Anda di halaman 1dari 6

Nama : Siti Patimah Selasa, 15 Juni

Nim : 20100092 2021


Kelas : 2A Keperawatan

RESUME ARTIKEL
TANTANGAN PANCASILA DAN DEMOKRASI PANCASILA DI ZAMAN MODERN
SERBA DIGITAL SAAT INI

1. Pancasila di Tengah Era Globalisasi

“Ketahanan ideologi Pancasila kembali diuji ketika dunia masuk pada era globalisasi di
mana banyaknya ideologi alternatif merasuki ke dalam segenap sendi-sendi bangsa melalui
media informasi yang dapat dijangkau oleh seluruh anak bangsa,” kata Deputi Bidang
Pengkajian Strategik Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. membuka Focus Group Discussion (FGD)
tentang Mencari Bentuk Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Era Globalisasi bertempat di
Ruang Gatot Kaca, Senin, 9 Maret 2020.

Reni menjelaskan bahwa Pancasila sejatinya merupakan ideologi terbuka, yakni ideologi
yang terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan
hidup bangsa. Namun, di sisi lain diharuskan adanya kewaspadaan nasional terhadap ideologi
baru. Apabila Indonesia tidak cermat, maka masyarakat akan cenderung ikut arus ideologi luar
tersebut, sedangkan ideologi asli bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik
nilai-nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno Laksono, M.E., menjelaskan


mengenai tantangan yang dihadapi saat ini. Tantangan pertama adalah banyaknya ideologi
alternatif melalui media informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh anak bangsa seperti
radikalisme, ekstremisme, konsumerisme. Hal tersebut juga membuat masyarakat mengalami
penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta daya tarik
pembelajaran Pancasila.
Kemudian tantangan selanjutnya adalah eksklusivisme sosial yang terkait derasnya arus
globalisasi yang mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, gejala
polarisasi dan fragmentasi sosial yang berbasis SARA. Bonus demografi yang akan segera
dinikmati Bangsa Indonesia juga menjadi tantangan tersendiri untuk menanamkan nilai-nilai
Pancasila kepada generasi muda di tengah arus globalisasi.

http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-era-
globalisasi

2. Pancasila dan Tantangan Milenial

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia merupakan seperangkat nilai yang
menjadi pandangan hidup (way of life) bagi negara Indonesia. Kondisi itu meniscayakan bahwa
fondasi bernegara dan praktik kehidupan berbangsa dan bernegara harus berlandaskan nilai-nilai
yang terkandung di dalam Pancasila.

Konsensus cerdas para pendiri negara tersebut berangkat dari sebuah paham kebangsaan
yang terbentuk dari kesamaan nasib, sepenanggungan, dan sejarah serta adanya cita bersama
untuk menjadi bangsa yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur dalam sebuah negara kesatuan.

Adanya prinsip bersatu dalam perbedaan membuat Pancasila menjadi semakin kuat dan
layak sebagai sebuah ideologi bagi negara Indonesia yang khas dengan keanekaragamannya.
Konsep persatuan yang ideal dengan mengkondisikan setiap warga negara hidup berdampingan
dan gotong royong tanpa menghilangkan identitas suku bangsa, adat istiadat, ras, ataupun agama.

Dalam definisi tertentu, Pancasila sebenarnya Indonesia itu sendiri. Ketuhanan Yang
Maha Esa merupakan spirit/ruh kebangsaan; Kemanusiaan yang Adil dan Beradab merupakan
watak, karakter, dan kepribadian bangsa; Persatuan Indonesia merupakan ikatan kebangsaan;
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
merupakan media/wadah dan alat kebangsaan; dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia merupakan tujuan

https://news.detik.com/kolom/d-4573104/pancasila-dan-tantangan-milenial
3. Tantangan di Masa Depan dan Upaya Merawat Ideologi Pancasila

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Ahmad Doli Kurnia Tandjung
menilai, ketika satu negara tidak lagi menempatkan ideologi negaranya sebagai pedoman dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, maka akan timbul celah bagi ideologi lain untuk masuk.

Oleh karena itu, menurut Doli, penanaman nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat perlu
digalakkan kembali, menilai, tantangan yang dihadapi Pancasila di masa mendatang semakin
besar. Di tengah perubahan zaman, persoalan yang perlu diwaspadai adalah ketika masyarakat,
khususnya generasi muda, tidak lagi memandang Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara.
"Pertama yang harus diwaspadai ketika Pancasila sebagai ideologi negara dan falsafah bangsa,
tidak lagi menjadi perbincangan atau wacana di tengah publik. Itu saya kira tantangan yang
terberat," kata Doli dalam program Titik Pandang di KompasTV, Jakarta Barat, Senin
(27/7/2020). Menurutnya, ketika satu negara tidak lagi menempatkan ideologi negaranya sebagai
pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka akan timbul celah bagi ideologi lain
untuk masuk.

Pancasila harus menjadi the living ideology atau ideologi yang hidup di tengah-tengah
masyarakat. Untuk mewujudkan hal ini, diperlukan cara-cara baru yang relevan dengan kondisi
saat ini. "Saya kira itu dua tantangan terbesar yang harus menjadi target. Satu, tetap menjadikan
isu ini (Pancasila –red) menjadi isu yang penting. Kedua pendekatannya harus selalu up to date,"
jelasnya.

https://nasional.kompas.com/read/2020/07/27/16572881/tantangan-di-masa-depan-dan-upaya-
merawat-ideologi-pancasila?page=all

4. Di Era Digital, Perlu Strategi Tepat Kenalkan Pancasila ke Generasi Milenial

pengenalan Pancasila di Era digital perlu dikemas lebih menarik dan relevan dengan
kebutuhan zaman yang terus berubah. Di tengah derasnya arus informasi di era digital,
penggunaan formula tepat dalam penanaman nilai-nilai Pancasila pada semua lapisan
masyarakat, khususnya generasi milenial menjadi tantangan tersendiri. "Tentu saja metodenya
harus menyesuaikan perkembangan dunia digital saat ini, di mana generasi milenial dalam satu
hari menghabiskan waktu tujuh jam dengan gadget," kata pengamat politik Karyono Wibowo
dalam program Titik Pandang di KompasTV, Jakarta Barat, Senin (27/7/2020).

Menurutnya, penanaman nilai-nilai Pancasila harus berbasis digital sebagai alat yang
efektif. Selain itu bisa pula dilakukan riset. Misalnya, mengambil beberapa sampel konten yang
paling banyak disukai, mendapatkan like maupun viewer dengan engagement tinggi.
Berdasarkan riset tersebut, lanjut dia, kemudian tentukan konten atau narasi apa yang mudah
diterima kalangan milenial berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila.

https://nasional.kompas.com/read/2020/07/29/12263161/di-era-digital-perlu-strategi-tepat-
kenalkan-pancasila-ke-generasi-milenial.

5. Tantangan Demokrasi di Indonesia

salah satu negara kepulauan yang besar dan multikultur, Indonesia merupakan salah satu
negara di dunia yang menerapkan demokrasi dalam kehidupan bernegara masyarakatnya. Apa itu
demokrasi? Secara etimologis, dalam bahasa Yunani demokrasi berasal dari kata demos (rakyat)
dan kratos (kekuatan), yang secara harfiah apabila digabungkan memiliki makna kekuatan
rakyat.

Dalam konteks demokrasi, Franklin D. Roosevelt menegaskan bahwa masyarakat


memiliki kekuasaan penuh atas negara, sedangkan filsuf Yunani, Aristoteles, mengatakan bahwa
demokrasi terjadi ketika masyarakat miskin memegang kekuasaan.

Definisi demokrasi lainnya yang paling sering kita dengar adalah oleh Presiden Amerika
Serikat ke-16, Abraham Lincoln, yang mengatakan bahwa demokrasi merupakan suatu sistem
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Tantangan demokrasi di Indonesia Sejak memasuki era reformasi, konsep demokrasi


semakin nyata didengungkan. Hal ini terlihat dari kebebasan pers dan kebebasan berpendapat di
kalangan masyarakat dalam mengkritik pemerintah. Dicabutnya larangan ekspresi budaya
Tionghoa oleh Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid menandakan bahwa prinsip Demokrasi
Pancasila masih diminati oleh bangsa ini.
Namun di sisi lain, era reformasi juga membawa dilema untuk bangsa ini. Salah satunya
adalah karena kebebasan berpendapat kerap disalahgunakan sebagai penegasan terhadap
identitas kelompok tertentu atas nama mayoritas. Hal tersebut tentunya menjadi permasalahan
tersendiri bagi bangsa ini dan secara potensial ini dapat mencederai hakikat Demokrasi
Pancasila.

Satu hal yang terpenting dari penerapan demokrasi yang kita jalankan harus bermuara
pada kemanusiaan karena secara filosofis prinsip demokrasi adalah merangkul dan
mengakomodasi suara rakyat baik mayoritas maupun minoritas demi terciptanya suatu
masyarakat yang adil, makmur, dan beradab.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/07/12/102904765/tantangan-demokrasi-di-indonesia?
page=all.

6. Pentingnya Nasionalisme di Era Indonesia Modern

DI era Indonesia modern yang ditandai dengan derasnya arus globalisasi dan kemajuan
teknologi yang dirayakan secara gegap gempita, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam
hal kesadaran berbangsa dan bernegara.

Derasnya gempuran kebudayaan asing yang terfasilitasi dengan media dan teknologi
internet dapat secara bebas leluasa hadir di tengah-tengah masyarakat kita dan berpotensi
mendominasi serta mempengaruhi kebudayaan lokal. Ditambah lagi dengan permasalahan-
permasalahan negara lainnya yang mengancam kedaulatan bangsa, khususnya pasca 1998,
seperti bermunculannya ideologi yang berseberangan dengan ideologi negara, terorisme,
radikalisme, serta konflik sosial berbasis suku, ras dan agama. Singkatnya, sekelumit
permasalahan bangsa di atas sedikit banyak menjelaskan bahwa Indonesia sedang menghadapi
tantangan serius terkait dengan nasionalisme.

Menurunnya nilai-nilai nasionalisme di kalangan masyarakat sebetulnya bukan perkara


baru, melainkan permasalahan klasik yang terus dialami bangsa ini sejak Indonesia merdeka dari
penjajahan kolonial hingga saat ini.
Nasionalisme dalam sejarah bangsa Indonesia Dalam upaya mendirikan Indonesia
sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, Soekarno mengadopsi gagasan Ernest Renan
tentang nasionalisme yang merujuk pada kesepakatan politik untuk mencapai cita-cita masa
depan bersama sebagai bangsa yang senasib sepenanggungan dan kesediaan berkorban untuk
menjaga semangat kebangsaan.

Nasionalisme dalam pandangannya bukanlah nasionalisme sempit, melainkan lebih


mencerminkan humanisme dan internasionalisme yang terlahir dari tiga kondisi yaitu adanya
eksploitasi ekonomi, kekecewaan politik akibat dominasi kekuasaan asing, dan hilangnya hak
mengembangkan kebudayaan lokal di bawah cengkeraman sistem pendidikan kolonial.

https://nasional.kompas.com/read/2019/11/15/15304751/pentingnya-nasionalisme-di-era-
indonesia-modern?page=all.

Anda mungkin juga menyukai