Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Paper Ancaman Integrasi Nasional di Bidang
Ideologi ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan paper yang berjudul  Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi ini.
Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan paper. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan
serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan paper dapat dibuat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Paper
Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan paper ini.
Kami mohon maaf jika di dalam paper ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Paper Ancaman Integrasi
Nasional di Bidang Ideologi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terletak dalam posisi silang yang strategis
dilihat dari kedudukan geografisnya. Di posisi silang mobilitas dunia tersebut,
Indonesia banyak mendapat keuntungan yang didapat dalam perkembangannya.
Namun tidak hanya itu, pengaruh-pengaruh negatif dan penetrasi ideologi asing yang
datang dari luar.
Tidak hanya ideologi liberalisme dari bangsa barat atau komunisme dari Rusia
atau China tetapi masih banyak yang lain dan itu kurang sesuai dengan kepribadian
bangsa. Hal itu tentunya akan menjadi ancaman tantangan yang langsung dan tidak
langsung dapat membahayakan identitas integritas bangsa. Apalagi Indonesia
merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai pulau dengan keanekaragaman
suku, bangsa, budaya, dsb
Oleh karena itu, untuk bertahan mempertahankan kelangsungan hidup bangsa
harus kita miliki ketahanan nasional untuk tetap menggalang persatuan dan kesatuan
untuk menangkal masuknya pengaruh-pengaruh negatif yang tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah yang akan
dibahas dalam paper ini sebagai berikut:

1. Apa yang menjadi ancaman integrasi nasional di bidang ideologi?


2. Kenapa liberalisme menjadi ancaman integrasi nasional di bidang ideologi?
3. Apa akibat dari ancaman integrasi nasional di bidang ideologi?
4. Bagaimana strategi mengatasi ancaman integrasi nasional di bidang
ideologi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi
Pancasila sebagai sebuah ideologi bangsa Indonesia masih rawan terhadap
berbagai ancaman. Salah satunya dari paham komunisme yang bersembunyi di balik
semboyan demokrasi. Upaya sejumlah pihak untuk mengganti ideologi
Pancasila dengan ideologi komunis telah berulang kali terjadi di Indonesia terhitung
sejak 1926, 1946, 1948, dan 1965. Beruntung setiap aksinya, Indonesia berhasil
diselamatkan Tuhan YME dan keteguhan masyarakat menjalankan Pancasila sehingga
upaya tersebut gagal. Meski tidak lagi muncul sebagai sebuah partai karena tidak
diperbolehkan lagi, namun ideologi komunis hingga kini masih ada dan berkembang
di Indonesia.
Dalam penafsiran demokrasi misalnya, kelompok tersebut menganggap semua
hal bisa dibentuk termasuk mewujudkan ideologi komunis. Semua cara mereka
lakukan untuk itu, meski tidak seluruhnya nyata tapi sangat terasa keberadaannya.
Karenanya, peran negara sangat penting dengan memegang teguh undang-undang.
Paham komunisme seperti penyakit menular yang terus menyebarkan pengaruhnya.
Hal ini harus dicegah, bila tidak maka banyak yang akan menjadi korban. Berdasarkan
penelitian literatur yang dilakukannya dalam kurun waktu 74 tahun, penyebaran
paham komunis di 76 negara telah membunuh 120 juta manusia. Artinya, sebanyak
4.500 orang per hari dibunuh. Tidak ada ideologi di dunia seperti itu, Hitler saja kalah
karena cuma 1/3. Ini bukan ideologi tapi penyakit menular.
Pelarangan ini tidak bisa dikatakan melanggar hak asasi manusia sebab, negara
harus menjamin keselamatan rakyatnya. Di Italia, partai fasis dilarang. Begitu juga di
Jerman yang melarang paham Nazi dan komunis. Negara punya tanggung jawab
menjelaskan dampak dari paham komunis kepada generasi penerus bangsa. Salah
satunya melalui pendidikan. Kurangnya pemahaman generasi muda terhadap paham
komunis, karena belum maksimalnya sistem pendidikan yang ada.
Bukan hanya paham komunisme yang harus diwaspadai, tapi juga kapitalisme
dan liberalisme. Paham tersebut memengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat
tanpa disadari. Hal itu dapat dilihat dari perubahan perilaku dan sikap nasionalisme.
Ancaman terhadap ideologi Pancasila akan selalu datang dalam bentuk beragam.
Kalau komunisme jadi ancaman maka kapitalisme dan imperialisme juga adalah
musuh bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia belum sepenuhnya terbebas dari pengaruh paham lainnya,
misalnya pengaruh liberalisme. Saat ini kehidupan masyarakat Indonesia cenderung
mengarah pada kehidupan liberal yang menekankan pada aspek kebebasan individual.
Sebenarnya, liberalisme yang disokong oleh Amerika Serikat tidak hanya
memengaruhi bangsa Indonesia, akan tetapi hampir semua negara di dunia. Hal ini
sebagai akibat dari era globalisasi.
Globalisasi ternyata mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme
dapat membawa manusia ke arah kemajuan dan kemakmuran. Tidak jarang hal ini
memengaruhi pikiran masyarakat Indonesia untuk tertarik pada ideologi tersebut.
Akan tetapi, pada umumnya, pengaruh yang diambil justru yang bernilai negatif,
misalnya gaya hidup yang diliputi kemewahan, pergaulan bebas, dan sebagainya. Hal
tersebut tentu saja apabila tidak diatasi akan menjadi ancaman bagi kepribadian
bangsa Indonesia yang sesungguhnya.

2.2 Contoh Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi


Ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi adalah ancaman yang dinilai
mempunyai kemampuan yang membahayakan pemikiran masyarakat suatu negara
sehingga akan mengancam terhadap dasar falsafah negara yaitu Pancasila. Contoh
ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi adalah liberalisme.
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Secara
umum, liberalisme mengusahakan suatu masyarakat yang dicirikan oleh kebebasan
berpikir bagi para individu, pembatasan kekuasaan, khususnya dari pemerintah dan
agama, perlindungan dan penegakan hukum, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi
pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu
sistem pemerintahan yang transparan, yang di dalamnya hak-hak kaum minoritas
dijamin. Dalam masyarakat modern, kaum liberal lebih menyukai demokrasi
liberal dengan pemilihan umum yang terbuka dan adil, di mana semua warga negara
mempunyai hak yang sederajat oleh hukum dan mempunyai kesempatan yang sama
untuk berhasil.
Menjelang tahun 1930-an, liberalisme mulai berkembang tidak hanya meliputi
kebebasan berpolitik saja, tetapi juga mencakup kebebasan-kebebasan di bidang
lainnya; misalnya ekonomi, sosial, dan lain sebagainya. Tahun 1941, Presiden
Franklin D. Roosevelt mendeklarasikan empat kebebasan, yakni kebebasan untuk
berbicara dan menyatakan pendapat (freedom of speech), kebebasan beragama
(freedom of religion), kebebasan dari kemelaratan (freedom from want), dan
kebebasan dari ketakutan (freedom from fear).
Menurut Syamsuddin Arif, Ph.D, Liberalisme dapat berkembang ke segala aspek
kehidupan. Di zaman Pencerahan, kaum intelektual dan politisi Eropa menggunakan
istilah liberal untuk membedakan diri mereka dari kelompok lain. Sebagai adjektif,
kata ‘liberal’ dipakai untuk menunjuk sikap anti feodal, anti kemapanan, rasional,
bebas merdeka (independent), berpikiran luas lagi terbuka (open-minded) dan, oleh
karena itu, hebat (magnanimous).

1. Dalam politik, liberalisme dimaknai sebagai sistem dan kecenderungan yang


berlawanan dengan dan menentang ‘mati-matian’ sentralisasi dan
absolutisme kekuasaan. Munculnya republik-republik menggantikan
kerajaan-kerajaan konon tidak terlepas dari liberalisme ini.
2. Di bidang ekonomi, liberalisme merujuk pada sistem pasar bebas dimana
intervensi pemerintah dalam perekonomian dibatasi jika tidak dibolehkan
sama sekali. Dalam hal ini dan pada batasan tertentu, liberalisme identik
dengan kapitalisme.
3. Di wilayah sosial, liberalisme berarti emansipasi wanita, penyetaraan gender,
pupusnya kontrol sosial terhadap individu dan runtuhnya nilai-nilai
kekeluargaan. Biarkan wanita menentukan nasibnya sendiri, sebab tak
seorang pun kini berhak dan boleh memaksa ataupun melarangnya untuk
melakukan sesuatu.
4. Dalam urusan agama, liberalisme berarti kebebasan menganut, meyakini, dan
mengamalkan apa saja, sesuai kecenderungan, kehendak dan selera masing-
masing. Bahkan lebih jauh dari itu, liberalisme mereduksi agama menjadi
urusan privat.
Bagi bangsa Indonesia, terutama Pancasila, liberalisme merupakan ancaman.
Pendapat J. Kartini Soedjendro, “Dunia yang menghadirkan gerak globalisasi dan
universalitas nilai-nilai liberalisme telah menciptakan perubahan yang begitu besar
dalam tata cara pergaulan internasional.” Dampaknya telah dirasakan oleh semua
negara di dunia termasuk Indonesia. Atas kenyataan ini sikap politik yang harus
diambil suatu bangsa sangat bergantung dari ideologi yang dianut.
Bagi bangsa Indonesia, liberalisme jelas merupakan ideologi yang dapat
mengancam kelangsungan kebangsaan Indonesia karena secara material, di dalamnya
terkandung nilai-nilai sosial-politik yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sikap
politik bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita, berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945.

2.3 Akibat dari Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi


Ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi dapat berakibat antara lain:

1. Melemahnya pemahaman masyarakat tentang ideologi bangsa yaitu


Pancasila, sehingga mengakibatkan perilaku masyarakat tidak mencerminkan
atau tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,
2. Timbulnya gerakan separatis karena perbedaan ideologi, serta
3. Rusaknya etika dan moral bangsa.
2.4 Strategi Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi
Untuk mengatasi ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi, dapat
dilakukan dengan:

1. Memahami lebih dalam arti penting Pancasila sebagai ideologi negara,


2. Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat dari hal-hal yang
kecil hingga yang besar,
3. Meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi usaha pemecah
belahan dari luar,
4. Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas, dan
5. Menyebarkan dan memasyarakatkan wawasan kebangsaan dan implementasi
butir-butir Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan
kepada ideologi bangsa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ancaman integrasi nasional di bidang ideologi adalah ancaman yang dinilai
mempunyai kemampuan yang membahayakan pemikiran masyarakat suatu negara
sehingga akan mengancam terhadap dasar falsafah negara yaitu Pancasila.
Bagi bangsa Indonesia, terutama Pancasila, Liberalisme merupakan ancaman.
Dunia yang menghadirkan gerak globalisasi dan universalitas nilai-nilai liberalisme
telah menciptakan perubahan yang begitu besar dalam tata cara pergaulan
internasional. Dampaknya telah dirasakan oleh semua negara di dunia termasuk
Indonesia. Atas kenyataan ini sikap politik yang harus diambil suatu bangsa sangat
bergantung dari ideologi yang dianut.
Bagi bangsa Indonesia, liberalisme jelas merupakan ideologi yang dapat
mengancam kelangsungan kebangsaan Indonesia karena secara material, di dalamnya
terkandung nilai-nilai sosial-politik yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sikap
politik bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita, berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945.

3.2 Saran
1. Sebagai warga negara Indonesia kita harus benar-benar memahami falsafah
negara kita yaitu Pancasila.
2. Jangan mudah terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran orang barat yang
berbeda ideologinya dengan kita. Karena etika dan moral bangsa kita
berbeda.
3. Kita harus pintar-pintar menyeleksi media masa dan partai politik.
DAFTAR PUSTAKA
Nuh, Mohammad. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

http://softilmu.blogspot.com/2013/12/pengertian-dan-fungsi-ideologi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi

http://blogcintailmu.blogspot.co.id/2016/11/bahaya-komunis-dan-liberalis-
terhadap.html

http://fahimahalkayyis.blogspot.co.id/2015/05/ancaman-integrasi-nasional-dalam-
bidang.html

Anda mungkin juga menyukai