Anda di halaman 1dari 34

In Our Children’s Schools

What Is Bullying?

• Intimidasi fisik atau psikologis yang terjadi berulang kali


seiring waktu
• Penindasan dapat terbuka (mis., Menggoda, memukul, atau
mencuri);
• anak laki-laki paling sering diintimidasi
• Intimidasi dapat terselubung (mis., Menyebarkan rumor
atau pengecualian);
• anak perempuan paling sering menjadi pengganggu
terselubung
Definisi Bulliying
• penggunaan kekerasan, ancaman atau paksaan untuk
menyalah gunakan atau mengintimidasi orang lain. Hal ini
mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan
fisik, atau paksaan dan dapat dilakukan berulang-ulang
terhadap korban tertentu atas dasar kemampuan, gender,
ras, agama dan lain sebagainya.
• Istilah bullying berasal dari bahasa Inggris, yaitu "bull"
yang berarti banteng. Secara etimologi kata "bully" berarti
penggertak, orang yang mengganggu yang lemah. Bullying
dalam bahasa Indonesia disebut "menyakat" yang artinya
mengganggu, mengusik, dan merintangi orang
lain(Wiyani, 2012).
Definisi Bulliying
• Definisi bullying selain diatas adalah kegiaatan yang
dilakukan dengan tujuan memojokan orang lain
dengan nada merendahkan, mengolok-olok sampai
berbuat kekerasan fisik.
• Seringkali Bullying terjadi bukan karena disebabkan
konflik atau sedang emosi yang tidak selesai, tetapi
akan lebih mengarah kepada rasa merasa paling kuat
dan memiliki hak untuk merendahkan, menghina
atau bertindak semena-mena kepada orang lain.
Unsur-Unsur Bullying
• Ketidakseimbangan kekuatan. Pelaku bullying dapat saja
orang yang lebih tua, lebih besar, lebih kuat, lebih mahir
secara verbal, lebih tinggi dalam status sosial, berasal dari ras
yang berbeda, atau tidak berjenis kelamin yang sama.
Sejumlah besar kelompok anak yang melakukan bullying
dapat menciptakan ketidakseimbangan. 
• Niat untuk mencederai. Bullying berarti menyebabkan
kepedihan emosional dan/atau luka fisik, memerlukan
tindakan untuk dapat melukai, dan menimbulkan rasa senang
di hati sang pelaku saat menyaksikan luka tersebut. 
Unsur2 Bullying
• Ancaman agresi lebih lanjut. Baik pihak pelaku
maupun pihak korban mengetahui bahwa bullying dapat
dan kemungkinan akan terjadi kembali. Bullying tidak
dimaksudkan sebagai peristiwa yang terjadi sekali saja. 
• Teror. Bullying adalah kekerasan sistematik yang
digunakan untuk mengintimidasi dan memelihara
dominasi. Teror yang menusuk tepat di jantung korban
bukan hannya merupakan sebuah cara untuk mencapai
tujuan tindakan bullying, teror itulah yang merupakan
tujuan dari tindakan bullying tersebut.
Penyebab Bullying
• Beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya
bullying adalah sebagai berikut:
• Terdapat rasa ingin berkuasa
• Akibat kurang perhatian dari orang sekitar
• Pelaku pernah menjadi korban kekerasan
• Akibat sering berkelahi
• Akibat meniru perbuatan kekerasan dari film
atau game
• Dan lain-lain
Bentuk-Bentuk Bullying
Ada dua bentuk penindasan, yakni penindasan fisik dan penindasan
psikologis.
•Penindasan Fisik
Bentuk penindasan atau bullying ini dilakukan secara kontak yang
mengakibatkan sakit fisik, luka, cedera atau menderita fisik
lainnya. Contoh bentuk bullying secara fisik adalah memukul,
menendang dan lain sebagainya.
•Penindasan Psikologis
Bentuk penindasan ini mengakibatkan trauma psikologis, perasaan
takut, depresi, kecemasan, stress dan juga gusar bagi yang
menerima bullying.
Jenis-Jenis Bullying
Adapun macam atau jenis bullying adalah:
•bentuk tindakan fisik atau verbal yang bisa
dilakukan secara langsung atau tidak
langsung.
Bullying Secara Verbal

• Jenis perbuatan yang dilakukan pada bullying ini


adalah dalam bentu julukan nama, celaan, fitnah,
kritikan kejam, penghinaan, pernyataan-pernyataan
yang seperti ajakan seksual atau pelecehan seksual,
teror, surat-surat yang melakukan intimidasi, gosip
dan lain sebagainya.
• Bullying berupa verbal adalah salah satu jenis
bullying yang paling mudah dilakukan dan bullying
ini merupakan awal dari perbuatan bullying lainnya.
Bullying Secara Fisik
• Jenis bullying ini seperti melakukan tindakan memukuli,
menampar, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi dan
merusak serta menghancurkan barang milik orang yang
ditindas.
• Bullying jenis ini adalah jenis bullying yang sangat terlihat
dan mudah diidentifikasi, tetapi peristiwa secara fisik tidak
sebanyak bullying bentuk lain.
• Remaja yang sering melakukan perbuatan bullying berupa
fisik seringkali adalah remaja yang sering bermasalah dan
cenderung akan beralih di tindakan kriminal yang lebih
lanjut.
Bullying Secara Relasional
• Jenis bullyin ini adalah jenis bullying dalam bentuk
pelemahan harga diri korban secara sistematis melalui
pengabaian, pengucilan atau penghindaran.
• Perbuatan ini bisa meliputi sikap yang tersembunyi seperti
pandangan agresif, lirikan mata, helaan nafas, cibiran, tawa
mengejek dan bahasa tubuh yang mengejek.
• Perbuatan bullying macam ini cenderung yang sulit terbaca
dari luar. Bullying secara relasional mencapai puncak
kekuatan di awal masa remaja, karena ketika itu terjadi
perubahan fisik, mental emosional dan seksual dan juga
mencoba mengetahui diri dan menyesuaikan diri dengan
teman-teman sebaya.
Bullying Elektronik
• Bullying ini adalah jenis bullying yang berupa perbuatan
bullying yang dilakukan dengan cara memanfaatkan
elektronik, seperti komputer, smartphone, internet, website,
sosial media, chatting, email, sms dan lain sebagainya.
• Bullying ini seringkali ditujukan untuk melakukan tindakan
teror korban dengan tulisan, animasi, gambar, rekaman atau
video film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti, atau
menyudutkan.
• Bullying jenis ini seringkali dilakukan oleh kelompok remaja
yang sudah memiliki pemahaman yang cukup baik pada
sarana elektronik infomrasi dan media elektronik lainnya.
Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2005)
menyatakan ada lima jenis bullying, yakni:
• Kontak Fisik Langsung
Seperti melakukan pemukulan, mendorong, menggigit,
menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam
ruangan, mencubit, mencakar, serta termasuk memeras
dan merusak barang yang dimiliki orang lain.
• Kontak Verbal Langsung
Seperti melakukan ancaman, membuat malu,
merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama,
sarkasme, mencela atau mengejek, mengintimidasi,
memaki dan menyebarkan gosip
• Perilaku Non-Verbal Langsung
Seperti melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,
menampilkan ekspresi muka yang merendahkan,
mengejek, atau mengancam, seringkali diikuti dengan
bullying fisik atau verbal
• Perilaku Non-Verbal Tidak Langsung
Seperti mendiamkan seseorang, memanipulasi
persahabatan sehingga menjadi retak atau putus,
menyengaja mengucilkan atau mengabaikan,
mengirimkan surat kaleng
Pelecehan Seksual

Kadang-kadang dimasukan dalam perbuatan


agresi fisik atau verbal. Walaupun laki-laki
dan perempuan melakukan bullying cenderung
memakai bullying verbal, tetapi pada
umumnya perilaku bullying fisik lebih sering
dilakukan laki-laki dan bullying verbal sering
dilakukan perempuan.
Ciri Pelaku dan Korban
Bullying 
• Ciri-ciri pelaku bullying adalah memiliki kekuasaan yang lebih
tinggi sehingga pelaku dapat mengatur orang lain yang dianggap
lebih rendah.
Menurut Astuti (2008), ciri-ciri pelaku bullying antara lain adalah
sebagai berikut:
• Hidup berkelompok dan menguasai kehidupan sosial siswa di
sekolah. 
• Menempatkan diri ditempat tertentu di sekolah/sekitarnya.
• Merupakan tokoh populer di sekolah.
• Gerak-geriknya seringkali dapat ditandai, yaitu sering berjalan di
depan, sengaja menabrak, berkata kasar, menyepelekan/melecehkan.
Sedangkan menurut Susanto (2010), ciri-ciri korban
bullying antara lain adalah sebagai berikut:
•Secara akademis, korban terlihat lebih tidak cerdas
dari orang yang tidak menjadi korban atau
sebaliknya. 
•Secara sosial, korban terlihat lebih memiliki
hubungan yang erat dengan orang tua mereka.
•Secara mental atau perasaan, korban melihat diri
mereka sendiri sebagai orang yang bodoh dan tidak
berharga. Kepercayaan diri mereka rendah dan
tingkat kecemasan sosial mereka tinggi.
• Secara fisik, korban adalah orang yang lemah, korban laki-
laki lebih sering mendapat siksaan secara langsung, misalnya
bullying fisik. Dibandingkan korban laki-laki, korban
perempuan lebih sering mendapat siksaan secara tidak
langsung misalnya melalui kata-kata atau bullying verbal. 
• Secara antar perorangan, walaupun korban sangat
menginginkan penerimaan secara sosial, mereka jarang
sekali untuk memulai kegiatan-kegiatan yang menjurus ke
arah sosial. Anak korban bullying kurang diperhatikan oleh
pembina, karena korban tidak bersikap aktif dalam sebuah
aktivitas.
Who Are Bullies?
• Anak-anak yang
menggertak biasanya
menunjukkan rasa
percaya diri yang kuat
• Mereka suka merasa
kuat dan terkendali
Who Are Bullies? (continued)
• Pengganggu sering datang dari pola asuh
yang menggunakan hukuman fisik untuk
mendisiplinkan
• Pengasuh pengganggu biasanya tidak
terlibat dan kurang kehangatan
• Anak-anak yang menggertak sering
menentang tokoh-tokoh yang berwenang
dan cenderung melanggar peraturan
Who Are The Victims of
Bullying?
• Anak-anak yang diintimidasi sering
merasa tidak aman, terisolasi secara
sosial, cemas, dan memiliki harga diri
yang rendah
• Mereka tidak mungkin membela diri
atau membalas
• Mereka cenderung lebih lemah dari
rekan-rekan mereka
Who Are The Victims of
Bullying? Cont’d
• Orang tua dari anak-anak yang diintimidasi
sering terlalu melindungi atau terlibat
dengan anak-anak mereka
• Anak-anak yang diintimidasi menganggap
intervensi orang tua atau guru tidak efektif
dan tidak mungkin melaporkan masalahnya
Peran dan Skenario Bullying
Menurut Salmivalli (2010), terdapat beberapa peran
terjadinya skenario bullying di sekolah yaitu sebagai
berikut:
•Bully yaitu pelaku langsung bullying. Siswa yang
biasanya dikategorikan sebagai pemimpin, dia berinisiatif
dan aktif terlibat dalam perilaku bullying. 
•Assisting the bully yaitu orang yang menemani temannya
melakukan bullying. Dia juga terlibat aktif dalam perilaku
bullying, namun ia cenderung bergantung mengikuti
perintah bully.
• Reinforcing the bully adalah mereka yang mendukung
temannya melakukan bullying. Ada ketika kejadian bullying
terjadi, ikut menyaksikan, menertawakan korban,
memprovokasi bully, mengajak siswa lain untuk menonton
dan sebagainya.
• Defender adalah orang-orang yang berusaha membela dan
membantu korban, tetapi seringkali mereka menjadi korban
juga. 
• Outsider adalah orang-orang yang tahu bahwa hal itu
terjadi, namun tidak melakukan apapun, seolah-olah tidak
peduli pada korban karena takut menjadi korban bully
selanjutnya.
• Victim adalah orang yang seringkali menjadi sasaran bully.
Mereka biasanya memiliki fisik yang lemah, dan memiliki
suatu kekurangan sehingga sering menjadi korban bully.
Dampak Negatif Bullying
• Korban bullying memiliki resiko mengalami berbagai masalah, baik dalam
bentuk fisik ataupun mental. Adapun masalah yang mungkin terjadi kepada
korban bullying antara lain:
• Menimbulkan berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan
masalah tidur. Masalah tersebut bisa jadi akan terbawa hingga korban dewasa.
• Mengalami keluhan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot
• Merasa tidak aman ketika berada di lingkungan
• Mengurangi semangat belajar dan bahkan prestasi menjadi menurun
• Dalam kasus yang langka, korban bullying akan menunjukkan sifat kekerasan.
• Kecemasan
• Gangguan psikosomatis
• Gangguan psikiatris
• Depresi
Typical Adult Responses To
Bullying
• Penindasan sering dianggap sebagai ritual
peralihan yang tidak berbahaya yang akan
dialami semua anak
• Kecuali jika intimidasi cenderung mengarah
pada cedera fisik, banyak orang dewasa
percaya bahwa sebaiknya dibiarkan
diselesaikan oleh anak-anak dan teman
sebaya mereka
Long-Term Implications of
Bullying
• Anak-anak yang menjadi pelaku intimidasi
cenderung mengalami masalah hukum atau
pidana sebagai orang dewasa
• Anak-anak dapat membawa perilaku
intimidasi ke masa dewasa dan mengalami
kesulitan dalam membentuk dan
mempertahankan hubungan
Long-Term Implications of
Being Bullied
• Anak-anak yang diintimidasi sering
mengalami harga diri dan depresi yang rendah
bahkan hingga dewasa
• Anak-anak yang diintimidasi memandang
sekolah sebagai tempat yang tidak aman dan
cenderung kehilangan hari sekolah lebih
banyak daripada teman sebayanya, akibatnya
pendidikan mereka terpengaruh secara negatif.
Responding To The Problem Of
Bullying
• Kembangkan kebijakan intimidasi di seluruh
sekolah untuk:
 meningkatkan kesadaran guru dan administrator
 buat kerangka kerja untuk menanggapi intimidasi
 memperbaiki lingkungan sekolah secara keseluruhan
 memastikan perubahan terjadi di kelas
 memberdayakan siswa melalui program seperti
konseling sebaya, mediasi, atau resolusi konflik
Responding To The Problem Of
Bullying
• Kembangkan kebijakan intimidasi di seluruh sekolah
• Menerapkan kurikulum kelas :
 Kembangkan aturan ruang kelas melawan intimidasi
 Mengembangkan proyek pembelajaran kooperatif yang
mendorong kerja tim dan mengurangi isolasi sosial
 Buat kegiatan atau tugas yang mengajarkan keterampilan
penyelesaian masalah atau penyelesaian konflik
 Berpartisipasilah dalam permainan peran atau kegiatan
lain untuk membantu anak-anak memahami
perspektif orang lain dan mengidentifikasi perasaan
Responding To The
Problem Of Bullying
• Kembangkan kebijakan intimidasi di seluruh
sekolah
• Menerapkan kurikulum kelas
• Tingkatkan kesadaran bullying:
 Izinkan siswa mengisi survei untuk lebih memahami
perspektif bullying mereka
 Menginformasikan pengasuh kebijakan / kurikulum
intimidasi melalui konferensi, buletin, atau pertemuan
 Dorong keterlibatan orang tua dalam inisiatif anti-
intimidasi
Dampak Positif Bullying

• pendorong timbulnya berbagai perkembangan


positif pada korban bullying. Korban akan
cenderung:
• Lebih kuat dan tegar dalam menghadapi
masalah
• Lebih termotivasi untuk menunjukan potensi
supaya tidak direndahkan lagi
• Termotivasi untuk melakukan introspeksi diri.
For More Information About
Bullying Visit:
• National Parent information Network
www.npin.org
• Educators for Social Responsibility
www.benjerry.com/esr/about~esr.html
• Bullying in Schools and What to do About it
http://www.education.unisa.edu.au/bullying
• Anti-Bullying Network
http://www.antibullying.net

Anda mungkin juga menyukai