LANDASAN TEORI
A. Bullying
1. Pengertia Bullying
belum ada padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia. Bullying (arti
Bullying bisa terjadi dalam berbagai format dan bentuk tingkah laku yang
panggilan yang tidak disukai, terasing, penyebaran isu yang tidak benar,
tidak mampu mempertahankan diri dalam situasi di mana ada hasrat untuk
melukai atau menakuti orang atau membuat orang tertekan, trauma atau
1
Ahmad Baliyo, bullying di sekolah dan dampak bagi masa depan anak, h.19
2
Ehan. Bullying dalam pendidikan, (2007) diperoleh pada 05 Desember 2013 dari
http://www.upi.edu.ac.id
13
14
pada pihak yang setara, namun, sering terjadi pada pihak yang tidak
sering kita temui pada hubungan sosial yang bersifat subordinat antara
bullying:
serangan fisik.
atau panjang.
sering.4
adalah salah satu bentuk manifestasi rasa marah yang bersifat agresif
meniru tindakan itu. Lebih lanjut dijelaskan bahwa salah satu contoh
sekolah adalah adanya, (1) mitos sekolah sebagai ahli memalak, (2)
ancaman atau surat kaleng tanpa ada nama pengirim. Perilaku ini
dan ketakutan.
d. Pelecehan Seksual
menunjuk pada sekitar hal yang sensitif pada seksual. Secara fisik
5
http://muhamadmarwans.blogspot.com/2011/08/perilaku-school-bullying-
masalah.html
17
ataupun di luar kelas, baik dalam situasi yang serius atau saat bersenda
gurau.
3. Faktor Penyebab Bullying
perilaku bullying.
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa hal yang bisa
di skolah: (a) Kesulitan untuk tidur, (b) Mengompol di tempat tidur, (c)
Mengeluh sakit kepala atau perut, (d). Tidak nafsu makan atau muntah-
muntah, (e) Takut pergi ke sekolah, (f) Sering pergi ke UKS, (g)
aktivitas sosial yang melbatka murid lain, (i) Sering mengeluh sakit
sebelum pergi ke sekolah, (j) Sering mengeluh sakit pada gurunya, dan
ingin orang tua ingin segera menjemput pulang, (k) Perubahan drastis
seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh
diri dan gejala-gejala gangguan stres pasca trauma (post trumatic stress
orang yang pencemas, sulit berko sentrasi, mudah gugup dan takut,
hingga tak bisa bicara. Beberapa hal yang menjadi tanda-tanda anak
korban bullying:
c. Ketinggalan pelajaran
terpengaruh.6
6
Astuti,. (2008). Meredam Bullying: 3 Cara Effektif Menanggulangi Kekerasan Pada Anak.
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, hal.50
7
Astuti,. (2008).op.cit. hal.51
21
atau bermusuhan, berlaku tidak sesuai dengan norma yang ada, maka
anak akan mudah meniru perilaku lingkungan itu dan merasa tidak
bersalah”.
sekolah.
dengan tidak jelasnya tindakan dari para guru dan pengurus sekolah.
perilaku bullying.
dalam prestasi anak atau perilaku sehari hari anak dikelas atau di luar
melakukan bullying yakni guru yang berbuat kasar kepada siswa, guru yang
perilaku sehari hari siswa di kelas atau di luar kelas serta bagaimana
e. Karakter anak
populer, anak yang tiba-tiba sering berbuat onar atau selalu mencari
melakukan bullying.
tidak dipungkiri bahwa faktor dari dalam diri individu pun ikut andil
tidak baik yang berlaku pada suatu lingkungan juga dapat menyuburkan
perilaku bullying.
4. Akibat Bullying
dapat menimbulkan akibat yang sangat besar bagi siswa yang terlibat,
baik sebagai korban ataupun pelaku. Banyak hal yang diakibatkan dari
banyak akibat negatif baik bagi korban maupun bagi pelaku. Bagi korban
cendrung ingin bunuh diri. Akibat fisik cendrung dapat langsung terlihat,
berbeda dengan dampak psikis yang pada awalnya akan terlihat wajar akan
5. Mengatasi Bullying
mengenali dan menyadari bahwa praktik bullying telah terjadi, maka perlu ada
perlu ditumbuhkan rasa nyaman dan percaya diri agar dia mau lebih
27
dan tidak akan mengganggunya lagi. Selain itu, hal-hal yang dapat
hanya bagi pelaku tapi juga bagi pihak korban. Hal ini merupakan
10
http://www.bulllying.org/external/documents/bulllying_Information.pdf”Bulllying
Informationforyoungpeople-Bullying.org(pdf).
28
anak sejak dini. Ajarkan anak untuk memliki rasa empati, menghargai
orang lain, dan menyadarkan sang anak bahwa dirinya adalah mahluk
melibatkan komponen dari guru sampai siswa, dari kepala sekolah sampai
orang tua murid , kerja sama antara guru,orang tua dan masyarakat atau
pihak lain yang terkai seperti kepolisian, aparat hukum dan sebagainya.
perilaku orangtua. Pemberian teladan kepada anak akan lebih baik dari
memberi nasihat.
Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh sekolah ialah membuat
sebuah program anti bullying di sekolah. Menurut Huneck yang juga ahli
laku yang masuk tindakan bullying, tidak menyadari luka yang disebabkan
belajar siswa, serta tida ada campur tangan secara efektif dari sekolah.
29
Adapun kegunaan dari program serta kegiatan anti bully di sekolah antara
lain:
a. Menanamkan pengertian bahwa rasa aman adalah hak dan milik semua
orang
e. Bermain drama
pada usia remaja yang sedang dalam masa transisi dan krisis identitas,
misalnya buat perkumplan pecinta alam atau wira usaha yang sesuai
dan sebagainya.
b. Putus mata rantai pelaku dan budaya bullying Biasanya budaya bullying
Ada beberapa saran bagi anak yang berisiko terkena bullying atau
mungkin jangan beri mereka kesempatan membawa barang mahal atau uang
lainnya dapat melihat Anda akan lebh baik lag jika anda bersama-sama
lainnya.
c. Jangan cari gara-gara dengan pelaku bullying. Jika anda tahu ada anak-
e. Anda harus berani melapor pada orang tua, guru, atau orang dewasa
lainnya yang anda percayai. Anda harus berani untuk bertindak dan
waktu sampai dengan pemecatan dari sekolah. Begitu juga kerja sama
keputusan yang akan dan telah diambil bagi pelaku bullying itu. Bagi
pelaku ballying dari pihak guru, sekolah atau pihak- pihak lain jangan
di negeri ini dan guru tersadar atas semua keselahannya, sehingga tida
11
SKB Mendikbud dan kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No. 25 tahun 1993
33
kecocokan pribadi.
suatu pendidikan yang sah dan memenuhi syarat untuk menjadi guru
P = Perangai
E = Emosi
M = Mandiri
B = Bobot
I = Integritas
M = Mawas
B = Berani
I = Intelegensi
N = Nalar
G = Gagasan13
Berdasarkan uraian di atas maka guru bimbingan dan konseling
baik dengan siswa.
12
Dewa Ketut Sukardi, , Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002) hal 22
13
Prayitno, dkk. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama, 1998, Jakarta: PT. Bina Sumber Daya MIPA, hal.8
35
bertindak otoriter.
kebutuhan siswa.
perasaan siswa
diharapkan oleh siswa dan apa yang dikatakan oleh siswa, tetapi siswa
sekolah.
efisien. Tugas-tugas yang akan dikemukakan berikut merupakan hal yang dapat
dan konseling.
dankonseling.14
sebagai suatu profesi yang berbeda dengan bentuk tugas sebagai guru mata
pelajaran, maka beban tugas atau penghargaan jam kerja guru bimbingan
tersebut meliputi:
sebanyak 18 jam.
sebanyak 6 jam.
sebagai berikut:
bimbingan dan konseling saja, namun semua pihak di sekolah dan orang
mengenai etika sekolah yang berada di bawah wewenang petugas atau guru
15
Ibid, hal.97
16
. Astuti, 2008, op,cit, hal.14
40
bullying, tapi lebih dalam dari itu guru bimbingan dan konseling dituntut
untuk dapat memberikan pembinaan tidak hanya pada korban bullying tetapi
juga pada pelaku bullying. Hal itu dapat diwujudkan melalui pemberian
konseling.
individu yang unik yang berbeda satu dengan lainnya, perbedaan ini tidak
upaya yang dapat dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling untuk
mengatasi bullying.
bagi siswa-siswa yang terlibat dalam kasus bullying”. Hal itu berarti bahwa
sudah seharusnya guru bimbingan dan konseling lebih peka terhadap siswa-
siswa yang menjadi korban bullying. Guru bimbingan dan konseling dapat
a. Langkah I : (Pencegahan)
b. Langkah II : (Pemahaman)
bahayanya.
pemeliharaan terhadap segala sesuatu yang positif dari diri siswa, agar
tetap utuh, tidak rusak, dan tetap dalam keadaan semula, serta
berkembang.
d. Langkah IV : (Advokasi)
bullying.
a. Preventif (Pencegahan)
sesuai dengan talenta yang dimiliki siswa. Atau saat awal masuk
b. Kuratif
c. Preservatif
45
pemeliharaan terhadap segala sesuatu yang positif dari diri siswa, agar
tetap utuh, tidak rusak, dan tetap dalam keadaan semula, serta
d. Reveral
2014
46