Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI PIJAKAN DI BERSOSIAL MEDIA

OLEH :
NAMA : IRENE WIJAYANI MENOH
NIM : 234111009
KELAS : A / 1

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM S1 FARMASI
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kuat dan mengakarnya Pancasila dalam jiwa bangsa menjadikan Pancasila terus
berjaya sepanjang masa karena ideologi Pancasila tidak hanya sekedar "confirm and deepen"
identitas Bangsa Indonesia sepanjang masa. Sejak Pnacasila digali dan dilahirkan kembali
menjadi dasar ideologi negara, maka in membangunkan dan membangkitkan dua identitas yang
tertidur" dan yang "terbius" selama kolonialisme. IPTEK harus memenuhi etika ilmiah, yang
paling berbahaya adalah yang menyangkut hidup mati, orang banyak, masa depan, hak-hak
manusia dan lingkungan hidup. Di samping itu, ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia
harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila karena ilmu pengetahuan dan teknologi pada dasarnya
adalah untuk kesejahteraan umat manusia.Pemahaman nilai-nilai pancasila sebagai
kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia sangatlah penting. Masuknya internet secara bebas
ke seluruh pelosok negeri Indonesia seharusnya didampingi dengan panduan berinternet secara
sehat dan benar agar nilai-nilai Pancasila tetap kokoh dan terjaga. Kehadiran internet ini
terkadang diterjemahkan sebagai sarana hiburan dan hura-hura saja. Melalui internet, kita
bebas berekspresi sesuka kemaua kitu tanpa terikat aturan-aturan apapun, termasuk Pancasila.
Kebebasan berekspresi yang tidak terikat aturan ini sudah sering terjadi, terutama di dalam
situs jejaring sosial. Latar belakang masalah
Manusia sebagai makhluk sosial sudah secara kodrat mengaruskan dirinya untuk
berhubungan dengan sesamanya. Hal ini merupakan hukum alam untuk terciptanya tatanan
hubungan masyarakat yang baik dan teratur. Selain itu manusia berhubungan dengan
sesamanya untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Karena sejatinya manusia tidak bisa
hidup tanpa orang lain. Banyak cara dan upaya manusia untuk bisa berhubungan dengan
sesamanya, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam arti menggunakan
perantara media. Hal ini merupakan dampak dari perkembangan zaman yang memudahkan
aktivitas mamusia, khususnya dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi sebagai
media untuk berhubungan yang sering kita sebut dengan istilah media sosial. Berbagai
perbedaan dan keragaman diberbagai aspek kehidupan manusia tidak menafikan adanya
persamaan dan keseragaman diberbagai ruang lainnya. Dunia maya dan media sosial saat ini
telah menjadi forum yang mempersatukan generasi muda dari beragam budaya, agam, ras dan
berbagai perbedaan lainnya. Fenomena ini merupakan suatu kemajuan dalam bidang
komunikasi untuk memudahkan manusia dalam berhubungan dengan sesamanya. Pemanfaatan
media sosial ini merupakan kecendrungan sikap praktis dalam melakukan komunikasi sosial.
Namun disisi lain, media sosial juga rentan untuk disalahgunakan terhadap hal-hal yang
dapat meberikan pengaruh negatif terhadap kehidupan sosial Banyak upaya yang dapay
dilakukan untuk bisa mengkondisionalkan pemanfaatan media sosial ke arah yang positif.
Kesadaran tentang Pancasila dan upaya untuk memaknainya dalam penggunaan sosial media
oleh generasi muda sejatinya dapat mendorong media sosial untuk menjadi sarana untuk
menjembatani perbedaan bukan membangun dinding konflik dan diskriminasi antar kelompok
dan mengancam kesatuan. Kemungkinan masih banyak dampak-dampak negatif yang mungkin
akan terjadi jika penyalahgunaan media sosial ini tidak dikontrol dan diantisipasi.

B. KAJIAN PUSTAKA
Era digital adalah era dimana terjadi pengaplikasian internet di segala bidang. Hal ini
menuntut manusia berbagai usia utamanya generasi muda untuk melek teknologi. Era digital
ini menyebabkan digitalisasi semua bidang, sehingga terjadi rotasi tentang rara cara kehidupan
masyarakat. Dari awalnya konvensional menjadi digital. Salah satunya tata cara dalam
bersosialisasi.
Generasi muda saat ini identik dengan sosial media. Dari whatsapp, line, instagram,
dan lain sebagainya. Hal ini mengakibatkan munculnya berbagai trend dan permasalahan
dengan sosial media sebagai poros sumbernya. Masalah masalah itu diantaranya hoax,
penyebaran isu isu kebencian, hal hal ini semakin memuncak utamanya ketika ada event event
. Milenial menganggap sosial media merupakan suatu platform dalam dalam mewujudkan
budaya demokrasi. Faktanya, perubahan budaya ini menyebabkan munculnya kebiasaan
membesar besarkan masalah. Imbasnya muncul isu isu perpecahan yang dapat mengganggu
integrasi bangsa.
Menyikapi kondisi demikian penting halnya bagi kita sebagai masyarakat pancasila
untuk kembali kepada kepribadian pancasila. Utamanya mengenai demokrasi yang adil
beradab dan damai. Pancasila sebagai dasar negara memuat budaya dan tata cara berperilaku
khas orang indonesia yang sudah ada sejak dahulu. Pancasila yang dinamis mengikuti
perkembangan zaman dapat memenuhi kebutuhan warga negara. Oleh karna itu dalam
menyikapi permasalahan ini kita haruslah kembali dan berpegang teguh terhadap pancas
BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan teknologi yang begitu pesat, membuat paradigma berpikir dan berpikir
pola kehidupan orang-orang menjadi modem seiring dengan perkembangan teknologi Sikap
ini merupakan respon positif dari perkembangan teknologi terhadap pola kehidupan manusia
di zaman globalisasi. Dalam konteks TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi),
perkembangan dan kemajuan teknologi yang cepat, diikuti dengan Penetrasi gadget yang
begitu pesat telah mengubah paradigma berpikir dan pola kehidupan menjadi manusia berbasis
teknologi.

Dengan adanya perkembangan tersebut, tentunya banyak pengaruh yang akan masuk
terhadap sektor-sektor. sektor kehidupan manusia. Pengaruh tersebut ada yang berbau positif
dan pengaruh yang negatif tergantung bagaimana manusia itu mampu mengendalikan diri
terhadap respon perkembangan teknologi yang pesat. Hal ini mungkin cukup sulit.karena diera
globalisasi sekarang inihanya sedikit orang saja yang mampu mengadaptasi dirinya dengan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga pemanfaat dan teknologipun
tidak dimaksimalkan dalam ranah positif, karena kebanyakan orang banyak
menyalahgunakannya dalam ranah negatif.

Media sosial merupakan salah satu produk dari perkembangan teknologi khususnya
dalam bidang informasi dan komunikasi. Seiring dengan fenomena perkembangan teknologi
yang memiliki nilai positif dam negatifnya, media sosial sebagai produk juga dibarengi dengan
nilai positif dan negatifnya. Sehingga perlunya adanya kontrol untuk meminimalisir
penyalahguna dan pengguna media sosial 1 kearah yang negatif. Dewasa ini banyak orang yang
belum memahami betul bagaimana penggunaan media sosial dengan cara- cara yang baik dan
benar sesuai dengan fungsi dari media sosial tersebut. Kebanyakan orang saja mengetahui
secara instan saja mengenai penggunaan media sosial. Hal ini tentunya harus ada sedikit
perubahan paradigma masyarak dalam menanggapi perkem bagan media sosial.

Sama dengan fungsi utama dari media sosial sebagai sarana berbagi informasi dan
menjalin hubungan antar penggunanya, seharusnya manusia bisa lebih pintar dalam
menggunakan dan memanfaatkan media sosial dalam membina hubungan sosial dan memupuk
persatuan bangsa. Pembinaan hubungan sosial ini penting dalam rangka memupuk rasa
nasionalisme, kesatuan dan persatuanbangsa menuju bangsa yang makmur dan sejahtera.
Media sosial bisa menjadi suatu alternatif yang dapat dimanfaatkan peran dan fungsinya untuk
menciptakan tujuan tersebut. Dengan penggunaan media sosial ini diharapkan masyarakat
mampu menciptakan pelatihan sosial berbasis media sosial yang modern dan terbuka.Media
sosial sebagai media berbagi informasi, dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan
mengenai pancasila dan bagaimana menjadi warga negara atau bangsa yang baik. Hal ini dapat
menjadi efektif karena pengguna media sosial telah menjadi angka mayoritas di era informasi
saat ini. Berikut ini merupakan beberapa peran dan manfaat media sosial sebagai sarana
tambahan dalam mempersatukan bangsa :

1. Media Sosial sebagai Media Berbagi antar Masyarakat Media sosial memegang peranan
penting dalam kemajuan dan perkembangan suatu bangsa dan negaranya. Semakin tepat dan
benar media sosial penyampaian informasi tersebut kepada masyarakat, maka perkembangan
dan kemajuan bangsa dan negara pun menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan masyarakat
merupakan elemen utama dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa dan Negaranya.
Bersamaan ini masyarakat dapat Disarankan sebagai aktor yang akan memainkan dalam
mengembangkan dan memajukan bangsa dan negaranya. Sehingga apabila media sosial mem
berikan informasi yang postif dikalangan masyarakat tersebut, maka masyarakat di Negara
tersebut akan memiliki paradigma berpikir yang positif dalam kehidupan bermasyarakat dan
akan terbentuklah suatu sistem pemerintahan yang positif pula, dimana masyarakat memiliki
percaya dan yang tinggi kepada pemerintahnya. Informasi merupakan sesuatu yang
memberikan efek yang signifikan terhadap penerimanya. Istilah yang menamakan media
informasi Indonesia Buruk Berita adalah Kabar Baik.

2. Media Sosial sebagai Motivasi dalam Loyalitas dan Solidaritas media sosial dalam ranah
membangun hubungan sangatlah penting untuk diperhatikan. Dalam hal ini media sosial
berperan penting dalam penyebaran informasi-informasi tersebut ke kalangan masyarakat luas,
sehingga berbagai masyarakat dapat mengetahui informasi dan kejadian-kejadian yang tengah
hangat terjadi dan dapat ikut berpartisipasi dalam rangka apresiasi loyalitas dan solidaritas
terhadap sesaanya. Media sosial akan mempermudah membangun komunitas, link dan jaringan
untuk mengembangkan rasa kesatuan dan kesatuan antar bangsa. Konsep media sosiayang
berbagi informasi, sehingga mampu terciptanya dalam hal wawasan bangsa mengenadam
mengetahui pengetahuan.

3. Media Sosial sebagai Motivasi dalam Mempersatukan Bangsa, Media sosial menawarkan
kesempatan tak berkompetisi untuk berinteraksi dengan sesama penggunanya dan membangun
hubungan. Pengguna akan mendapatkan umpan balik langsung, ide. pengujian dan pengelolaan
pelatihan hubungan dengan cepat. Tidak dengan media tradisional yang tidak dapat melakukan
hal tersebut, media tradisional hanya melakukan komunikasi satu arah.

Perkembangan teknologi yang kian melesat mendorong penguna internet dan media
sosial dari belahan penjuru dunia khususnya Indonesia meningkat pula setiap tahunnya.
Keberadaan media sosial dalam memberikan informasi atau bersosial satu sama lain memiliki
banyak dampak positif yang terjadi dari kehadirannya media sosial namun kehadiran media
sosial tak luput pula dari dampak negatifnya seperti hilangnya tujuan utama dari dibangunnya
media sosial yaitu sebagai tempat informasi yang berguna namun beralih menjadi tepat
informasi hoax, hilangnya etika bersosial, menjadi tempat masyarakat mengujar kebencian dan
lainnya yang bisa memicu hilangnya nilai pancasila dari diri kita yang bisa menyebabkan
keruntuhan NKRI. Semua dapat dilihat dari banyaknya retweet dan share seputar informasi
yang bermaterikan paham-paham intoleransi dan radikalisme. Tentu semua sangat jauh dari
semangat Pancasila termasuk meningkatnya konten yang berseberangan dengan Pancasila.
Dijaman sekarang, anak kecil pun sudah bisa mengunakan media sosial, banyak nya
anak yang mengunakan media sosial kadang dapat terpengaruh dengan adanya berita yang
kurang baik untuk anak itu sendiri, bahkan banyak dari kita yang kadang terhasut oleh adanya
berita yang muncul dari sosmed yang belum tentu benar atau tidaknya tentang berita itu.
Upaya pemerintah seperti mengeluarkan UUD tentang informasi dan transaksi
Elektronik untuk mengatur kita dalam menggunakan internet dan khususnya sosial media
merupakan hal efektif untuk menyaring semua dampak negatif seperti;mencemarkan nama
baik, pelanggaran kesusilaan dan informasi palsu. Ketiga hal itu sangat rentan dizaman ini bila
menimbulkan perpecahan antar sesama sehingga Sila ketiga kurang bisa direalisasikan.
Tentunya pemerintah harus mencegah semua dengan menerapkan nilai nilai Pancasila pada
generasi generasi yang nantinya agar lebih tertanam dengan baik penerapan nilai nilai yang
terkandung dalam Pancasila pada diri mereka.
1. Penerapan sila kesatu.
Ketuhanan yang maha esa. Dengan tidak menyebarkan berita atau isu isu yang belum
tentu benar adanya, dan tidak melakukan ujaran kebencian pada setiap orang yang
memiliki kekurangan. Agar hubungan terjalin baik dalam hubungan umat yang
beragama.
2. Penerapan sila kedua.
kemanusiaan yang adil dan Beradab. Dalam kehidupan bersosial media kita harus
menghormati dan menghargai hak hak dan pendapat orang lain. Tidak menyebar berita
hoak dan tidak menggangu hak orang lain.
3. Penerapan sila ketiga pancasipersatuan indonesia. Dengan tidak menyebarkn isu isu
perpecahan, sehingga integrasi bangsa tetap terbina.
4. Penerapan sila ke empat.
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam permusywaratan
perwakilan. Membudayakan perilaku demokrasi yang sehat dan terarah. Tidak menulis
komentar jahat dan menyudutkan pihak lain. Tidak memprovokasi isu isu kebencian
terkait keputusan yang diambil dalam menggunakan sosial media dengan bijak dalam
menyaring informasi.
5. Penerapan sila kelima pancasila.
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia diwujudkan dengan mengakses sosial
media dengan tetap menghormati HAM (Hak Asasi Manusia) orang lain.
Selain kebijakan dari pemerintah ada pula usulan dari kelas seperti aturan atau literasi
media sosial yang berguna untuk lebih mengedepankan tujuan yang ada di UUD yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa serta menghindari konten-konten yang berbau negatif dan
usulan seperti perlindungan data dari untuk menciptakan negara yang humoris agar terhindar
dari segala segala Pelisisihan yang mana pada sila ke dua yaitu kemanusiaan yang adil dan
beradab lalu apa saja tindakan yang bisa kita dan pemerintah lakukan untuk lebih mengingat
lagi akan pentingnya pancasila saat menggunakan sosial media.
Untuk itu perlu dikembalikan nilai-nilai pancasila yang ada untuk direalisasikan atau
etika baik dalam bersosialisasi di media. Pada kesempatan ini saya akan membahas bagaimana
upaya pemerintah dalam meningkatkan lagi akan penting nya pancasila saat menggunakan
sosial media:
➢ Sosialisasi Luring
Sosialisasi luring dapat dilaksanakan disuatu daerah yang memiliki tingkat literasi
dalam bersosialisasi media sangat rendah.
➢ Kegiatan Webinar
Kegiatan webinar dapat dilaksanakan sebagai bentuk mengasosiasikan tindakan untuk
seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok daerah dapat mendengar sosialisasi
yang akan dilaksanakan. Dan juga untuk meningkatkan jumlah masyarakat dalam
dilaksanakan “Campaign” salah satu bentuk campaign yang dilakukan merupakan
penyebaran poster maupun video kreatif mengenai sosialisasi dengan ini peran yang
disampaikan pada sosialisasi luring tetap dapat tersampaikan dengan jelas semua itu
dilakukan agar menimbulkan peran pancasila dalam membangun perkembangan media
sosial yang lebih sehat terutama dalam bidang pengalaman penguna yang lebih baik
kemajuan teknologi yang sehat. Dan itulah upaya yang dilakukan oleh pemerintah
dalam mengingat lagi akan pentingnya pancasila saat menggunakan sosial media.
Di tengah globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi informasi, kemudahan
akses memberikan dampak kemajuan jika pengelolaannya benar. Sebaliknya dapat merusak
ketika tidak bijak menggunakannya. Derasnya arus informasi tak terasa dapat menggerus
eksistensi ideologi bangsa, Pancasila. Masuknya paham-paham transnasional dan subnasional
melalui kemudahan akses informasi khususnya media sosial ditengarai melunturkan nilai-
nilai Pancasila khususnya di kalangan generasi muda.

"Ini zamannya medsos, kita ingin membudayakan Pancasila. Oleh karena itu, kita
harus tahu apa musuh dan mengapa kita perlu membudayakan Pancasila. Musuh utama
Pancasila saat ini setidaknya ada dua, yaitu ideologi transnasional (kiri) dan ideologi
subnasional (kanan). Semuanya nyata di kehidupan sehari-hari apalagi medsos, “ jelas
Maman Wijaya, Asisten Deputi Bidang Revolusi Mental Kemenko PMK saat membuka
workshop bertajuk Pembudayaan Pancasila Melalui Aksi Nyata Revolusi Mental di Media
Sosial yang diselenggarakan di Hotel KJ Yogyakarta (Jumat, 21 Juli 2023).

Ditambahkannya, zaman terus berubah, rongrongan, informasi tanpa batas/borderless


terus beredar di ruang digital yang dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat, perlu
mendapatkan perhatian serius. Oleh karena itu, ruang diskusi dan dialog tentang beragam
ancaman transnasional dan subnasional serta eksistensi Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari perlu terus dilaksanakan sehingga membumikan Pancasila dalam kehidupan masyarakat
guna menghalau masuknya ideologi-ideologi baru.

"Pancasila menjadi ideologi tengahan yang digali founding father bangsa Indonesia,
Ir. Sukarno. Pancasila ditawarkan untuk dapat menggeser paham yang ekstrim kiri dan kanan
bahkan primordial ke titik tengah. Sehingga hal-hal yang terlalu ekstrim mendapat titik temu
dan menguatkan keberagaman Indonesia, “imbuh Maman.

Kegiatan workshop menghadirkan 3 pembicara yaitu Danny Ardianto dari Google


Indonesia, Allisa Wahid dari Tim Ahli Gugus Tugas Nasional Revolusi Mental, dan
Mahendra Duta konten kreator Jogja. Danny Ardianto dari Google Indonesia menguatkan
penjelasan Maman Wijaya tentang kekhawatiran lunturnya nilai Pancasila akibat kuat dan
mudahnya informasi melalui media sosial. "Google Indonesia (Youtube) terus berpartisipasi
dalam berbagai diskursus mengenai kebijakan-kebijakan Pemerintah Indonesia. Kami
mencoba menghadirkan perspektif lain di ruang digital untuk menguatkan pembudayaan
Pancasila,” tegas Danny seraya menjelaskan bahwa langkah yang dilakukan Youtube
Indonesia dalam rangka ikut menjaga nilai-nilai ke-Indonesian yakni dengan melakukan
langkah-langkah mitigasi dengan menyeimbangkan kebebasan dan tanggung jawab.

“Akan dilakukan sensor dengan menghapus konten yang melanggar pedoman. Namun
juga memberikan reward bagi konten yang bernilai tinggi sesuai standar. Serta mengurangi
penyebaran misinformasi yang berbahaya dan konten beresiko,” imbuh Danny Pada materi
kedua yang disampaikan Allisa Wahid, Tim Ahli Gugus Tugas Nasional Revolusi Mental
menyoroti tentang pentingnya terus merawat ideologi dan nilai-nilai Pancasila di tengah
globalisasi. "Kita (generasi muda khususnya) jangan nyantai-nyantai saja seolah Pancasila,
NKRI dapat terus eksis. Beragam rongrongan akan terus ada apalagi di era media sosial",
tegas Allisa Wahid.

Banyak konten yang dapat ditemukan di media sosial nyata-nyata mengancam


eksistensi Pancasila. Allisa berpesan kepada generasi muda untuk menyadari potensi
Indonesia disaat memasuki bonus demografi. Pemerintah terus mengupayakan agar potensi
Indonesia menjadi negara maju dapat dikelola dengan baik dan mengoptimalkan bonus
demografi bukan sebaliknya malah menjadi petaka demografi sehingga merugikan
produktifitas bangsa. "Generasi muda harus turut memastikan bonus demografi yang
berkualitas. Oleh karenanya generasi muda wajib menguatkan penyadaran nilai-nilai Etos
Kerja-Gotong Royong-Integritas sejak dini sebagai modal dalam peran aktif membangun
negeri", tambahnya.

Materi terakhir disampaikan Mahendra Duta, seorang konten kreator asal Jogja. Duta
membeberkan beragam hal yang ada di media sosial. Mulai curhatan pribadi yang sifatnya
privat namun diungkap di ruang publik melalui media sosial hingga konten positif.

"Saya juga pernah mengalami periode "kegelapan" itu (membuat konten tidak penting
atau privat dan diunggah ke ruang publik). Sekarang sudah sadar dan konten seperti itu ndak
bermanfaat. Saya menyadari ternyata ngonten-pun harus membawa prinsip-prinsip luhur
(positif). Revolusi Mental yang membawa 3 nilai : Integritas-Etos Kerja-Gotong Royong
dengan menggali kearifan lokal sebenarnya dapat membuat generasi muda menjadi konten
kreator yang terkenal", pungkas Mahendra Duta sembari menyemangati anak muda dan
pelajar yang hadir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arus globalisasi begitu cepat memasuki masyarakat terutama di kalangan muda.
Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah
membuat banyak hal anak muda kita kehilangan kepribadian sebagai bangsa Indonesia, Hal ini
ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari anak muda
sekarang. Banyak anak muda lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi
identitasnya. Tidak banyak remaja yang ingin melestarikan budayabangsa dengan mengenakan
pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa. Teknologi internet merupakan
teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Jika
digunakan secara praktis tentu kita memperoleh manfaat yang berguna tetapi jika tidak, kita
akan memperolehnya mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan pelajar yang
menggunakan tidak seharusnya. Dilihat dari sikapnya, banyak anak muda yang tingkah lakunya
tidak kenal sopan santun dan cenderung tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan karena
globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan. Moral generasi bangsa menjadi rusak,
timbul tindakan anarkis antara golongan muda Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan
berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri danrasa peduli terhadap
masyarakat padahal generasi muda adalah penerusmasa depan bangsa.

B. Saran
Saya menyadari bahwa Artikel masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya
berharap Artikel ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai