Anda di halaman 1dari 5

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA BULLYING

Abstraksi
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya bullying.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi.
Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini terkait gambaran mengenai faktor-faktor yang
memengaruhi pelaku perundungan yang terjadi pada siswa, diantaranya adalah faktor
keluarga yaitu kurangnya kasih sayang orangtua, perceraian orangtua, hubungan orangtua
dan anak yang buruk, dan juga faktor individu yaitu menyerang terlebih dahulu dan bersikap
agresif dan negatif, atau sebelumnya pelaku bullying berasal dari korban yang pernah
mengalami perilaku bullying, dan memicu orang lain untuk melakukan perilaku bullying
pada siswa.
Perilaku bullying terjadi karena adanya ketidakseimbangan kekuatan antara pihak yang
terlibat, dapat terjadi dalam bentuk fisik, verbal, dan psikologis, yang dilakukan secara
berulang-ulang hingga menyebabkan ketakutan dan kecemasan.

PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Bullying adalah bentuk-bentuk perilaku kekerasan dimana terjadi pemaksaan secara
psikologis ataupun fisik terhadap seseorang. Pelaku bullying yang biasa disebut bully
bisa seseorang atau sekelompok orang, dan ia atau mereka merasa dirinya memiliki
power (kekuasaan) untuk melakukan apa saja terhadap korbannya.
Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
bullying khususnya faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan
perundungan.
b. Rumusan Masalah
- Faktor apa saja yang membuat seseorang melakukan perundungan?
- Bagaimana faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap pelaku?
c. Tujuan Penelitian
- Menguraikan faktor-faktor yang membuat seseorang melakukan perundungan
- Menggambarkan pengaruh yang terjadi akibat faktor-faktor tersebut

KERANGKA TEORI
Berikut ini beberapa pengertian dan definisi bullying dari beberapa sumber buku :
- Menurut Olweus (2005), bullying adalah sebuah tindakan atau perilaku agresif
yang disengaja, yang dilakukan oleh sekelompok orang atau seseorang secara
berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak
dapat mempertahankan dirinya dengan mudah atau sebagai penyalahgunaan
kekuasaan/kekuatan secara sistematik.
- Menurut Wicaksana (2008), bullying adalah kekerasan fisik dan psikologis jangka
panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok, terhadap seseorang yang
tidak mampu mempertahankan dirinya dalam situasi di mana ada hasrat untuk
melukai atau menakuti orang itu atau membuatnya tertekan.
- Menurut Black dan Jackson (2007), bullying merupakan perilaku agresif tipe
proaktif yang di dalamnya terdapat aspek kesengajaan untuk mendominasi,
menyakiti, atau menyingkirkan, adanya ketidakseimbangan kekuatan baik secara
fisik, usia, kemampuan kognitif, keterampilan, maupun status sosial, serta
dilakukan secara berulang-ulang oleh satu atau beberapa anak terhadap anak
lain.

PEMBAHASAN
Istilah bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu “bull” yang berarti banteng. Secara
etimologi kata “bully” berarti penggertak, orang yang mengganggu yang lemah. Bullying
dalam bahasa Indonesia disebut “menyakat” yang artinya mengganggu, mengusik, dan
merintangi orang lain.
Perilaku bullying melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang, sehingga
korbannya berada dalam keadaan tidak mampu mempertahankan diri secara efektif untuk
melawan tindakan negatif yang diterimanya.
Bullying memiliki pengaruh secara jangka panjang dan jangka pendek terhadap korban
bullying. Pengaruh jangka pendek yang ditimbulkan akibat perilaku bullying adalah depresi
karena mengalami penindasan, dan menurunnya minat untuk mengikuti kegiatan sekolah.
Sedangkan akibat yang ditimbulkan dalam jangka panjang dari penindasan ini seperti
mengalami kesulitan dalam menjalani hubungan baik, selalu memiliki kecemasan akan
mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari teman-teman sebayanya.
Bullying juga terjadi dalam beberapa bentuk tindakan. Diantaranya :
a. Bullying Fisik
Penindasan fisik merupakan jenis bullying yang paling tampak dan paling dapat
diidentifikasi diantara bentuk-bentuk penindasan lainnya, namun kejadian
penindasan fisik terhitung kurang dari sepertiga insiden penindasan yang dilaporkan
oleh siswa. Jenis penindasan secara fisik diantaranya adalah memukul, mencekik,
menyikut, meninju, menendang, menggigit, memiting, mencakar, serta meludahi
anak yang ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, serta merusak dan
menghancurkan pakaian serta barang-barang milik anak yang tertindas. Semakin
kuat dan semakin dewasa sang penindas, semakin berbahaya jenis serangan ini,
bahkan walaupun tidak dimaksudkan untuk mencederai secara serius.
b. Bullying Verbal
Bullying dalam bentuk verbal adalah bullying yang paling sering dan mudah
dilakukan. Bullying ini biasanya menjadi awal dari perilaku bullying yang lainnya serta
dapat menjadi langkah pertama menuju pada kekerasan yang lebih lanjut. Contoh
bullying secara verbal antara lain yaitu: julukan nama, celaan, fitnah, kritikan kejam,
penghinaan, surat-surat yang mengintimidasi, tuduhan-tuduhan yang tidak benar,
gosip, dan sebagainya.
c. Bullying Relasional
Bullying secara rasional dilakukan dengan memutuskan relasi hubungan sosial
seseorang dengan tujuan pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui
pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Bullying dalam bentuk ini paling sulit
dideteksi dari luar. Contoh bullying secara relasional adalah perilaku atau sikap-sikap
yang tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran,
tawa mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek.
d. Cyber Bullying
Ini adalah bentuk bullying yang terbaru karena semakin berkembangnya teknologi,
internet, dan media sosial. Pada intinya adalah korban terus menerus mendapatkan
pesan negatif dari pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet dan media sosial
lainnya. Bentuknya berupa:
- Mengirim pesan atau gambar yang menyakitkan
- Meninggalakan pesan voicemail yang kejam
- Menelepon terus menerus tanpa henti namun tidak mengatakan apa-apa (silent
calls)
- Membuat website yang memalukan bagi si korban
- Si korban dihindarkan atau dijauhi dari chat room dan lainnya
- “Happy slapping” yaitu video yang berisi dimana si korban dipermalukan atau di
bully lalu disebarluaskan
Pelaku bullying atau pembully biasanya mempunyai kecenderungan tertentu dalam
bersikap, sikap tersebut diantaranya:

 Selalu ingin berkuasa


Orang yang memiliki kecenderungan untuk berkuasa, terkadang merasa dirinya lebih
hebat dari yang lain. Tipe orang seperti ini kerap kali memerintah teman-temannya
untuk melakukan berbagai hal. Misalnya, untuk sekedar mengambil buku,
mengerjakan tugas sekolah, dan bahkan membeli makanan. Padahal sebenarnya hal-
hal tersebut dapat dilakukan sendiri.
 Bersikap egois
Orang yang memiliki sikap egois hanya peduli terhadap keinginan dan kesenangan
pribadi. Orang yang egois juga mudah mengabaikan perasaan orang lain. Kebiasaan
tersebut akan menjadikan orang tersebut tidak bisa bersimpati dan empati terhadap
sesama. Bahkan jika diberi saran atau kritik selalu memberikan respon yang negatif.
 Mudah marah
Sikap mudah marah bisa disebabkan oleh banyak hal. Misalnya selalu tidak puas
terhadap keadaan sekitar atau kurang perhatian. Ketika seseorang memiliki sifat ini,
merka cenderung bersikap agresif, merasa tidak aman, dan cemas. Akhirnya,
kemarahannta pun dilampiaskan dengan melakukan keonaran atau justru memarahi
orang lain.
 Tidak merasa bersalah
Kebiasaan orang yang memiliki sifat ini, kerap mudah melontarkan ejekan,
memperolok, serta mempermalukan orang lain tanpa merasa bersalah.
 Tidak memiliki empati dan rasa iba
Para pelaku bullying akan mengalami krisis rasa empati dan iba terhadap keadaan di
sekitarnya. Mereka tidak bisa membayangkan posisinya sebagai korban. Terlebih,
mereka tidak peduli saat melihat keadaan korban yang mereka intimidasi.
Faktor-faktor penyebab seseorang menjadi pelaku bullying antara lain:
1. Keluarga
Keluarga juga dapat menjadi faktor seorang remaja menjadi bully. Misalnya,
buruknya hubungan anak dengan orang tua. Remaja bisa jadi kehilangan perhatian di
rumah sehingga dia mencari perhatian di sekolah dengan menunjukkan
kekuasaannya terhadap seseorang yang dianggap lebih lemah dari pada dirinya.
Selain itu, kekerasan yang dilakukan di rumah terhadap anak bisa jadi salah satu
alasan mengapa seseorang menjadi bully. Pelaku bullying melakukan penindasan
sebagai pelarian di lingkungan rumah yang selalu menindasnya dan membuat dia
tidak berdaya.
2. Sekolah
Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya, anakanak
sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka
untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain. Bullying berkembang dengan pesat
dalam lingkungan sekolah sering memberikan masukan negatif pada siswanya,
misalnya berupa hukuman yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan
rasa menghargai dan menghormati antar sesama anggota sekolah.
3. Kondisi lingkungan sosial
Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying.
Salah satu faktor lingkungan social yang menyebabkan tindakan bullying adalah
kemiskinan. Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi
memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah
sering terjadi pemalakan antar siswanya.
4. Tayangan televisi dan media cetak
Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang
mereka tampilkan. Survey yang dilakukan kompas memperlihatkan bahwa 56,9%
anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru
geraknya (64%) dan kata-katanya (43%).
5. Faktor individu
Dari faktor individu sendiri, yang memungkinkan siswa menjadi seorang pelaku
bullying dikarenakan siswa sebelumnya merupakan korban bullying. Hal ini
merupakan bentuk pembenaran dan dukungan terhadap tingkah laku agresif yang
telah dilakukannya. Kebanyakan dari mereka menjadi pelaku bullying dengan latar
belakang pernah menjadi korban bullying sebelumnya karena sebagai bentuk balas
dendam.

PENUTUP
a. Kesimpulan
- Pelaku bullying merupakan siswa yang merasa dirinya lebih dari orang lain, baik
dari penampilan maupun kebih tinggi kelasnya, selain itu pelaku bullying
merupakan mereka yang haus akan pengakuan dari lingkungannya.
- Karakteristik perilaku bullying sebagian besar hanya meliputi perilaku
mengintimidasi seseorang yang berada di bawahnya, semisal berbeda kelas,
status sosial, baik itu dalam bentuk cibiran, ejekan, tatapan intimidasi, dan jarang
terjadi bully fisik
b. Saran
Bukan hanya korban bullying saja yang membutuhkan perhatian, namun pelaku
bullying juga harus diperhatikan agar tidak lagi melakukan aksi semacam ini.
Bagi guru BK dapat membuat laporan secara berkala tentang keadaan di sekolah
serta memastikan tidak terdapat tindakan bullying. Jika terdapat adanya perilaku
bullying agar senantiasa sigap menindaklanjuti.
Bagi orangtua siswa agar lebih aktif mengikuti perkembangan perilaku anaknya di
lingkungan sekolah. Dengan adanya komunikasi yang baik dengan pihak sekolah. Dan
juga senantiasa memberikan perhatian kepada anaknya di rumah.

Nama: Reza Aliyya Nasution


Kelas: 10 MIPA 1

Anda mungkin juga menyukai