Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN PANCASILA DALAM

SOSIAL MEDIA

Nama Anggota :
Aditya Ramadhan (260110180072)
Alfinna Yebelanti (230210180058)
Gamas Koestimanta (190110180081)
Henzen Ghesan H. (130110180096 )
Putri Sarah L. ( 170104180090)
TPB FISIP 73 & 74
LATAR BELAKANG
• Kuat dan mengakarnya Pancasila dalam jiwa bangsa menjadikan
Pancasila terus berjaya sepanjang rmasa karena ideologi Pancasila
tidak hanya sekedar “confirn and deepen” identitas Bangsa
Indonesia sepanjang masa. Sejak Pnacasila digali dan dilahirkan
kembali menjadi dasar ideologi negara, maka ia membangunkan
dan membangkitkan dua identitas yang “tertidur” dan yang
“terbius” selama kolonialisme.
• IPTEK harus memenuhi etika ilmiah, yang paling berbahaya adalah
yang menyangkut hidup mati, orang banyak, masa depan, hak-hak
manusia dan lingkungan hidup. Di samping itu, ilmu pengetahuan
dan teknologi di Indonesia harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila
karena ilmu pengetahuan dan teknologi pada dasarnya adalah
untuk kesejahteraan umat manusia.
Pemahaman nilai-nilai pancasila sebagai kepribadian dan
jati diri bangsa Indonesia sangatlah penting. Masuknya
internet secara bebas ke seluruh pelosok negeri Indonesia
seharusnya didampingi dengan panduan berinternet secara
sehat dan benar agar nilai-nilai Pancasila tetap kokoh dan
terjaga.

Kehadiran internet ini terkadang diterjemahkan sebagai


sarana hiburan dan hura-hura saja. Melalui internet, kita
bebas berekspresi sesuka kemauan kita tanpa terikat
aturan-aturan apapun, termasuk Pancasila. Kebebasan
berekspresi yang tidak terikat aturan ini sudah sering
terjadi, terutama di dalam situs jejaring sosial.
CONTOH KASUS

Contoh kasus yang sedang marak terjadi adalah pencemaran nama baik
dalam jejaring sosial media.
1. Analisa Kasus
Berdasarkan sila kedua Pancasila yaitu “Kemanusiaan yang adil dan beradab”,
sejatinya kita sebagai bangsa Indonesia dalam menggunakan IPTEK harus
beradab (beretika) dan bermoral. sebaiknya IPTEK dimanfaatkan untuk
meningkatkan rasa kemanusiaan.
Pada hakekatnya, situs jejaring sosial merupakan media alternatif untuk
memperluas pertemanan, berbagi infromasi, ilmu pengetahuan, berbisnis
secara sehat dan benar, menposting karya-karya kita, dan lain sebagainya.
Bukan dijadikan sebagai ajang untuk melakukan perbuatan kriminal yang
tentu merugikan pihak tertentu. Jika tidak ada langkah preventif untuk
mereduksi dampak negatif dari kasus seperti ini. Tidak hanya Pancasila
saja yang menjadi korban, namun Indonesia pun lambatlaun dapat hancur
akibat kasus ini dan membuat nama negeri ini tercemar. Akibat dari
penggunaan internet khususnya jejaring sosial suatu negara dapat
terancam dan mengalami keguncangan.
Solusi Kasus

Mengubah kepribadian kita menjadi lebih baik. Hal ini sangat penting dan awal dari
semua nya. Karena segala perubahan yang ingin dicapai dimulai dari diri kita
sendiri.
Memanfaatkan jejaring sosial sesuai dengan kegunaannya yaitu untuk memperluas
pertemanan, berbagi infromasi, ilmu pengetahuan, berbisnis secara sehat dan
benar, menposting karya-karya kita, dan lain sebagainya. Pertimbangkanah tulisan-
tulisan yang akan kita publikasikan ke jejaring sosial. Pastikan bahwa tulisan-tulisan
kita tidak menyinggung orang lain, baik dengan sengaja maupun tidak sengaja.
Membagi pengetahuan kita kepda keluarga, teman dan masyarakat agar keinginan
untuk memperjuangkan pancasila sebagai ideologi bangsa yang berjalan lebih
cepat dan lebih baik.
Perlunya Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang
membahas tentang penghinaan atau pencemaran nama baik pihak tertentu.
Namun hal ini sulit untuk dilakukan karena setiap orang dapat menyalahgunakan
kebebasan yang diperoleh secara sistematis sebagai konsekuensi berinteraksi di
internet yang tidak dapat mewajibkan setiap orang mencantumkan identitasnya
secara benar. Dengan demikian, pelakunya sangat sulit untuk diketahui dan
ditelusuri siapa dan dimana dia berada.
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam
masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh
globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat.
Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak
anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai
bangsa Indonesia.
Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul
dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Banyak anak muda lebih suka jika menjadi orang lain
dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak
remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan
mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan
informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Jika
digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang
berguna tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan
sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan
tidak semestinya.

Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak
kenal sopan santun dan cenderung tidak ada rasa peduli terhadap
lingkungan karena globalisasi menganut kebebasan dan
keterbukaan. Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan
anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai
nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap
budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat
padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai