Anda di halaman 1dari 19

KELOMPOK 4

BAB IV
MENGAPA PANCASILA MENJADI IDEOLOGI
NEGARA?
ANGGOTA

1.Ornan K.L Tandiongga,2306110491


2.Oscar M. E. Rantung, 230611040092
3.Otniel P. K. Tarigan, 230611040093
4.Prilly I. Mewengkang, 230611040094
5.Priska I. M. Jahja, 230611040095
A
Menelusuri Konsep
dan Urgensi
Pancasila sebagai
Ideologi Negara
Ideologi adalah kumpulan konsep sistematis yang digunakan sebagai dasar
pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk bertahan hidup. Ideologi
adalah cara berpikir individu atau kelompok yang dapat diartikan sebagai teori,
keyakinan, dan tujuan yang merupakan program sosial dan politik. Konsep
ideologi memiliki sejarah yang panjang dan telah dibahas oleh berbagai pemikir
seperti Machiavelli dan Marx. Ideologi memiliki beberapa komponen penting,
antara lain sistem, arah, tujuan, cara berpikir, program, sosial, dan politik.
Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia menghadapi berbagai tantangan,
salah satunya adalah globalisasi. Globalisasi telah menciptakan budaya global
yang majemuk dan heterogen, dan Pancasila perlu beradaptasi dengan
perubahan tersebut. Urgensi Pancasila sebagai ideologi negara adalah
memberikan struktur kognitif, orientasi dasar, norma, identitas, motivasi, dan
pendidikan bagi individu dan masyarakat untuk memahami, menghayati, dan
bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang terkandung di dalamnya.
B
Menanya Alasan
Diperlukannya
Kajian Pancasila
Sebagai Ideologi
Negara
1. Warga Negara Memahami dan Melaksanakan Pancasila sebagai Ideologi
Negara
Sebagai warga negara, kita perlu memahami kedudukan Pancasila sebagai
ideologi negara karena ideologi Pancasila menghadapi tantangan dari
berbagai ideologi dunia dalam kebudayaan global.
Berikut ini unsur-unsur yang memengaruhi ideologi Pancasila sebagai
berikut:
a. Unsur ateisme yang terdapat dalam ideologi Marxisme atau komunisme
bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Unsur individualisme dalam liberalisme tidak sesuai dengan prinsip nilai
gotong royong dalam sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
c. Kapitalisme yang memberikan kebebasan individu untuk menguasai
sistem perekonomian negara tidak sesuai dengan prinsip ekonomi
kerakyatan.
Selain menghadapi tantangan di atas dunia juga menghadapi tantangan dari
sikap dan perilaku kehidupan yang menyimpang dari norma-norma
masyarakat umum. Tantangan itu adalah terorisme dan narkoba.
Unsur-unsur ancaman yang ditimbulkan oleh aksi terorisme :
• Rasa takut dan cemas yang ditimbulkan oleh bom bunuh diri mengancam
keamanan negara dan masyarakat.
• Aksi terorisme dengan ideologinya menebarkan ancaman terhadap
kesatuan bangsa sehingga mengancam disintegrasi bangsa.
• Aksi terorisme menyebabkan investor asing tidak berani menanamkan
modal dan wisatawan asing enggan berkunjung ke Indonesia sehingga
mengganggu pertumbuhan perekonomian negara.

Unsur-unsur ancaman yang ditimbulkan oleh penyalahgunaan narkoba :


• Penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda dapat merusak masa
depan mereka sehingga berimplikasi terhadap keberlangsungan hidup
bernegara di Indonesia.
• Perdagangan dan peredaran narkoba di Indonesia dapat merusak reputasi
negara Indonesia sebagai negara yang berlandaskan pada nilai-nilai
Pancasila.
• Perdagangan narkoba sebagai barang terlarang merugikan sistem
perekonomian negara Indonesia karena peredaran illegal tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Menggali Sumber
Historis, Sosiologis,
Politis tentang
Pancasila sebagai
Ideologi Negara
Pancasila sebagai Ideologi Negara memiliki perkembangan historis yang
signifikan di bawah berbagai pemerintahan presiden. Pada masa Soekarno,
Pancasila dianggap sebagai pemersatu bangsa, tetapi kemudian, pada era 1960-
1965, konsep Nasakom menjadi lebih penting. Di bawah pemerintahan
Soeharto, Pancasila menjadi asas tunggal, tetapi juga dianggap sebagai produk
rezim Orde Baru. Pemerintahan Habibie lebih fokus pada masalah politis. Pada
masa Abdurrahman Wahid, kebebasan berpendapat menjadi dominan,
melemahkan perhatian terhadap Pancasila. Di era Megawati, Pancasila
kehilangan formalitasnya dalam pendidikan. Bahkan, pada masa SBY, perhatian
terhadap Pancasila tidak begitu kuat.
Sosiologis, Pancasila tercermin dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat, seperti kepercayaan kepada Tuhan, saling menghormati,
solidaritas, semangat bermusyawarah, dan sikap suka menolong. Secara
politis, Pancasila tercermin dalam toleransi beragama, penghormatan HAM,
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara daripada kelompok,
musyawarah daripada voting, dan tidak menyalahgunakan kekuasaan. Semua
ini adalah elemen-elemen penting dalam memahami Pancasila sebagai Ideologi
Negara di Indonesia.
Membangun Argumen
tentang Dinamika dan
Tantangan
Pancasila sebagai
Ideologi Negara
1.Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Ideologi Negara
Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara di Indonesia menunjukkan
pasang surut dalam sejarahnya. Pada masa pemerintahan Soekarno,
Pancasila dipahami sebagai ideologi negara, tetapi mengalami pasang surut
karena dicampur dengan ideologi komunisme dalam konsep Nasakom.
Kemudian, pada masa pemerintahan Soeharto, Pancasila ditempatkan pada
kedudukan yang kuat melalui TAP MPR No. II/1978. Pancasila menjadi asas
tunggal bagi semua organisasi politik (Orpol) dan organisasi masyarakat
(Ormas).Namun, selama era reformasi, Pancasila mengalami pasang surut,
dengan banyak penyelenggara negara enggan membahasnya bahkan
menghapusnya dari kurikulum nasional. Namun, akhirnya ada kesadaran
tentang pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi. Namun, selama
era reformasi, Pancasila mengalami pasang surut, dengan banyak
penyelenggara negara enggan membahasnya bahkan menghapusnya dari
kurikulum nasional. Namun, akhirnya ada kesadaran tentang pentingnya
pendidikan Pancasila di perguruan tinggi.
2. Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila sebagai Ideologi
Negara.
Tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara dapat dibagi
menjadi faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal mencakup:
a. Pertarungan ideologis antara Amerika Serikat dan Uni Soviet hingga
1990, yang berakhir dengan bubarnya Uni Soviet, menjadikan Amerika
Serikat sebagai satu-satunya negara super power.
b. Peningkatan isu kebudayaan global yang membawa ideologi asing ke
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan
informasi.
c. Pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi yang meningkatkan
kebutuhan dunia, menyebabkan eksploitasi sumber daya alam yang
masif dan kerusakan lingkungan, seperti banjir dan kebakaran hutan.
Faktor internal meliputi:
a. Pergantian rezim berkuasa yang mengarah pada kebijakan politik yang
cenderung mengabaikan ideologi Pancasila.
b. Penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi yang mengurangi
kepercayaan masyarakat terhadap rezim berkuasa dan ideologi
Pancasila, serta menyebabkan ketidakpercayaan terhadap partai
politik (parpol).
Mendeskripsikan
Esensi dan Urgensi
Pancasila sebagai
Ideologi
1.Hakikat Pancasila Sebagai Ideologi Negara
a. Dimensi realitas mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
dirinya bersumber dari nilai-nilai real yang hidup dalam masyarakatnya. Hal ini
mengandung arti bahwa nilai-nilai Pancasila bersumber dari nilai-nilai kehidupan
bangsa Indonesia sekaligus juga berarti bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijabarkan
dalam kehidupan nyata sehari-hari baik dalam kaitannya dengan kehidupan
bermasyarakat maupun dalam segala aspek penyelenggaraan negara.
b. Dimensi idealitas mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini berarti bahwa nilai-
nilai dasar Pancasila mengandung adanya tujuan yang dicapai sehingga
menimbulkan harapan dan optimisme serta mampu menggugah motivasi untuk
mewujudkan cita-cita.
c. Dimensi fleksibilitas; mengandung relevansi atau kekuatan yang merangsang
masyarakat untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru tentang nilai-nilai
dasar yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi
bersifat terbuka karena bersifat demokratis dan mengandung dinamika internal yang
mengundang dan merangsang warga negara yang meyakininya untuk
mengembangkan pemikiran baru, tanpa khawatir kehilangan hakikat dirinya (Alfian,
1991: 192 – 195).
Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
Pada bagian ini, kita perlu menyadari bahwa peran ideologi negara itu
bukan hanya terletak pada aspek legal formal, melainkan juga harus
hadir dalam kehidupan konkret masyarakat itu sendiri. Beberapa peran
konkret Pancasila sebagai ideologi meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Ideologi negara sebagai penuntun warga negara


artinya setiap perilaku warga negara harus didasarkan pada
preskripsi moral. Contohnya, kasus narkoba yang merebak di kalangan
generasi muda menunjukkan bahwa preskripsi moral ideologis belum
disadari kehadirannya. Oleh karena itu, diperlukan norma-norma
penuntun yang lebih jelas, baik dalam bentuk persuasif, imbauan
maupun penjabaran nilai-nilai Pancasila ke dalam produk hukum yang
memberikan rambu yang jelas dan hukuman yang setimpal bagi
pelanggarnya.
b. Ideologi negara sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak
sesuai dengan sila-sila Pancasila
Contohnya, kasus terorisme yang terjadi dalam bentuk pemaksaan
kehendak melalui kekerasan. Hal ini bertentangan nilai toleransi
berkeyakinan, hak-hak asasi manusia, dan semangat persatuan.
Gambar berikut ini memperlihatkan bagaimana terorisme telah
merusak nilai toleransi.
Pentingnya Pancasila sebagai
ideologi negara bagi mahasiswa
adalah untuk memperlihatkan peran
ideologi sebagai penuntun moral
dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sehingga
ancaman berupa penyalahgunaan
narkoba, terorisme, dan korupsi dapat
RANGKUMAN dicegah. Di samping itu, Pancasila
sebagai ideologi negara pada
hakikatnya mengandung dimensi
realitas, idealitas, dan fleksibilitas
yang memuat nilai-nilai dasar, cita-
cita, dan keterbukaan sehingga
mahasiswa mampu menerima
kedudukan
Pancasila secara akademis

Anda mungkin juga menyukai