A. Latar Belakang
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pengembangan potensi
peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional tersebut
dapat diwujudkan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Berbagai kasus kejahatan terhadap anak belakangan ini makin marak terjadi.
Hampir setiap hari, ada saja kasus kekerasan ,kejahatan dan kekerasan seksual
yang menimpa anak diberitakan di media, baik cetak maupun elektronik . Data
dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia ( KPAI ) tahun 2011 – 2014 meningkat
dari 2178 kasus menjadi 5066 , atau terjadi peningkatan 133% dalam kurun
waktu 4 tahun.Sehingga secara umum di tanah air, kasus kekerasan , kejahatan
dan tindak kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia cenderung meningkat.
Apa yang di maksud dengan kekerasan, kejahatan dan tindak kekerasan
seksual ? Kekerasan terhadap anak adalah setiap perbuatan terhadap anak yang
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, mental, seksual,
psikologis, termasuk penelantaran dan perlakuan buruk yang mengancam
integritas tubuh dan merendahkan martabat anak yang dilakukan oleh pihak-
pihak yang seharusnya bertanggung jawab atas anak tersebut atau mereka yang
memiliki kuasa atas anak tersebut, yang seharusnya dapat dipercaya.
Kejahatan secara juridis adalah suatu perbuatan tingkah laku yang
bertentangan dengan undang-undang. Ditinjau dari segi sosiologis, maka yang
dimaksud dengan kejahatan adalah perbuatan atau tingkah laku yang selain
merugikan korban, juga sangat merugikan masyarakat yaitu berupa hilangnya
keseimbangan, ketentraman dan ketertiban. Kejahatan juga dapat diartikan
sebagai suatu tindakan anti sosial yang menimbulkan kerugian, ketidakpatutan
dalam masyarakat, sehingga dalam masyarakat terdapat keresahan, dan untuk
menentramkan masyarakat, negara harus menjatuhkan hukuman kepada pelaku
kejahatan.
Kejahatan seksual terhadap anak adalah tindakan kekerasan seksual yang
korbannya adalah anak. Termasuk dalam kejahatan seksual adalah perbuatan
yang melibatkan anak sebagai korban dan pelaku dalam pornografi. Maraknya
kasus kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak pada tingkat lokal, nasional
dan global dewasa ini, seharusnya membuat kita semakin peduli dan waspada
terhadap ancaman buruknya praktek kekerasan dan kekejaman terhadap anak
tersebut. Kita harus sadar dan peduli serta terpanggil untuk menyelamatkan
anak-anak Indonesia dari segala bentuk tindak kekerasan dan kekejaman
terhadap anak-anak, seperti prostitusi anak, pornografi anak dan perdagangan
anak untuk seks komersil anak di sekitar wilayah keluarga, masyarakat kita.
Kepedulian dan kewaspadaan ekstra sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan
anak-anak kita. Kita sangat berharap agar tumbuh kesadaran dan kepedulian
bersama serta segera melakukan tindakan pencegahan dan pemberantasan
terhadap semua bentuk tindakan kekerasan dan kejahatan terhadap anak
tersebut. Diakui atau tidak, kepedulian dan kewaspadaan bersama untuk
mencegah terjadinya kejahatan seksual terhadap anak menjadi sebuah kebutuhan
bersama saat ini.
Semua orang baik pada level pribadi, keluarga, warga dan masyarakat secara
luas serta peran serta pemerintah harus berperan aktif untuk mencegahnya.
Karena sesungguhnya mencegah (preventif) itu jauh lebih baik dibandingkan
dengan penyembuhan atau recovery. Dikatakan demikan, karena bila sejak awal
terus diantisipasi atau dicegah, maka anak sebagai target korban tidak mengalami
tindak kekerasan dan kejahatan seksual. Sebab apabila dibiarkan terjadi lebih
dahulu, akan sangat sulit dalam melakukan penyembuhan. Data KPAI tahun 2012
menyatakan bahwa terjadinya kekerasan pada anak 91% terjadi di lingkungan
keluarga, 87,6% di lingkungan sekolah dan 17,9% di lingkungan masyarakat .
Untuk itu Pemerintah Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Propinsi menyiapkan
aksi untuk memerangi tindak kekerasan, kejahatan dan penyimpangan seksual
melalui GERAKAN JABAR TOLAK KEKERASAN. Gerakan ini akan dimulai dengan
kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Dalam kegiatan tersebut
juga akan disampaikan materi tentang tolak kekerasan, keluarga sadar
hukum dan tentang tertib berlalu lintas. Pada saat bersamaan akan
dilaksanakan Launching GERAKAN JABAR TOLAK KEKERASAN di Gedung Sate.
B. Tujuan
Secara umum Panduan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
bertujuan untuk memberikan acuan bagi sekolah untuk melaksanakan kegiatan
MPLS dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Secara khusus,
pedoman ini bertujuan antara lain sebagai berikut untuk menjadikan Jawa Barat
sebagai :
1. Provinsi yang bebas dari segala bentuk kekerasan terhadap anak
2. Provinsi yang ramah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak;
3. Provinsi pusat pengembangan budaya dan karakter anak bangsa
C. Landasan Hukum
Landasan pelaksanaan kegiatan Panduan Masa Pengenalan Lingkungan
Sekolah (MPLS) mengacu pada landasan hukum sebagai berikut.
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
3. Undang-Undang No 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 no 109, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No 4235 )
4. Undang –Undang No 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang
no 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ( Lembaran Negara RI tahun
2014 no 297, Tambahan Lembaran Negara RI no 5606 )
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Yang Telah Diubah Menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 Dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2014
6. Instruksi Presiden No 05 tahun 2014 tentang Gerakan Nasional Anti kejahatan
Seksual terhadap Anak
7. Permen PP dan PA No 08 tahun 2014 tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak
( Berita Negara RI tahun 2014 No 1761 )
8. Permendikbud no 82 tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan
9. Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Dan
Penyelenggaraan Pendidikan
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 Tentang
Pembinaan Kesiswaan
11. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014
Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler.
12. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014
Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Ekstrakurikuler Wajib
13. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016
Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah
14. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Di Provinsi Jawa Barat
D. Sasaran
Sasaran Kegiatan kegiatan Panduan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
(MPLS) ini adalah sebagai berikut
1. Siswa dan siswi SMA/SMK/MA di Propinsi Jawa Barat
2. Guru-guru dan Kepala Sekolah di Satuan Pendidikan
3. Pengawas Pembina Satuan Pendidikan
4. Organisasi bidang pendidikan (KKPS, MKKS, MGMP)
BAB II
PELAKSANAAN
A. Pengorganisasian
Kegiatan Pra dan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun 2017
dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan dibawah pengawasan Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat.
B. Materi Kegiatan
Materi kegiatan dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sesuai
dengan amanat Permendikbud no 18 tahun 2016 tentang Masa Pengenalan
lingkungan Sekolah bagi Siswa baru. (silabus terlampir). Dengan tambahan materi
Gerakan Jabar Tolak Kekerasan yang meliputi :
1. Pada saat pra MPLS guru BK melakukan kegiatan Melakukan pendataan siswa
baru secara manual maupun online (LAN), Mengenali potensi siswa baru,
melakukan pemetaan kondisi siswa dan profil siswa
2. Kekerasan Anak, materi ini meliputi kegiatan Ikrar siswa tolak kekerasan yang
dilanjutkan dengan berbagai lomba, dan sosialisasi Gerakan Jabar Tolak
Kekerasan. Dalam materi ini disampaikan jenis-jenis tindakan kekerasan anak
serta berbagai alternatif tindakan penanganannya di keluarga, sekolah
maupun masyarakat.
3. Keluarga Sadar Hukum, materi ini meliputi Kesadaran siswa sebagai
warganegara tentang hak dan kewajibannya di mata hukum sehingga siswa
nantinya dengan kemauan sendiri berusaha untuk meningkatkan kesadaran
hukum bagi dirinya
4. Tata Tertib berlalu Lintas, materi ini meliputi implementasi kesadaran siswa
dalam berlalulintas terutama dalam mengendarai kendaraan bermotor.
Sehingga siswa dapat bertingkah laku sebagai pemakai jalan sebagaimana
diamanatkan oleh undang-undang dan peraturan-peraturan lalu lintas serta
norma-norma sopan santun antara sesama pemakai jalan.
5. Muatan Lokal, materi ini berisi tentang budaya lokal daerah yang
dikembangkan oleh Satuan Pendidikan sesuai dengan kondisi potensi daerah
dan lingkungan sekolah
E. Struktur Program
Struktur program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMA/SMK/MA
adalah sebagai berikut:
Waktu
Narasumber/
No. Materi (@
Fasilitator
45')
A. Umum
1. Kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi 2 Kepala Sekolah
tentang Membangun Peserta Didik yang
Berkarakter
B. Pokok
1. Budaya Literasi 3 Guru
2. Sekolah Rumah Kedua sebagai Sekolah 3 Guru
Ramah Anak
3. Pendidikan Karakter 3 Guru
4. Keluarga Sadar Hukum 3 Kepolisian
5. Tata Tertib berlalu Lintas 3 Kepolisian
6. Pengenalan Kurikulum 3 Wakasek Kurikulum
7. Pengenalan Lingkungan Sekolah/Muatan 3 Pembina OSIS
Lokal
8. Pengenalan Kegiatan Ekstrakulikuler 3 Wakasek Kesiswaan
C. Penunjang
1. Upacara 3 Wakasek Kesiswaan
2. Pembiasaan Beribadah 3 Guru PABP
Jumlah 32
F. Pembiayaan
Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SMA/SMK/MA Tahun 2017
Selasa
18 Juli 2017
1 06.30 - 07.00 Persiapan OC
07.00 - 08.00 Upacara Wakasek Kesiswaan
2 08.00 - 10.00 Pengenalan Kurikulum Wakasek Kurikulum
3 10.00 - 10.30 Istirahat OC
4 10.30 - 12.00 Keluarga Sadar Hukum Guru
5 12.00 - 13.00 Sholat Dhuhur Berjamaah, Istirahat OC
6 13.00 - 15.00 Tata Tertib Berlalu Lintas Kepolisian
7 15.00 - Pulang
Rabu
19 Juli 2017
1 06.30 - 07.00 Persiapan OC
07.00 - 08.00 Upacara Wakasek Kesiswaan
2 08.00 - 10.00 Budaya Literasi Guru
3 10.00 - 10.30 Istirahat OC
4 10.30 - 12.00 Pengenalan Kegiatan Ekstrakurikuler Wakasek Kesiswaan
5 12.00 - 13.00 Sholat Dhuhur Berjamaah, Istirahat OC
6 13.00 - 15.00 Pengenalan Lingkungan Sekolah Pembina OSIS
7 15.00 - Pulang
Lampiran 3.
TATA TERTIB
MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH SMA/SMK/MA TAHUN 2017