
masa dewasa mereka dampak yang dirasakan bisa berupa dampak psikologgis dan fisik.
Bullying jelas berdampak buruk bagi korban sehingga penanganan pada korban dianggap
penting selain itu pemberian pengetahuan kepada anak-anak akan sangat membantu untuk
pencegahan terjadinya perilaku Bullying.

Pada kasus-kasus terjadinya Bullying seluruh elemen masyarakat dan sekolah dapat
menjadi tempat anak-anak korban Bullying untuk mencurahkan semua keluh kesahnya.
Seperti pada orang tua dapat memberikan dukungan untuk anak-anak yang menjadi korban
dan sekolah khususnya pada program layanan bimbingan konseling dapat memberikan
bimbingan kepada anak-anak dalam pencegahan perilaku Bullying. Karena yang dirasakan
pada saat ini adalah sekolah yang seharusnya menjadi tempat bagi anak menimba ilmu serta
membantu pembentukan karakter individu yang positif akan tetapi pada nyatanya menjadi
tempat tumbuhnya praktek-praktek Bullying.
Mengutip dari (Wibowo et al., 2021) pemberian layanan BK yang kurang optimal
menyebabkan masih maraknya kasus-kasus Bullying yang terjadi dilingkungan sekolah, para
remaja menjadi tidak bisa mengontrol dirinya, tidak tepat dalam pengambilan keputusan,
tidak bisa mengorganisasikan dirinya dengan keadaan yang terjadi, dan tidak mempunyai
kepekaan terhadap norma dan perilaku yang ada didalam masyarakat. Perilaku Bullying ini
sering kali bukan dikarenakan oleh adanya konfik antara korban dan pelaku akan tetapi
disebabkan oleh perasaan superior, memiliki perasaan bahwa ia memiliki hak untuk
menyakiti, menghina dan mengendalikan orang lain yang dianggap lebih lemah yang dimiliki
pelaku.

Salah satu bentuk Bullying yang banyak dilakukan adalah pengeroyokan yang
dilakukan oleh salah satu kelompok kepada korbannya sebagai bentuk main hakim sendiri
dalam menyelesaikan masalah atau pertikaian yang terjadi hal ini banyak ditemukan
dikalangan pelajar. Selain bentuk serangan fisik Bullying dapat juga dilakukan dengan
mengejek, memaki, menghakimi dan menggosipi orang lain dikarenakan mereka berbeda
dengan para pelaku seperti korban yang mengalami cacat fisik, atau bahkan kondisi keluarga
korban juga dapat menjadi bahan pelaku dalam melakukan Tindakan Bullying terhadap
korbannya. Kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata kali ini
bermaksud untuk memberikan pemahaman yang lebih kepada anak-anak remaja mengenai
perilaku Bullying dan dampaknya sehingga anak-anak akan memahami bahayanya dari
perilaku Bullying ini dan dapat mencegah terjadinya perilaku Bullying disekitar mereka serta
diharapkan anak-anak ini akan mampu menjadi teman dan memberikan penanganan terhadap
para korban Bullying sehingga mereka dapat melupakan dampak yang mereka hadapi dan
Kembali bermasyarakat dengan baik.

Mengacu pada Dasar hukum Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan No.18
Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru (Permendikbud
18/2016) UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak (UU 35/2014)

Dalam Pasal 76C UU 35/2014 Dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan,


menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap Anak.
Pasal 10 ayat (1) Permendikbud 18/2016Siswa, orangtua/wali, dan masyarakat dapat
melaporkan dugaan bullying kepada DInas Pendidikan setempat atau kementerian.

Perlindungan terhadap hak anak sesungguhnya telah diatur dan dijamin dalam UUD
1945 Pasal 28B ayat (2) yang menyatakan, setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Namun, masih banyak kasus bullying yang terjadi, baik di lingkungan masyarakat maupun
sekolah. Terdapat beberapa pasal dalam KUHP yang mengatur sanksi bagi pelaku bullying
atau diskriminasi. Berikut isi masing-masing pasal hukum bullying dalam KUHP :

1. Pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan


2. Pasal 351 KUHP tentang Tindak Penganiayaan (1) Penganiayaan
3. Pasal 310 dan 311 KUHP tentang Perundungan yang Dilakukan di Tempat Umum
dan Mempermalukan Harkat Martabat Seseorang.

Tindak pidana prilaku bullying adalah segala perbuatan yang memenuhi unsur tindak
pidana sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini dan perbuatan kekerasan lainnya
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang sepanjang ditentukan dalam Undang-Undang ini.
Setelah melakukan Setelah melakukan observasi pada lingkungan sekolah Desa
Wadeng kecamatan Sedayu dengan mengamati kondisi lapangan dan melakukan beberapa
wawancara kepada kepala sekolah serta tenaga pendidik setempat, didapatkan kondisi umum
bahwasanya kerap kali terjadi tindakan maupun perilaku Bullying di lingkungan sekolah
dasar .Setelah melihat kondisi umum daerah lokasi pengabdian didapatkan masih banyaknya
kasus Bullying yang dilakukan oleh anak-anak kepada teman-teman sebayanya. Baik itu
Bullying yang berupa serangan psikologi seperti ejekan ataupun yang bersifat fisik seperti
perkelahian. Dengan kondisi ini mengetahui dari pemaparan masyarakat setempat masih
belum ada kegiatan seperti halnya penyuluhan mengenai perilaku Bullying kepda masyarakat
sehingga dapat disimpulkan bahwa kurangnya pemahaman mengenai perilaku Bullying
menjadi salah satu penyebab masih maraknya terjadi kasus Bullying pada anak-anak remaja
di desa Wadeng kelurahan ujung Pangkah , Gresik. dari hasil observasi yang di temui oleh
penulis dan tim KKN Desa wadeng. Dengan ini sepakat untuk memberikan sosialisasi
mengenai upaya preventif perilaku Bullying di lingkungan sekolah dasar.pertama dilakukan
kepada anak-anak di UPT SDN 272 Gresik dikarenakan menurut analisa tim Desa wadeng
hal ini akan memudahkan dalam memberikan penyuluhan dan akan lebih tepat sasaran.
Selain itu penulis juga melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada anak-anak UPT SDN
272 Gresik dengan memberikan pengetahuan, pencegahan serta langkah langkah yang akan
di lakukan untuk menghindari / menangani mengenai Perilaku Bullying, dampak, dan
pencegahan serta penanganan bagi korban.

Oleh sebab itu, kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dengan tujuan
memberikan edukasi dan pengetahuan terhadap anak-anak siswa-siswi UPT SDN 272 Desa
Wadeng , Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik tentang pentingnya memberikan Pendidikan
bullying terhadap anak-anak sejak dini dan memberikan edukasi perlindungan hukum bagi
korban kekerasan seksual. Sehingga siswa-siswi mampu menjaga dan melindungi maupun
mengantisipasi agar prilaku tindakan bullying tidak marak dan menjadi tradisi terjadi di
lingkungan sekolah dasar.

Artikel ini akan membahas berbagai aspek yang terkait dengan Bullying terrhadap
anak, termasuk faktor risiko, dampak terhadap psikologis anak, Upaya cara pencegahan
bullying di lingkungan, dan bagaimana Langkah-langkah untuk pelindung hak korban. Dalam
memberikan Pendidikan tentang perilaku bullying terhadap anak usia dini tentu saja bukan
hanya dituntut dari peran orang tua tetapi pihak sekolah juga memiliki peran dan tugas yang
penting juga untuk dapat menjelaskan tentang pengetahuan bullying yang mudah dipahami
oleh anak-anak melalui media pembelajaran. Pihak sekolah juga harus melibatkan orang tua
yang memiliki peranan penting dalam pengetehauan terkait bullying di dalam lingkungan
keluarga dan juga dalam lingkungan tempat tinggal agar dapat terhindar dari sesuat yang
tidak diinginkan dan diharapkan.
Tindak prilaku bullying terhadap anak dapat terjadi dimana saja dan kapan saja tanpa
kita ketahui. Siapapun juga bisa menjadi pelaku dalam perilaku bullying terhadap anak-anak.
Siapapun juga bisa menjadi target dalam hal bullying dan bahkan bisa saja nak maupun
saudara kandungnya sendiri. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis telah
menemukan rumusan masalah yang akan membahas tentang “UPAYA PREVENTIF
PRILAKU BULLYING DI LINGKUNGAN SEKOLAH SERTA PENDAMPINGAN
HUKUM KORBAN / PELAKU BULLYING”.

METODE
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penulis menggunakan metode observasi dimana
menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pencatatan informasi
sebagaimana yang penulis saksikan selama penelitian yang artinya suatu cara pengambilan
data melalui pengamatan langsung terhadap situasi yang ada di lapangan. Metode penelitian
yang digunakan untuk memahami situasi dan kondisi mengenai terjadinya tindakan prilaku
bullying di UPT SDN 272 GRESIK Desa Wadeng, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik.
Adapun data yang diperolah dalam observasi ini adalah sebagai berikut : Situasi dan kondisi
lingkungan UPT SDN 272 Desa Wadeng, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik; Jumlah
siswa-siswi yang mengalami prilaku bullying di lingkungan sekolah; dan aktivitas anak yang
mengalami korban bullying.
Dalam pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat ini melalui beberapa
tahapan, yaitu: (1) Mengidentifikasi kondisi, situasi serta lingkungan di UPT SDN 272 Desa
Wadeng, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik. (2) Memberikan penyuluhan tentang upaya
preventif perilaku bullying, Dampak, faktor,serta Edukasi Perlindungan Hukum Korban dan
pelaku Terhadap Siswa-Siswi yang diikuti oleh 3 Pemateri dari Tim KKN Kelompok 17
Prodi Hukum Universitas Muhammadiyah Gresik, 40 siswa-siswi dan 3 guru. (3) Melakukan
diskusi tanya jawab antara pemateri dengan audience sehingga terjadi diskusi yang menarik
terkait materi yang disampaikan. Audience menanyakan tentang materi yang disampaikan
sedangkan pembicara menjawab pertanyaan dari audience. (4) Kegiatan Sharing Session
yang dilakukan oleh audience yang menceritakan pengalamannya dan pembicara
memberikan solusi dan saran kepada audience. (5) ice breaking setelah melakukan
penyuluhan dan pemberian hadiah bagi setiap audience.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL
Gambar 1. Pemaparan materi oleh pemateri.

Tim pengabdian berupaya menganalisa kondisi UPT SDN 272 Desa Wadeng,
Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik melalui observasi langsung. Adapun materi yang
disampaikan meliputi: (1) Pengetahuan mengenai Pengertian bullying (2) Bentuk bentuk
bullying di sekolah , (3) faktor terjadinya Bullying, (4) Dampak maupun resiko bullying
terhadap korban, (5) Pengetahuan mengenai hak dan perlindungan hukum terhadap bullying ,
(6) Cara mencegah prilaku bullying dan pelaporan kepada pihak berwajib.
Dalam sesi tanya jawab, banyak sekali pertanyaan yang muncul antara lain (1) Apa
yang harus aku lakukan ketika temanku melakukan hal yang tidak pantas kepadaku di
sekolah?, (2) Apa yang harus aku lakukan ketika aku melihat temanku menjadi korban
kekerasan seksual?, (3) Siapa yang dapat menjadi teman ceritaku jika aku merasa tidak
aman?, (4) Apakah kekerasan seksual selalu terjadi di tempat gelap dan sepi?, (5) Apakah
mungkin bagi seseorang untuk mendapatkan pertolongan atau bantuan setelah mengalami
kekerasan seksual?.

Gambar 2. Sesi tanya jawab pemateri dan audience.

Pertanyaan tersebut dijawab pemateri berdasarkan pemahaman dan pengalaman yang


dimiliki. Pada pertanyaan pertama tentang solusi jika ada teman yang melakukan kekerasan
bullying kepada penanya, pemateri memberikan penjelasan bahwa ketika ada teman yang
akan melakukan tindakan maka kita harus tegas melawan dan menghindari pelaku dengan
acuh . serta melakukan pelaporan kepada pihak tertentu (BK) yang dirasa dapat memberikan
perlindungan dan keamanan seperti guru, orangtua maupun anggota keluarga lainnya, aparat
penegak hukum, dan lain sebagainya. Jika tindakan tersebut terjadi di lingkungan sekolah
maka segera melapor ke pihak sekolah, jika tindakan tersebut terjadi diluar sekolah dapat
melapor kepada orangtua atau aparat penegak hukum.

Pertanyaan kedua juga tentang solusi bagaimana apabila kita yang menjadi korban
bullying di sekolah, dengan cara apa membalas prilaku tersebut. pemateri juga memberikan
solusi berupa apabila si korban mendapatkan prilaku bullying maka untuk membalas tindakan
tersebut ialah dengan cara mengacuhkan pelaku , balas dengan prestasi, menjauhi ,
berkumpul dengan teman yang bisa melindungi , tidak membalas dendam dengan cara
mengubah emosi negatif menjadi energi positif.

Lalu pertanyaan ketiga tentang siapakah orang yang bisa menjadi pelindung maupun
yang dapat memberikan hukum terhadap pelaku bullying di sekolah. pemateri memberikan
penjelasan ketika dirasa berada dalam keadaan yang tidak aman dan tidak nyaman segera
mencari seseorang yang bisa dipercaya. Orang tersebut adalah orang tua, guru, atau anggota
keluarga lainnya. Mereka akan mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan
hukuman sebagai efek jera terhadap pelaku dengan baik agar tindakan pelaku tersebut tidak
di ulang i dan menimbulkan efek jera bagi pelaku. Maka dalam hal ini perlu dampingan
maupun konsentrasi guru BK maupun guru lainya untuk memberikan rasa nyaman dan aman
terhadap peserta didik di lingkungan sekolah Karena dengan terciptanya lingkungan yang
sehat, aman dan nyaman maka kegiatan pembelajaran akan berlangsung dengan baik tanpa
adanya salah satu murid yang tidak nyaman /terganggu di kelas.
Pertanyaan keempat yakni tentang apakah perilaku Bullying di sekolah dapat hilang di
lingkungan sekolah.Pemateri menjelaskan bahwa memang kebanyakan prilaku bullying
sangat marak terjadi di lingkungan sekolah apalagi pada sekolah dasar karena bullying dapat
menimbulkan rasa kesenangan maupun sebagai ajang mencari perhatian terhadap teman
lainnya, maka dalam hal ini pelaku bullying dalam masa perkembangan dan belum mampu
berfikir dampak dan resiko akibat perbuatan tersebut, oleh karena itu perlu peran guru dan
sebagainya sebagai tenaga pendidik untuk selalu mengawasi setiap prilaku siswa siswi agar
menciptakan lingkungan yang aman , damai dan tentram.

Pertanyaan terakhir atau kelima tentang bagaimana dan apasaja contoh prilaku bullying,
agar mengetahui perbuatan mana yang termasuk dalam ranah pembullyan. Pemateri
menjelaskan bahwa dalam peraturan perundang-undangan, negara Pemateri juga
memberikan edukasi mengenai perbuatan bullying menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh anak-anak dengan cara menampilkan animasi yang menarik sehingga audience
dapat memahami materi yang disampaikan. Salah satunya menjelaskan tentang contoh,
dampak serta bahaya prilaku bullying terhadap korban.

Dalam sesi sharing session, terdapat siswa-siswi yang berani menceritakan


pengalamannya dalam mengalami bullying secara verbal. Diantaranya kebanyakan pelaku
merendahkan hingga mengancam sehingga korban takut dan tidak tahu harus melapor
kemana. Dampak terjadinya Bullying ini menjadikan anak tersebut kurang rasa percaya diri,
Berisiko tinggi menyebabkan depresi dan PTSD, memicu gangguan kecemasan (anxiety
disorder), dan tidak memiliki fokus pada saat di sekolah. Penulis menganalisa bahwa pelaku
kebanyakan teman sendiri yang kesehariannya memang tinggal di lingkungan yang
kurangnya kasih sayang dalam keluarga dan ligkup pertemanan yang kurang bagus
merupakan kasus yang sangat tragis dan memerlukan perhatian serta perlindungan yang
serius. Kurangnya dukungan dan perhatian dari lingkungan keluarga dapat memperburuk
kondisi psikologis anak sehingga memicu mereka untuk melakukah hal yang melenceng.

B. PEMBAHASAN
Manusia dalam kehidupan sosial mempunyai beberapa fase. Saat masih kecil, seorang
anak akan tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan keluarga. Orang tua akan
menanamkan nilai-nilai perilaku pada anaknya di tahap ini. Perilaku anak-anak sangat
tergantung dari perilaku yang ditanamkan pada keluarga mereka yaitu dari orang tua, baik
dan buruknya perilaku juga tergantung dari apa yang diajarkan keluarga tersebut. Pada tahap
ini, anak-anak akan belajar berperilaku dari apa yang diajarkan orang tuanya disaat masih
kecil.

Bullying merupakan suatu tindakan untuk menyakiti orang lain dan menyebabkan
seseorang menderita dan mengganggu ketenangan seseorang. Tindakan penculikan,
penganiayaan bahkan intimidasi atau ancaman halus bukanlah sekedar masalah kekerasan
biasa, tindakan ini disebut bullying karena tindakan ini sudah bertahun-tahun dilakukan
secara berulang, bersifat regeneratif, menjadi kebiasaan atau tradisi yang mengancam jiwa
korban.

Anak yang menjadi pelaku bullying cenderung memiliki permasalahan dengan


keluarganya, misalnya orangtua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan dan anak
tersebut akan mempelajari dan meniru perilaku bullying ketika mengamati konflik- konflik
yang terjadi pada orangtua. Kasus perundungan memang banyak terjadi khusus nya anak di
Indonesia,Komisi Peelindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat sebanyak 41 pesen siswa
Indonesia pernah jadi korban bullying.

Perilaku Bullying merupakan Tindakan seseorang atau sekelompok orang yang


menyebabkan orang lain merasa teraniyaya, terintimidasi, ketakutan, dan korban tidak
berdaya untuk mencegah perilaku tersebut. Indonesia merupakan negara yang menduduki
peringkat pertama dalam kejadian Bullying di sekolah dengan persentase mencapai 83%.
Dampak perilaku Bullying pada korban dapat mempengaruhi individu korban hingga masa
dewasa mereka dampak yang dirasakan bisa berupa dampak psikologgis dan fisik.

Pada kasus-kasus terjadinya Bullying seluruh elemen masyarakat dan sekolah dapat
menjadi tempat anak-anak korban Bullying untuk mencurahkan semua keluh kesahnya.
Terdapat beberapa pasal dalam KUHP yang mengatur sanksi bagi pelaku bullying atau
diskriminasi.

Setelah melakukan observasi pada lingkungan sekolah Desa Wadeng kecamatan Sidayu
dengan mengamati kondisi lapangan dan melakukan beberapa wawancara kepada kepala
sekolah serta tenaga pendidik setempat, didapatkan kondisi umum bahwasanya kerap kali
terjadi tindakan maupun perilaku Bullying di lingkungan sekolah dasar. Kurangnya
pemahaman mengenai perilaku Bullying menjadi salah satu penyebab masih maraknya terjadi
kasus Bullying pada anak-anak di desa Wadeng Kec. sidayu, Kab. Gresik.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
Peraturan Menteri Pendidikan & Kebudayaan No.18 Tahun 2016 tentang Pengenalan
Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru (Permendikbud 18/2016)

UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (UU 35/2014)
Bullying merupakan serangkaian aksi negatif dan agresif, dengan tujuan mengganggu,
dilakukan oleh satu atau sekelompok terhadap pihak yang lemah, selama kurun waktu
tertentu, bermuatan kekerasan, dan secara tersembunyi.

Pasal 76C UU 35/2014 Dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh


melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan terhadap Anak.
Pasal 10 ayat (1) Permendikbud 18/2016

Siswa, orangtua/wali, dan masyarakat dapat melaporkan dugaan bullying kepada DInas
Pendidikan setempat atau kementerianKetika anak-anak pergi ke sekolah, guru harus
memberi tahu mereka tentang Bullying. Namun, tanggung jawab ini tidak terbatas pada guru;
orang tua juga harus tahu tentang perkembangan anak mereka. Pendidikan anak sejak usia
dini sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikologis mereka di
masa mendatang.

Tujuan utama dari program kerja KKN Sosialisasi tentang Bullying di UPT SDN 272
Desa wadeng, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik adalah untuk memberikan perlindungan
dan pemahaman yang lebih baik kepada siswa tentang masalah Bullying. Tujuan utama
program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang hak-hak mereka dan potensi
bahaya tentang Bullying. Selain itu, program ini mengajarkan siswa tentang cara melindungi
diri dari dan membuat mereka berani melaporkan jika mereka menjadi korban Bullying.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk mencegah Bullying, tetapi juga mengajarkan siswa
tentang tindakan hukum yang dapat diambil apabila terjadi Bullying serta pentingnya
memberikan dukungan sosial dan psikologis kepada korban.

B. SARAN
Pencegahan Bullying merupakan sebuah usaha menyeluruh dan berkelanjutan yang
bertujuan untuk membangun lingkungan yang aman dan terbebas dari segala bentuk tindakan
Bullying. Seperti yang diketahui, kasus bullying terus mengalami peningkatan tanpa sadar.
Hal ini dilakukan tanpa sadar jika tindakan tersebut bisa memberikan luka dan trauma pada
anak. Untuk mencegah terjadinya bullying pada anak di sekolah, peran sekolah dan guru
tentu sangat penting. Berikut beberapa perannya yang bisa membantu mencegah tindakan
bully ;
1. Menanggapi masalah dengan serius
Sering kali sebagai guru, ketika terjadi masalah antara anak muridnya, guru
cenderung menanggapinya dengan biasa saja. Padahal hal tersebut bisa saja menjadi
salah satu bentuk bullying. Apabila terus dibiarkan maka akan membuat korban
merasa semakin tersudut dan tidak ada yang membantu.

Itulah kenapa seorang guru harus peka dengan muridnya. Jangan langsung
menyalahkan tanpa mengetahui penyebabnya terlebih dahulu. Jika masalah yang
terjadi ditangani dengan serius, tentunya anak yang menjadi korban akan merasa
sedikit aman.

2. Memberi Tahu Mana yang Benar dan Mana yang Salah


Ada baiknya untuk memberitahukan bahwa tindakan tersebut bisa memberikan
dampak cukup besar terhadap mental seseorang. Dengan membuat anak nyaman
baik di pihak korban atau pelaku, tindakan bullying setidaknya akan lebih
berkurang. Jika perlu, terapkan hukuman tertentu pada anak yang melakukan
bullying.

3. Menyediakan Waktu untuk Berkonsultasi


Setiap sekolah pastinya menyediakan pelajaran BK atau ruangan untuk konseling.
Namun, cukup banyak juga sekolah yang kurang memaksimalkan penggunaan BK.
Secara umum, anak-anak yang biasanya melanggar aturan sekolah akan masuk
ruangan tersebut. Lalu, bagaimana dengan anak yang ingin menyuarakan
pendapatnya tapi merasa takut?. Itulah kenapa dibutuhkan waktu untuk
berkonsultasi pada setiap anak. Tujuannya untuk menemukan korban bullying yang
takut untuk mengungkapkan perasaannya. Jika setiap sekolah menyediakan waktu
agar muridnya bisa melalukan konsultasi, tindakan bullying pasti bisa berkurang.

4. Membantu Anak untuk Menunjukkan Prestasi


Sekolah adalah tempat anak untuk mendapatkan ilmu dan mengembangkan bakat
terpendamnya. Selain itu, sekolah juga bisa menjadi tempat yang positif apabila
lingkungannya juga positif. Jika sekolah mampu menjadikan anak-anaknya
berkembang dan menemukan prestasi mereka, tentu tindakan bullying bisa
dikurangi. Jadi, guru bisa membantu anak untuk menunjukkan prestasinya sehingga
tercipta lingkungan positif.
5. Melibatkan Orang Tua

Saat masalah yang terjadi ternyata memang menjurus atau memicu ke arah
pembullyan, ada baiknya untuk melibatkan orang tua. Tujuannya bukan untuk
membuat orang tua malu, melainkan membantu menemukan solusi yang terbaik
bagi pihak pelaku dan korban. Pasalnya, jika dibiarkan nantinya bisa saja terjadi
kasus bunuh diri.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai