Anda di halaman 1dari 11

ANCAMAN INTEGRASI NASIONAL

DI BIDANG IDEOLOGI

Oleh:

Kelas

PEMERINTAH PROVINSI
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI
04
MANDAU
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Ancaman Integrasi Nasional di
Bidang Ideologi ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada
junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya
hingga kini. Dan Semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan
syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya
makalah ini. Harapan kami semoga makalah tentang Ancaman Integrasi Nasional
di Bidang Ideologi yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta
pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan,
baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan.
Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu,
kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat
membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi................................... 2
B. Contoh Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi...................... 3
C. Akibat dari Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi................ 5
D. Strategi Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi.... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................ 7
B. Saran...................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang terletak dalam posisi silang yang
strategis dilihat dari kedudukan geografisnya. Di posisi silang mobilitas dunia
tersebut, Indonesia banyak mendapat keuntungan yang didapat dalam
perkembangannya. Namun tidak hanya itu, pengaruh-pengaruh negatif dan
penetrasi ideologi asing yang datang dari luar.
Tidak hanya ideologi liberalisme dari bangsa barat atau komunisme
dari Rusia atau China tetapi masih banyak yang lain dan itu kurang sesuai
dengan kepribadian bangsa. Hal itu tentunya akan menjadi ancaman tantangan
yang langsung dan tidak langsung dapat membahayakan identitas integritas
bangsa. Apalagi Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari
berbagai pulau dengan keanekaragaman suku, bangsa, budaya dsb.
Oleh karena itu, untuk bertahan mempertahankan kelangsungan hidup
bangsa harus kita miliki ketahanan nasional untuk tetap menggalang persatuan
dan kesatuan untuk menangkal masuknya pengaruh-pengaruh negatif yang
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun merumuskan masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa yang ancaman integrasi nasional di bidang ideologi?
2. Kenapa liberalisme menjadi ancaman integrasi nasional di bidang
ideologi?
3. Apa akibat dari ancaman integrasi nasional di bidang ideologi?
4. Bagaimana strategi mengatasi ancaman integrasi nasional di bidang
ideologi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi


Pancasila sebagai sebuah ideologi bangsa Indonesia masih rawan
terhadap berbagai ancaman. Salah satunya dari paham komunisme yang
bersembunyi di balik semboyan demokrasi. Upaya sejumlah pihak untuk
mengganti Pancasila dengan ideologi komunis telah berulang kali terjadi di
Indonesia terhitung sejak 1926, 1946, 1948, dan 1965. Beruntung setiap
aksinya, Indonesia berhasil diselamatkan Tuhan YME dan keteguhan
masyarakat menjalankan Pancasila sehingga upaya tersebut gagal. Meski tidak
lagi muncul sebagai sebuah partai karena tidak diperbolehkan lagi, namun
ideologi komunis hingga kini masih ada dan berkembang di Indonesia.
Dalam penafsiran demokrasi misalnya, kelompok tersebut
menganggap semua hal bisa dibentuk termasuk mewujudkan ideologi
komunis. Semua cara mereka lakukan untuk itu, meski tidak seluruhnya nyata
tapi sangat terasa keberadaannya. Karenanya, peran negara sangat penting
dengan memegang teguh undang-undang. Paham komunisme seperti penyakit
menular yang terus menyebarkan pengaruhnya. Hal ini, harus dicegah, bila
tidak maka banyak yang akan menjadi korban. Berdasarkan penelitian literatur
yang dilakukannya dalam kurun waktu 74 tahun, penyebaran paham komunis
di 76 negara telah membunuh 120 juta manusia. Artinya, sebanyak 4.500
orang per hari dibunuh. Tidak ada ideologi di dunia seperti itu, Hitler saja
kalah karena cuma 1/3. Ini bukan ideologi tapi penyakit menular.
Pelarangan ini tidak bisa dikatakan melanggar hak asasi manusia
sebab, negara harus menjamin keselamatan rakyatnya. Di Italia, partai fasis
dilarang. Begitu juga di Jerman yang melarang paham Nazi dan komunis.
Negara punya tanggung jawab menjelaskan dampak dari paham komunis
kepada generasi penerus bangsa. Salah satunya melalui pendidikan.
Kurangnya pemahaman generasi muda terhadap paham komunis, karena
belum maksimalnya sistem pendidikan yang ada.

2
3

Bukan hanya paham komunisme yang harus diwaspadai, tapi juga


kapitalisme dan liberalisme. Paham tersebut memengaruhi pola pikir dan
perilaku masyarakat tanpa disadari. Hal itu dapat dilihat dari perubahan
perilaku dan sikap nasionalisme. Ancaman terhadap ideologi Pancasila akan
selalu datang dalam bentuk beragam. Kalau komunisme jadi ancaman maka
kapitalis dan imperialisme juga adalah musuh bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia belum sepenuhnya terbebas dari pengaruh paham
lainnya, misalnya pengaruh liberalisme. Saat ini kehidupan masyarakat
Indonesia cenderung mengarah pada kehidupan liberal yang menekankan pada
aspek kebebasan individual. Sebenarnya, liberalisme yang disokong oleh
Amerika Serikat tidak hanya memengaruhi bangsa Indonesia, akan tetapi
hampir semua negara di dunia. Hal ini sebagai akibat dari era globalisasi.
Globalisasi ternyata mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa
liberalisme dapat membawa manusia ke arah kemajuan dan kemakmuran.
Tidak jarang hal ini memengaruhi pikiran masyarakat Indonesia untuk tertarik
pada ideologi tersebut. Akan tetapi, pada umumnya, pengaruh yang diambil
justru yang bernilai negatif, misalnya gaya hidup yang diliputi kemewahan,
pergaulan bebas, dan sebagainya. Hal tersebut tentu saja apabila tidak diatasi
akan menjadi ancaman bagi kepribadian bangsa Indonesia yang
sesungguhnya.

B. Contoh Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi


Ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi adalah ancaman
yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan pemikiran
masyarakat suatu negara sehingga akan mengancam terhadap dasar falsafah
negara yaitu Pancasila. Contoh ancaman integrasi nasional dalam bidang
ideologi adalah liberalisme.
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi
politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai
politik yang utama. Secara umum, liberalisme mengusahakan suatu
masyarakat yang dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu,
pembatasan kekuasaan, khususnya dari pemerintah dan agama, penegakan
4

hukum, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung


usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem
pemerintahan yang transparan, yang di dalamnya hak-hak kaum minoritas
dijamin. Dalam masyarakat modern, kaum liberal lebih menyukai demokrasi
liberal dengan pemilihan umum yang terbuka dan adil, di mana semua warga
negara mempunyai hak yang sederajat oleh hukum dan mempunyai
kesempatan yang sama untuk berhasil.
Menjelang tahun 1930-an, liberalisme mulai berkembang tidak hanya
meliputi kebebasan berpolitik saja, tetapi juga mencakup kebebasan-
kebebasan di bidang lainnya; misalnya ekonomi, sosial, dan lain sebagainya.
Tahun 1941, Presiden Franklin D. Roosevelt mendeklarasikan empat
kebebasan, yakni kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat
(freedom of speech), kebebasan beragama (freedom of religion), kebebasan
dari kemelaratan (freedom from want), dan kebebasan dari ketakutan (freedom
from fear).
Menurut Syamsuddin Arif, Ph.D, Liberalisme dapat berkembang ke
segala aspek kehidupan. Di zaman Pencerahan, kaum intelektual dan politisi
Eropa menggunakan istilah liberal untuk membedakan diri mereka dari
kelompok lain. Sebagai adjektif, kata ‘liberal’ dipakai untuk menunjuk sikap
anti feodal, anti kemapanan, rasional, bebas merdeka (independent),
berpikiran luas lagi terbuka (open-minded) dan, oleh karena itu, hebat
(magnanimous).
1. Dalam politik, liberalisme dimaknai sebagai sistem dan kecenderungan
yang berlawanan dengan dan menentang ‘mati-matian’ sentralisasi dan
absolutisme kekuasaan. Munculnya republik-republik menggantikan
kerajaan-kerajaan konon tidak terlepas dari liberalisme ini.
2. Di bidang ekonomi, liberalisme merujuk pada sistem pasar bebas dimana
intervensi pemerintah dalam perekonomian dibatasi –jika tidak dibolehkan
sama sekali. Dalam hal ini dan pada batasan tertentu, liberalisme identik
dengan kapitalisme.
3. Di wilayah sosial, liberalisme berarti emansipasi wanita, penyetaraan
gender, pupusnya kontrol sosial terhadap individu dan runtuhnya nilai-
5

nilai kekeluargaan. Biarkan wanita menentukan nasibnya sendiri, sebab


tak seorang pun kini berhak dan boleh memaksa ataupun melarangnya
untuk melakukan sesuatu.
4. Dalam urusan agama, liberalisme berarti kebebasan menganut, meyakini,
dan mengamalkan apa saja, sesuai kecenderungan, kehendak dan selera
masing-masing. Bahkan lebih jauh dari itu, liberalisme mereduksi agama
menjadi urusan privat.
Bagi bangsa Indonesia, terutama Pancasila, liberalisme merupakan
ancaman. Pendapat J Kartini Soedjendro,” Dunia yang menghadirkan gerak
globalisasi dan universalitas nilai-nilai liberalisme telah menciptakan
perubahan yang begitu besar dalam tata cara pergaulan internasional.
Dampaknya telah dirasakan oleh semua negara di dunia termasuk Indonesia.
Atas kenyataan ini sikap politik yang harus diambil suatu bangsa sangat
bergantung dari ideologi yang dianut.
Bagi bangsa Indonesia, liberalisme jelas merupakan ideologi yang
dapat mengancam kelangsungan kebangsaan Indonesia karena secara material,
di dalamnya terkandung nilai-nilai sosial-politik yang tidak sesuai dan
bertentangan dengan sikap politik bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-
cita, berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

C. Akibat dari Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi


Ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi dapat berakibat
antara lain:
1. Melemahnya pemahaman masyarakat tentang ideologi bangsa yaitu
Pancasila, sehingga mengakibatkan perilaku masyarakat tidak
mencerminkan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,
2. Timbulnya gerakan separatis karena perbedaan ideologi, serta
3. Rusaknya etika dan moral bangsa.

D. Strategi Mengatasi Ancaman Integrasi Nasional di Bidang Ideologi


Untuk mengatasi ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi,
dapat dilakukan dengan:
6

1. Memahami lebih dalam arti penting Pancasila sebagai ideologi negara,


2. Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat dari hal-hal yang
kecil hingga yang besar,
3. Meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi usaha pemecah
belahan dari luar,
4. Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas, dan
5. Menyebarkan dan memasyarakatkan wawasan kebangsaan dan
implementasi butir-butir Pancasila, dalam rangka melestarikan dan
menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ancaman integrasi nasional dalam bidang ideologi adalah ancaman
yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan pemikiran
masyarakat suatu negara sehingga akan mengancam terhadap dasar falsafah
negara yaitu Pancasila.
Bagi bangsa Indonesia, terutama Pancasila, Liberalisme merupakan
ancaman. Dunia yang menghadirkan gerak globalisasi dan universalitas nilai-
nilai liberalisme telah menciptakan perubahan yang begitu besar dalam tata
cara pergaulan internasional. Dampaknya telah dirasakan oleh semua negara
di dunia termasuk Indonesia. Atas kenyataan ini sikap politik yang harus
diambil suatu bangsa sangat bergantung dari ideologi yang dianut.
Bagi bangsa Indonesia, liberalisme jelas merupakan ideologi yang
dapat mengancam kelangsungan kebangsaan Indonesia karena secara material,
di dalamnya terkandung nilai-nilai sosial-politik yang tidak sesuai dan
bertentangan dengan sikap politik bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-
cita, berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

B. Saran
1. Sebagai warga negara Indonesia kita harus benar-benar memahami
falsafah negara kita yaitu Pancasila.
2. Jangan mudah terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran orang barat yang
berbeda ideologinya dengan kita. Karena etika dan moral bangsa kita
berbeda.
3. Kita harus pintar-pintar menyeleksi media masa dan partai politik.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nuh, Mohammad. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta:


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

http://softilmu.blogspot.com/2013/12/pengertian-dan-fungsi-ideologi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi

http://blogcintailmu.blogspot.co.id/2016/11/bahaya-komunis-dan-liberalis-
terhadap.html

http://fahimahalkayyis.blogspot.co.id/2015/05/ancaman-integrasi-nasional-dalam-
bidang.html

Anda mungkin juga menyukai