Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

“TANTANGAN DAN DINAMIKA PANCASILA SEBAGAI


IDEOLOGI PEMERSATU BANGSA”

Disusun oleh :

Wahyu Suwandika 192114151

Anastasya Abigail Sugiyanto 192114155

Dominicia Violita Ayu Anggraini 192114160

Wifron Lasande 192214063

Perguruan Tinggi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


Angkatan Tahun 2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila sebagai dasar negara pada hakekatnya adalah sumber dari segala sumber
hukum atau sumber tertib hukum. Sebagai dasar negara, ideologi bangsa, dan negara, perekat
bangsa, pancasila harus selalu dipertahankan dan ditanamkan kepada seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila sebagai benteng dan pegangan dalam kehidupan bangsa dan bernegara saat ini dan
dimasa akan datang. Namun pada realitanya, keadilan dan kesejahteraan rakyat masih kurang
diperhatikan dan banyak kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat yang tidak
peduli dengan kondisi rakyatnya, sehingga mencoreng nilia-nilai suci Pancasila yang susah
payah disusun dan disepakati oleh para pendiri bangsa pada awal pembentukan dasar negara
Indonesia ini. Dan Upaya untuk menyisihkan Pancasila masih terus berlanjut oleh organisasi
ataupun pergerakan yang anti dengan ideologi Pancasila. Oleh karena itu pancasila harus selalu
dipertahankan sebagai ideologi pemersatu bangsa, Salah satu cara dalam mempertahankan
Pancasila adalah menyebarluaskan pemahaman Pancasila yang tepat kepada seluruh kalangan
masyarakat yang meliputi dinamika atau pasang surut Pancasila dalam bertahan menjadi ideologi
pemersatu bangsa. Namun tentunya tantangan-tantangan yang bermunculan seiring dengan
perjuangan mempertahankan Pancasila masih ada. Sebab itu, kita perlu mengetahui apa saja
tantangan tersebut dan bagaimana cara mengatasinya.

1.2 Rumusan Masalah


Penulis telah menyusun beberapa yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain :

a. Apa saja dinamika Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa ?

b. Apa saja tantangan Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa ?

c. Bagaimana cara menghadapi tantangan Pancasila ssebagai ideologi pemersatu bangsa ?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini sebagai
berikut :

a. Untuk mengetahui apa saja dinamika Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa.

b. Untuk mengetahui apa saja tantangan Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa.

c. Untuk mengetahui bagaimana cara menghadapi tantangan Pancasila ssebagai ideologi


pemersatu bangsa.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan menggunakan
metode tinjauan dari beberapa sumber yang berkompeten seperti jurnal ilmiah yang membahas
tentang dinamika dan tantangan pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa serta cara
mengatasi tantangan tersebut.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dinamika Pancasila sebagai Ideologi pemersatu bangsa


Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah bangsa Indonesia
memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai
ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno seperti yang kita ketahui bahwa
Presiden Soekarno merupakan salah seorang perumus Pancasila, bahkan sebagai penggali dan
memberi nama untuk dasar negara ini. Dalam hal ini, Presiden Soekarno memahami kedudukan
Pancasila sebagai ideologi negara. Akan tetapi dalam perjalanan pemerintahannya, ideologi
Pancasila mengalami pasang surut karena dicampur dengan ideologi komunisme dalam konsep
Nasakom.

Pancasila sebagai ideologi dalam masa Orde baru atau dalam masa pemerintahan
Presiden Soeharto diletakkan pada kedudukan yang sangat kuat melalui TAP MPR No. II/1978
tentang pemasayarakatan P-4. Pada masa Presiden Soeharto ini, ideologi Pancasila juga menjadi
asas tunggal bagi semua Organisasi Politik (Orpol) dan Organisasi Masyarakat (Ormas).

Sedangkan pada masa era Reformasi, Pancasila sebagai ideologi negara yang mengalami
pasang surut dengan ditandainya beberapa hal, yaitu seperti: tidak maunya para pemerintah
negara mewacanakan tentang Pancasila, bahkan berujung pada hilangnya Pancasila dari
kurikulum nasional, meskipun pada akhirnya timbul kesadaran pemerintah negara tentang
pentingnya pendidikan Pancasila di perguruan tinggi atau disetiap tingkat pendidikan di
Indonesia.

2.2Tantangan Pancasila sebagai Ideologi pemersatu bangsa


Pancasila sebagai ideologi negara yang artinya seluruh warga negara Indonesia
menjadikan Pancasila sebagai dasar sistem kenegaraan. Pancasila memiliki berbagai tantangan
sebagai ideologi negara. Di tengah perubahan zaman, persoalan yang perlu diwaspadai adalah
ketika masyarakat, khususnya generasi muda, tidak lagi memandang Pancasila sebagai ideologi
dan dasar negara. Pada era globalisasi tantangan pancasila sebagai ideologi negara adalah
banyaknya ideologi alternatif melalui media informasi yang mudah ditelusuri oleh seluruh anak
bangsa seperti radikalisme, ekstremisme, konsumerisme. Hal ini membuat masyarakat
mengalami penurunan intensitas pembelajaran Pancasila dan juga kurangnya efektivitas serta
daya tarik pembelajaran Pancasila

Unsur-unsur yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara


meliputi 2 faktor yaitu, faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang memengaruhi
tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara meliputi hal-hal berikut:

a. Adanya pertarungan ideologis antara negara-negara super power yaitu antara negara
Amerika Serikat dan negara Uni Soviet antara tahun 1945 - tahun 1990 yang berakhir
dengan bubarnya negara Soviet sehingga negara Amerika menjadi satu-satunya negara
super power.
b. Masuknya berbagai ideologi asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Indonesia karena keterbukaan informasi.
c. Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat dari pertambahan penduduk dan
kemajuan teknologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara
masif. Dampak konkritnya adalah kerusakan lingkungan, seperti banjir, kebakaran
hutan.

Faktor internal yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara
meliputi hal-hal berikut berikut :

a. Adanya pergantian kepemerintahan yang berkuasa kemudian melahirkan kebijakan


politik yang berorientasi pada kepentingan kelompok atau partai sehingga ideologi
Pancasila sering terabaikan.
b. Adanya penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) yang mengakibatkan rendahnya
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan yang berkuasa sehingga kepercayaan
masyarakat terhadap ideologi menurun drastis. Ketidakpercayaan masyarakat
terhadap Partai Politik (Parpol) juga berdampak terhadap ideologi negara.

2.3 Cara menghadapi tantangan Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa


Untuk menghadapi tantangan Pancasila saat ini sebagai ideologi pemersatu bangsa, yang
paling utama adalah dari diri kita sendiri sebagai masyarakat. Kita harus memiliki pemahaman
penuh akan makna Pancasila sebagai ideologi negara. Dalam memahami dan menerapkan
kesadaran tersebut, kita bisa menerapkannya dalam Pancasila sebagai ideologi negara yang
memiliki tiga dimensi, yaitu; Dimensi realitas yang mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar
yang terkandung dalam dirinya bersumber dari nilai-nilai nyata yang hidup dalam
masyarakatnya. Hal ini mengandung arti bahwa nilai-nilai Pancasila bersumber dari nilai-nilai
kehidupan bangsa Indonesia sekaligus juga berarti bahwa nilai-nilai Pancasila harus kita
jabarkan dan juga terapkan dalam kehidupan nyata sehari-hari baik dalam kaitannya dengan
kehidupan bermasyarakat maupun dalam segala aspek penyelenggaraan negara. Dimensi
idealitas; mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini berarti bahwa nilai-nilai dasar Pancasila
mengandung adanya tujuan yang dicapai sehingga menimbulkan harapan dan optimisme serta
mampu menggugah motivasi untuk mewujudkan cita-cita. Dan Dimensi fleksibilitas;
mengandung relevansi atau kekuatan yang merangsang masyarakat untuk mengembangkan
pemikiran-pemikiran baru tentang nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya. Dengan
demikian, Pancasila sebagai ideologi bersifat terbuka karena bersifat demokratis dan
mengandung dinamika internal yang mengundang dan merangsang warga negara yang
meyakininya untuk mengembangkan pemikiran baru, tanpa khawatir kehilangan hakikat dirinya
(Alfian, 1991: 192 – 195).

Selain ketiga dimensi tersebut, kita sebagai mahasiswa perlu meningkatkan kesadaran
bahwa peran ideologi negara itu bukan hanya terletak pada aspek legal formal, melainkan juga
harus hadir dalam kehidupan konkret masyarakat sendiri. Beberapa peran konkret Pancasila
sebagai ideologi meliputi ideologi negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku
warga negara harus didasarkan pada preskripsi moral. Kita juga harus memperkuat pemahaman
mengenai sila ketiga Pancasila yaitu persatuan Indonesia. Di sila ketiga ini sangatlah jelas bahwa
sila ini merupakan perwujudan dari mengatasi paham perseorangan, golongan, suku bangsa.
Dalam sila ini menggabarkan bahwa kita sebagai warga negara Indonesia harus Bersatu dan
mengutamakan kepentingan bangsa Indonesia lebih dari kepentingan perseorangan, golongan,
maupun suku bangsa. Karena setiap masyarakat Indonesia adalah warga negara Indonesia, maka
tidak ada lagi yang namanya perseorangan, kelompok, dan lain sebagainya. Namun yang ada
hanyalah bangsa Indonesia sebagai pemersatu sehingga tidak ada lagi perpecahan diantara setiap
masyarakat Indonesia. Dalam kehidupan sehari – hari seperti bangga akan karya Bangsa.
Membeli produk – produk dalam negeri, bukan produk import. Karena dari segi kualitas produk
produk dalam negeri tidak kalah dengan produk luar negeri. Kemudian juga menggunakan
Bahasa Indonesia, karena Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan.
BAB III

PENUTUP
a.Kesimpulan

Pancasila sebagai dasar negara pada hakekatnya adalah sumber dari segala sumber hukum atau
sumber tertib hukum. Sebagai dasar negara, ideologi bangsa, dan negara, perekat bangsa,
pancasila harus selalu dipertahankan dan ditanamkan kepada seluruh rakyat Indonesia. Pancasila
bukan hanya suatu yang bersifat statis melandasi berdirinya negara Indonesia akan tetapi
pancasila membawakan gambaran mengenai wujud masyarakat tertentu yang diinginkan serta
prinsip-prinsip dasar yang harus diperjuangkan untuk mewujudkannya. Keberadaan ideologi
Pancasila dilihat dari dimensi realitas membawakan nilai-nilai yang mencerminkan realitas
sosiobudaya bangsa Indonesia, dari segi idealitas mamidpu memberikan keyakian akan
terwujudnya masyarakat yang dicitacitakan, dan dari dimensi Fleksibilitas, nilai-nilai yang ada
didalamnya dapat dijabarkan secara konstektual agar senantiasa dapat menyesuaikan dengan
dinamika dan perkembangan masyarakat.

b.Saran

Dalam peyusunan makalah masih banyak kata-kata yang kurang jelas atau salah untuk itu
kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menyusun makalah ini dan sumber-sumber
yang lebih banyak untuk mendukung penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://sukesti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/82874/4_Buku-
PPancasila_IV.pdf

Anda mungkin juga menyukai