DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
Anggota Kelompok :
1.Sitta Salsabila Al-Syahir Nst (222411026)
2.Pierre Ezekiel Christofel Tupanno (222411014)
3.Pranata JS Sitorus (222411016)
4.Rafles Pakpahan (222411018)
5.Relizha Donita Ginting (222411020)
6.Syalom Yericho Angkasa Ginting (222411028)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya yang telah kami terima sehingga kami dapat menyelesaikan proposal penelitian
kami dengan judul “Peran Mahasiswa Dalam Mengatasi Cyber Bullying di Lingkungan
Masyarakat”.
Proposal ini disusun atas kerjasama dan berkat bantuan dari seluruh anggota kelompok
2. Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang kami kepada
Bapak Dr.Warisman Sinaga., M.Hum selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.
Kami menyadari ada banyak keterbatasan serta kekurangan kami dalam penyusunan
proposal ini. Besar harapan kami akan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sekalian agar kami dapat membuat proposal yang lebih baik lagi kedepannya. Kami berharap
agar proposal ini dapat bermanfaat bagi kami serta bagi pembaca sekalian. Akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................................2
1.4 Target Capaian.................................................................................................................2
1.5 Mekanisme dan Rancangan.............................................................................................3
1.6 Sumber Daya yang Dipelukan.........................................................................................3
1.7 Rincian Biaya...................................................................................................................4
BAB IV KESIMPULAN..............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia, berbagai jenis kasus bullying sudah tidak asing lagi di telinga
masyarakat. Kasus bullying pun banyak diberitakan di media elektronik maupun media massa.
Seringkali kasus ini tidak ditanggapi dengan sigap dan cermat oleh pemerintah. Seorang
perundung tidak memandang gender maupun usia, perundungan juga sudah sering terjadi di
lingkungan sekolah. Efek dari tindakan ini bagi sang korban atau victim adalah beresiko
menderita berbagai masalah kesehatan fisik dan mental. Masalah yang cenderung dialami oleh
korban bullying adalah munculnya berbagai masalah psikologis, seperti depresi, kecemasan, dan
gangguan tidur, yang dapat bertahan dalam jangka panjang, serta kondisi kesehatan fisik seperti
sakit kepala, sakit perut, dan ketegangan otot, rasa tidak aman di lingkungan sekolah dan kurang
semangat belajar sehingga mempengaruhi prestasi akademik. Terkadang, anak-anak yang
menjadi korban menunjukkan perilaku kekerasan, seperti seorang remaja berusia 15 tahun dari
Denpasar, Bali mencoba membunuh temannya untuk membalas dendam pada korban, pelaku
mengakui bahwa telah diintimidasi sejak kelas satu SMP.
Perilaku bullying dapat dibagi menjadi empat bagian. Pertama, bullying fisik ditandai
dengan perilaku memukul dan mengintimidasi. Kedua, bullying verbal seperti makian, ejekan,
dan gosip. Ketiga, bullying psikologis seperti intimidasi, pengabaian, dan diskriminasi, dan
keempat, cyberbullying, seperti mempermalukan orang dengan menyebarkan gosip,
menyebarkan foto pribadi dan mengungkap rahasia orang lain melalui media sosial seperti
WhatsApp, Facebook, dan Instagram, dan sebagainya. Menurut Patchin & Hinduja (2012)
cyberbullying terjadi saat seseorang berulang kali melakukan pelecehan, penghinaan, atau
mengejek orang lain melalui media internet pada ponsel atau perangkat lainnya. Misalnya,
seseorang menyebarluaskan gambar atau video orang lain yang dievaluasi mempermalukannya,
menghina orang lain pada media sosial, dan mengirimkan pesan berupa ancaman secara
berulang-ulang. Perilaku penyimpangan atau kenakalan dalam usia remaja memang sangat
rentan terjadi, keliru satunya melakukan tindakan bullying.
1
Perkembangan teknologi telah memberikan kita kemudahan dalam mengakses
berbagai fungsi untuk mempermudah proses komunikasi. Media sosial menawarkan kenikmatan
tersendiri bagi mereka yang aktif di dalamnya. Hampir semua pengguna jejaring sosial adalah
pelajar. Cyberbullying merupakan tindakan yang dapat menghilangkan rasa percaya diri, sampai
ada yang ingin mengakhiri hidupnya. Cyberbullying berdampak signifikan pada keadaan
emosional dan psikologis korban. Pelaku akan selalu merasa aman ketika perilaku bullying atau
cyberbullying mereka tidak ditindaklanjuti oleh sekolah. Perundungan erat sekali kaitannya
dengan dunia pendidikan. Perilaku perundungan telah melanggar HAM di mana hal ini berkaitan
dengan Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan telah melanggar norma-norma agama yang
berkaitan dengan Mata Kuliah Pendidikan Agama. Kejadian ini menimbulkan pernyataan bahwa
masyarakat khususnya perlu lebih memahami tentang bullying. Apa yang menyebabkan tindakan
bullying, bagaimana pengaruhnya terhadap pelaku, korban, dan saksi, bentuk-bentuk bullying
yang ada, dan bagaimana cara mencegah dan menghentikan bullying ini.
2
1.5 Mekanisme dan Rancangan
Kegiatan : Sosialisasi kepada penduduk sekitar bertemakan “Tanpa
Perundungan”
Jumlah Anggota : 1 orang ketua, 1 orang sekretaris, 1 orang bendahara, dan 3
orang anggota
Tugas : Menyusun proposal, melakukan survei lokasi, mencetak baliho,
mengadakan sosialisasi, mengambil bukti dokumentasi, dan
mengunggah hasil tugas di kanal YouTube
3
1.7 Rincian Biaya
Print Proposal : Rp15.000,00
Sewa tenda dan kursi : Rp500.000,00
Konsumsi untuk audiens : Rp520.000,00
Spanduk : Rp70.000,00
Cetak brosur tanpa perundungan : Rp 100.000,00
Bingkisan : Rp 150.000,00
Transportasi : Rp 100.000,00
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2 Jenis-Jenis Cyber Bullying
Seperti halnya perundungan yang terjadi di dunia nyata, bentuk cyber bullying sangat
beragam. Salah satu jenis cyber bullying adalah flaming. Flaming bisa didefinisikan sebagai
perundungan yang dilakukan dengan cara mengirim pesan-pesan yang bernada kasar ataupun
vulgar tentang seseorang pada sebuah komunitas online atau bisa pula lewat email dan pesan teks
yang lain. Selain flaming, jenis cyber bullying yang lain adalah online harassment. Online
harassment yaitu bentuk pembullyan online dengan cara mengirimkan pesan online secara
membabi buta dan berulang melalui email atau pesan teks yang lain. Metode cyber bullying
lainnya adalah cyberstalking. Cyberstalking yaitu perundungan yang dilakukan dengan
pengiriman ancaman untuk melukai/mencelakakan atau mengintimidasi korban secara eksesif.
Selanjutnya adalah Denigration yaitu perundungan berupa pengiriman pernyataan atau
material tertentu secara online yang membahayakan, tidak benar dan kasar tentang seseorang
pada orang lain. Ada masquerade (penyamaran) dimana pelaku berpura-pura menjadi orang lain
dan mengirim atau memposting material yang membuat seseorang terlihat jelek.
Ada outing yaitu perundungan yang pelakunya mengirim atau mengunggah material
seseorang yang berisi tentang informasi pribadi, sensitif atau memalukan, hal ini termasuk
meneruskan pesan atau gambar pribadi dengan muatan pesan yang sama. Yang terakhir adalah
pengeksklusian (exclusion) yaitu perundungan yang dilakukan dengan menyingkarkan seseorang
secara kasar dari grup online (Williard, 2004 dalam Sartana & Nelia, 2017).
5
Peristiwa perundungan yang tejadi tatap muka memberikan pengaruh yang besar untuk
seseorang sehingga orang tersebut memiliki kecendrungan untuk melakukan
perundungan di dunia maya (cyber bullying).
2. Karakteristik Kepribadian
Pelaku perundungan dapat berasal dari seseorang yang kepribadiannya yang cenderung
agresif dan tidak memiliki empati, tidak dapat mengontrol diri serta mudah marah.
3. Persepsi terhadap korban
Beberapa pelaku perndungan menganngap bahwa sifat atau karakteristik korban yang
berbeda dapat dijadikan bahan bully.
4. Strain
Strain adalah kondisi dimana ketegangan psikis yang ditimbulkan dari hubungan negatf
orang lain yang menghasilkan efek negatif (terutama rasa marah dan frustasi) sehingga
memicu kenakalan.
6
Beran et al., (2012) melakukan penelitian yang membuktikan bahwa korban cyber
bullying memiliki pengalaman buruk yang menyebabkan hilangnya kepercayaan dan mereka
yang menjadi korban dapat menjadi cyber bullies atau terus menjadi korban. Selain itu, Beran
(2012) juga melaporkan, bahwa ketika terjadi cyber bullying pada umumnya korban akan
menangis, merasa malu, kehilangan teman di sekolah, tertekan, mengalami insomnia, dan
memiliki keinginan untuk bunuh diri. Spears et al. (2009) mengemukakan bahwa ada beberapa
korban yang takut akan keselamatannya dan ada potensi terganggunya hubungan sosial korban
dengan masyarakat di lingkungan sekitar korban sehingga para korban secara signifikan akan
berusaha mengakhiri hubungan sosial mereka dengan orang di lingkungan sekitarnya.
7
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB IV
8
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, kita dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dari pengertian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa bullying adalah tindakan atau
perilaku negatif dan agresif seperti menyinggung atau menyakiti seseorang yang
disengaja dan berulang oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menimbulkan
ketidaknyamanan atau berulang kali menyakiti orang lain. Dan intimidasi ini sangat
merugikan orang lain karena efek dari perilaku negatif saat ini berdampak pada psikologi
dari anak tersebut.
2. Dari banyaknya jenis-jenis bullying yang ada di dunia, yang sedang banyak dibicarakan
atau yang sering terjadi di lingkungan baik masyarakat maupun mahasiswa yaitu cyber
bullying. Cyber bullying ini dapat terjadi melalui gadget, laptop maupun alat elektronik
yang digunakan untuk mencari informasi. Sehingga, kita harus berhati-hati dengan
penyebaran media sosial dan internet. Karena kekerasan terhadap anak juga bisa terjadi di
dunia maya. Penindasan ini dikenal sebagai cyberbullying. Misalnya, saat akun media
sosial anak dibanjiri komentar yang merugikan dan negatif, atau saat informasi pribadi
seperti foto atau video dibagikan tanpa izin anak. Penindas dunia maya sering
mengatakan hal-hal yang tidak akan mereka katakan secara langsung. Teknologi
membuat mereka merasa anonim, terisolasi dan terputus dari situasi. Tidak
mengherankan, pelaku dapat menggunakan nama samaran untuk membuat marah
tindakan mereka. Sementara itu, korban akan merasa bahwa peristiwa yang tidak
menyenangkan ini berlangsung terus menerus dan tidak pernah berakhir. Ini karena
pengganggu bisa datang kepada Anda kapan saja, di mana saja melalui internet. Jika
anak-anak menghabiskan banyak waktu online tetapi selalu tampak gelisah atau sedih,
Anda perlu berhati-hati dan melakukan percakapan yang baik dengan anak-anak tersebut.
Agar anda mengetahui anak tersebut mungkin menjadi korban cyberbullying.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying diantaranya adalah faktor yang
utama adalah dari keluarga yang mendorong perilaku bullying pada seseorang dengan
alasan sebagai berikut:
Anggota keluarga, terutama pengganggu, tidak bisa mendapatkan perhatian dan kasih
sayang dari orang tuanya. Mereka cenderung dianiaya oleh orang tuanya. Jadi mereka
meniru apa yang dilakukan orang tua mereka. Faktor lainnya adalah teman sebaya, yang
menghabiskan sebagian besar waktunya dengan teman dan berperan besar dalam
menyebabkan bullying. Seorang pelaku intimidasi cenderung mengikuti perilaku teman-
temannya, sehingga ia berperan penting dalam perilaku bullying yang dilakukannya
mengandung unsur kekerasan yang mempengaruhi perilaku anak.
9
DAFTAR PUSTAKA
Fauziah, Hana Hanifah. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Jurnal Ilmiah
Psikologi, 2(2), 123-132.
Imani, Fitri Aulia, Ati Kusmawati, dan H. Moh Amin Tohari. 2021. Pencegahan Kasus
Cyberbullying bagi Remaja Pengguma Sosial Media. Jurnal Pekerjaan Sosial dan
Pelayanan Sosial, 2(1), 74-83.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/khidmatsosial/article/view/10433, diakses pada 29
Oktober 2022.
Kurniawati, Juliana dan Siti Baroroh. 2016. Literasi Media Digital Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Bengkulu. Jurnal Komunikator, 8(2), 51-66.
Rumra, Nurlaila Sari dan Bety Agustina Rahayu. 2021. Perilaku Cyberbullying Remaja. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Jiwa, 3(1), 41-52.
https://jurnal.rs-amino.jatengprov.go.id/index.php/JIKJ/article/view/
32#:~:text=Cyberbullying%20merupakan%20bentuk%20kekerasan%20anak,tidak
%20ditindaklanjuti%20oleh%20pihak%20sekolah, diakses pada 30 Oktober 2022.
Sartana dan Neila Afriyeni. 2017. Perundungan Maya (Cyber Bullying) Pada Remaja Awal.
Jurnal Psikologi Insight, 1(1), 25-39.
https://ejournal.upi.edu/index.php/insight/article/download/8442/5299, diakses pada 28
Oktober 2022.
Sukmawati, Agustin dan Ayu Puput Budi Kumala. 2020. Dampak Cyberbullying pada Remaja di
Media Sosial. Alauddin Scientific Journal of Nursing, 1(1), 55-65.
Syah, Rahmat dan Istiana Hermawati. 2018. Upaya Pencegahan Kasus Cyberbullying bagi
Remaja Pengguna Media Sosial di Indonesia. Jurnal PKS, 17(2), 131-146.
Zakiyah, Ela Zain, Sahadi Humaedi, dan Meilanny Budiati Santoso. 2017. Faktor yang
Mempengaruhi Remaja dalam Melakukan Bullying. Jurnal Penelitian dan PKM, 4(2),
129-389. https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/14352, diakses pada 30 Oktober
2022.
10