Anda di halaman 1dari 7

PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

NAMA : FATHIMAH ZAHRA

NIM :041303004
A. LATAR BELAKANG

Globalisasi yang sedang merobek-robek kehidupan manusia berdampak luas


terhadap kehidupan berbangsa , bernegara dan bermasyarakat . Karena kemajuan
teknologi (geografi) suatu negara. Tidak ada suatu negara pun yang dapat
membendungnya . Oleh karena itu , sangat tepat dikatakan , suka atau tidak suka
globalisasi itu datang melanda kita .Disatu pihak ekonomi global menuju ke satu
kesatuan , tetapi di pihak lain terjadi tren politik seperti pengamatan J Naisbitt yang
meramalkan lahirnya ratusan negara .

Gejala yang menunjukkan munculnya suatu yang supranasionalistik pada saat ini
memang masih dipertanyakan. Namun , dalam hal kedaulatan negara tampak adanya
kecenderungan untuk menyerahkan atau untuk diambil kepada unit-unit politik yang
lebih luas ( Pengaturan bersama )seperti Uni Eropa , PBB ,OPEC , dan organisasi-
organisasi internasional lainnya .

Kerjasama regional dan internationasional akan muncul paradoks antara kepentingan


global dan kepentingan nasional . Memang merupakan suatu pertanyaan yang
menarik bahkan menantang apakah dalam proses di globalisasi berarti hilangnya
nation state( Negara bangsa ) dan identitas suatu bangsa ?

B. Kajian Pustaka

Aziz Wahab Abdul dkk .1991 . Materi Pendidikan Pancansila I . Jakarta : Depdikbud.

Darma Dihardjo . Dardji 1978 . Santiaji Pancasila . Suara kaya : Usaha Nasional.

Kaelan.2013 . Negara Kebangsaan Pancasila Yogyakarta Paradigma .

Kansil C.S.T .dan Christine S.T .2013 . Modul Pancasila dan Kewarganegaraan ,
Jakarta : Pradnya Paramita.

Pusat Studi Pancasila .2002 . Pancasila sebagai Candra Jiwa Bangsa.


C. Pembahasan

Globalisasi memang penting diyakini oleh sebagian pengamat sebagai ancaman


memudahnya nasionalisme . Buah pikiran kemichi ohme “Dunia Tanpa Batas’(The
Berderless Would ) bukan dimaksdukan demikian . Apa yang ditemukannya terutama
dalam bidang bisnis memang akan menembus batas-batas negara, ettapi apaka
dengan demikian akan menghilangkan negara bangsa dan identitas suatu bangsa ?

Akan tetapi , ada yang berpendapat bahwa negara tidak akan terhapus oleh
globaliusasi karena itu perbincangan mengenai nasionalisme tetap relevan ,
perkembangan dunia hingga saat ini tampaknya memperkuat pendapat terakhir . Hal
ini mengingat bahwa :

1. Manusia itu sendiri bukanlah semata-mata sekedar suatu mass product , akan
tetapi sebagai makhluk yang berakal berperasaan dan berbudaya. Berbeda dengan
komoditi perdangan yang merupakan hasil cipta .

2. Fitrah manusia sebagai makhluk sosial , yang bergolong -golongan maka


globalisasi tersebut tampaknya tidak akan menghilangkan perasaan kebangsaan .
Manusia dilahirkan dengan naluri untuk berkumpul dengan golongannya dan
dengan demikian dimulai dengan perasaan nasionalisme . Nasionalisme tidak
akan lenyap karena saat ini manusia di satu tempat sudah dengan mudah melakun
komunikasi .

Menurut Hans Kelsen seorang ahli filsafat hukum .Negara berkedudukan sebgai norma
dasar ( Grundanorma) dari nsuatu negara yang disebut norma fundamental negara
(statis fundamental ) Tingkatan yang lebih rendah dari Grundanorm norma-norma
hukum yang bertingkat-tingkat membentuk hierarkis .

Di era globalisasi , di dunia ibarat menjadi komnuitas global hidup dan saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya , tidak memandang apakah negara tersebut maju
atau berkembang , desa atau kota , semuanya akan saling berinteraksi .

Konsep pancasila menurut ideologi pancasila ialah manusia itu makhluk individu
serentak makhluk sosial . Monodualisme ini adalah kodrat , tidak sekedar
empirik.Secara kodrati manusia tidak mungkin dapat hidup sendiri .

Dalam ideologi komunis manusia sebagai individu di pandang tidak memiliki


arti.Oleh karena ideologi ini kontradiksi terhadap kapitalisme , Maka dengan
sendirinya konsep dasarnya ialah : Memberantas nilai lebih yang di hisap oleh para
kapitalisme melalui perjuangan ,
Dengan paradigma dan cara berpikir pancasila itu kita memilih mana yang tepat untuk
bangsa Indonesia dan cara berpikir pancasila itu kita menghargai era kejagatan itu ,
meraih segala peluang untuk membangun bangsa agar kelangsungan hidup bangsa ini
tetap terpelihara dalam rangka mencapai tujuan dan cita-cita nasional .

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, setiap negara dituntut untuk selalu lebih
maju mengikuti setiap perkembangan demi perkembangan, yang terkadang jauh dari
sebuah keteraturan. Pihak yang diuntungkan dalam situasi tersebut, tentunya adalah
negara-negara maju yang memiliki tingkat kemapanan dan kemampuan yang jauh
lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang.

Selain itu, globalisasi mampu menciptakan peningkatan keterkaitan dan


ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia. Akibatnya, tidak
jarang banyak pengaruh yang masuk dari luar baik yang memiliki nilai positif maupun
negatif. Perkembangan globalisasi, mampu memberikan pengaruh yang besar terhadap
nilai-nilai yang telah berkembang di masyarakat. Bahkan dalam konteks yang lebih
luas, globalisasi mampu menghancurkan nilai-nilai yang telah ada di masyarakat,
seperti nilai sosial-budaya, ideologi, agama, politik, dan ekonomi.

Globalisasi telah memberikan tantangan baru yang mau tidak mau harus di hadapi dan
di sikapi oleh semua elemen masyarakat. Era keterbukaan sudah mulai mengakar kuat
di era globalisasi seperti sekarang ini, sehingga identitas nasional adalah salah satu
bagian mutlak yang harus dipegang agar tidak hilang dan terbawa arus globalisasi.
Untuk dapat mangatasi dampak-dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari
globalisasi tersebut, maka Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara harus
tetap menjadi pijakan dalam bersikap karena Pancasila yang dijadikan sebagai dasar
negara dan ideologi nasional bangsa Indonesia, memiliki posisi yang abadi di dalam
jiwa bangsa Indonesia.

Prof. Dr. Warsono, dalam seminar nasional Nation and Character Building,
mengemukakan bahwa Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai arti bahwa
Pancasila dijadikan sebagai pedoman dan sekaligus landasan dalam penyelenggaraan
Negara. Fungsi ini telah diimplementasikan dalam UUD 1945 yang kemudian menjadi
sumber tertib hukum di Indonesia. Dalam struktur hukum di Indonesia, UUD 1945
menjadi hukum tertulis yang tertinggi. Fungsi Pancasila dalam tata hukum di
Indonesia adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum. Nilai-nilai Pancasila
harus menjiwai dalam setiap peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia.
Dengan kata lain peraturan perundang-undangan di Indonesia tidak boleh bertentangan
dengan Pancasila.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai arti bahwa Pancasila menjadi
pedoman bagi setiap perilaku bangsa Indonesia. Perilaku setiap warga Negara harus
dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, sehingga bangsa Indonesia mempunyai kepribadian
dan jati diri sendiri yang membedakan dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Karakter
bangsa Indonesia akan ditentukan oleh implementasi fungsi Pancasila sebagai
pandangan hidup Bangsa.

Dalam bidang politik, globalisasi akan nampak dalam gerakan demokrasi dan hak
asasi manusia. Dewasa ini dunia sedang dilanda oleh gerakan demokratisasi dan hak
asasi manusia. Suatu negara-bangsa yang tidak melaksanakan demokrasi dalam sistem
pemerintahannya dan tidak menjunjung tinggi hak asasi manusia dinilai tidak beradab,
dan selayaknya dikucilkan dari kehidupan masyarakat dunia, dan bila perlu di-
embargo. Instrumen telah disiapkan oleh lembaga yang namanya Perserikatan Bangsa-
Bangsa seperti Universal Declaration of Human Rights, Covenant on Civil and
Political Rights, Covenant on Economic, Social and Cultural Rights, dan sebagainya.
Perlu dicatat bahwa implementasi kesepakatan bangsa-bangsa tersebut perlu
disesuaikan dengan adat dan budaya yang berkembang di masing-masing negara-
bangsa. Namun ada pihak-pihak tertentu yang berusaha untuk memaksakan suatu
sistem demokrasi dan hak asasi manusia yang berlaku di negaranya untuk diterapkan
di negara lain. Keadaan ini pasti akan menimbulkan gejolak, karena tidak mustahil
adanya prinsip-prinsip yang berbeda yang dianut oleh suatu negara tertentu yang tidak
begitu saja tuned in dengan konsep demokrasi yang dipaksakan dimaksud. Sehingga
universalisasi dan unifikasi demokrasi dan hak asasi manusia sementara ini pasti akan
mendapatkan hambatan. Upaya yang dilakukan oleh sementara pihak dengan
menghambat bantuan kepada negara yang dinilai tidak menerapkan demokrasi dan hak
asasi manusia, dinilai suatu bentuk paksaan baru. Gerakan demokratisasi dalam
pemerintahan adalah dalam bentuk reinventing government, menciptakan clean
government and good governance, desentralisasi pemerintahan, dan sebagainya.
D. Penutupan

Seharusnya Pancasila sanggup menjawab berbagai tantangan di era globalisasi,


karena dari implikasi dari dijadikannya Pancasila sebagai pandangan hidup maka
bangsa yang besar ini haruslah mempunyai sense of belonging dan sense of pride atas
Pancasila. Setidaknya ada dua alasan yang menyebabkan suatu ideologi tetap eksis.
Pertama adalah jumlah penganut atau pengikut. Semakin banyak pengikut dari suatu
ideologi, maka ideologi tersebut akan semakin kuat. Pancasila merupakan ideologi
yang diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia. Secara konseptual, Pancasila adalah
ideologi yang kokoh. Pancasila tidak akan musnah sepanjang masih ada pengikut
yang memperjuangkannya. Kedua adalah seberapa besar pengikut tersebut
mempercayai dan menjadikan ideologi sebagai bagian dari kehidupannya. Semakin
kuat kepercayaan seseorang, maka semakin kuat posisi ideologi tersebut. Sebaliknya,
walaupun banyak pengikut, tetapi apabila pengikut tersebut sudah tidak menjadikan
ideologi sebagai bagian dari kehidupannya, maka ideologi dikatakan lemah.

Posisi pancasila di era globalisasi sangat rawan terhadap gangguan. Secara formal,
Pancasila tetap diakui oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai ideologi mereka. Namun
di tataran aplikatif, prilaku masyarakat banyak yang mengalami pergeseran nilai.
Secara tidak langsung pergeseran nilai tersebut membuat masyarakat perlahan-lahan
melupakan Pancasila. Salah satu alasan pancasila masih tetap eksis adalah karena
pancasila digali dari nilai-nilai yang ada di masyarakat seperti ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Ada atau tidak adanya Pancasila,
nilai-nilai tersebut memang sudah ada di masyarakat sehingga tetap berlaku di
masyarakat

E. SARAN

Jika masyarakat melaksanakan nilai dan norma yang berkembang, secara otomatis
masyarakat juga mengamalkan Pancasila. Sebagai contoh ketika umat islam
beribadah. Dasar mereka melakukan ibadah adalah ketaatan terhadap ajaran agama,
bukan karena Pancasila. Namun melaksanakan ibadah secara tidak langsung
mengamalkan sila pertama Pancasila. Demikian pula dengan sila-sila yang lain,
masyarakat pada dasarnya tidak mengamalkan pancasila secara langsung. Mereka
hanya mengikuti tata nilai dan hukum adat masing-masing. Tetapi karena nilai-nilai
itu terangkum dalam Pancasila, maka secara tidak langsung masyarakat juga
menjalankan pancasila.
Dengan demikian eksis dan tidaknya Pancasila di era global sangat tergantung dari
nilai-nilai masyarakat. Jika nilai-nilai tersebut tetap tumbuh dan berkembang, maka
Pancasila juga akan terus eksis. Sebaliknya jika nilai tersebut mengalami pergeseran,
besar kemungkinan Pancasila juga akan mengalami pergeseran. Jika globalisasi
mampu menggeser nilai-nilai di masyarakat dan mengganti dengan tatanan nilai yang
baru, maka besar kemungkinan Eksistensi pancasila akan runtuh. Oleh karena itu,
perlu adanya pemahaman nilai-nilai Pancasila sebagai dasar, pandangan hidup, dan
ideologi sekaligus sebagai benteng diri dan filterisasi terhadap nilai-nilai yang masuk
sebagai dampak dari globalisasi.

Anda mungkin juga menyukai