Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

‘BAHAYA RADIKALISME & TERORISME TERHADAP


PERSATUAN & KESATUAN BANGSA INDONESIA’

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh:
Maria Fernanda Wibowo
(22023000105)

Dosen Pengampu :
Drs. Petrus Megu , MM.

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘Bahaya Radikalisme & Terorisme
Terhadap Persatuan & Kesatuan Bangsa Indonesia’ ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini juga dapat menambah wawasan saya dalam
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya materi Bahaya Radikalisme & Terorisme
Terhadap Persatuan & Kesatuan Bangsa Indonesia.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan sesuai dengan mata kuliah yang saya tekuni.
Tentu masih banyak kelemahan dan kekurangan dari makalah ini, tetapi paling tidak sudah ada langkah
sederhana yang dilakukan. Masukan dan saran dari segenap pihak senantiasa dinantikan.
Terima kasih.

Malang, 03 April 2022


Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4
A. Latar Belakang.................................................................................................... 4
BAB II RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................... 7
A. Radikalisme ........................................................................................................ 7
B. Terorisme ............................................................................................................ 7
C. Faktor Terjadinya Radikalisme dan Terorisme .................................................. 8
D. Upaya Mencegah serta Mengatasi Tindakan Radikalisme dan Terorisme ........ 9
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................... 10
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keberagaman suku, ras, agama, antar
golongan, bahasa, adat istiadat, kebiasan, dll. Keberagaman tersebut memunculkan perbedaan
di setiap daerah Indonesia, yang sekaligus dapat menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Dengan
adanya kekhasan yang dimiliki tiap pulau, budaya yang ada di tiap pulau, keberagaman bahasa
dan adat tiap-tiap pulau yang ada di Indonesia, semboyan yang digunakan oleh bangsa
Indonesia adalah ‘Bhineka Tunggal Ika’. ‘Bhineka Tunggal Ika’ memiliki arti berbeda-beda
tetapi tetap satu juga, diharapkan seluruh rakyat bangsa Indonesia tetap menjaga persatuan
walaupun memiliki banyak perbedaan. Dibutuhkan sikap saling menghormati dan menghargai
serta toleransi antar rakyat, untuk mengimplementasikan semboyan tersebut dalam
mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Pada saat ini banyak isu yang
beredar tentang radikalisme dan terorisme. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online
menyebutkan ‘radikalisme’ memiliki tiga arti, yaitu : pertama, paham atau aliran yang radikal
dalam politik. Kedua, paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan
sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastic. Ketiga, sikap ekstrem dalam aliran
politik. Sedangkan terorisme adalah suatu kekerasan yang dilakukan terorganisasi,
mengartikan kekerasan sebagai kesadaran, metode berpikir sekaligus alat pencapaian tujuan
(Wahid dkk, 2004). Karena negara kita memiliki banyak perbedaan, maka negara kita sering
menjadi sasaran terorisme dan radikalisme. Kita harus waspada terhadap isu radikalisme-
terorisme yang berkembang karena hal tersebut dapat menimbulkan dampak antara lain
terjadinya teror dan kekerasan yang menimbulkan keresahan bahkan ketakutan dalam
masyarakat, bisa juga menimbulkan konflik horizontal maupun vertikal, dapat menyebabkan
hilangnya harta benda bahkan nyawa sekalipun, terhambatnya perekonomian masyarakat, dan
pada akhirnya bisa menimbulkan disintegrasi bangsa. Contoh nyata terorisme yang pernah
terjadi di Indonesia adalah kasus bom bali I & II. Motif yang digunakan merupakan radikalisme
bersumber pada faktor agama dan sosial politik. Dan upaya-upaya penanggulangan tindak
pidana terorisme yang dilakukan di Provinsi Bali oleh Polda Bali, FKPT Provinsi Bali, serta
Desa Adat Kuta dan Desa Adat Renon yang terkena dampak langsung aksi terorisme bom Bali
I dan II baik secara preventif maupun represif. Adapun faktor pendukung dan penghambat dari

4
setiap instansi dalam melakukan upaya penanggulangan tindak pidana terorisme baik itu faktor
sumber daya manusia, dana, aturan dan masyarakat.

5
BAB II
RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksudkan dengan radikalisme dan terorisme ?


2. Mengapa terjadi radikalisme dan terorisme ?
3. Bagaimana cara mencegah dan mengatasi radikalisme dan terorisme ?

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. Radikalisme
Pengertian radikalisme :
 Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan suatu perubahan secara total
dan bersifat revolusioner dengan “menjungkirbalikan” nilai nilai yang ada secara
drastis lewat kekerasan (violence) dan aksi aksi yang ekstrim (Hidayatulloh &
Armansyah, 2021)
 Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat-buat oleh sekelompok orang yang
menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik secara drastis dengan
menggunakan cara-cara kekerasan (Asrori, 2015)
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa radikalisme merupakan paham
yang dibuat oleh suatu golongan tertentu yang ingin merubah tatanan sosial dan politik untuk
tujuan tertentu. Biasanya radikalisme ini diiringi oleh tindakan-tindakan kekerasan. Maka tidak
salah kalau paham radikalisme selalu di hubung-hubungkan dengan tindak terorisme, paham
radikalisme dengan terorisme seperti saling berkaitan satu dengan yang lain, karena pelaku
tindak terorisme selalu menggunakan faham faham yang ada dalam radikalisme (Michael,
2019)

B. Terorisme
Pengertian terorisme :
 Terorisme menurut A. Schmid, ahli dalam bidang politik dan terorisme , adalah “ a
method of combat in which random or symbolic victims become target of violence.
Through the previous use of violence or the credible threat of violence, other members
of a group are put in a state of chronic fear (terror)”
 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata teror adalah kegiatan yang menciptakan
ketakutan, kengerian, atau kekejaman oleh seseorang atau golongan. Sedangkan terroris
adalah orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya
untuk tujuan politik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995, 1048).
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa terorisme merupakan kekerasan
yang digunakan untuk mengancam sehingga menimbulkan ketakutan atau perasaan
terintimidasi pada korban yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan oleh
suatu golongan tertentu.
7
Indonesia membuat undang-undang yang digunakan untuk mengatur tindakan terorisme yaitu,
undang undang nomor 5 tahun 2018 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme. Di pasal
6 menjelaskan : setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman
kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas,
menimbulkan korban yang bersifat massal dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya
nyawa dan harta benda orang lain, atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap
Objek Vital yang Strategis, lingkungan hidu atau fasilitas internasional dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun, pidana seumur
hidup atau mati.
Orang atau kelompok dapat dikatakan sebagai teroris jika :
 Orang atau kelompok tersebut menggunakan kekerasan ataupun ancaman
 Memiliki tujuan yang akan dicapai dari tindakannya tersebut, baik pada bidang politik
maupun yang lainnya
 Memiliki sasaran biasanya sipil
 Sebelum memulai tindakannya, terdapat perencanaan serta persiapan
Dari ciri-ciri diatas maka dapat dikatan jika di Negara Indonesia masih terdapat kelompok
terorisme seperti, GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dan OPM (Organisasi Papua Merdeka).

C. Faktor Terjadinya Radikalisme dan Terorisme


Cikal bakal dari lahirnya faham radikalisme serta tindak terorisme adalah sikap intoleransi,
intoleransi berasal dari dua kata yaitu kata in- yang berarti tidak atau bukan, serta kata toleransi
yang memiliki arti menghargai atau mentoleran, jadi dapat di simpulakan bahwa intoleransi
adalah sikap tidak menghargai (Hidayatulloh & Armansyah, 2021). Ada beberapa factor yang
menyebabkan munculnya sikap intoleransi yaitu,
 Ketidaksiapan mental atau kelabilan kaum muda bangsa Indonesia sehingga seringkali
mudah percaya dan tidak memilah ataupun memilih terlebih dahulu paham-paham
maupun pernyataa-pernyataan yang beredar di dunia masyarakat. Sehingga kaum muda
berpikiran sempit dan mudah terpengaruh.
 Kesenjangan ekonomi. Sebab adanya kesenjangan ekonomi, terlebih Negara Indonesia
merupakan Negara berkembang. Maka ada banyak peluang bagi sikap intoleransi
muncul dan berkembang di dalam rakyat Indonesia.
 Kesenjangan politik. Adanya kesenjangan politik menyebabkan adanya rasa kecewa
dalam diri generasi muda, karena generasi muda tidak diberikan akses untuk berpolitik.

8
Padahal pada kenyataannya generasi mudalah yang akan melanjutkan kegiatan
berpolitik Negara ini di masa depan. Rasa kecewa tersebut menumbuhkan sikap
intoleransi.
 Bab keagamaan. Sebab kaum muda masih belum stabil/ labil maka kelompok-
kelompok yang memiliki tujuan tertentu tadi (yang biasanya fanatic terhadap agamanya
dan ingin mengubah ideology bangsanya) mempengaruhi kaum muda dengan
mengajarkan kita untuk jihad dengan fisik yakni mati. Yang tentu saja akan mudah
dipercayai kaum muda yang labil terlebih dia tidak terlalu memahami agamanya
sendiri.

D. Upaya Mencegah serta Mengatasi Radikalisme dan Terorisme


Karena radikalisme dan terorisme muncul dengan didasari sikap intoleransi pada perbedaan
atau keragaman yang ada, jadi yang perlu kita lakukan untuk mencegah radikalisme dan
terorisme terjadi adalah membangun paradigma keberagaman. Yang dimaksud dengan
membangun paradigm keberagaman adalah memberikan pengajaran atau ilmu yang
mendorong generasi muda terutama anak-anak untuk memunculkan sikap menghormati,
menghargai dan toleransi terhadap perbedaan yang ada. Mengapa generasi muda ? sebab
generasi mudalah yang masih memiliki kelabilan dan juga agar sikap toleransi serta berpikiran
terbuka itu tertanam sejak dini. Selain membangun paradigm keberagaman, kita juga perlu
menanamkan sikap nasionalisme terhadap bangsa dan Negara melalui pembelajaran PKN
disekolah. Karena jika kita memiliki jiwa nasionalisme, kita lebih mudah dalam membedakan
mana yang termasuk paham-paham radikalisme & terorisme serta dapat menangkal paham
tersebut sejak dini.
Sedangkan upaya dalam mengatasi radikalisme dan terorise adalah membuat peraturan tentang
radikalisme dan terorisme, terutama di Indonesia yang membuat UU No.15 Tahun 2003, dan
membentuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 46 tahun 2010 tentang BNPT. Hal pertama yang dilakukan dalam menangani
radikalisme dan tetorisme adalah meminimalisi penyebab terorisme dengan menggunakan
pendekatan lunak atau lemah lembut tentang upaya penyelesaian terhadap kasus terorisme, atau
suatu metode yang digunakan melalui pendekatan pemahaman tentang terorisme serta peduli
terhadap korban yang masih hidup dan juga terhadap keluarga korban terutama yang telah di
eksekusi khususnya anak-anak dan keluarganya. Yang kedua membentuk pasukan dengan
tujuan untuk pencegahan aksi terorisme seperti Densus 88 (Polri). Yang ketiga meningkatkan
kerjasama internasional dalam mencegah aksi terorisme.
9
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan (BAB III) dapat saya simpulkan bahwa radikalisme dan
terorisme memiliki keterkaitan. Radikalisme merupakan embrio atau cikal dari terorisme, jika
radikalisme adalah pahamnya maka terorisme merupakan aksinya. Radikalisme dan terorisme
sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia, terlebih bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang memiliki keberagaman. Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang
bahayanya radikalisme & terorisme serta sikap saling toleransi dan berpikir secara terbuka agar
kita dapat menangkal paham-paham radikalisme tersebut.
B. Saran
Menurut saya ada poin-poin penting lainnya yang dapat digunakan untuk mencegah
radikalisme & terorisme yaitu,
 Lingkungan keluarga yang harmonis
 Para mentor (bisa jadi guru) yang memberikan teladan baik dalam topic menghargai,
menghormati, dan toleransi
 Serta yang sangat penting adalah ketika para pedakwah, mendakwahkan agamanya
lebih baik tidak merendahkan agama lain. Sebab hal itu bisa memicu rasa intoleran
dan ego sehingga dapat dengan mudah muncul radikalisme dan terorisme.

10
DAFTAR PUSTAKA

Asrori, A. (2015). RADIKALISME DI INDONESIA : Antara Historisitas dan Antropisitas. Jurnal


Studi Agama dan Pemikiran Islam, 253-268.
Hasanah, N. (2018). UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENGATASI TERORISME
PADA MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO TAHUN 2014 - 2019. eJournal Ilmu
Hubungan Internasional, 881-892.
Hidayatulloh, I., & Armansyah, N. (2021). ANCAMAN PAHAM RADIKALISME PADA
GENERASI MUDA. Jurnal Hasil Penelitian, 44-48.
PT. Kongkrit Multimedia Siber. (2020, November 12). Informasi Dalam Genggaman. Bahaya
Radikalisme Mengancam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Retnasari, L. (2018). STRATEGI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL SEBAGAI UPAYA
MENCEGAH RADIKALISME DI ERA GLOBALISASI. Seminar Nasional Pendidikan, 161-
170.
Abdul Wahid, dkk, 2004,Kejahatan Terorisme dalam Perspektif Agama, HAM
dan Hukum, PT Refika Aditama : Bandung.
Michael, T. (2019). KORELASI HUKUM DOCUMENT ON HUMAN FRATERNITY FOR
WORLD PEACE AND LIVING TOGETHER DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN BENCANA.
Jurnal Hukum Magnum Opus. https://doi.org/10.30996/jhmo.v2i2.2178

11

Anda mungkin juga menyukai