Anda di halaman 1dari 22

BAB 4: PERUSAHAAN KECIL

{BUKU MAS’UD}

A. Perusahaan Kecil

Perusahaan kecil merupakan perusahaan yang dikelola secara mandiri, dimiliki oleh perseorangan

atau sekelompok kecil pemilik modal dengan ruang lingkup operasi terbatas.

1. Usaha bidang jasa. Perusahaan yang menyediakan jasa untuk konsumen dan perusahaan

lain.

1. Perdagangan eceran. Usaha menjual arang secara langsung kepada konsumen.

2. Grosir. Merupakan perantara diantara produsen barang dan konsumen.

1. Memulai perusahaan kecil

Dalam lemahnya bidang perencanaan, pencatatan, pengendalian persediaan, promosi, atau

hubungan antar karyawan. Penyebab kegagalan yang potensial adalah lemahnya permodalan,

yakni tidak cukup uang untuk mengoperasikan perusahaan. Fungsi bisnis pada perusahaan

kecil yang meliputi :

a. Perencanaan perusahaan

b. Pembiayaan perusahaan

c. Memahami konsumen (pemasaran)

d. Pengelolaan sumber daya manusia

e. Melakukan pencatatan (akuntansi)

2.Membuka usaha mandiri (solepropriotership)

Berarti berhadapan dengan kesempatan dan resiko pada waktu yang bersama. Hal ini berhasil

memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan perusahaan, imbalan yang dapat

didapatkan berupa keuntungan atau laba, sebaliknya apabila gagal maka akan menanggung

rugi.

1.Pembiayaan perusahaan kecil

Sumber daya modal bagi perusahaan kecil dapt diperoleh dari berbagai kemungkinan sebagai

berikut :

a. Investasi pemilik
Perusahaan kecil yang baru berdiri pada umumnya bermodalkan tabungan pribadi

pemiliknya.pemilik perusahaan perorangan menjual barang miliknya misalnya mobil,

saham.

b. Investasi dari keluarga dan teman

Sumber modal yang sering digunakan dalam memulai suatu usaha. Dalam hal ini pemilik

harus berhati-hati dan ceramah dan mengelola modal dengan pemisahan yang jelas.

c. Bank

Meskipun mungkin tidak mudah mendapatkan modal dari bank, pihak bank mendapat

keuntungan engan menarik bunga ringan atas pinjaman yang diberikannya.

4. Keunggulan dan kelemahn perusahaan kecil

a. Kelebihan perusahaan kecil

· Fleksibel

· Lebih efisien dalam pengoperasian

· Pelayanan yang akrab

b. Kelemahan perusahaan kecil

· Keterbatasana kecakapan manajerial

· Kesulitan mengembangkan dana

Pemasalahan merupakan kendala bagi berdirinya perusahaan kecil selain yang tersebut di atas

adalah bahwa kewirausahaan lebih memilioh semangat dari pada kecepatan manajerial dan

modal.

Penyebab wirausahawan tidak dapat bertahan lama :

a. Memulai usaha dengan modal yang terlalu kecil

a. Memulai usaha dengan modal yang terlampau besar tetapi kurang cermat dalam

penggunaan

b. Meminjam uang tanpa perencanaa pembayaran kembali

c. Mencoba terlalu banyak untuk melakukan sesuatu tanpa modal yang cukup

d.

1.Faktor-faktor penyebab kegagalan


Penyebab uatama kegagalan perusahaan kecil dan solusinya

Sebab kegagalan Alasan kegagalan Faktor yang perlu solusi


diperhatikan

Pasar terlalu padat, Terlalu banyak pesaing Konsumen hanya Iklan yang unik dan
banyak perusahaan yang menawarkan melihat-lihat tanpa berikan potongan harga
sejenis produk yang sama membeli

Tidak ada pembeli Lokasi kurang tepat, Laporan pendapatan Mengubah perhatian
harga tinggi atau menunjukkan khusus konsumrn, dan
rendah penurunan laba atau survei konsumen
rugi

Sulit melakukan Pemilik cepat merasa Lamban dan Menerapkan program


perubahaan puas penurunan penjualan baru

Kurang pengtahuan Menyebabkan prestasi Sekesalahan yang Menyelenggarakan


manajemen yang terus menerus terjadi program pelatihan
rendah pada bidang yang
kurang diketahui

Kekurangan modal Perncanaan keuangan Selalu kekurangan Mengurangi pengeluaran


yang buruk uang dan memantau aliran kas

1.

6.Faktor lain penyebab kegagalan usaha kecil

Di samping beberapa faktor tersebut diatas, kegagalan usaha kecil juga dapat disebabkan :

· Penetapan harga produk terlalu rendah

· Estimasi waktu yang kurang tepat untuk membentuk pasar

· Memulai usaha dengan modal terlalu kecil

· Memulai usaha dengan modal besar tetapi tidak cermat dalam penggunaan

· Kuarang pengalaman yang tidak memulai dengan memperlajari sesuatu tentang

perusahaan

· Meminjam uang tanpa perencanaan tentang cara dan waktu pengembaliannya

· Membeli komoditas terlalu banyak dengan kredit


· Menawarkan kredit dengan persyaratan yang terlalu longgar

· Mengembangkan kredit terlalu cepat

· Membawa sifat pribadi yang boros dalam usaha

7.Unsur pembawa keberhasilan perusahaan

Perusahaan harus menjual komoditas yang diinginkan orang dan bukan produk yang ingin

dijual. Faktor pembawa keberhasilan disajikan :

8.Mencari Kesempatan Dan Ide Usaha

a. Kreativitas eksternal

Dapat didorong dengan melatih rasa keingintahuan tentang perkembangan baru, ide baru, dan

semua yang sedang terjadi secar sistematis.

b. Kreativitas internal

Suatu ketika seorang wirausahawan akan mengalami ide yang melintas secar tiba-tiba dalam

pikiran saat ia terlibat dalam kreativitas internal.


9.Pengembangan Rencana Perusahaan

Proses perencanaan merupakan langkah terpenting dalam mengawali suatu usaha. Rencana itu

harus dituangkan dalam rencana tertulis yang menerangkan rincian tentang ide untuk sebuah

perusahaan baru dan cara melaksanakan.

7.Pendanaan Perusahaan

Merupakan mendapatkan biaya yang diperlukan untuk mendirikan perusahaan. Jumlah

tergantung pada jenis perusahaan yang akan anda dirikan dan rencana investasi wirausaha.

Perusahaan yang dimulai dengan gaya wirausaha tidak banyak memerlukan modal awal.

Sejumlah dana yang dipinjam yang harus dikembalikan dengan bunga dalam jangka waktu

yang dinyatakan.

8.Bentuk Perusahaan

1. Usaha Mandiri

Perusahaan dapat berupa mandiri, usaha modal bersama, koperasi, persero terbatas. Usaha

mandiri paling banyak dikenal karena mudah dilakukan sehubungan dengan prosedurnya

yang sederhana sehingga dapat didirikan, dimiliki, dioperasikan, dan dibiayai secara

perseorangan dan semua keuntungan usaha menjadi milik sendiri.

2. Usaha Bersama (Partnership)

Bentuk perusahaan kecil yang dpat dengan midah didirikan ialah uasaha bersama atau dalam

istilah bisnis partnership. Perusahaan ini dikelola oleh dua orang atau lebih dengan tujuan

mendapatkan laba. Dalam partnership pelaku usaha bisnis tidak lagi terlibat seorang diri

dalam pengelolaan dan pengorganisasian perusahaan yang memiliki kecakapan dibidang

tertentu dalam mengoperasikan perusahaan.


BAB 13: PROFIL USAHA KECIL

{BUKU SURYANA}

A. Profil Usaha Kecil

Menurut Dun Steinhoff dan John F. Burges(1993: 14), Usaha kecil telah

didefinisikan dengan cara yang berbeda bergantung pada kepentingan organisasi.

Salah satu definisi usaha kecil menurut Small Business Act adalah suatu bisnis yang

dimiliki oleh perseorangan yang berjalan secara tidak mendominasi pada bidangnya.

Menurut Small Bussines Development Center University of Winconsin Madison,

perusahaan kecil memiliki ciri-ciri adalah memiliki potensi yang besar dengan resiko

besar pula, memiliki akses terbatas menuju pusat kota, memiliki satu atau sedikit

manager serta lebih sulit dalam mengatasi kesalahan-kesalahan besar. Menurut

Lambing bahwa kontrol atau pengawasan usaha dapat berlangsung secara informal.

Oleh karena itu, jika usaha kecil memiliki karyawan, deskripsi pekerjaan dan segala

aturan yang berlaku tidak tertulis secara fisik. Manajemen yang berlaku cenderung

merupakan manajemen mikro dimana pemilik usaha sendiri yang turun langsung ke

lapangan untuk mengatur usahanya.

Komisi untuk Perkembangan Ekonomi (Commity for Economic Development (CED),

mengemukakan kriteria usaha kecil sebagai berikut: 1) Manajemen berdiri sendiri, manajer

adalah pemilik. 2) Modal disediakan oleh pemilik atau sekelompok kecil. 3) Daerah

operasi bersifat lokal. 4) Ukuran dalam keseluruhan relatif kecil.


Kekuatan dan kelemahan Usaha Kecil, beberapa kekuatan usaha kecil antara lain:

1. Memiliki kebebasan untuk bertindak.

Bila ada perubahan, misalnya  perubahan produk baru, teknologi baru, dan perubahan

mesin baru, usaha kecil bisa bertindak dengan cepat untuk menyesuaikan dengan keadaan

yang berubah tersebut. Sedangkan, pada perusahaan besar, tindakan cepat tersebut susah

dilakukan.

2. Fleksibel.

Perusahaan kecil sangat luwes, ia dapat menyesuaikan dengan kebutuhan setempat. Bahan baku,

tenaga kerja dan pemasaran produk usaha kecil pada umumnya menggunakan sumber-sumber

setempat yang  bersifat lokal. Beberapa perusahaan kecil di antaranya menggunakan

bahan baku dan tenaga kerja bukan lokal yaitu menda-tangkan dari daerah lain atau

impor.

3. Tidak mudah goncang.

Karena bahan baku dan sumber daya lainnya kebanyakan lokal, maka perusahaan kecil

tidak rentan terhadap fluktuasi  bahan baku impor. Bahkan bila bahan baku impor

sangat mahal sebagai akibat tingginya nilai mata uang asing, maka kenaikan mata uang asing

tersebut dapat dijadikan peluang dengan memproduksi barang-barang untuk keperluan ekspor.

Kelemahan perusahaan kecil dua aspek, yaitu :

1. Aspek kelemahan struktural

Kelemahan dalam struktur perusahaan misalnya kelemahan dalam bidang manajemen

dan organisasi, kelemahan dalam pengendalian mutu, kelemahan dalam mengadopsi dan

penguasaan teknologi, kesulitan mencari permodalan, tenaga kerja masih lokal,

dan terbatasnya akses pasar. Kelemahan faktor struktural yang satu saling terkait dengan

faktor yang lain kemudian membentuk lingkaran ketergantungan yang tidak berujung

pangkal dan membuat usaha kecil terdominasi dan rentan. Secara struktural, salah satu

kelemahan usaha kecil yang paling menonjol adalah kurangnya permodalan. Akibatnya
terjadi ketergantungan pada kekuatan  pemilik modal. Karena pemilik modal juga

lebih menguasai sumber-sumber  bahan baku dan dapat mengusahakan bahan

baku, maka pengusaha kecil memiliki ketergan-tungan pada pemilik modal yang sekaligus

penguasa bahan  baku. Akibat dan ketergantungan tersebut, otomatis harga jual

produk yang dihasilkan usaha kecil secara tidak langsung ditentukan oleh penguasa pasar dan

pemilik modal, maka terjadilah pasar monopsoni.

Dengan kondisi ini, maka batas keuntungan pengusaha kecil ditentukan oleh  batas harga

jual produk dan batas harga beli bahan baku. Terjadilah repatriasi keuntungan yang

mengakibatkan permodalan usaha kecil jumlahnya tetap kecil. Kondisi tersebut mengakibatkan

ketengantungan pengusaha kecil yang menjadi  buruh pada perusahaan sendiri dengan

upah yang ditentukan oleh batas keuntungan dari pemilik modal sekaligus

penguasa pasar dan penguasa sumber-sumber bahan baku.

2. Aspek kelemahan Kultural

Kelemahan kultural mengakibatkan kelemahan struktural. Kelemahan kultural

mengakibatkan kurangnya akses informasi dan lemahnya berbagai persyaratan lain

guna memperoleh akses permodalan, pemasaran, dan bahan baku, seperti:

a. Informasi peluang dan cara memasarkan produk.

b. Informasi untuk mendapatkan bahan baku yang baik, murah, dan mudah didapat.

c. Informasi untuk memperoleh fasilitas dan bantuan pengusaha besar dalam menjalin

hubungan kemitraan.

d. Informasi tentang tata cara pengembangan produk, baik desain, kualitas, maupun

kemasannya

e. Informasi untuk menambah sumber permodalan dengan persyaratan yang terjangkau.

B. Kerangka Hipotesis Pengembangan Usaha Kecil

Hasil studi yang dilakukam oleh jhon Eggers dan Kim Leahy yang dikutip oleh Lambing (2000:43)

mengidentifikasi enam tahap pengambangan bisnis, yaitu mencangkup hal-hal berikut:

1. Tahap konsepsi
1. Tahap Survival

2. Tahap Stabilitas

3. Tahap Orientasi Pertumbuhan

4. Tahap Pertumbuhan yang cepat

5. Tahap Kematangan

C. Pandangan Para Ahli Tentang Pengembangan Usaha

Banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan manajemen modern

tentang cara meraih keberhasilan usaha kecil dalam mempertahankan eksistensinya

secara dinamis. Dalam berbagai konsep strategi  bersaing dikemukakan bahwa

keberhasilan suatu perusahaan sangat tergantung  pada kemampuan internal. Secar

internal, perusahaan perlu memiliki kompetensi khusus yang dicari dari intregritas ,

kemampuan internal, kompetensi inti, rahasia wirausahawan, yaitu kreativitas dan

inovasi , fokus strategi atau yang lebih populer dari tantangan eksternal teori dinamis.

Jadi untuk pengembangan usaha agar mampu bersaing perusahaan memiliki hal-hal

berikut:

1. Kompetensi khusus

2. Kemampuan Internal

3. Kompetensi inti

4. Kreativit dan keinovasian

5. Fokus strategi

6. Teori dinamis

Agar perusahaan kecil berhasil lepas landas, maka harus ada usaha khusus yang

ditujukan untuk bertahan hidup, konsolidasi, kontrol, perencanaan, dan harapan.

Dalam tahap ini diperlukan penguasaan manajemen, yaitu mengubah pemilik

sebagai pengusaha (pemilik sebagai pengusaha) yang merekrut tenaga dan diberi

wewenang jelas. Perubahan yang dilakukan, yaitu:

1. Dalam bidang pemasaran harus mengubah mendapatkan pelanggan menjadi

memperbaiki situasi peningkatan persaingan.


2. Dalam bidang keuangan, dari tahap arus kas berubah menjadi memperketat

pengendalian keuangan, meningkatkan laba, dan mengendalikan biaya.

3. Dalam bidang pendanaan, dalm tahap take-off, usaha kecil harus sudah

menerapkan sistem ventura bersama.

Menurut teori sekolah desain, perusahaan harus mendesain strategi

perusahaan yang ‘cocok” antara peluang dan tantangan eksternal dengan

kemampuan internal yang memadai yang didukung dengan menumbuhkan

kapabilitas inti yang merupakan kompetensi khusus dan pengelohaan sumber daya

perusahaan. Dalam konteks persaingan bebas yang semakin dinamis seperti

sekarang, perusahaan harus menekankan pada strategi pengembangan kompetensi,

membangun pengetahuan kompetensi, dan menciptakan pengetahuan. Keunggulan

tersebut dapat diluncurkan melalui “Strategi 7-S Baru (7-S Baru)”, yaitu:

1. Superior stakeholder statisfaction, yaitu mengutamakan kepuasan pemangku

kepentingan

2. 2. Strategic sooth saying, yaitu merancang strategi yang membuat kejutn tau

yang mencengangkan

3. Position for speed, yaitu posisi untuk mengutamakankecepatan

4. Position for surprie, yaitu posisi untuk membuat kejutan

5. Shifting the role of the game, yaitu strategi untuk mengadakan

perubahan/pergeseran peran yang dimainkan.

6. Signaling strategic intent, yaitu mengindikasikan tujuan dari strategi.

7. Simultanous and sequential strategic truth, yaitu membuat rangkaian

penggerak/ pendorong strategi secarasimultan dan berurutan.


BAB 10: PROSES SUKSESI USAHA KELUARGA

{BUKU LEONARDUS}

A. Definsi Usaha Keluarga

Definisi usaha keluarga adalah suatu perusahan yang kepemilikannya

melibatkan fungsi dua atau lebih anggota keluarga yang sama secara langsung dalam

sebuah usaha. Menurut Longenecker, usaha keluarga adalah suatu perusahaan

dimana dua atau lebih anggota keluarga sama-sama berperan sebagai pemilik atau

bekerja bersama dalam operasi bisnis.

B. Perhatian Keluarga Dan Tumpang Tindih (Overlapping) Aktivitas Bisnis

Perhatian bisnis dan keluarga seringkali tumpang tindih yaitu permasalahan antara

pembicaraan bisnis dan pembicaraan keluarga.Perhatian bisnis dan keluarga harus

dapat dipisahkan, perhatian dimaksud antara lain :

a. Perhatian Keluarga

b. Perhatian Bisnis

c. Kebutuhan untuk manajemen profesional

C. Beberapa Keuntungan Usaha Keluarga

a. Keuntungan bisnis atau keluarga, antara lain :

1. Kekuatan hubungan keluarga setiap periode menarik perubahan bisnis


2. Pengorbanan-pengorbanan keuangan anggota keluarga membuat usaha

menjadi baik, sehingga usaha memperoleh modal yang murah.

3. Operasi suatu usaha keluarga mampu membuat kekhasan usaha dari para

pesaing

4. Tingkat hubungan menjadi lebih tinggi terhadap perhatian komunitas keluarga

dengan para pekerja yang bukan keluarga

5. Sanggup merencanakan dan menyiapkan untuk menghasilkan laba jangka

panjang

6. Selalu berfokus pada kualitas dan nilai

b. Keuntungan Usaha keluarga menurut Longenecker, sebagai berikut :

1. Motivasi kuat dari anggota keluarga

Pada tahap awal, usaha selalu diiringi dengan motivasi kerja kuat dan

pedoman yang rapi, baik usaha tersebut sudah atau belum mendatangkan

manfaat.

2. Menggunakan tema-tema keluarga dalam iklan

Promosi penjualan untuk usaha keluarga lebih cenderung akan menggunakan

tema keluarga dalam melakukan periklanan untuk membedakan dengan para

kompetitornya.

3. Penekanan di tempat kerja

Antar anggota yang lain saling segan untuk meninggalkan bisnisnya dan

diharapkan masing-masing berkontribusi maksimal di tempat kerja atau

bisnisnya.

4. Fokus pada proses perjalanan bisnis


Fokus usaha keluarga terletak pada perjalanan atau proses bisnis.

5. Penekanan pada produk dan atau jasa

Fokus usaha keluarga terletak pada kualitas dan nilai atas produk dan/atau jasa

yang dihasilkannya.

D. Susunan Budaya Dan Pola Dalam Usaha Keluarga

Susunan Budaya pada usaha keluarga sebagai berikut :

a. Jenis Pola Bisnis

1. Paternalistik

Pola hubungan bisnis dalam usaha keluarga dikelola atau dianalogikan sebagai

hubungan antara bapak dengan anak.

2. Laissez-Faire

Pola hubungan dalam usaha keluarga dikelola secara berbagi.

3. Partisipatif

Pola hubungan bisnis dalam usaha keluarga dikelola dengan mendorong

partisipasi seluruh anggota keluarga guna mencapai tujuan perusahaan yang

telah ditentukan.

4. Profesional

Pola hubungan bisnis dalam usaha keluarga antaranggota keluarga dikelola

secara profesional

b. Jenis Pola Pengelolaan

1. Dewan Kertas
Pengelolaan yang dilakukan oleh dewan pimpinan keluarga hanya formalitas

atau hanya di atas kertas

2. Dewan Stampel

Pengelolaan dewan pimpinan hanya formalitas atau sebagai stempel belaka .

3. Dewan Penasihat

Pendiri usaha dalam pengelolaan usaha keluarga hanya didukukkan sebagai

penasihat

4. Dewan Pengawas

Pendiri usaha hanya sebagai pengawas perusahaan

c. Jenis Pola Keluarga

1. Perayahan

Pola perayahan dipakai sebagai model dalam pengambilan keputusan.

2. Kerja sama

Pola kerjasama dipakai sebagai model dalam pengelolaan dan pengambilan

keputusan tertinggi dalam perusahaan keluarga.

3. Konflik

Pola manajemen konflik sebagai model dalam pengelolaan dan pengambilan

keputusan perusahaan keluarga.

E. Peran Dan Pertalian Keluarga

a. Hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam usaha keluarga :

1. Apakah anak saya memiliki watak dan kemampuan untuk memimpin usaha

keluarga ?
2. Bagaimana saya dapat memotivasi anak saya memiliki daya tarik besar pada

usaha keluarga ?

3. Tipe pendidikan dan keahlian apakah yang mungkin dapat membantu dalam

menyiapkan anak saya agar pimpinan usaha keluarga ?

4. Apakah jadwal yang harus saya ikuti dalam mempekerjakan dan

mempromosikan anak saya sebagai penerus usaha keluarga ?

5. Bagaimana saya dapat menghindari sikap pilih kasih dalam perlakuan dan

pengembangan anakn saya ?

6. Bagaimana saya dapat mencegah hubungan bisnis dari yang mungkin dapat

merusak hubungan harmonis antara orang tua dengan anak ?

b. Hal yang perlu diperhatikan oleh tim suami istri dalam usaha keluarga

1. Kesempatan untuk membagi lebih dalam setiap kehidupan laiinnya

2. Pertentangan bisnis yang akan mencampuri kehidupan keluarganya

3. Pekerjaan tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan keluarga

4. Pembagian tanggungjawab keluarga mengurangi beban

c. Hal yang perly diperhatikan oleh anak laki laki dan perempuan dalam usaha

keluarga

1. Preferensi individu tidak sama daripada sebuah usaha

2. Kecakapan individu tidak cukup untuk memilih peran usaha

3. Keinginan individu untuk bebas memilih karier lainnya

d. Hal yang perlu diperhatikan pada kerja sama saudara kandung dalam usaha

keluarga
Saudara sekandung saling bekerja sama secara harmonis, mereka tidak saling

menjatuhkan.

b. Hal yang perlu diperhatikan tentang kedudukan hukum

Perselisihan pendapat tentang bagaimana menghilangkan dan memberikan

penghargaan berdasarkan kedudukan hukum dan anggota/anak-anak keluarga

sering terjadi pada usaha keluarga.

c. Hal yang perlu diperhatikan jika suami istri pengusaha

Komunikasi antara pengusaha dan suami istri adalah kritis bagi mereka untu

meneyelnggarakan sebagai tim yang efektif bagi keduanya,bisnis, dan keluarga.

d. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyambut menantu baru dalam usaha

keluarga

1. Perkenalkan mereka terhadap usaha keluarga

2. Berikan mereka gambaran ikhtisar dan libatkan ia ke dalam suatu seminar

yang bertemakan usaha keluarga

3. Mainkan peran sebagai duta besar serta tunjukkan empati dan simpati dengan

para pendatang baru (menantu baru)

4. Akan terdapat penekanan berbagai kekuatan dan prestasi menantu laki-laki

atau menantu perempuan

5. Berikan ruang emosi pada pengantin baru, mengizinkan mereka untuk

membangun tradisi pribadi mereka ke dalam usaha keluarga tersebut

F. Manajemen Profesional Pada Usaha Keluarga

Prinsip Manajemen Profesional dengan mempertimbangkan :

a. Praktik Paling Bagus


b. Keberadaan Karyawan Bukan Keluarga pada Usaha Keluarga

c. Permenungan Kembali Para anggota Keluarga

d. Dewan Keluarga

G. Proses Suksesi Kepemimpinan dalam Usaha Keluarga

Mencari pengganti seorang pemimpin usaha keluarga tidaklah mudah, karena hal hal

berikut :

a. Pemegang Kekuasaan Ingin Terus Bertahan

Sukses merupakan suatu zat perangsang , maka mempertahankan sukses pada

level kepemimpinan merupakan suatu kebiasaan, jika tidak pemimpin itu akan

menjadi kecanduan kekuasaan.

b. Tidak adanya Pelatihan bagi Calon Pengganti

Hal ini terjadi karena tidak ada perencanaan, atau memang sengaja tidak diadakan

kaderisasi karena pimpinan takut diganti. Menurut teori kepemimpinan dalam

suatu organisasi perlu dibentuk atau membentuk tim yang dapat bertahan setelah

pemimpinnya meninggalkan organisasi.

c. Tidak ada orang berbakat

Dalam organisasi suatu usaha keluarga tidak ada orang yang kompeten menjadi

pemimpin. Kondisi ini juga merupakan salah satu alasan bagi seorang pemimpin

untuk memperthankan kedudukannya.

d. Adanya Perbedaan Kualifikasi

Mungkin adanya perbedaan dalam kualifikasi untuk pemimpin yang baru,

sehingga tidak memenuhi persyaratan. Dapat juga dikarenakan kualifikasi terbaru

terlalutinggi,sehingga sukar mendapatkan orang yang memenuhi syarat.


H. Cara Mencari Eksekutif Pengganti

Pendapat dalam mencari eksekutif pengganti, yaitu :

1. Mencari dan mengader dari dalam

Membesarkan orang-orang yang ada dalam perusahaan dengan memberikan

pembinaan pribadi untuk berkembang atas orang-orang yang berprestasi di dalam

orgaisasi tersebut

2. Mencari dari luar

Melakukan seleksi dari orang luar organisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan

organisasi.

3. Mengembangkan Sendiri pemimpin

Mengembangkan para pemimpin yang ada dengan mempersiapkan di masa

datang. Dilakukan perencanaan dan pelatihan dengan menunjuk atau memilih

beberapa orang yang kelihatan memiliki talenta untuk menjadi pemimpin masa

depan organisasi.

I. Persyaratan Seorang Pemimpin

Menurut Samuel ada 9 hal yang harus diperhatikan dalam mencari eksekutif sebagai

calon pemimpin harus :

1. Memiliki ambisi

Seseorang yang tidak memiliki ambisi jelas bukan seorang calon pemimpin.

Ambisi merupakan suatu motivasi yang diperlukan.

2. Sikap terhadap kebijakan


Perlu dipantau apakah ia tegas atau tidak terhadap kebijakan yang ada. Apakah ia

lebih kompromis, sehingga tidak sejalan dengan visi perusahaan atau seseorang

yang tegas, tetapi memiliki kasih dalam memimpin

3. Sikap terhadap rekan

Bagaimana ia memperlakukan rekannya juga sangat berperan dalam peningkatan

kepemimpinannya. Apakah ia memberi penghargaan jika mereka berhasil, atau

teguran jika mereka melanggar.

4. Sikap terhadap keluarga

Sikap terhadap keluarga akan menggambarkan sikapnya tehadap perusahaannya.

Jika ia sangat memperhatikan keluarganya, ia juga akan memperhatikan

perusahaannya.

5. Kemampuan memimpin

Kemampuannya dalam memimpin merupakan syarat mutlak. Ia harus berani

mengambil risiko, mengatasi tantangan dan bertanggungjawab, serta mempunyai

rasa mengasihi pada sesamanya.

6. Sikap pada tuntutan waktu dan energi

Harus tegar terhadap tuntutan perusahaan dan tidak mudah menyerah dalam setiap

keadaan. Ia mempunyai energi ekstra karena sebagai pimpinan kadang-kadang

tidak dapat dibatasi waktu dalam keadaan tertentu.

7. Mempunyai pengalaman yang luas

Ia juga sebaiknya memiliki pengalaman yang luas. Pengalaman akan memperkaya

organisasi, organisasi, sehingga dalam mengambil keputusan tidak perlu memulai

dari nol.

8. Mempunyai Pergaulan yang luas


Untuk menjadi pemimpin diperlukan pergaulan yang luas. Hal itu sangat vital

karena suatu organisasi memerlukan berbagai akses untuk pengembangannya.

9. Sikap mau terus belajar

Semua orang yang berhasil adalah orang yang mau belajar.

J. Model Suksesi Dalam Usaha Keluarga

a. Level I PRASUKSESI

1. Tahap pertama : Pra-Bisnis

Pada tahap ini, anak yang akan ditunjuk sebagai calon penerus perusahaan

diarahkan untuk menjadi sadar dan mau mengenal segi-segi pokok atau

permukaan perusahaan dan atau industri yang dimiliki oleh orangtuanya.

2. Tahap Kedua : Pengenalan

Pada tahap ini, anak-anak sebagai penerus perusahaan akan dibeberkan untuk

diperkenalkan pada jargon-jargon bisnis, para pegawainya, dan lingkungan

bisnis perusahaan yang dimiliki oleh orangtuanya.

3. Tahap Ketiga : Pengenalan Fungsi-fungsi Operasional

Pada tahap ini, anak sebagai calon penerus perusahaan mulai deperkenalkan

terhadap fungsi operasional pokok perusahaan.Fungsi-fungsi operasional

penting, seperti proses produksi, penelitian, dan pengembangan, keuangan,

akuntansi, pemasaran, pengawasan dan fungsi lain perusahaan yang esensial.

b. Level II MASUK PENGGANTIAN

1. Tahap Keempat : Menjalankan Fungsional


Pada tahap ini, anak yang akan ditunjuk sebagai penerus perusahaan sudah

mulai diminta untuk sebagai pengganti potensial mulai bekerja sevagai

pegawai purnawaktu.

2. Tahap Kelima : Melaksanakan Fungsi Lanjutan

Padda tahap ini anak yang akan ditunjuk sebagai penerus perushaan akan

diminta untuk sebagai pengganti potensial. Anak sebagai penerus perushaan

didudukkan untuk memangku posisi pemimpin termasuk memahami posisi

utama manajemen.

c. Level III TRANSFER KEPEMIMPINAN SESUNGGUHNYA

1. Tahap Keenam : Suksesi awal

Pada tahap ini, anak sebagai penerus perushaan/ sebagai suksesor mengambil

tampuk kepemimpinan, termasuk periode di mana suksesor secara legal

berkedudukan sebagai pemimpi perusahaan yang sah secara hukum.

2. Tahap Ketujuan : Suksesi Sungguhan

Pada tahap ini, anak sebagai penerus perusahaan sudah berfungsi sebagai

pegganti pucuk pimpinan secara fakta atau direktur utama pada usaha keluarga

yang bersangkutan.

K. Kondisi-kondisi Pendukung Suksesi Kepemimpinan Yang Berhasil Dalam Suatu

Usaha Keluarga

1. Situasi yang nyaman dan selalu dapat dipercaya, sehingga usaha menjadi

menguntungkan

2. Kondisi usha yang stabil karena adanya hubungan-hubungan keluarga yang sehat

dan harmonis

3. Selalu siap dengan perencanaan ke depan untuk suksesi kepemimpinan


4. Kepemimpinan keluargapositif dan struktur manajemen yang berorientasi pada

suatu kerja sama tim yang solid

5. Penyajian berbagai kesempatan karier tanpa mengorbankan keharmonisan

keluarga

6. Komunikasi yang terbuka mengenai isu-isu usaha keluarga

Anda mungkin juga menyukai