Anda di halaman 1dari 30

JUDUL ANTI RADIKALISME DAN ANTI TERORISME

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pembuatan Makala PKKMB Universitas Bhamada Slawi
Tahun 2021

Dengan tema: Peran mahasiswa dalam menangkal radikalisme dan terorisme

Disusun Oleh:

Nama: SEKTI ALDIN INDRIWATI

Fakultas: KESEHATAN

Program Studi: D3 KEPERAWATAN

PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU UNIVERSITAS


BHAMADA SLAWI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "ANTI RADIKALISME DAN TERORISME"
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas pkkmb. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang manusia dan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih ke pada seluruhnya. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tegal, 23 september 2021

Penulis
DAFTAR ISI............

BAB 1...........

Pendahuluan..................

Latar belakang......................

Rumusan masalah.....................

BAB II

Pembahasan............................

Tujuan penuliasan......................

Manfaat penulisan...................

BAB III

Kesimpulan ....................

Saran......................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Karena manusia akan berusaha sekeras mungkin untuk memenuhi kebutuhan


hidupnya, termasuk menyebarkan suatu paham atau ideologi dengan cara
kekerasan. Radikalisme bisa muncul dan berkembang ketika sekelompok orang
merasa pemerintah negara tidak adil kepada rakyatnya atau hanya mempehatikan
segelintir kelompok saja
Anti radikalisme adalah gerakan anti kekerasan yang biasanya gerakannya
berdasarkan sila-sila pancasila yang sangat menentang adanya
sebuah radikalisme atau gerakan perpecahan antar bangsa.
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau
kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau
fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
Terorisme dalam kaitan ini diartikan sebagai, tindakan kekerasan atau ancaman
untuk melakukan tindakan kekerasan yang ditujukan kepada sasaran acak (tidak
ada hubungan langsung dengan pelaku) yang berakibat pada kerusakan, kematian,
ketakutan, ketidakpastian dan keputusasaan massa

Istilah teroris oleh para ahli kontraterorisme dikatakan merujuk kepada para pelaku yang
tidak tergabung dalam angkatan bersenjata yang dikenal atau tidak menuruti peraturan
angkatan bersenjata tersebut. Aksi terorisme juga mengandung makna bahwa serang-
serangan teroris yang dilakukan tidak berperikemanusiaan dan tidak memiliki justifikasi,
dan oleh karena itu para pelakunya ("teroris") layak mendapatkan pembalasan yang
kejar
2. Perumusan masalah

a. Jelaskan apa yang melatar belakangi timbulnya radikalisme dan terorisme?

b. Apakah jihad dalam identik dengan kekerasan dan teroris


BAB II
PEMBAHASAN

Radikalisme sudah ada sejak manusia ada. Sekarang yang utama adalah
bagaimana bangsa Indonesia adalah menangkal gerakan radikalisme dan
terorisme tersebut. Radikalisme dan terorisme terjadi akibat banyak
faktor, yang paling banyak adalah persoalan ideologi agama.

Sejak itu para penganut paham radikalisme dan terorisme mengafirkan


dan menganggap orang beda agama sebagai musuh. Bahkan yang
seagama tetap dianggap musuh dan harus dimusnahkan.

Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Murodi mengatakan, upaya mengafirkan sudah muncul sejak
abad 7-8 masehi. Dia menceritakan, ketika itu terjadi konflik internal dan
perebutan kekuasan di banyak negara yang menjadi akar munculnya
radikalisme.

Tujuannya, kata dia, untuk menggulingkan kekuasaan politik, makanya


gerakan radikal itu muncul di negara-negara Islam, termasuk di Indonesia.
"Mereka ingin mengganti ideologi negara dengan ideologi Islam. Itulah
salahnya, mestinya yang harus diajarkan ke masyarakat adalah bahwa
negara ini didirikan oleh para pahlawan yang berideologi Pancasila yang
digali dari sumber-sumber agama itu sendiri," ujar Murodi, Jakarta, Kamis
(12/5/2016).
Dia menegaskan, tujuan kelompok radikal yang ingin mengganti NKRI
menjadi khilafah juga tidak jelas. Menurutnya, khilafah sudah hancur pada
abad ke-8 masehi, saat munculnya dinasti Bani Umayah.

“Mau diganti yang mana? Khilafah sudah selesai, tidak ada lagi. Bahwa
model-modelnya boleh ditiru karena modelnya yang baik
seperti equality (kesamaan), justice (keadilan), dan kebebasan,” jelasnya.

ksis teror di dunia terus terjadi. Kesadaran baru muncul, bahwa melawan
terorisme seharusnya tidak semata menggunakan kekuatan militer, tetapi
sebaiknya juga menggunakan soft power atau the war of idea. Selama ini
perang melawan terorisme, di satu sisi memunculkan harapan akan
terwujudnya kehidupan yang damai tanpa kekerasan yang menciptakan
ketakutan, kesengsaraan, dan kehancuran. Tetapi, di sisi lain juga bisa
memunculkan potensi kecurigaan antara komunitas yang berbeda.
Bahkan, tidak mustahil bisa menjadi embrio bagi terjadinya benturan antar
peradaban (the clash of civilization).
Terorisme berawal dari sebuah pemahaman yang “salah” tentang “Jihad”.
Jihad yang seharusnya diartikan sebagai “pentingnya kesungguhan dan
kesabaran” lalu berubah menjadi paham ideologis yang melahirkan sikap
puritan. Sikap puritan yang dimaksud, setidaknya mempunyai empat
ciri. Pertama, tidak toleran terhadap perbedaan. Kedua, cenderung
berpikir literalis dan mengabaikan aspek lokal dan sejarah. Ketiga, memilih
jalan kekerasan dan kebencian, daripada dialog dan persaudaraan. Empat,
bersikap picik dan eksklusif dan melakukan sesuatu tanpa tujuan dan misi
yang jelas. Puritanisme secara perlahan tapi pasti akan menumbuhkan
radikalisme yang pada akhirnya memunculkan terorisme.
Kezaliman global, kesenjangan sosial berupa kemiskinan, kebodohan, dan
perpecahan, serta penafsiran teks agama yang kurang tepat menjadi cikal
bakal munculnya terorisme. Perbedaan cara pandang terhadap teks suci
memunculkan sikap eksklusif dan perilaku destruktif serta melahirkan
klaim kebenaran (truth claim) yang keras, tertutup, dan dogmatis.
Sebuah komunitas pun lalu cenderung membenarkan secara mutlak apa
yang diyakininya, baik secara pragmatis maupun ideologis (agamis), serta
mudah menyalahkan dan menghujat komunitas lain yang berbeda
pemahaman. Setidaknya, ada tiga rencana kerja dan target yang ingin
dicapai oleh para teroris. Pertama, memunculkan pertentangan dan
radikalisme di tengah masyarakat. Kedua, menunjukkan kelemahan
pemerintahan, mempermalukan alat-alat negara, serta memancing aparat
untuk bertindak represif. Ketiga, merebut perhatian publik lewat media
massa.
B. Tujuan dari penuslisan

Tujuan dari penulisan adalah untuk memahami mengenai radikalisme dan terorisme dalam
mengenai hidup, ditinjau dari regiulitas

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Keilmuan Psikologi Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam memperluas
ilmu pengetahuan mengenai kepribadian hardiness, serta juga mampu menambah kajian dalam ilmu
psikologi khususnya bidang Psikologi kepribadian dan sosial

2. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat memberikan gambaran bagi peneliti lain mengenai ketangguhan
seorang istri dalam menghadapi suatu permasalahan.

3.. Bagi masyarakat Memberikan gambaran bagaimana ketangguhan istri dari pelaku radikal dalam
menjalani hidupnya sehingga mampu menjalin hubungan dengan baik dengan para istri pelaku
radikal

BAB III

Penutupan

A. Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang besar dengan berbagai macam perbedaan
ras,budaya,dan agama. Sangat mudah untuk pihak-pihak tertentu memanfaatkannya
untuk kepentingan pribadi, apabila rakyat Indonesia tetap bertahan dengan ego
masing-masing maka cepat atau lambat Indonesia akan berdampak makin buruk
atau mungkin hancur secara ideologi. Maka dari itu perbedaan bukan dijadikan
sebagai pemecah tetapi menjadi keberagaman suatu negara dan menjadi pemersatu
antar bangsa. Negara yang baik yaitu negara yang bisa menjadikan suatu perbedaan
menjadi satu sama dengan yang lain.

B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan pada pembahasan
sebelumnya maka peneliti mencoba memberikan saran atau rekomendasi
sebagai berikut:
* Bagi mahasiswa

Mempunyai kesadaran budaya yang tinggi, mempunyai multikultural


dan mempunyai RASA yang tinggi
Mahasiswa hendak mempunyai sikap toleransi
Mengembangkan kegiatan akademik maupun non akademik

*Bagi Dosen

Dosen hendaknnya membimbing muridnnya dalam hal


inovasi,multikultural dan inovasi
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang berbangsa dan
bernegara untuk meningkatkan sifat toleransi dan multikultural
Meningkatkan rasa nasionalisme dan penanaman empat pilar
kebangsaan(UUD NKRI 1945, PANCASILA, NKRI, DAN Bhineka
Tunggal Ika.
Daftar pustaka

Ditulis......14 september2018
Gagasan—mercubuana

Gino lestari 2013


Repository. Upi.edu
JUDUL MENYONGSONG DIRI UNTUK MENJADI LEBIH BAIK

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pembuatan Makala PKKMB Universitas Bhamada Slawi
Tahun 2021

Dengan tema: real hidup saya

Disusun Oleh:

Nama: SEKTI ALDIN INDRIWATI

Fakultas: KESEHATAN

Program Studi: D3 KEPERAWATAN

PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU UNIVERSITAS


BHAMADA SLAWI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "REAL HIDUP SAYA " dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas pkkmb. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang manusia dan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih ke pada seluruhnya. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tegal, 23 september 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Perkenalkan nama saya Sekti aldin indriwati dari tegal sedikit cerita saya dulu
selalu di tannya cita-citannya apa? Mau jadi apa?saya bingung mau jawab apa eeeh saya
kepikiran mau jadi peawat lah tapi saya bingung perawat sih gimana pelajarannya apa aja dan
nanti ngapain aja? Disitu saya mulai mencari/search di google dan nanya-nanya ke
temen.akhirnya saya tahu ooh jadi perawat kaya gini toh banyak resiko,mental is healty dan
dari situ saya mulai penasaran dan langsung ngomong ke orang tua dan alhamdulillah saya di
dukung dan orang tua saya ikut cari tau tentang univ mana yang bagus ditegal. Dan akhirnnya
menemukan kemenkes dan di bhamada di tegal saya mah ngikut aja mau di daftarin yang
mana asal kuliah keseharan (gitu aja lah yang saya jelaskan intinya banyakk bngt pelajarnnya
ga bisa saya ceritakan dngn gamblang)

2. Rumusan masalah

a. Banyak sekali yang pengin jadi perawat dan banyak sekali yang takut juga ke
jarum tapi dari situ masih saja minat jadi perawat?!
b. Lowongan kerja yang banyak,tapi gajinnya sedikit.gimana nih masih mau jadi
perawat?
c. Kalo jadi perawat tuh salah nyuntik/ada yang salah dalam pengobatan di hujat/di
marahin giliran nyelamatin orang ga dapet pujian nyesek gatuh?

BAB II
PEMBAHASAN

Jadi perawat takut suntik?banyak kali tapi dari kita ngambil keperawatn
tersebut kita bisa ngilangin rasa ketakutan tersendiri karna suatu kebiasaan
akan jadi terbiasa,jadi janganlah menyerah dan hilangkan rasa takut sendiri
dengan diri kita sendiri
Bicara ya soal gaji?bagi saya mah gaji ga ngaruh ya karna tujuan saya
menolong orang suatu kebanggan tersendirijadi mau besar mau kecil gaji
saya gapapa yang penting kita ikhlas melakukan pekerjaan tersebut

Bayangin saja kita gajinya besar tetapi melakukan pekerjaan tersebut


dengan tidak ikhlas ga sakit tuh perut:v

Jangan haus pujian deh ga bagus buat kesehatan kita wkwkk nihya
kembali lagi kita harus ikhlas gapapa di marahin karna kita salah ya harus
menerima resiko dan bila kita berhasil ga dapet pujian gapapa juga karna
tubuh kita jiwa kita yang otomatis memuji jadi jangan lah meminta pujian
orang lain

B. Tujuan dari penulisan

Sedikit menulis dan sedikit berbagi ya meskipun ada yang ga maksud


gapapalah yang penting saya menyampaikan apa yang saya rasakan dan
paling awal saya menyelesaikan tugas

C. Manfaat dari penulisan

1. Jujur saja saya bingung menyampaikan maanfaat nya gimana ya karna


saya sendiri mau mengetik/ngomong apa
2. Kita harus memegang prinsp yang kuat

BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan

Kita harus menentukan hidup kita yang benar dan jelas raihlah cita-cita
kalian dengan semangat dan gigih dalam menggapai sesuatu yang kita mau
jdilah bintang untuk semua orang jadilah bahu bagi yang memerlukan
karna kita hidup kga sendiri
Saran
Kita harus semangat dalam menjalankan sesuatu pekerjaan dan inget suatu
semangat 99% ada di diri kita orang lain hannya 1%
Udah sih gtu aja maaf ya kalo ga jelas makasiiiiii semuannya all the best
deh

DAFTAR PUSTAKA

https://sektialdin.co.id

https://hidusaya.co.id
JUDUL PENDIDIKAN BELA NEGARA

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pembuatan Makala PKKMB Universitas Bhamada Slawi
Tahun 2021

Dengan tema: BELA NEGARA BAGI MAHASISWA

Disusun Oleh:

Nama: SEKTI ALDIN INDRIWATI

Fakultas: KESEHATAN

Program Studi: D3 KEPERAWATAN

PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU UNIVERSITAS


BHAMADA SLAWI

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "BELA NEGARA" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas pkkmb. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang manusia dan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih ke pada seluruhnya. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tegal, 23 september 2021

Penulis
DAFTAR ISI...........

1. Latar belakang.....................

2. Perumusan masalah..........

3. Tujuan penulisan....................

4. Manfaat penulisan...............

5. Daftar istilah...........................
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Bela Negara adalah sikap, tekad, perilaku warga negara yang menunjukkan
kecintaannya kepada sebuah negara mulai anak-anak sampai orang tua.
Upaya bela negara diperlukan karena adanya tanggung jawab untuk
mempertahankan keutuhan negara.

Dikutip dari situs resmi Kemdikbud, upaya bela negara di Indonesia telah
dijadikan hari peringatan yakni setiap tanggal 19 Desember melalui Keppres
Nomor 28 Tahun 2006.Penetapan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara
dipilih untuk mengenang peristiwa sejarah ketika tanggal 19 Desember 1948,
Belanda melancarkan Agresi Militer ke II dengan mengumumkan tidak adanya
lagi Negara Indonesia.Ketika itu, Presiden RI Ir. Soekarno memberikan
mandat penuh kepada Mr. Syafrudin Prawiranegara untuk menjalankan
pemerintahan dengan membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia
(PDRI) di Padang, Sumatera Barat, guna menjaga keutuhan Negara Republik
Indonesia.

Hal itu berarti secara konstitusional bela negara mengikat seluruh bangsa Indonesia
sebagai hak dan kewajiban setiap warga negara.Bela negara terkait erat dengan
terjaminnya eksistensi NKRI dan terwujudnya cita-cita bangsa sebagaimana termuat
dalam Pembukaan UUD RI tahun 1945 yakni: melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.Berdasarkan UU, bela negara pasal 9 ayat (1), UU No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara,

bela negara didefinisikan sebagai sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.Upaya bela negara selain
sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga
negara yang melaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa
B. Perumsan Masalah

1. apa rumusan mengenai apa arti bela negara sendiri terhadap mahasiswa?

2. bagaimana wujud kita dalam bela negara terhadap mahasiswa?

C. Tujuan penulisan

1. Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada Negara Kesatuan republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara

2. Dalam pelaksanaannya Bela negara tidak harus dalam wujud perang tetapi sebagai
mahasiswa kita bisa melakukan bela negara dengan cara lain seperti belajar
dengan rajin,tidak menyebarkan berita Hoax dan ujaran kebencian,hidup
bertoleransi,melestarikan budaya,memakai produk Indonesia,berprestasi
mengharumkan nama bangsa
D. Manfaat penelitian

Berikut ini beberapa manfaat yang didapatkan dari bela negara:

Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.


Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antarsesama rekan seperjuangan.
Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai kemampuan diri.
Melatih jiwa kepemimpinan dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
Membentuk iman dan takwa pada agama yang dianut oleh individu.
Berbakti pada orang tua, bangsa, dan agama.
Melatih kecepatan, ketangkasan, dan ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, dan tidak disiplin.
Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antarsesama.
E. Dafar istilah

- Jurnalika room

- www.rumusan masalah

- ala dokter
JUDUL NAPZA
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pembuatan Makala PKKMB Universitas Bhamada Slawi
Tahun 2021
Dengan tema: PERAN MAHASISWA DALAM MENANGGULANGI NAPZA

Disusun Oleh:
Nama: SEKTI ALDIN INDRIWATI
Fakultas: KESEHATAN
Program Studi: D3 KEPERAWATAN

PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS MAHASISWA BARU UNIVERSITAS


BHAMADA SLAWI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "NAPZA" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas pkkmb. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang manusia dan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih ke pada seluruhnya. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Tegal, 23 september 2021
Penulis
DAFTAR ISI............

BAB 1...........
Pendahuluan..................
Latar belakang......................
BAB II...........................
Pembahasan...........................

Daftar pustaka..................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
NAPZA merupakan akronim dari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya yang
merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan dan kejiwaan.
NAPZA secara umum merupakan zat-zat kimiawi yang apabila dimasukkan ke dalam tubuh
baik secara oral (diminum, dihisap dan dihirup) maupun disuntik dapat mempengaruhi
pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Hal ini dapat menimbulkan
gangguan keadaan sosial yang ditandai dengan indikasi negatif, waktu pemakaian yang
panjang dan pemakaian yang berlebihan.
Jenis-jenis NAPZA
Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika, narkotika dikelompokkan kedalam tiga
golongan yaitu:
Narkotika, merupakan suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan penurunan dan perubahan
kesadaran, menurangi dan menghilangkan rasa nyeri serta dapat menimbulkan
ketergantungan secara fisik maupun psikologik.
Narkotika terbagi menjadi tiga golongan:
• Narkotika golongan I adalah narkotika yang dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: heroin, kokain, ganja.
• Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan,
digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin, turunan garam
dalam golongan tertentu.
• Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan yang
banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan menyebabkan ketergantungan. Misalkan: kodein, garam-garam
narkotika dalam golongan tertentu.

Psikotropika, setiap bahan baik alami ataupun buatan bukan Narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
Psikotropika terbagi menjadi empat golongan:
• Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi yang amat
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang termasuk golongan ini yaitu: MDMA,
ekstasi, LSD, ST.
• Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan
dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat menimbulkan ketergantungan. Contoh: amfetamin, fensiklidin, sekobarbital,
metakualon, metilfenidat (Ritalin).
• Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang menyebabkan ketergantungan. Contoh : fenobarbital dan flunitrasepam.
• Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang mempunyai khasiat pengobatan
dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: diazepam, klobazam,
bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxiase, nitrazepam.
Zat Adiktif, bahan lain yang bukan Narkotika atau Psikotropika yang merupakan inhalasi
yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan, misalnya lem, aceton, eter,
premix, thiner dan lain-lain. Dalam KEPRES tahun 1997, minuman yang mengandung
etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara
fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, maupun yang diproses dengan
mencampur konsentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran minuman mengandung
etanol. Minuman alcohol dibagi menjadi tiga golongan sesuai dengan kadar alkoholnya
yaitu:
• Golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 1%-5%
Contoh : bir, green sand.
• Golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 5%-20%
Contoh : anggur kolesom.
• Golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20%-55%
Contoh : arak, wisky, vodka.

2. Perumusan masalah
• Bagaimanakah pelaksanaan program-program rehabilitas bagi pecandu NAPZA?
• Sejauh manakah program rehabilitas bagi pecandu NAPZA?
BAB II
PEMBAHASAN
Bantuan rehabilitasi bagi para pecandu narkoba diatur oleh pemerintah dalam Undang-
Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun
2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika.
Pecandu narkoba wajib melaporkan diri ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), baik
rumah sakit, puskesmas, atau lembaga rehabilitasi medis, yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia.
Selain melapor ke IPWL, pecandu narkoba juga bisa melapor dengan cara mendaftarkan diri
dan mengisi formulir pada situs resmi Sistem Informasi Rehabilitasi Indonesia (SIRENA)
milik Badan Narkotika Nasional (BNN).
Meski telah diatur sedemikian rupa, tak jarang pecandu narkoba terlambat atau sulit
mendapatkan rehabilitasi akibat stigma yang melekat, baik dari lingkungan maupun dari
dalam diri mereka sendiri.
Para pecandu narkoba terkadang dikaitkan dengan pelaku kriminal. Hal ini membuat
mereka sering menyangkal kondisinya dan tak ingin melapor. Padahal, pengguna narkoba
adalah korban yang perlu direhabilitasi agar bisa terbebas dari cengkeraman narkoba dan
bahaya yang menyertainya
Rehabilitasi pecandu narkoba dijamin oleh pemerintah. Dengan melaporkan diri, pecandu
narkoba hanya akan diproses untuk menjalani rehabilitasi dan tidak akan dijatuhi hukuman
pidana.

Tahapan Rehabilitasi Narkoba


Menurut Badan Narkotika Nasional, ada tiga tahap rehabilitasi narkoba yang harus dilalui
oleh pecandu narkoba, yaitu:
Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi)
Rehabilitasi medis merupakan tahap pertama yang perlu dijalani oleh pecandu agar terlepas
dari ketergantungan narkoba. Pada tahap ini, dokter akan memeriksa kesehatan pecandu,
baik kesehatan fisik maupun mentalnya.
Setelah pemeriksaan dilakukan, dokter akan menentukan jenis pengobatan yang akan
diberikan untuk mengurangi gejala putus obat yang diderita pecandu. Pemberian obat ini
tergantung jenis narkoba yang pernah digunakan dan tingkat keparahan gejala yang dialami.
Contohnya, pecandu berat narkoba jenis heroin yang mudah mengalami sakau, dapat
diberikan terapi obat methadone atau naltrexone. Seiring berjalannya proses rehabilitasi,
dosis pemberian obat akan diturunkan sesuai perkembangan kondisi pecandu.
Tahap rehabilitasi nonmedis
Selain menjalani rehabilitasi medis, pecandu narkoba juga akan mengikuti berbagai macam
kegiatan pemulihan secara terpadu, mulai dari konseling, terapi kelompok, hingga
pembinaan spiritual atau keagamaan.
Konseling dapat membantu pecandu narkoba mengenali masalah atau perilaku yang
memicu ketergantungannya pada narkoba. Dengan demikian, pecandu dapat menemukan
strategi yang paling tepat untuknya agar terlepas dari belenggu narkoba.
Sementara itu, terapi kelompok (therapeutic community) merupakan forum diskusi yang
beranggotakan sesama pecandu narkoba. Terapi ini bertujuan agar anggotanya dapat saling
memberikan motivasi, bantuan, dan dukungan agar sama-sama terbebas dari jeratan
narkoba.
Tahap bina lanjut (aftercare)
Tahap bina lanjut adalah tahap akhir dari rangkaian rehabilitasi narkoba. Para pecandu
narkoba akan diberikan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat masing-masing. Hal ini
bertujuan agar mereka bisa kembali bekerja dan tetap produktif setelah menyelesaikan
program rehabilitasi.
Setelah terbebas dari ketergantungan, mantan pecandu narkoba dapat kembali ke
masyarakat dan beraktivitas seperti biasa di bawah pengawasan Badan Narkotika Nasional.
Namun, di dalam pelaksanaanya, mereka tetap membutuhkan dukungan keluarga, kerabat,
dan masyarakat sekitar agar dapat kembali menjalani hidup sehat dan benar-benar terlepas
dari jeratan narkoba di masa mendatang.
Jika Anda atau orang terdekat sudah terlanjur mengalami kecanduan narkoba, jangan takut
melaporkan diri ke IPWL terdekat untuk mendapatkan layanan rehabilitasi. Semakin cepat
rehabilitasi dilakukan, semakin cepat pula Anda terbebas dari belenggu narkoba.
Anda juga bisa ke psikiater untuk menjalani konsultasi dan pemeriksaan, baik pemeriksaan
psikologis maupun fisik. Setelah melakukan pemeriksaan, psikiater dapat memberikan saran
atau pengobatan untuk menangani ketergantungan narkoba yang Anda alami.

a. penyalahgunaan Penyalahgunaan narkoba atau NAPZA adalah suatu pola perilaku di


mana seseorang menggunakan obat-obatan golongan narkotika, psikotoprika, dan zat aditif
yang tidak sesuai fungsinya. Penyalahgunaan NAPZA umumnya terjadi karena adanya rasa
ingin tahu yang tinggi, yang kemudian menjadi kebiasaan.
Penyalahgunaan narkoba atau NAPZA adalah suatu pola perilaku di mana seseorang
menggunakan obat-obatan golongan narkotika, psikotoprika, dan zat aditif yang tidak sesuai
fungsinya. Penyalahgunaan NAPZA umumnya terjadi karena adanya rasa ingin tahu yang
tinggi, yang kemudian menjadi kebiasaan.
DAFTAR PUSTAKA
https://aladokter.com
https://rs.unud.ac.id
https://bnn.go.id

Anda mungkin juga menyukai