Dengan demikian ideologi sangat menentukan eksestensi suatu bangsa dan negara
untuk mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi pembanggunan. Hal ini
disebabkan dalam ideologi terkandung suatu oreantasi praktis.
Peristiwa kelabu yang melanda bangsa Indonesia pada masa Orde Baru tersebut
memberikan pelajaran kepada kita bahwa pendidikan politik harus dilakukan secara
terkoordinasi sehingga arah, gerak, dan langkah, serta tujuan pendidikan politik
mencapai hasil yang diharapkan.
Secara umum tantangan yang dihadapi oleh Pancasila sebagai ideologi bangsa
dapat dibedakan menjadi tantangan yang berasal dari dalam (tantangan internal)
dan tantangan yang berasal dari luar bangsa Indonesia (tantangan eksternal).
1. Tantangan Internal Yang dimaksud dengan tantangan internal adalah tantangan
yang berasal dari dalam bangsa Indonesia sendiri, antara lain sebagai berikut:
a. Demoralisasi bangsa
Bentuk demoralisasi anak bangsa dapat dilihat dari semakin banyaknya bentuk
perbuatan yang tidak mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Bentuk perbuatan itu
antara lain korupsi, intoleransi antar pemeluk agama, politik uang, tawuran pelajar,
tingginya tingkat kriminalisasi dan sebagainya. Demoralisasi juga terjadi pada
konstruksi berpikir menjadi pragmatis, rendahnya semangat nasionalisme,
oportunistik serta budaya konsumtifyang berlebihan. Demoralisasi ini berdampak
pada minimnya ditemukan praktik terbaik Pancasila sebagai ideologi sehingga
dapat berakibat munculnya sikap pesimistis terhadap konsep ideal Pancasila.
Rentuk acaman disintegrasi bangsa dapat dilihat dari masih adanya gerakan
saparatis yang berusaha untuk memisahkan diri dari Indonesia seperti Organisasi
Papua Merdeka (OPM) di Papua Gerakan yang sama juga pernah terjadi di Aceh
yang dilakukan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Konflik-konflik horizontal yang
pernah terjadi di Sampit, Aceh, Ambon, Poso dan Papua, peristiwa Taniung Priok
dan lain sebagainya jika tidak ditangani dengan tepat juga dapat mengancam
kesatuan bangsa dan negara Indonesia. Selain itu ancaman disintegrasi ini juga
dapat berasal dari menguat ego primordial kedaerahan terutama pascaotonomi
daerah yang memunculkan kecenderungan daerah untuk menguatkan indentitas
kedaerahan atau kelompok mayoritas di daerah.
Lemahnya penegakan hukum dapat dilihat dari masih banyaknya terjadi kasus-
kasus yang penanganannya tidak memenuhi rasa keadilan masyarakat. Lemahnya
penegakan hukum ini juga dapat dilihat dari kurang sigapnya aparat penegak
hukum dalam menangani kasus-kasus hukum yang melibatkan oknum-oknum yang
memiliki sumber daya ekonomi dan kekuasaan seperti pada kasus korupsi serta
masih adanya kekerasan yang dilakukan oleh aparatur negara terhadap masyarakat
Indonesia
Belum meratanya kesejahteraan dapat dilihat dari masih tingginya jumlah dan
persentase penduduk kemiskinan dan belum meratanya pembangunan infrastruktur
penunjang di berbagai daerah di Indonesia. Persentase kemiskinan per bulan Maret
2014 sebagaimana dipublikasikan oleh Badan Statistik Negara (BSN) menunjukkan
bahwa angka kemiskinan secara nasional masih mencapai angka 11 % Jumlah
penduduk miskin terbanyak terdapat di Papua yang mencapa 30,05 % dan Papau
Barat mencapai 27,13 %. Kondisi ini berbanding
a. Globalisasi menjadi tantangan utama bagi ideologi Pancasila, hal ini ditandai
dengan semakin mudah tersedianya teknologi yang mempermudah komunikasi dan
transportasi pada pergaulan warga negara dengan warga negara lainnya.
Fenomena ini pada satu sisi memberikan dampak yang positif pada penyerapan
nilai-nilai untuk aktualisasi Pancasila, tapi pada sisi yang lain dapat menjadi
ancaman bagi kelangsungan ideologi Pancasila. Globalisasi menghilangkan batas-
batas teritorial kenegaraan pada pergaulan hidup manusia sehingga dengan mudah
bisa terjadi percampuran kebudayaan satu sama lain. Tanpa pengetahuan dan
penghayatan yang memadai tentang Pancasila, generasi penerus bangsa tidak
akan mampu memfilter berbagai kebudayaan yang datang sehingga nilai-nilai
fundamental Pancasila tidak lagi menjadi pedoman hidup bermasyarakat dan
bernegara. Sebagai contoh, diterimanya budaya asing seperti Korea, Jepang,
Amerika dan Eropa oleh generasi muda Indonesia sebagai budayanya tanpa adanya
komparasi dengan nilai-nilai fundamental Pancasila.
b. Desakan ideologi lain Desakan ideologi lain juga menjadi tantangan eksternal
yang harus dihadapi oleh ideologi Pancasila. Semakin memudarnya batas-batas
kenegaraan pada sangat mudah untuk mengenal komunisme, individualisme,
pragmatisme, hedonisme dan juga ideologi lain yang berasal dari luar negeri.
Perkembangan ideologi sektarian Islam radikal secara global juga memberikan
pengaruh signifikan pada konsepsi berpikir masyarakat Indonesia sehingga
memunculkan bentuk-bentuk tindak terorisme yang membahayakan kehidupan
manusia dan negara. globaliasi membuat masyarakat Indonesia akan era ideologi
seperti: liberalisme, komunisme, individualisme, pragmatisme, hedonisme dan juga
ideologi lain yang berasal dari luar negeri. Perkembangan ideologi sektarian Islam
radikal secara global juga memberikan pengaruh signifikan pada konsepsi berpikir
masyarakat Indonesia sehingga memunculkan bentuk-bentuk tindak terorisme yang
membahayakan kehidupan manusia dan negara.