ANGGOTA KELOMPOK :
PRODI S1 KEPERAWATAN
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 3 yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Variolla" tepat waktu.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
28
Perbedaan kedua virus itu adalah bahwa penyebab variola mayor bila
dimokulasikan pada membrane karioalontrik tubuh pada suhu 38o C.
Sedangkan yang menyebabkan variola minor tumbuh dibawah suhu itu.
Agent penyebab penyakit cacar adalah virus Variola, anggota dari Genus
Orthopoxvirus, Subfamili Chordopoxviridae dari Famili Poxviridae.
29
penyembuhan meninggalkan bekas mendalam, bekas depigmented, yaitu
karakteristik "bintik-tanda". Penyakit ini mematikan terutama ketika pasien
memunculkan gejala dengan hemoragik (perdarahan di kulit dan selaput
lendir sebelum pembentukan bintil), dan ketika ada kerusakan umum
sistemik, disebabkan oleh keracunan darah dan pembentukan
immunocomplexes (virus dan kompleks antibodi). Hal ini juga tidak biasa
bagi pasien dengan komplikasi pneumonia bronkial serta infeksi paru-paru
bakteri atau dengan ensefalitis viral (radang otak). cacar dengan lesi
mendalam sering dikenali karena di ikuti bekas luka yang tertinggal.
2.4 Manifestasi Klinis
Masa tunas 10-14 hari terdapat 4 stadium :
30
Krusta-krusta mengelupas, meninggalkan bekas sebagai sifakriks atrofi.
Kadang-kadang ada rasa gatal dan stadium ini masih menular.
c) Stadium rekon valensensi.Lesi-lesi menyembuh, semua krusta rontok,
suhu tubuh kembali normal, penderita betul-betul sembuh dan tidak
menularkan penyakit lagi.
2.5 Patofisiologi
Variola (Smallpox)disebabkan oleh virus yang menyebar dari satu orang ke
orang lainnya melalui udara. Virus ini ditularkan dengan menghirup virus dari
orang yang terinfeksi. Selain itu, Smallpox juga bisa menyebar melalui kontak
langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi dan objek yang
terkontaminasi seperti baju. Penularannya melalui kontak langsung ataupun
tak langsung tapi infeksi primernya selalu melalui hawa nafas. Virusnya yang
terdapat di udara, berasal dari debu pakaian, tempat tidur, dari keropeng yang
jatuh ditanah ataupun dari hawa nafas di penderita, terhirup bersama hawa
pernafasan sehingga terjadi penularan. Cacar adalah penyakit yang sangat
menular.
31
2.6 Pathway
Invasi virus variola major atau variola minor ke dalam sel inang manusia
↓
Masuk ke mukosa saluran nafas bagian atas atau orofaring/droplet aerosol,
Orang ke Orang, Kontak Langsung ,Objek yang terkontaminasi, Aerosol
↓
Replikasi virus ( Masa Inkubasi )
↓
Menyebar melalui pembuluh darah dan limfe
(viremia 1)
↓
Virus berkembang di sel retikuloendotelial
↓
Virus mengatasi pertahanan non spesifik
(interferon)
↓
Satu minggu kemudian virus menyebar ke pembuluh darah
(viremia 2)
↓
Menyebar ke seluruh tubuh
↓
Daya tahan tubuh ↓ di kulit dan mukosa
↓ ↓
Respon inflamasi sistemik dan lokal lesi kulit
32
2.6 Penularan / Transmisi
Penularan umumnya terjadi pada saat muncul wabah dimana 50% dari
mereka yang tidak divaksinasi akan tertulari. Jika digunakan sebagai senjata
biologis, virus disebarkan melalui udara.
Masa penularannya, Mulai dari waktu berkembangnya lesi awal sampai
menghilangnya semua scab (koreng) sekitar 3 minggu. Penderita paling dapat
menular selama periode pre-Eruptive melalui droplet aerosol dari lesi
orofaringeal.
Transmisi :
1. Person-to-person / Orang- ke- Orang
- Inhalation of droplets (lewat udara yang terkontaminasi virus variola,
yang selanjutnya terhirup)
- Adanya kontak atau tatap muka dengan orang yang terinfeksi
2. Direct contact / Kontak Langsung
- With infected body fluids ( Terinfeksi cairan cacar tubuh )
3. Contaminated objects ( Objek yang terkontaminasi )
- Bedding, clothing ( tempat tidur yang terkontaminasi, pakaian yang
terkontaminasi )
4. Can be transmitted in any climate (virus ini dapat menulari di berbagai
musim )
- Spread more easily in cool, dry winter months ( lebih mudah menyebar
pada suhu sejuk dan musim kering )
5. No transmission by insects or animals ( Tidak bisa ditransmisikan oleh
serangga atau Hewan )
6. Transmission from a smallpox case ( Penularan dari kasus smallpox )
- Prodrome phase, less common ( jarang terjadi penularan pada masa
prodromal)
• Fever, no rash yet ( demam, tapi tidak muncul ruam )
- Most contagious with rash onset ( sangat menular pada saat muncul
ruam )
• First 7-10 days ( pada 7 hari pertama )
33
• Contagious until last scab falls (Menular sampai bentuk ruam
terakhir / koreng hilang)
34
2.8 Pencegahan
Pada prinsipnya pencegahan penyakit cacar dilaksanakan dengan :
1. Meningkatkan kekebalan masyarakat dengan melaksanakan vaksinasi
rutin yang sebaik-baiknya. (setiap bayi di cacar pada umur 1 – 2 tahun)
2. Menanggulangi wabah dengan menggunakan Team Gerak Cepat.
35
Setelah diberikan vaksinasi 3 sampai 4 hari kemudian timbul
reaksi berupa papula yang segera berubah menjadi vesikula yang
melebar disertai ruam kemerahan.Pada hari kedelapan atau
kesembilan bagian tengahnya melekuk dan isi vesikula menjadi
keruh.Semua ini disertai dengan pembengkakkan kelenjar getah
bening ketiak disertai dengan demam.
Pada hari ke-10 pustula mongering dan terbentuk keropeng
yang lepas 1 minggu kemudian.Kekebalan mulai terbentuk mulai
hari ke-10 dan berlangsung seumur hidup.
3. Reaksi segera :
Terjadi pada orang yang kebal.Pada hari ke-2 dan ke-3 timbul
papula.Ini merupakan reaksi hipersensitivitas.Reaksi segera ini
tidak menunujukan tingkat kekebalan, juga tidak menyebabkan
terjadinya kekebalan.
2.9 Pengobatan
Pada penderita penyakit cacar hal yang terpenting adalah menjaga
gelembung cairan tidak pecah agar tidak meninggalkan bekas dan menjadi
jalan masuk bagi kuman lain (infeksi sekunder), antara lain dengan
pemberian bedak talek yang membantu melicinkan kulit. Penderita apabila
tidak tahan dengan kondisi hawa dingin dianjurkan untuk tidak mandi,
karena bisa menimbulkan shock.
Obat-obatan yang diberikan pada penderita penyakit cacar ditujukan
untuk mengurangi keluhan gejala yang ada seperti nyeri dan demam,
misalnya diberikan paracetamol. Pemberian Acyclovir tablet (Desciclovir,
36
famciclovir, valacyclovir, dan penciclovir) sebagai antiviral bertujuan untuk
mengurangi demam, nyeri, komplikasi serta melindungi seseorang dari
ketidakmampuan daya tahan tubuh melawan virus herpes. Sebaiknya
pemberian obat Acyclovir saat timbulnya rasa nyeri atau rasa panas
membakar pada kulit, tidak perlu menunggu munculnya gelembung cairan
(blisters).
Pengobatan penyakit cacar berfokus pada keluhan yang timbul,
misalnya demam, menggigil, nyeri dipersendian, bintik kemerahan pada
kulit yang akhirnya membentuk sebuah gelembung cair.
Obat yang seharusnya diberikan :
a. Paracetamol tablet
b. Acyclovir tablet
c. Bedak Talek
d. Vitamin Neurobian/neuroboran
2.10 Komplikasi
Komplikasi Pada Variola
a. Bronkopneumonia
b. Infeksi kulit sekunder (furunkel, impetigo)
c. Ulkus Kornea
d. Ensefalitis
e. Effluvium (kehilangan rambut yang abnormal)
f. Telogen (fase perontokan rambut) dalam 3-4 bulan
2.11 Prognosis
Prognosis sangat bergantung pada penatalaksanaan pertama dan
fasilitas perawatan yang tersedia. Maka mortalitas sangat bervariasi
diantara 1-50%. Jaringan parut yang timbul dapat diperbaiki dengan
tindakan dermabrasi atau pemberian kolagen implant.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA VARIOLA
3.1 Pengkajian
37
1. Biodata
A. Identitas Klien
1) Nama :Nama klien sangat dibutuhkan sebagai identitas
klien dan untuk membangun hubungan saling percaya sehingga
mempermudah dalam melakukan asuhan keperawatan.
3) Jenis kelamin : -
2. Riwayat Kesehatan
38
Keluhan Utama : Panas, pusing, tidak ada nafsu makan, nyeri diotot
dan tulang, ruam dikulit, berwarna kemerahan, bentol-bentol, terdapat
cairan , nanah, dan darah
2. Natal
3. Post natal
39
c. Riwayat Immunisasi (imunisasi lengkap)
A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan : pada anak mengalami penurunan BB akibat nafsu
makan menurun dan juga dapat terjadi gejala mual-muntah,
biasanya terjadi pada stadium prodromal/invasi.
2. Tinggi badan : pada anak yang tidak tertangani dengan baik,
mempunyai resiko terjadinya gangguan tumbuh kembang anak.
B. Perkembangan Tiap tahap
Perkembangan tumbuh kembang anak dapat terganggu apabila penyakit
variola ini tidak dapat tertangani dengan baik sehingga menjadi variola berat
dengan komplikasi-komplikasi penyakit lain yang muncul seperti
bronkopneumania, infeksi kulit sekunder (furunkel, impetigo), ulkus kornea,
ensefalitis, effluvium, telogen dalam 3-4 bulan.
e. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
Pemberian ASI pada setiap anak yang baru dilahirkan dapat membantu
untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak dari serangan virus. Asi
eksklusif selama 6 bulan dapat mempengaruhi status nutrisi anak, karena
dalam asi juga terkandung zat nutrisi yang dibutuhkan oleh anak untuk
perkembangan yang sehat dan memberikan antibody terhadap penyakit.
40
Pemberian susu formula memang dapat memberikan nutrisi pada
anak, tetapi tidak dapat menandingi besarnya nutrisi yang di dapat dari ASI.
Sehingga perlu ditanyakan pula apakah anak telah mendapatkan ASI
ekslusif atau hanya diberikan susu formula saja
f. Riwayat Psikososial
g. Riwayat Spiritual
h. Reaksi Hospitalisasi
41
A. Nutrisi
Sebelum
Kondisi Saat Sakit
Sakit
B. Cairan
Sebelum
Kondisi Saat Sakit
Sakit
C. Eliminasi (BAB&BAK)
Sebelum
Kondisi Saat Sakit
Sakit
42
D. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
E. Olah Raga
Pada anak yang menderita penyakit variola mengalami kelemahan akibat
penurunan kontraktilitas otot
F.Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
3. Gunting kuku
- Frekuensi
- Cara
4. Gosok gigi
- Frekuensi
43
- Cara
G. Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
44
a. Warna rambut : hitam
b. Penyebaran : penyebaran rambut merata
c. Mudah rontok : tidak mudah rontok
d. Kebersihan rambut : bersih/tergantung personal hygine
yang di lakukan
7. Muka
Inspeksi
Data lain :-
8. Mata
Inspeksi
45
i. Keadaan visus : normal
j. Penglihatan : normal
Palpasi
Data lain :-
10. Telinga
Inspeksi
Palpasi
11. Mulut
Inspeksi
46
a. Gigi
- Keadaan gigi : meliputi kebersihan gigi, warna gigi yang
tergantung dari personal hygiene anak
- Karang gigi / karies : ada tidaknya karies, tergantung dari
personal hygiene anak
- Pemakaian gigi palsu :-
b. Gusi
Merah / radang / tidak : tidak terjadi peradangan
c. Lidah
Kotor / tidak : tergantung dari kebersihan diri pasien
d. Bibir
- Cianosis / pucat / tidak : pucat
- Basah / kering / pecah : -
- Mulut berbau / tidak :-
- Kemampuan bicara :-
Data lain :-
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa : merah
b. Nyeri tekan : tidak ada
c. Nyeri menelan : tidak ada
13. Leher
Inspeksi
Palpasi
47
14. Thorax dan pernapasan
a. Bentuk dada :simetris
b. Irama pernafasan : teratur
c. Pengembangan di waktu bernapas : simetris/ mengembang sempurna
d. Tipe pernapasan : normal
Data lain :-
Palpasi
15. Jantung
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
b. BJ I : normal
c. BJ II : normal
d. BJ III :-
e. Bunyi jantung tambahan : tidak ada
Data lain :-
16. Abdomen
Inspeksi
48
b. Ada luka / tidak : tidak terdapat luka
Palpasi
Perkusi
18. Ekstremitas
Ekstremitas atas
a. Motorik
- Pergerakan kanan / kiri : pergerakan tangan lemah
dikarenakan metabolisme yang tidak optimal menyebabkan
otot tidak dapat melakukan fungsinya.
- Pergerakan abnormal : tidak ada
- Kekuatan otot kanan / kiri : melemah
- Tonus otot kanan / kiri : menurun
- Koordinasi gerak : menurun
b. Refleks
- Biceps kanan / kiri : normal
- Triceps kanan / kiri : normal
c. Sensori
49
- Nyeri : lebih sensitif atau terjadi iritabilitas
terhadap rangsang nyeri
- Rangsang suhu : normal
- Rasa raba : normal
19. Status Neurologi.
Saraf – saraf cranial
50
- Mengangkat bahu : dapat dilakukan/ normal
-
i. Nervus XII (Hypoglossus)
- Deviasi lidah : normal
Tanda – tanda perangsangan selaput otak
pemeriksaan reflek :-
1. Motorik kasar
Pada motorik kasar, umumnya anak dengan penyakit variola akan
mengalami kelemahan, sehingga aspek dari motorik kasar mungkin akan
terlambat untuk dilalui (delayed) atau mungkin tidak dapat dilalui (failed)
jika telah masuk ke tahap kronis.
b. Histopatologis
51
XIII. Terapi saat ini
52
4.3 Intervensi
53
dengan invasi virus, keperawatan selama 2x24 tanda-tanda vital
reaksi inflamasi jam diharapkan suhu tubuh sehingga tanda-
dan pelepasan pasien dapat kembali dalam Tanda vital setiap
mediator kimia kondisi normal 36-370C. saat dpat berubah.
2. Anjurkan klien untuk 2. Peningkatan suhu
Kriteria Hasil:
banyak minum ± 1.5-2 badan dapat
1. Suhu tubuh kembali liter/hari. mengakibatkan
stabil. penguapan tubuh
2. Pasien tampak nyamn meningkat sehingga
perlu diimbangi
asupan cairan yang
banyak.
3. Berikan kompres 3. Membantu
hangat. menurunkan suhu
tubuh dengan
dilatasi pembuluh
darah
4. Anjurkan pasien untuk 4. Agar pasien lebih
memakai pakaian tipis. nyaman dan tidak
54
semakin merasa
panas.
5. Kolaborasi pemberian 5. Obat antipiretik
obat antipiretik dapat digunakan
untuk mengurangi
demam dengan aksi
sentralnya pada
hipotalamus.
Gangguan integritas kulit Tujuan: 1. Kaji ukuran, warna, 1. Memberikan
berhubungan dengan trauma, Setelah dilakukan tindakan dan kedalaman luka. informasi dasar
erupsi pada kulit keperawatan selama 2×24 terhadap kondisi
jam diharapkan masalah kulit.
bisa teratasi 2. Digunakan untuk
Kriteria Hasil: 2. Siapkan dan bantu penutupan luka
1. Mencapai prosedur balutan 3. Menurunkan
penyembuhan tepat 3. Tinggikan area graft pembekakan
waktu bila mungkin/tepat 4. Menjaga kondisi
2. Menunjukan regenerasi 4. Lakukan perawatan jaringan baru dan
jaringan luka pada pasien menghindari adanya
55
infeksi
56
3
BAB III
3.1 Kasus
3.2 Pengkajian
a) Identitas Pasien
Nama : An. K
Usia : 7 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Mojokerto
4
Pekerjaan : Pelajar
Status : Belum Kawin
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Dx medis : Variola
b) Keluhan Utama
Terdapat bintik-bintik merah kecil dan berisi sedikit cairan yang berada
disekitar wajah dan ujung tangan serta kaki
5
Pemeriksaan Fisik
6
6. B6 (Bone)
Inspeksi :Terdapat bintik-bintik merah kecil dan berisi
sedikit cairan yang berada disekitar wajah dan
ujung tangan serta kaki (Stadium makula–
papular /erupsi )
7
Reaksi inflamasi
Kulit kemerah-
merahan, timbul
bintil-bintil merah dan
berisi sedikit cairan
2. DS : Keluarga klien Reaksi inflamasi Resiko Tinggi
mengatakan bintik-bintik penularan
merah kecil dan berisi sedikit
cairan yang berada disekitar Kulit kemerah-
wajah dan ujung tangan serta merahan dan timbul
kaki ruam-ruam
DO :
Keadaan Umum: Cukup Erupsi vesikel
Kesadaran: Composmentis
Tekanan Darah: 110/70mmHg
Nadi : 90x/menit Jalan keluar virus
Pernapasan: 20x/menit menginfeksi pejamu
Makula mulai berisi cairan lain
menjadi vesikel dengan jumlah
yang semakin bertambah
3. DS : Keluarga klien Reaksi inflamasi Hipertermi
mengatakan pasien demam
sejak 4 hari yang lalu
DO :Keadaan Umum: Cukup. Respon Hipothalamus
Kesadaran: Composmentis
Suhu : 37C
Akral hangat merah Peningkatan suhu
Wajah pucat tubuh
8
3.4 Diagnosa Keperawatan
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x24 jam diharapkan suhu tubuh
pasien kembali normal
Kriteria hasil :
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Suhu : dalam batas normal 36-37,5C
Intervensi Rasional
1. Observasi TTV pasien, fokus 1. Peningkatan suhu tubuh dapat
pada suhu pasien setiap 3 jam diidentifikasi dengan perubahan suhu
sekali saat dilakukan observasi TTV
2. Berikan kompres air hangat pada 2. Kompres air hangat dapat menurunkan
daerah axila, leher, lipatan paha suhu tubuh
9
dapat menyerap keringat, jaga
agar gelembung lesi tidak pecah.
Intervensi Diagnosa 2
Intervensi Rasional
1. Kaji erupsi vesikel 1. Membantu membuat rencana asuhan
keperawatan selanjutnya atau pilihan
intervensi selanjutnya
4. Berikan bedak pada kulit 4. Bedak dapat mengtasi gatal yang mungkin
yang tidak terbuka bisa menyebabkan anak menggaruk
kulitnya
Intervensi Diagnosa 3
10
Resiko tinggi penularan berhubungan dengan erupsi vesikel
Intervensi Rasional
1. Kaji erupsi vesikel 1. Membantu membuat rencana asuhan
keperawatan selanjutnya atau pilihan
intervensi selanjutnya
2. Anjurkan kepada keluarga pasien 2. Mencegah terjadinya penularan
untuk selalu mencuci tangan
setelah kontak langsung dengan
pasien
5. Cukur atau ikat rambut disekitar 5. Rambut merupakan media yang baik
daerah yang terdapat erupsi untuk proses pertumbuhan bakteri
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Variola adalah penyakit infeksi virus akut yang disertai keadaan umum
yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian, dengan ruang kulit yang
monomorf, terutama tersebar di bagian perifer tubuh.
11
Penyebab variola adalah virus variolae ada 2 tipe virus yang identik , tetapi
menimbulkan 2 tipe variola yaitu variola mayor dan variola minor (alastrim).
Perbedaan kedua virus itu adalah bahwa penyebab variola mayor bila
dimokulasikan pada membrane karioalontrik tubuh pada suhu 38o C. Sedangkan
yang menyebabkan variola minor tumbuh dibawah suhu itu.
Jika cacar disebabkan oleh virus variola dan cacar air disebabkan oleh virus
varicella zoster.Dan yang membedakan dari variola dan varicella ini dapat dilihat
dari proses penyebarannya dan berlangsungnya gejala – gejala pada fase
prodromal.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abraham M. Rudolph, julien I.E. Hoffman, Colin D. Rudolph. 2006. Buku Ajar
Pediatri Rudolph Volume 1. Jakarta. EGC
Garna Herry. 2008. Buku Ajar Infeksi Dan Pediatri Tropis. Jakarta. Ikatan dokter
anak indonesia.
12
13