Anda di halaman 1dari 12

Senin, 25 Mei 2015

PROPOSAL PENELITIAN SOSIOLOGI TENTANG BULLYING

BULLYING
(STUDI KASUS DI SMAN1 PADANG PANJANG)
O
L
E
H

ARIF ABDUL NASIR


PRIMA HARDI PUTRA
VINDO ALHAMDA PUTRA
SMAN1 PADANG PANJANG
KOTA PADANG PANJANG
TAHUN AJARAN 2014 / 2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya berkat
pertolongan-Nya, kami dapat menyusun karya tulis ini yang berjudul BULLYING.
Kemudian kami mengucapkan banyak terima kasih kepada guru kami Ibu Lendawati
sebagai guru sosiologi di X IPS 1 dan bapak Feri Hidayat Zahuri yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan karya tulis ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami yang telah
memberikan dukungan terhadap yang telah memberikan dukungan berupa sarana dan
prasarana, tidak lupa pula untuk teman kami yang tidak mungkin disebutkan satu
persatu. Dengan adanya tugas ini, kami berharap agar dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan serta pengaruh bullying terhadap siswa disekolah.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat banyak kekurangan .kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk untuk menyempurnakan
karya tulis ini.
Padang Panjang, 20 Mei 2015

Peneliti

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bullying sudah lama terjadi tetapi permasalahan ini tetap saja menjadi topic
yang masih hangat diperbincangkan dan belummenemukan titk terang. Keberadaan
bullying seakan akan di pandang sebelah mata, sehingga mungkin baru sedikit yang
menyadari bahaya dari keberadaan bullying tersebut. Padahal bahaya dari bullying
dapat sampai mengakibatkan kehilangan nyawa. Kini saatnya di butuhkan penyadaran
terhadap berbagai pihak untuk mengatasi masalah bullying.
Bullying seakan akan sudah menjadi tradisi yang rutin terjadi sehingga
menimbulkan pola diantara orang orang, contohnya saja disekolah yang kami teliti saat
ini. Bullying dapat dikatakan sebagai hal yang sangat wajar. Setiap masalah pasti selalu

ada penyebab yang melatarbelakangi, sehingga kami sebagai peneliti dapat


mengetahui mengapa bullying selalu terjadi bahkan sudah menjadi sebuah tradisi.
Bullying bukan saja bisa terjadi karena tradisi yang dilestarikan, tetapi juga bisa terjadi
karena ketidaksadaran seorang pelaku, korban dan saksi yang berujung terhadap
tindakan bullying.
Dalam penelitian ini kami ingin mengetahui dan mendalami mengapa bullying
bisa terjadi. Pengaruh apa saja yangdapat dirasakan bagi pelaku, korban, dan saksi
dari kasus bullying. Dari pengaruh yang berdampak negative tersebut apakah ada
sebuah pengaruh yang berkaitan terhadap keaktifan siswa disekolah.

B. Identifikasi Masalah
Masalah Bullying sangatlah luas dan kompleks. Beberapa faktor penyebab
terjadinya tindakan Bullying adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Faktor pribadi anak itu sendiri


Faktor keluarga
Faktor lingkungan
Faktor sekolah
Faktor pengaruh media

Faktor-faktor tersebut merupakan penyebab munculnya tindakan Bullying di


dalam dan luar dunia pendidikan.

C. Pembatasan Masalah
Penulis mengangkat topik tindakan Bullying ini bertujuan untuk mengembalikan
Tujuan Pendidikan Nasional sesuai UUD 1945 (versi Amandemen), seperti yang sudah
termaktub di latar belakang penulisan, Pasal 31, ayat 3, menyebutkan, Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan, yang diatur dengan undang-undang.

D. Perumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan bullying?
Apakah pengaruh bullying pada siswa?
Apa dampak dari bullying?
Bagaimana cara mengatasi bullying?

E. Tujuan Penelitian

Menjawab dari rumusan masalah di atas.

F. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini agar tidak terjadi lagi bullying diantara kalangan pelajar atau siswa
maupun disekolah. Selanjutnya, Manfaat penulisan laporan ini adalah :
1.
Sebagai referensi bacaan untuk para pembaca .
2.
Sebagai pengetahuan terhadap pembaca.
3.
Sebagai standarisasi nilai siswa.

BAB II
KERANGKA TEORI ATAU KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
Makna Bullying
Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang perilaku Bullying :
1. Ken Rigby (2002:15) : Penekanan atau penindasan yang berulang-ulang secara
psikologis atau fisik terhadap seseorang yang memiliki kekuatan atau kekuasaan yang
kurang, oleh seseorang atau kelompok orang yang lebih kuat.
2.

Andrew Mellor (1997), seorang psikolog dari University of Edinburgh, Inggris,


mendefinisikan Bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang
lain dan dia takut bila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi, dan merasa tak berdaya
untuk mencegahnya.

3.

Barbara Coloroso (2003:44) : Bullying adalah tindakan bermusuhan yang dilakukan


secara sadar dan disengaja yang bertujuan untuk menyakiti, seperti menakuti melalui
ancaman agresi dan menimbulkan terror. Termasuk juga tindakan yang direncanakan
maupun yang spontan bersifat nyata atau hampir tidak terlihat, dihadapan seseorang
atau di belakang seseorang, mudah untuk diidentifikasi atau terselubung dibalik
persahabatan, dilakukan oleh seorang anak atau kelompok anak.

Dari beberapa pengertian diatas maka pada dasarnya bullying adalah bentuk
tindakan atau perilaku, agresif seperti mengganggu, menyakiti atau melecehkan yang

dilakukan secara sadar, sengaja dengan cara berulang-ulang oleh seseorang atau
sekelompok orang.
Bullying dapat terjadi di mana saja, tidak memilih umur atau jenis kelamin
korban. Korban bullying pada umumnya adalah anak yang lemah, pemalu, pendiam
dan special (cacat, tertutup, cantik atau punya ciri-ciri tubuh yang tertentu) yang dapat
menjadi bahan ejekan.
Jenis-jenis Bullying
Menurut Andi Priyatna (2010:3), jenis-jenis bullying dikategorikan sebagai
berikut :
1.
Fisikal : memukul, menendang, mendorong, merusak
2.
Verbal : mengolok-olok nama panggilan, mengancam, menakut-nakuti
3.
Sosial : gossip, rumor, dikucilkan dari pergaulan, dan sejenisnya
4.
Cyber/elektronik: mempermalukan orang dengan menyebar gossip di jejaring social
internet (missal : Facebook)
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Bullying
Beberapa faktor penyebab terjadinya tindakan bullying adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Faktor pribadi anak itu sendiri


Faktor keluarga
Faktor lingkungan
Faktor sekolah
Faktor pengaruh media

B. Penelitian Relevan
Berdasarkan data yang didapat dalam sebuah penemuan internasional dikatakan 59
persen siswa di Indonesia yang disurvey melaporkan bahwa siswa tersebut mendengar
ejekan yang menyakitkan hati dan perasaannya setiap harinya di sekolah sehingga
merasa enggan atau malas untuk datang ke sekolah lantaran trauma dan 10% sampai
16% siswa di Indonesia yang disurvey melaporkan bahwa siswa tersebut telah diejek,
diolok-olok, dikucilkan, dipukul, ditendang, atau didorong setidaknya sekali dalam setiap
minggunya di sekolah. (Huneck, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan oleh seorang psikolog bernama A.
Kasandra Putranto pada seminar yang diadakan di Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarta pada tanggal 21 November 2012 lalu, menunjukkan bahwa
dari 353 siswa yang dijadikan sampel penelitian, tindak bullying yang pernah dialami
oleh mereka merupakan tindak bullying dalam klasifikasi fisik dan psikis. Bullying
tersebut 33% disebabkan karena siswa kesulitan dalam bergaul dan 26% disebabkan
karena fisik yang kecil/ lemah dan cacat. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan
dampak yang ditimbulkan oleh aksi bullying membuat 55% siswa merasa tertekan dan
gugup, sedangkan 37% siswa mengalami kekurangan dalam berkonsentrasi. Dalam

penelitian tersebut, ditunjukkan pula bahwa 36% korban bullying membalas tindak
bullying yang mereka terima ( Koebler, Jason. 2011 ).
Menurut Ratna (dalam Juwita, 2008, h.2) selaku ketua peneliti kekerasan bullying
yang hasilnya diumumkan di seminar nasional ketiga anti-bullying yang digelar di Hotel
JW Marriott, meningkatnya kasus bullying di kalangan remaja disebabkan oleh
beberapa hal, salah satunya melibatkan peran media massa, yaitu begitu banyaknya
film yang selalu menampilkan adegan kekerasan.

C. Kerangka Berfikir
Menurut teori konvergensi yang dikemukan oleh William Stern, dikemukakan
bahwa perkembangan individu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor bawaan saja, tetapi
faktor lingkungan juga ikut berpengaruh. Sehingga manusia perlu berinteraksi dengan
lingkungan sekitar.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak,
yang dimaksud dengan anak adalah:
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan.
Menurut Ganter & Yeakel adalah lembaga yang terakreditasi bagi anak
pengaruhnya terhadap sikap mereka mengembangkan adalah signifikan. Sikap
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan bagi seorang anak untuk mendapatkan
proses yang tepat. Salah satu fungsi utama dari sekolah adalah mencari pengetahuan.
Sikap anak terhadap belajar terutama ditandai oleh pengetahuan mencari, dan sikap ini
sering berubah dalam kondisi sekolah formal. Di banyak sekolah anak masih
diharapkan menjadi tidak aktif, anak terkadang bersikap malas dan kurang ada rasa
ingin tahu.
School Bulying menurut Riauksina, Djuwita dan Soesinto didefinisikan sebagai
perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/sekelompok pelajar yang
memiliki kekuasaan, terhadap pelajar/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan
menyakiti orang tersebut.
Cohen dengan teori subkebudayaan delinkuennya menjelaskan bahwa perilaku
kenakalan dilakukan oleh anak-anak yang berkelompok dengan teman-temannya.
Kenakalan ini salah satunya adalah bullying, yang menurut Cohen sebuah tindakan
yang tidak memiliki asas atau tujuan yang jelas.
Shawn dan Mc Kay mengemukakan sebuah teori yang berpendapat bahwa
kenakalan perlu di transmisi karena pengaruh gaya hidup dan mendapatkan status
merupakan hal yang penting. Teori ini dinamakan sebagai Cultural Transmission
Theory.

D. Hipotesis Penelitian
1. Pengertian Bullying
Bullying berasal dari kata asal bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada
pengertian adanya ancaman yang dilakukan seseorang terhadap orang lain
(yang umumnya lebih lemah atau rendah dari pelaku), yang menimbulkan
gangguan psikis bagi korbannya, berupa stres yang muncul dalam bentuk
gangguan fisik atau psikis, atau keduanya. Bully biasanya berlangsung dalam

waktu yang lama (tahunan), sehingga sangat mungkin mempengaruhi korban


secra psikis. Korban bully akan merasa marah dan kesal dengan kejadian yang
menimpa mereka, ada juga peresaan marah, malu, dan kecewa pada diri
sendiri, karena membiarkan kejadian tersebut, dan
tidak berani untuk
melaporkan pelaku pada orang dewasa.
2. Pengertian Pengaruh Bullying Terhadap Siswa
Bullying menurut psikolog Andrew Mellor adalah pengalaman
yang
terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain dan ia takut
apabila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi . Ron Banks memaparkan
sebuah penelitian pada tahun 1997 di Scandinavian bahwa ada koleksi yang kuat
antara bullying yang dilakukan oleh siswa selama beberapa tahun. Mereka
sebagai korban bullying sering mengalami ketakutan untuk sekolah dan menjadi
tidak percaya diri, merasa tidak nyaman, dan tidak bahagia. Aksi bullying
menyebabkan seseorang menjadi terisolasi dari kelompok sebayanya karena
teman sebaya korban bullying tidak mau akhirnya mereka menjadi target bullying
karena mereka berteman dengan korban.
3. Dampak dari Bullying
Para korban bullying umumnya bukanlah pemberani, memiliki rasa cemas, dan
rendah diri, yang menjadikan mereka sebagai korban tindak kekerasan ( Ramdan,
Dadan Muhammad. 2008 ). Akibat mendapat perlakuan ini,korban pun memiliki rasa
dendam,untuk suatu ketika akan mebalasnya terhadap individu lain. Sehingga bukan
tak mungkin korban bullying akan menjadi pelaku bullying pada anak lain yang ia
pandang sesuai dengan tujuannya,yaitu guna mendapat kepuasan dengan cara
membalas dendam. Ada proses belajar yang sudah ia jalani, dan ada dendam yang tak
terselesaikan.siswa korban bullying akan mengalami permasalahan kesulitan
dalammembina hubungan interpersonal dengan orang lain dan jarang datang ke
sekolah. Akibatnya, mereka (korban bullying) ketinggalan pelajaran dan sulit
berkonsentrasi dalam belajar sehingga hal tersebut mempengaruhi kesehatan fisik dan
mental baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa hal yang bisa
menjadi indikasi awal bahwa anak mungkin sedang mengalami bullying di sekolah
oleh bullying, tidak menyadari dampak bullying yang merusak kegiatan belajar siswa,
serta tida ada campur tangan secara efektif dari sekolah.
4. Cara mengatasi bullying
Di samping itu cara mengatasi bullying yang terjadi di kalangan remaja adalah
menghimbau para orang tua untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak sejak
dini.Ajarkan anak untuk memliki rasa empati, menghargai orang lain, dan menyadarkan
sang anak bahwa dirinya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam
kehidupannya. Masyarakat mendesak pemerintah agar memiliki program yang tegas,
jelas dan terarah, kalau kita diam saja, maka itu sama saja dengan melegalkan tradisi
dendam di sekolah tersebut. Dan merupakan bahaya yang akan kerap menghantui para

siswa sekolah, baik pada generasi ini, dan pada generasi mendatang.Untuk mengatasi
dan mencegah masalah bullying diperlukan kebijakan yang bersifat menyeluruh di
sekolah, sebuah kebijakan yang melibatkan komponen dari guru sampai siswa, dari
kepala sekolah sampai orang tua murid ,kerja sama antara guru,orang tua dan
masyarakat atau pihak lain yang terkait seperti kepolisian, aparat hukum dan
sebagainya sangat diperlukan dalammenangani masalah ini.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Kami melakukan penelitian ini di SMA Negeri 1 Padang Panjang Jl.

B. Waktu Penelitian
Kami melakukan penelitian ini dari awal selama 4 minggu. Dengan rincian sebagai
berikut :
Minggu ke-1 : Melakukan survei terhadap masyarakat sekitar.
Minggu ke-2 : Pembuatan teknis penelitian dan mencari informan.
Minggu ke-3 : Merumuskan masalah-masalah.
Minggu ke-4 : Memasukan data yang telah di dapat seta menganalisisnya.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian


Menurut Oakley.1999:156 dalam Jurnal internasional relations Penelitian
Kuantitatif adalahPenelitian Ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan
fenomena yang terjadi.

D. Sumber Data
Data yang kami peroleh adalah dari hasil survei dan pendapat dari siswa SMAN 1
Padang Panjang yang kami lakukan,sumber data yang kami peroleh didapat di Internet
dan buku-buku.

E. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Prof. Heru (2006) Observasi adalah Aktivitas yang dilakukan seseorang
terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian
memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan
gagasan yang sudah diketahui sebelumnya,untuk mendapatkan informasi-informasi
yanf dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian

F. Teknik Analisis
Menurut Sugiyono ( 2003:II ) Deskriptif Kualitatif adalah Prosedur penelitian
berdasarkan data deskriptif ,yaitu berupa lisan atau kata tertulis dari seseorang subjek
yang telah diamati dan memiliki karakteristik bahwa data yang tidak diubah serta
menggunakan cara yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.

BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMAN 1 Padang Panjang merupakan salah satu Sekolah Menengah
Atas Negeri yang ada di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Sama dengan
SMA pada umumnya di Indonesia, masa pendidikan sekolah di SMAN 1
Padang Panjang ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas
X sampai Kelas XII.
Pada tahun 2007, sekolah ini menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, dan pada tahun 2013 kemudian menggunakan Kurikulum 2013.

B. Pokok-Pokok Temuan Penelitian


Dalam
penelitian
internasional
menunjukan
bahwa school
bullying adalah perilaku umum yang terjadi di sekolah. Intimidasi tersebut
terjadi di berbagai tingkatan kelas. Namun sering terjadi di sekolah tingkat
menengah tinggi. Pada dasarnyaschool bullying juga penting karena
hubungannya dengan kejahatan, kriminal, kekerasan, dan jenis-jenis perilaku
antisosial yang agresif.

Gambaran akan diri atau self-image merupakan bagian yang penting


bagi remaja untuk menginternalisasi nilai-nilai iternal yang ia pelajari
didalam lingkungan peer group nya dimana hal itu dilakukan untuk
mendapatkan kenyamanan bagi dirinya berdasarkan dengan peran-peran
yang ia harapkan terutama mengenai apa yang harus dilakukan dalam
interaksi interpersonal dengan teman-teman sebayanya. Simbol mengenai
dirinya tersebut akan berkembang dan mengiringi remaja dalam kehidupan
pribadinya. Berdasarkan hal tersebut remaja harus dapat secara tegas untuk
mengatasi interaksi yang tidak baik atau tidak sesuai dimana hal ini
merupakan berntuk proteksi terhadap diri sendiri. Bentuk proteksi tersebut
dapat disesuaikan dengan keadaan dimana remaja mendapatkan kekerasan

tetapi tidak mencakup kekerasan verbal maupun ekspresi internal yang


diberikan oleh pelaku kejahatan.

C. Pembahasan/Analisis
Sebuah studi internasional menunjukkan bahwa sekolah menjadi tidakcukup
aman karena sering terjadi bullying di dalamnya.
Kasus kekerasan yangterjadi di SMAN 1 Padang Panjang jelas merupakan salah
satu contoh kasus bullyingkarena memenuhi ciri-ciri utama bullying menurut Sullivan
(2001) yang telahdipaparkan pada tinjauan pustaka, yaitu:
a. Adanya niat untuk melukai atau merugiakan orang lain.
b. Adanya ketidakseimbangan kekuatan.
c. Seringkali terorganisir dan sistematis.
d. Berulang dalam periode tertentu.
Analisis kasus selanjutnya akan dibatasi pada konsep motivasi pelaku dan
dampaknya terhadap korban bullying. Dua hal ini dianggap penting oleh penulis untuk
melihat dari sudut pandang pelaku dan korban bullying itu sendiri.

D. Wawancara
Hasil Penelitian Teknik Wawancara :
Peneliti

: Selamat Siang?

Responden
Peneliti
Responden
Peneliti
Responden
Peneliti
Responden
Peneliti
Responden
Peneliti
Responden
Peneliti
dilakukan
Responden
Peneliti
memicu perilaku
Responden
Peneliti

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:

Siang.
Siapakah nama anda ?
Jeri.
Apakah anda tau apa itu bullying ?
Tahu.
Apakah anda pernah menjadi pelaku bulling ?
Pernah.
Apakah anda pernah menjadi korban bullying ?
Pernah juga.
Apa tindakan anda pada saat di bullying ?
Melawannya jika tindakan itu berlebihan.
Apakah menurut anda tindakan bullying yang
akibat dari kurangnya perhatian orang tua ?
: Tidak.
: Menurut anda apakah faktor lingkungan dapat
bullying di sekolah ?
: Ya, tentu sekali.
: Apa pengaruh bullying bagi siswa yang sering di

bullying di sekolah ?
Responden
: Siswa akan menjadi lebih takut kepada orang yang
telah membullyingnya.
Peneliti
: Bagaimana menurut anda cara mencegah perilaku
bullying agar tidak terjadi ?
Responden
: Melatih siswa yang lemah, seperti menjaga diri.
Peneliti
: Apakah bullying merupakan tindakan menyimpang ?
Responden
: Ya.
Peneliti

: Terima Kasih atas waktunya, saudara Jeri.

Responden

: Sama-sama.

Kesimpulan Teknik Wawancara :


Dari hasil penelitian teknik wawancara, kami menyimpulkan bahwa
hampir semua siswa di SMAN 1 Padang Panjang mengetahui apa itu
bullying dan pernah menjadi pelaku bullying dan menjadi korban
bullying. Menurut mereka bullying terjadi karena faktor lingkungan,
mereka setuju bahwa orang yang melakukan bullying, karena dulunya
pernah menjadi korban bullying. Dan mereka setuju bahwa bullying
sangat berdampak bagi psikologis siswa . Mereka mempunyai alasan
mereka melakukan bullying adalah menjadikan sebuah candaan dan
tidak bermaksud menyakiti seseorang yang di bullying.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bullying dalam pendidikan sebenarnya sudah lama ada dalam bentuk kekerasan
fisik, verbal dan psikologis, kekerasan yang menyakiti seseorang sehingga
menimbulkan penderitaa, kecacatan bahkan sampai kematian.Bullying dalam bentu
verbal seperti ejekan, penghinaan, atau menggosipka, bullying dalam bentuk psikologis
sepeti intimidasi, mengucilkan, mendiskriminasikan.
Dampak dari bullying sangat merugikan penderitaaan misalnya anak
mengalami trauma besar dan depresi yang akhirnya bisa menimbulkan gangguan
mental di masa yang akan datang, dan anak tidak mau pergi ke sekolah, hilang
konsentrasi sehingga prestasinya menurun drastis. Pelakubullying ini bukan hanya
siswa yang merasa lebih kuat atau lebih senior, tapi kenyataannya banyak dilakukan

oleh guruguru yang mereka tidak menyadari bahwa perlakuannya menimbulkan


penderitaan bagi siswa. Untuk mengatasi masalah konseling sangat dibutuhkan.
Konselor bekerja sama dengan orang tua ,masyarakat, kepoilsian dan penegak hukunm
untuk memberi pengertian kepada para pelajar dan mahasiswabahwa bullying sangat
merugikan.

B. Saran
Seharusnya bullying tidak dilakukan agar tidak menimbulkan dendam
dari orang yang di bullying, apabila ada dendam akan berdampak
buruk di kemudian harinya.dan sebagai manusia yang baik harus
menghargai sesama teman, jangan merasa paling kuat dan jangan
melakukan tindakan
yang semena-mena terhadap orang yang lebih
lemah.

DAFTAR PUSTAKA
Alexander dikutip Sejiwa,2008.10 dalam widiharto 2008.2 Bullying dan Peserta didik.
Available at: http://www.usnews.com/education/blogs/high-school-notes/
Oakley.1999:156.30 Oktober 2010 Penelitian Kuantitatif
http://www. blogs.peneltiankuantitatif.Devania annesya.com
Prof.Heru. 2006.observasi.Penerbit: PT.Remaja Rosdakarya
Ramdan, Dadan Muhammad. 2008. Inilah Catatan Kasus Kekerasan di
Sekolah. Available at:http://okezone.com/Bullying/inilah-catatan-kasus-kekerasan-disekolah.htm
Ratna Djuwita, (2008). Bullying: Kekerasan Terselubung di Sekolah.
http://www.anakku.net, 20 Nopember 2013.
Riauskina,Djuwita dan Soesetro (2001). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta : Bumi Aksara
Sugiyono. 2003. Deskriptif Kualitatif. Perencanaa Pembelajaran. Bandung.Penerbit:
PT.Remaja Rosdakarya.
Suryanto,2007.1 dalam Widiharta.2 Bullying dan Peserta didik.
Yuyun. 2011. Masalah Kesehatan Mental Remaja di Era Globalisasi. Available
at:http://blogs.unpad.ac.id/yuyun71/Bullying/KesehatanMental_blognyayuyun.htm

Anda mungkin juga menyukai