Anda di halaman 1dari 5

RESUME MATERI BULLYING KPAD Prov.

Bali

Nama : Ni Kadek Lia Intarani


Absen : 20
Kelas : XE 3

ABSTRAK

Perundungan atau bullying merupakan salah satu bentuk kekerasan yang terjadi pada remaja. Bullying
merupakan bentuk perilaku kekerasan dengan adanya kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau
sekelompok secara verbal, fisik, maupun psikologis korban. Dampak yang didapatkan oleh korban
bullying adalah memiliki berbagai masalah mental dan keluhan kesehatan fisik. Maka dari itu, dukungan
sosial dari keluarga sangat dibutuhkan oleh korban bullying. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai dukungan sosial keluarga terhadap remaja korban
bullying agar dapat mengembalikan keberfungsian sosialnya dan mendapatkan kembali kepercayaan
dirinya agar ia dapat menjalankan peranannya dalam masyarakat seperti biasa. Teknik pemilihan sumber
data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Teknik studi literatur dengan menggunakan
analisis data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah studi dokumen yang berlokasi di
sekolah tingkat SMP dan SMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial memiliki peranan
penting sebagai pelindung korban bullying dari penyakit psikis dan penyakit fisik. Namun, dukungan dari
keluarga memiliki beberapa faktor penghambat, di antaranya adanya penolakan, penarikan diri dari
korban. Selain itu, faktor kesibukan, ketidakpedulian atau ketidaktahuan keluarga turut menjadi faktor
penghambat.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Bullying merupakan suatu tindakan untuk menyakiti orang lain dan menyebabkan seseorang menderita
dan mengganggu ketenangan seseorang. Tindakan penculikan, penganiayaan bahkan intimidasi atau
ancaman halus bukanlah sekedar masalah kekerasan biasa, tindakan ini disebut bullying karena tindakan
ini sudah bertahun-tahun dilakukan secara berulang, bersifat regeneratif, menjadi kebiasaan atau tradisi
yang mengancam jiwa korban.
Korban yang di-bully biasanya anak yang pendiam dan anak yang susah bergaul dengan teman di
sekitarnya. Bullying terjadi karena adanya beberapa faktor penyebab yaitu, perbedaan ekonomi, agama,
gender, tradisi dan kebiasan senior untuk menghukum yunior-nya yang sering terjadi. Adanya perasaan
dendam atau iri hati, adanya semangat untuk menguasai korban dengan kekuatan fisik dan daya tarik
seksual. Selain itu, pelaku melakukan bullying untuk meningkatkan popularitasnya dikalangan teman
sepermainnya (peergroup).
Sedangkan anak yang menjadi pelaku bullying cenderung memiliki permasalahan dengan keluarganya,
misalnya orangtua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan dan anak tersebut akan
mempelajari dan meniru perilaku bullying ketika mengamati konflik- konflik yang terjadi pada orangtua
ISI

Bullying adalah perilaku yang bersifat merendahkan, mengintimidasi, atau mengganggu orang lain secara
terus-menerus.Adapun tujuan seseorang melakukan bullying umumnya untuk mendominasi,
mengendalikan, atau menyakiti mereka secara fisik, emosional, atau psikologis.Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), perundungan berasal dari kata "rundung" yang artinya adalah mengganggu,
mengusik terus menerus dan menyusahkan.Bullying atau perundungan dapat terjadi pada siapa saja, tak
memandang kalangan usia, ras, ataupun gender. Bullying juga bisa terjadi di mana saja, mulai dari
sekolah, tempat kerja, lingkungan sosial, atau bahkan di dunia maya.Itulah sedikit penjelasan tentang
pengertian bullying. Untuk lebih jelasnya, ketahui ciri-ciri bullying, penyebab dampak, jenis, dan cara
mencegahnya.
1. Ciri-ciri lain pelaku bullying antara lain adalah sebagai berikut:

 Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial seseorang.


 Menempatkan diri di tempat tertentu di sekolah/sekitarnya.
 Merupakan tokoh populer di sekolah.
 Gerak-geriknya sering kali dapat ditandai, yaitu sering berjalan di depan, sengaja menabrak,
berkata kasar, menyepelekan/melecehkan.

2. Ciri-ciri korban bullying antara lain adalah sebagai berikut:

 Secara akademis, korban terlihat lebih tidak cerdas dari orang yang tidak menjadi korban atau
sebaliknya.
 Secara sosial, korban terlihat lebih memiliki hubungan yang erat dengan orang tua mereka.
 Secara mental atau perasaan, korban melihat diri mereka sendiri sebagai orang yang bodoh dan
tidak berharga. Kepercayaan diri mereka rendah dan tingkat kecemasan sosial mereka tinggi.
 Secara fisik, korban adalah orang yang lemah, korban laki-laki lebih sering mendapat siksaan
secara langsung, misalnya bullying fisik. Dibandingkan korban laki-laki, korban perempuan lebih
sering mendapat siksaan secara tidak langsung misalnya melalui kata-kata atau bullying verbal.
 Secara antar perorangan, walaupun korban sangat menginginkan penerimaan secara sosial,
mereka jarang sekali untuk memulai kegiatan-kegiatan yang menjurus ke arah sosial.
3. Dampak bullying dapat mengancam setiap pihak yang terlibat, baik anak- anak yang di-bully, anak-
anak yang mem-bully, anak-anak yang menyaksikan bullying, bahkan sekolah dengan isu bullying secara
keseluruhan.Bullying dapat membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan fisik maupun mental anak.
Pada kasus yang berat, bullying dapat menjadi pemicu tindakan yang fatal, seperti bunuh diri dan
sebagainya. Dampak dari bullying adalah:

a. Dampak bagi korban


Depresi dan marah
rendahnya tingkat kehadiran dan rendahnya prestasi akademik siswa
Menurunnya skor tes kecerdasan (IQ) dan kemampuan analisis siswa.

b. Dampak bagi pelaku


Pelaku memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang tinggi pula, cenderung bersifat
agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal orang berwatak keras, mudah marah dan
impulsif, toleransi yang rendah terhadap frustrasi.Memiliki kebutuhan kuat untuk mendominasi orang lain
dan kurang berempati terhadap targetnya. Dengan melakukan bullying, pelaku akan beranggapan bahwa
mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan.
Jika dibiarkan terus-menerus tanpa intervensi, perilaku bullying ini dapat menyebabkan terbentuknya
perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak dan perilaku kriminal lainnya.

c. Dampak bagi siswa lain yang menyaksikan bullying (bystanders)


Jika bullying dibiarkan tanpa tindak lanjut, para siswa lain yang menjadi penonton dapat berasumsi
bahwa bullying adalah perilaku yang diterima secara sosial.
Dalam kondisi ini, beberapa siswa mungkin akan bergabung dengan penindas karena takut menjadi
sasaran berikutnya dan beberapa lainnya mungkin hanya akan diam saja tanpa melakukan apa pun dan
yang paling parah, mereka merasa tidak perlu menghentikannya
PENUTUP
KESIMPULAN

1. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bullying adalah bentuk tindakan atau perilaku
negatif, agresif seperti mengganggu, menyakiti atau melecehkan yang dilakukan secara sadar, sengaja
dengan cara berulang-ulang oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menyebabkan ketidaksenangan
atau menyakiti orang lain secara berulang kali. Dan bullying ini sifatnya mengganggu orang lain karna
dampak dari perilaku negatif yang kini sedang popular dikalangan masyarakat ini adalah
ketidaknyamanan orang lain atau korban bullying.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Bullying meliputi faktor keluarga menjadi penyebab
timbulnya perilaku bullying dikalangan peserta didik, sebab keluarga khususnya pelaku bullying tidak
mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya. Mereka cenderung mendapatkan perlakuan
yang tidak baik dari orang tua. Sehingga mereka mencontoh apa yang mereka lihat dari orang tua. Faktor
teman sebaya juga memiliki peran yang besar sebagai penyebab bullying karena sebagian besar waktu
yang mereka miliki dihabiskan bersama teman-temannya.Lingkungan pergaulan pelaku bullying memiliki
peran penting dalam tindakan bullying yang ia lakukan, karena pelaku cenderung mengikuti apa yang
dilakukan teman-temannya.faktor media massa Tayangan yang sering dinikmati oleh pelaku didalamnya
banyak mengandung unsur-unsur kekerasan sehingga mempengaruhi perilaku si anak.

DAFTAR PUSTAKA

RESUME MATERI BULLYING KPAD Prov.Bali


Darmawan Darmawan ,Jurnal kependidikan: Penelitian inovasi pembelajaran 1 (2), 223185, 2017
Fuaddilah Ali Sofyan, Cherrysa Ariesty Wulandari, Levi Lauren Liza, Lidia Purnama, Rini
Wulandari, Nabilah MaharaniJurnal Multidisipliner Kapalamada 1 (04 Desember), 496-504, 2022

Dhara Rizfinanda Sapta Ningrum, Rasimin Rasimin, Rully Andi Yaksa Innovative: Journal Of
Social Science Research 3 (3), 10330-10343, 2023li

Anda mungkin juga menyukai