Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL SOSIALISASI PERANAN MAHASISWA DALAM

MENGANTISIPASI CYBER BULLYING DI LINGKUNGAN


MASYARAKAT

Dosen : Dr.Warisman Sinaga,M.Hum.

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
Anggota Kelompok :
1.Sitta Salsabila Al-Syahir Nst (222411026)
2.Pierre Ezekiel Christofel Tupanno (222411014)
3.Pranata JS Sitorus (222411016)
4.Rafles Pakpahan (222411018)
5.Relizha Donita Ginting (222411020)
6.Syalom Yericho Angkasa Ginting (222411028)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2022/2023
ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya yang telah kami terima sehingga kami dapat menyelesaikan proposal penelitian
kami dengan judul “Peran Mahasiswa Dalam Mengatasi Cyber Bullying di Lingkungan
Masyarakat”.

Proposal ini disusun atas kerjasama dan berkat bantuan dari seluruh anggota kelompok
2. Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang kami kepada
Bapak Dr.Warisman Sinaga., M.Hum selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.

Kami menyadari ada banyak keterbatasan serta kekurangan kami dalam penyusunan
proposal ini. Besar harapan kami akan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sekalian agar kami dapat membuat proposal yang lebih baik lagi kedepannya. Kami berharap
agar proposal ini dapat bermanfaat bagi kami serta bagi pembaca sekalian. Akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih.

Medan, 29 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................................2
1.4 Target Capaian.................................................................................................................2
1.5 Mekanisme dan Rancangan.............................................................................................3
1.6 Sumber Daya yang Dipelukan.........................................................................................3
1.7 Rincian Biaya...................................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................6


2.1 Pengertian Cyber Bullying...................................................................................................6
2.2 Jenis-Jenis Cyber Bullying...................................................................................................6
2.3 Faktor Terjadinya Cyber Bullying.......................................................................................7
2.4 Dampak Terjadinya Cyber Bullying....................................................................................8
2.5 Pengertian Mahasiswa..........................................................................................................9

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................................10


3.1 Jenis Penelitian................................................................................................................10
3.2 Pendekatan Penelitian....................................................................................................10

BAB IV KESIMPULAN..............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bullying (Perundungan) dalam istilah KBBI berarti proses, metode, atau tindakan di
mana seseorang atau suatu kelompok menggunakan kekerasan untuk menyakiti atau
mengintimidasi mereka yang lebih lemah dengan memaksa melakukan apa yang diinginkan
pelaku. Menurut Rigby (2002) definisi bullying adalah penindasan fisik maupun psikologis yang
terjadi secara berulang-ulang terhadap orang yang lebih lemah yang dilakukan oleh orang atau
kelompok yang lebih kuat. Olweus (1997) menyatakan bahwa bullying adalah perilaku negatif
atau tidak menyenangkan yang menempatkan seseorang pada situasi yang tidak menyenangkan,
biasanya terjadi secara terus-menerus dan ditandai dengan ketidakseimbangan kekuatan antara
pelaku dan korban.

Di Indonesia, berbagai jenis kasus bullying sudah tidak asing lagi di telinga
masyarakat. Kasus bullying pun banyak diberitakan di media elektronik maupun media massa.
Seringkali kasus ini tidak ditanggapi dengan sigap dan cermat oleh pemerintah. Seorang
perundung tidak memandang gender maupun usia, perundungan juga sudah sering terjadi di
lingkungan sekolah. Efek dari tindakan ini bagi sang korban atau victim adalah beresiko
menderita berbagai masalah kesehatan fisik dan mental. Masalah yang cenderung dialami oleh
korban bullying adalah munculnya berbagai masalah psikologis, seperti depresi, kecemasan, dan
gangguan tidur, yang dapat bertahan dalam jangka panjang, serta kondisi kesehatan fisik seperti
sakit kepala, sakit perut, dan ketegangan otot, rasa tidak aman di lingkungan sekolah dan kurang
semangat belajar sehingga mempengaruhi prestasi akademik. Terkadang, anak-anak yang
menjadi korban menunjukkan perilaku kekerasan, seperti seorang remaja berusia 15 tahun dari
Denpasar, Bali mencoba membunuh temannya untuk membalas dendam pada korban, pelaku
mengakui bahwa telah diintimidasi sejak kelas satu SMP.

Perilaku bullying dapat dibagi menjadi empat bagian. Pertama, bullying fisik ditandai
dengan perilaku memukul dan mengintimidasi. Kedua, bullying verbal seperti makian, ejekan,
dan gosip. Ketiga, bullying psikologis seperti intimidasi, pengabaian, dan diskriminasi, dan
keempat, cyberbullying, seperti mempermalukan orang dengan menyebarkan gosip,
menyebarkan foto pribadi dan mengungkap rahasia orang lain melalui media sosial seperti
WhatsApp, Facebook, dan Instagram, dan sebagainya. Menurut Patchin & Hinduja (2012)
cyberbullying terjadi saat seseorang berulang kali melakukan pelecehan, penghinaan, atau
mengejek orang lain melalui media internet pada ponsel atau perangkat lainnya. Misalnya,
seseorang menyebarluaskan gambar atau video orang lain yang dievaluasi mempermalukannya,
menghina orang lain pada media sosial, dan mengirimkan pesan berupa ancaman secara
berulang-ulang. Perilaku penyimpangan atau kenakalan dalam usia remaja memang sangat
rentan terjadi, keliru satunya melakukan tindakan bullying.

1
Perkembangan teknologi telah memberikan kita kemudahan dalam mengakses
berbagai fungsi untuk mempermudah proses komunikasi. Media sosial menawarkan kenikmatan
tersendiri bagi mereka yang aktif di dalamnya. Hampir semua pengguna jejaring sosial adalah
pelajar. Cyberbullying merupakan tindakan yang dapat menghilangkan rasa percaya diri, sampai
ada yang ingin mengakhiri hidupnya. Cyberbullying berdampak signifikan pada keadaan
emosional dan psikologis korban. Pelaku akan selalu merasa aman ketika perilaku bullying atau
cyberbullying mereka tidak ditindaklanjuti oleh sekolah. Perundungan erat sekali kaitannya
dengan dunia pendidikan. Perilaku perundungan telah melanggar HAM di mana hal ini berkaitan
dengan Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan telah melanggar norma-norma agama yang
berkaitan dengan Mata Kuliah Pendidikan Agama. Kejadian ini menimbulkan pernyataan bahwa
masyarakat khususnya perlu lebih memahami tentang bullying. Apa yang menyebabkan tindakan
bullying, bagaimana pengaruhnya terhadap pelaku, korban, dan saksi, bentuk-bentuk bullying
yang ada, dan bagaimana cara mencegah dan menghentikan bullying ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengapa kasus perundungan itu dapat terjadi?
2. Bagaimana Peran mahasiswa dalam mengantisipasi cyber bullying di lingkungan
masyarakat?
3. Apakah upaya yang dilakukan untuk dapat mencegah kasus perundungan terutama
pada cyber bullying?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui bagaimana cara mahasiswa dalam mengantisipasi perundungan di
lingkungan masyarakat.
2. Mengetahui masalah perundungan apa yang sering terjadi.
3. Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari adanya perundungan. Memberikan saran
atau ajaran bagaimana agar perundungan tidak terjadi lagi.

1.4 Target Capaian


Seperti yang kita ketahui, bahwa perundungan atau bullying sering terjadi di sekitar
kita.Perundungan merupakan suatu tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok dengan
tujuan merendahkan atau menyakiti orang lain baik secara fisik maupun verbal dan dilakukan
secara sengaja. Maka dengan adanya proposal ini, kita diharapkan dapat mengurangi dan
mengantisipasi terjadinya perundungan di lingkungan masyarakat. Kita dapat memberikan solusi
dan arahan yang baik bagaimana agar perundungan tidak terjadi lagi di lingkungan masyarakat.

2
1.5 Mekanisme dan Rancangan
 Kegiatan : Sosialisasi kepada penduduk sekitar bertemakan “Tanpa
Perundungan”
 Jumlah Anggota : 1 orang ketua, 1 orang sekretaris, 1 orang bendahara, dan 3
orang anggota
 Tugas : Menyusun proposal, melakukan survei lokasi, mencetak baliho,
mengadakan sosialisasi, mengambil bukti dokumentasi, dan
mengunggah hasil tugas di kanal YouTube

Berdasarkan keterangan di atas, maka mekanisme pelaksanaan sosialisasi dapat dilakukan


dengan langkah sebagai berikut:
1. Perancangan proposal agar memperoleh persetujuan atas tema dan judul dari
dosen mata kuliah Bahasa Indonesia
2. Membentuk kelompok diskusi bersama para anggota yang telah ditentukan untuk
merancang kegiatan sosialisasi yang sesuai dengan topik pembahasan, mulai dari
lokasi, target audiens, spanduk, bingkisan, transportasi, konsumsi, dokumentasi,
serta tenggat waktu pengunggahan hasil tugas
3. Melakukan survei beranggotakan 6 orang dengan membawa surat izin dari
Universitas Sumatera Utara untuk terjun langsung menuju lokasi
4. Mengumpulkan hasil proposal dan berdiskusi mengenai kelengkapan saat
sosialisasi. Setiap anggota dan perangkat kelompok dihimbau untuk membawa
Rp100.000,00 sebagai modal untuk memenuhi segala kepentingan rangkaian
acara sosialisasi
5. Mengadakan sosialisasi secara baik dan benar dengan sudah mempertimbangkan
aspek biaya dan kuantitas perlengkapan, baik tenda, kursi, konsumsi seluruh
anggota kelompok dan para audiens, spanduk, brosur, bingkisan untuk kuis di
akhir acara, dan transportasi menuju lokasi. Para anggota diarahkan untuk
mengambil bukti dokumentasi sebelum, selama, dan sesudah acara sebagai bentuk
pertanggungjawaban yang mencakup hasil rekap sosialisasi yang telah
dilaksanakan
6. Melakukan pemilahan dan penyuntingan pada dokumentasi sosialisasi agar dapat
diunggah di kanal YouTube sesuai tenggat waktu yang telah didiskusikan.

1.6 Sumber Daya yang Dipelukan


1. Mahasiswa
2. Masyarakat
3. Transportasi
4. Dana

3
1.7 Rincian Biaya
Print Proposal : Rp15.000,00
Sewa tenda dan kursi : Rp500.000,00
Konsumsi untuk audiens : Rp520.000,00
Spanduk : Rp70.000,00
Cetak brosur tanpa perundungan : Rp 100.000,00
Bingkisan : Rp 150.000,00
Transportasi : Rp 100.000,00

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Cyber Bullying


Menurut Riadi (2018) dalam Fitria dkk (2021) Perundungan atau Bullying adalah suatu
perbuatan tidak langsung misalnya menjauhi seseorang karena perbedaan pada orang tersebut.
Bullying pada dasarnya adalah suatu tindakan intimidasi yang dilakukan berulang-ulang dan
terus-menerus sehingga membentuk suatu pola tindak kekerasan. Perundungan atau bullying
dapat mempengaruhi keadaan psikologis dari korban yang dirundung.
Cyber bullying atau perundungan di dunia maya telah menjadi topik yang seringkali kita
dengar. Banyak definisi tentang cyber bullying ini namun secara umum menurut cyber bullying
didefinisikan sebagai perilaku kekerasan yang terjadi di dunia maya (Donegan, 2012 dalam
Sartana & Nelia 2017). Kowalski & Limber, (2013) dalam Sartana & Nelia 2017 menambahkan
bahwa aktivisitas cyber bullying dilakukan dengan perantara media elektronik misalnya pesan
instan, surel, chat rooms, websites, game online, situs jejaring sosial, atau pesan teks yang
dikirim melalui telpon seluler atau perangkat teknologi komunikasi yang lain.
Cyber bullying seringkali dilakukan melalui pengiriman pesan yang menakuti, membuat
marah atau mempermalukan korban. Cyber bullying sedikit berbeda dengan perundungan tatap
muka atau perundungan secara langsung. Perundungan tatap muka dan cyber bullying bisa
terjadi dalam waktu yang sama. Perundungan tatap muka tidak meninggalkan jejak sedangkan
cyber bullying dapat meninggalkan jejak digital ataupun rekaman sehingga dapat memudahkan
korban jika ingin melaporkan kasus cyber bullying ini (Fitria dkk, 2021).

4
2.2 Jenis-Jenis Cyber Bullying
Seperti halnya perundungan yang terjadi di dunia nyata, bentuk cyber bullying sangat
beragam. Salah satu jenis cyber bullying adalah flaming. Flaming bisa didefinisikan sebagai
perundungan yang dilakukan dengan cara mengirim pesan-pesan yang bernada kasar ataupun
vulgar tentang seseorang pada sebuah komunitas online atau bisa pula lewat email dan pesan teks
yang lain. Selain flaming, jenis cyber bullying yang lain adalah online harassment. Online
harassment yaitu bentuk pembullyan online dengan cara mengirimkan pesan online secara
membabi buta dan berulang melalui email atau pesan teks yang lain. Metode cyber bullying
lainnya adalah cyberstalking. Cyberstalking yaitu perundungan yang dilakukan dengan
pengiriman ancaman untuk melukai/mencelakakan atau mengintimidasi korban secara eksesif.
Selanjutnya adalah Denigration yaitu perundungan berupa pengiriman pernyataan atau
material tertentu secara online yang membahayakan, tidak benar dan kasar tentang seseorang
pada orang lain. Ada masquerade (penyamaran) dimana pelaku berpura-pura menjadi orang lain
dan mengirim atau memposting material yang membuat seseorang terlihat jelek.
Ada outing yaitu perundungan yang pelakunya mengirim atau mengunggah material
seseorang yang berisi tentang informasi pribadi, sensitif atau memalukan, hal ini termasuk
meneruskan pesan atau gambar pribadi dengan muatan pesan yang sama. Yang terakhir adalah
pengeksklusian (exclusion) yaitu perundungan yang dilakukan dengan menyingkarkan seseorang
secara kasar dari grup online (Williard, 2004 dalam Sartana & Nelia, 2017).

2.3 Faktor Terjadinya Cyber Bullying


Menurut Li (2010) dalam Fitria dkk (2021), ada beberapa faktor yang melatarbelakangi
terjadinya cyber bullying. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Jenis kelamin
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki memiliki kecendrungan lebih besar
untuk menjadi pelaku cyber bullying dibandingkan perempuan.
2. Budaya
Penelitian Li, (2010) menjelaskan bahwa budaya merupakan variabel yang kuar dalam
cyber bullying.
3. Pengguna Internet
Banyaknya pengguna internet dapat memberikan dampak yang positif, tetapi sering kali
penggunaan internet memberikan resiko lebih kepada dampak yang negatif. Frekuensi
seseorang dalam penggunaan internet dapat menjadikannya sebagai pelaku atau korban
dari dampak buruk yang diakibatkan oleh interaksi pada dunia maya.
Sedangkan menurut Kowalski (2008) dalam Fitria dkk (2021), faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya cyber bullying diantaranya:
1. Bullying tradisional

5
Peristiwa perundungan yang tejadi tatap muka memberikan pengaruh yang besar untuk
seseorang sehingga orang tersebut memiliki kecendrungan untuk melakukan
perundungan di dunia maya (cyber bullying).
2. Karakteristik Kepribadian
Pelaku perundungan dapat berasal dari seseorang yang kepribadiannya yang cenderung
agresif dan tidak memiliki empati, tidak dapat mengontrol diri serta mudah marah.
3. Persepsi terhadap korban
Beberapa pelaku perndungan menganngap bahwa sifat atau karakteristik korban yang
berbeda dapat dijadikan bahan bully.
4. Strain
Strain adalah kondisi dimana ketegangan psikis yang ditimbulkan dari hubungan negatf
orang lain yang menghasilkan efek negatif (terutama rasa marah dan frustasi) sehingga
memicu kenakalan.

5. Peran interaksi orang tua


Orang tua sangat berperan dalam pengawasan aktivitas anak terutama interaksi yang
dilakukan di internet. Orang tua yang tidak terlibat dalam aktivitas online anak
menjadikan anak lebih rentan terlibat aksi cyber bullying (Williard, 2005 dalam Fitria
dkk, 2021).
6. Teman sebaya
Hubungan dengan teman sebaya dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan aksi
cyber bullying. Dimana seseorang sudah memiliki kecendrungan untuk diakui oleh teman
sebaya nya apabila melakukan cyber bullying.

2.4 Dampak Terjadinya Cyber Bullying


Perilaku cyber bullying memiliki dampak yang serius bagi korban yang mengalaminya.
Terdapat beberapa penelitian yang memberikan penjelasan terkait dampak negatif dari cyber
bullying. Menurut Navarro, Yubero & Larranaga (2016), cyber bullying memiliki dampak pada
berbagai aspek kehidupan, yaitu :
1. Fisik: korban akan mengalami sakit kepala, sakit perut, mudah lelah, sering mengalami
gangguan tidur, kelelahan, sakit punggung, tidak memiliki nafsu makan, dan masalah
pencernaan.
2. Psikologis dan Emosional: mengakibatkan rasa takut, merasa diteror, kecemasan,
mengalami kesedihan, stres, dan gejala depresi.
3. Pendidikan : korban akan merasa kurang termotivasi untuk belajar dan terjadi penurunan
tingkat konsentrasi serta penurunan nilai akademik.
4. Psikososial: korban akan mengisolasi diri dan merasakan kesendirian, merasa
terkucilkan, dan bahkan penolakan sosial.

6
Beran et al., (2012) melakukan penelitian yang membuktikan bahwa korban cyber
bullying memiliki pengalaman buruk yang menyebabkan hilangnya kepercayaan dan mereka
yang menjadi korban dapat menjadi cyber bullies atau terus menjadi korban. Selain itu, Beran
(2012) juga melaporkan, bahwa ketika terjadi cyber bullying pada umumnya korban akan
menangis, merasa malu, kehilangan teman di sekolah, tertekan, mengalami insomnia, dan
memiliki keinginan untuk bunuh diri. Spears et al. (2009) mengemukakan bahwa ada beberapa
korban yang takut akan keselamatannya dan ada potensi terganggunya hubungan sosial korban
dengan masyarakat di lingkungan sekitar korban sehingga para korban secara signifikan akan
berusaha mengakhiri hubungan sosial mereka dengan orang di lingkungan sekitarnya.

2.5 Pengertian Mahasiswa


Menurut peraturan pemerintah RI No. 30 tahun 1990 mahasiswa memiliki pengertian
sebagai peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa
merupakan golongan cendekiawan yang seharusnya memiliki pengaruh dan peranan di dalam
bangsa dan negara serta senantiasa menambah ilmu pengetahuan di berbagai bidang sehingga
bisa menggunakannya untuk membantu kepentingan bersama. Mahasiswa ialah orang-orang
yang dituntut untuk memiliki pemikiran yang kritis dalam menanggapi suatu masalah dan
memiliki keberanian dalam menyampaikan pemikirannya. Untuk berpikir kritis mahasiswa perlu
memiliki wawasan yang luas sehingga mampu mengatasi suatu masalah dan dapat berpartisipasi
dalam mengembangkan dan memajukan bangsa. Mahasiswa memiliki peranan dan pengaruh
yang penting dalam kehidupan masyarakat dengan ilmu dan wawasan yang dimiliki.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan adalah menggunakan metode kualitatif yang berupa
study document dan akan menghasilkan data secara deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun
lisan dari sumber yang diamati. Berdasarkan judul yang sudah ditetapkan bersama yaitu
"Peranan Mahasiswa Dalam Mengantisipasi Cyber Bullying di Lingkungan Masyarakat", dimana
kita sebagai mahasiswa pasti tidak jauh dari yang namanya media sosial karena media sosial
merupakan sarana paling popular untuk mengekspresikan diri. Namun banyak orang
menggunakan media sosial sebagai sarana untuk menyalurkan kebencian yang menyebabkan
banyak dampak negatif bagi korban. Melihat makin banyaknya cyber bullying yang terjadi dalam
lingkungan masyarakat yang mana mayoritasnya adalah pelajar dan mahasiswa, membuat kami
sadar untuk berusaha untuk mencegah lebih banyak lagi kasus cyber bullying di tengah
masyarakat luas.

3.2 Pendekatan Penelitian


Pendekatan Penelitian ini dituliskan secara deskriptif yang akan menjelaskan secara
sistematis bagaimana masalah akan teratasi berdasarkan fakta dan sumber yang didapat. Dengan
demikian diharapkan masyarakat akan tahu bahwa seberapa besar dampak negatif dari cyber
bullying pada korban dan kebijakan pengguna media sosial agar lebih berhati-hati dalam
menggunakannya. Pemecahan masalah ini diharapkan akan memberikan dampak positif bagi
masyarakat dan mendapatkan kesadaran bahwa cyber bullying yang dilakukan di media sosial
akan sangat berpengaruh pada kehidupan korban. Salah satunya bisa mengakibatkan depresi
serta gangguan kecemasan bagi korban. Pemikiran bahwa kata-kata yang dilontarkan di media
sosial hanya sebuah candaan semata mengakibatkan banyak pengguna media sosial tidak sadar
bahwa yang di lakukannya merupakan sebuah tindakan bullying. Sehingga mereka akan terus
melakukan hal tersebut tanpa tahu dampak apa yang akan ditimbulkan dari perlakuan mereka itu.

BAB IV
8
KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, kita dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dari pengertian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa bullying adalah tindakan atau
perilaku negatif dan agresif seperti menyinggung atau menyakiti seseorang yang
disengaja dan berulang oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menimbulkan
ketidaknyamanan atau berulang kali menyakiti orang lain. Dan intimidasi ini sangat
merugikan orang lain karena efek dari perilaku negatif saat ini berdampak pada psikologi
dari anak tersebut.
2. Dari banyaknya jenis-jenis bullying yang ada di dunia, yang sedang banyak dibicarakan
atau yang sering terjadi di lingkungan baik masyarakat maupun mahasiswa yaitu cyber
bullying. Cyber bullying ini dapat terjadi melalui gadget, laptop maupun alat elektronik
yang digunakan untuk mencari informasi. Sehingga, kita harus berhati-hati dengan
penyebaran media sosial dan internet. Karena kekerasan terhadap anak juga bisa terjadi di
dunia maya. Penindasan ini dikenal sebagai cyberbullying. Misalnya, saat akun media
sosial anak dibanjiri komentar yang merugikan dan negatif, atau saat informasi pribadi
seperti foto atau video dibagikan tanpa izin anak. Penindas dunia maya sering
mengatakan hal-hal yang tidak akan mereka katakan secara langsung. Teknologi
membuat mereka merasa anonim, terisolasi dan terputus dari situasi. Tidak
mengherankan, pelaku dapat menggunakan nama samaran untuk membuat marah
tindakan mereka. Sementara itu, korban akan merasa bahwa peristiwa yang tidak
menyenangkan ini berlangsung terus menerus dan tidak pernah berakhir. Ini karena
pengganggu bisa datang kepada Anda kapan saja, di mana saja melalui internet. Jika
anak-anak menghabiskan banyak waktu online tetapi selalu tampak gelisah atau sedih,
Anda perlu berhati-hati dan melakukan percakapan yang baik dengan anak-anak tersebut.
Agar anda mengetahui anak tersebut mungkin menjadi korban cyberbullying.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying diantaranya adalah faktor yang
utama adalah dari keluarga yang mendorong perilaku bullying pada seseorang dengan
alasan sebagai berikut:
Anggota keluarga, terutama pengganggu, tidak bisa mendapatkan perhatian dan kasih
sayang dari orang tuanya. Mereka cenderung dianiaya oleh orang tuanya. Jadi mereka
meniru apa yang dilakukan orang tua mereka. Faktor lainnya adalah teman sebaya, yang
menghabiskan sebagian besar waktunya dengan teman dan berperan besar dalam
menyebabkan bullying. Seorang pelaku intimidasi cenderung mengikuti perilaku teman-
temannya, sehingga ia berperan penting dalam perilaku bullying yang dilakukannya
mengandung unsur kekerasan yang mempengaruhi perilaku anak.

9
DAFTAR PUSTAKA

Fauziah, Hana Hanifah. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik pada
Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Jurnal Ilmiah
Psikologi, 2(2), 123-132.
Imani, Fitri Aulia, Ati Kusmawati, dan H. Moh Amin Tohari. 2021. Pencegahan Kasus
Cyberbullying bagi Remaja Pengguma Sosial Media. Jurnal Pekerjaan Sosial dan
Pelayanan Sosial, 2(1), 74-83.
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/khidmatsosial/article/view/10433, diakses pada 29
Oktober 2022.
Kurniawati, Juliana dan Siti Baroroh. 2016. Literasi Media Digital Mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Bengkulu. Jurnal Komunikator, 8(2), 51-66.
Rumra, Nurlaila Sari dan Bety Agustina Rahayu. 2021. Perilaku Cyberbullying Remaja. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Jiwa, 3(1), 41-52.
https://jurnal.rs-amino.jatengprov.go.id/index.php/JIKJ/article/view/
32#:~:text=Cyberbullying%20merupakan%20bentuk%20kekerasan%20anak,tidak
%20ditindaklanjuti%20oleh%20pihak%20sekolah, diakses pada 30 Oktober 2022.
Sartana dan Neila Afriyeni. 2017. Perundungan Maya (Cyber Bullying) Pada Remaja Awal.
Jurnal Psikologi Insight, 1(1), 25-39.
https://ejournal.upi.edu/index.php/insight/article/download/8442/5299, diakses pada 28
Oktober 2022.
Sukmawati, Agustin dan Ayu Puput Budi Kumala. 2020. Dampak Cyberbullying pada Remaja di
Media Sosial. Alauddin Scientific Journal of Nursing, 1(1), 55-65.
Syah, Rahmat dan Istiana Hermawati. 2018. Upaya Pencegahan Kasus Cyberbullying bagi
Remaja Pengguna Media Sosial di Indonesia. Jurnal PKS, 17(2), 131-146.
Zakiyah, Ela Zain, Sahadi Humaedi, dan Meilanny Budiati Santoso. 2017. Faktor yang
Mempengaruhi Remaja dalam Melakukan Bullying. Jurnal Penelitian dan PKM, 4(2),
129-389. https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/view/14352, diakses pada 30 Oktober
2022.

10

Anda mungkin juga menyukai