Anda di halaman 1dari 8

KARYA TULIS ILMIAH

Strategi Dalam Mencegah Pemahaman Radikalisme di Perguruan Tinggi


KATA PENGANTAR

Puji hanya atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “Strategi Dalam Mencegah Pemahaman Radikalisme di Perguruan Tinggi”.
Dengan selesainya Karya Tulis ini, penulis mengucapkan terimakasih yang tak
terhingga kepada:

1. Rektor Universitas Hang Tuah Surabaya, yang memfasilitasi kegiatan


PRODAMMABA 2020.
2. Saudara Azman Riyadin, selaku Ketua Pelaksana PRODAMMABA 2020
Universitas Hang Tuah Surabaya.
3. Tim Panitia PRODAMMABA 2020 Universitas Hang Tuah Surabaya yang
bersedia membimbing dengan sabar dan senantiasa memberi semangat, sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
4. Dr. Hesti Armiwulan, S.H., M.Hum , selaku Ketua Forum Koordinasi
Pencegahan Terorisme (FTPT) di Jawa Timur, sekaligus narasumber pada Karya
Tulis Ilmiah ini.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini disusun dengan sebaik-baiknya,
namun masih terdapat kekurangan didalam penyusunan laporan KTI ini, oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat
diharapkan. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan
kontribusi bagi bangsa Indonesia.

Surabaya, 29 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Abstrak dan Abstract …………………………………………….. 1
1.2 Latar Belakang …………………………………………………… 2
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………... 2
1.4 Tujuan ……………………………………………………………. 2
1.5 Manfaat …………………………………………………………... 2
1.6 Metode Penulisan ………………………………………………… 2
BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Definisi Radikal …………………………………………………... 3
2.2 Dimensi Radikalisme …………………………………………...... 3
2.3 Ciri-Ciri Orang Yang Terpapar Radikalisme ……………..…....... 3
2.4 Strategi Efektif Penyebaran Radikalisme …………....................... 4
BAB III. UPAYA PENCEGAHAN RADIKALISME ……………………. 4
BAB IV. SIMPULAN ……………………………………………………….. 5
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 5

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Abstrak & Abstract
ABSTRAK
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (disingkat BNPT) adalah
sebuah lembaga pemerintah nonkementerian (LPNK) yang melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang penanggulangan terorisme. Dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, BNPT dikoordinasikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum,
dan Keamanan. BNPT dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada presiden. Pada awalnya jabatan Kepala BNPT setingkat
eselon I.a. Namun sejak diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2012
tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2010 Tentang Badan
Penanggulangan Terorisme, jabatan Kepala BNPT naik menjadi setingkat menteri.
BNPT mempunyai Tugas Pokok untuk merumuskan, mengoordinasikan,
dan melaksanakan kebijakan, strategi, dan program nasional penanggulangan
terorisme di bidang kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisasi, dan deradikalisasi.
Narasi radikalisme sendiri masih banyak mengitari masyarakat. Maka dari itu
sangat penting bagi para pemuda, khusunya mahasiswa untuk diberi edukasi
tentang radikalisme, untuk menekan angka korban yang terpapar radikalisme.

ABSTRACT
The National Counterterrorism Agency (abbreviated as BNPT) is a non-
ministerial government agency (LPNK) that carries out government tasks in the
field of counterterrorism. In carrying out its duties and functions, BNPT is
coordinated by the Coordinating Minister for Political, Legal and Security Affairs.
BNPT is led by a head who is subordinate and responsible to the president. Initially
the position of Head of BNPT was at echelon I.a. However, since the issuance of
Presidential Regulation Number 12 of 2012 concerning Amendments to
Presidential Regulation Number 46 of 2010 concerning the Counter-Terrorism
Agency, the position of Head of the BNPT has risen to ministerial level.
BNPT has the main duty to formulate, coordinate and implement national
counter-terrorism policies, strategies and programs in the fields of national
preparedness, counter-radicalization and deradicalization. The narrative of
radicalism itself still surrounds society a lot. Therefore it is very important for
youth, especially students to be educated about radicalism, to reduce the number
of victims that exposed to radicalism.

Keywords : Radikalisasi/Radikalisme, Kebijakan/Strategi

1
1.2 Latar Belakang
Di era pandemic seperti ini kita dituntut untuk memahami digital.
Digitalisasi sendiri tidak selalu positif. Secara fisik saja kita bisa terpapar
radikalisme, apalagi oknum-oknum tersebut sering kali menggunakan media
elektronik dan memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan gagasannya
dan mempengaruhi masyarakat agar mengikuti aliran yang mereka anut.

1.3 Rumusan Masalah


Saat ini, masih banyak masyarakat yang belum teredukasi tentang
radikalisme. Upaya pembinaan yang belum terintregasi juga menjadi salah satu
factor yang menyebabkan paham radikalisme ini menyebar dengan cepat. Ditambah
semangat kebangsaan yang semakin melemah setiap harinya.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan karya ini yang pertama adalah memberikan
informasi tentang paham radikalisme/deredikalisasi. Kedua, mengedukasi
masyarakat tentang upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah radikalisme.
Sehingga kedepannya masyarakat bisa lebih memperhatikan atau lebih berhati-hati
dalam menggunakan internet agar tidak terpapar paham radikalisme yang tersebar.

1.5 Manfaat
Manfaat dari karya tulis ini adalah :
1. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang sejarah terbentuknya
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
radikalisme/deredikalisasi.
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kepedulian akan adanya
paham radikalisme dan bagaimana cara mencegahnya.

1.6 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan ini dengan cara observasi dan literatur.
Jenis observasi yang dilakukan adalah mengikuti kegiatan PRODAMMABA 2020
Pada 23 September 2020 melalui seminar yang diberikan oleh narasumber dari
BNPT, tentang adanya paham radikalisme dan strategi dalam mencegah hal
tersebut. Sedangkan metode literatur, referensi utama yang digunakan adalah
artikel. Data tersebut dijadikan sebagai dasar untuk menganalisis dan menjelaskan
masalah dalam sebuah pembahasan.

2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Definisi Radikal


- Radikal adalah afeksi atau perasaan yang positif terhadap segala sesuatu yang
bersifat ekstrim sampai ke akar-akarnya. Sikap yang radikal akan mendrorong
perilaku individu untuk membela secara mati-matian mengenai suatu kepercayaan,
keyakinan, agama, atau ideology yang dianutnya. (Sarlito Wirawan : 2012)
- Radikal adalah suatu perbuatan kasar yang bertentangan dengan norma dan
nilai social (Kika Nawangwulan dkk : 2015)
- Radikal dalam sejarah adalah golongan atau kelompok yang langsung mencari
ke akar masalah, mempertanyakan segalanya, mengamati masalah secara
keseluruhan dan kemudian membalikan semua hal demi mencapai peradaban dan
keadilan yang lebih baik. (Muhidin M Dahlan : 2000)

2.2 Dimensi Radikalisme

2.3 Ciri-Ciri Orang yang Terpapar Radikalisme


1. Mendadak anti sosial
2. Menghabiskan waktu dengan komunitas yang dirahasiakan
3. Mengalami perubahan sikap emosional ketika berbicara seputar pandangan
politik dan kegamaan
4. Mengungkapkan kevurigaan dan kritik berlebihan terhadap praktek
masyarakat secara umum
5. Memutus komunikasi dengan orang tua dan keluarga

3
6. Menampakkan sikap, pandangan, dan tindakan keagamaan yang berbeda
dengan masyarakat umum
7. Cenderung tidak senang dengan pemikiran ulama.

2.4 Strategi efektif penyebaran radikalisme


1. Da’i populer di media
2. Artis/Selebriti
3. Atlet berprestasi
4. Pelajar/Mahasiswa
5. TNI/POLRI
6. Jurnalis

BAB III
UPAYA PENCEGAHAN RADIKALISME
1. Menanamkan nilai toleransidan perdamaian sejak dini di keluarga,
sekolah, kampus.
2. Menumbuhkan kepedulian, kepekaan dan pencegahan di lingkungan
sekitar dari pengaruh radikalisme dan ancaman terorisme.
3. Memberikan penguatan wawasan kebangsaan dan pemikiran keagamaan
yang inklusif.
4. Melakukan media literasi& digital literasi agar memiliki pemahaman yang
moderat dan inklusif.
5. Melakukan pengawasan dan pendampingan dalam penggunaan internet.
6. Mencermati materi ajar/perkuliahan dan melaporkan apabila ada materi
yang tidak sesuai dengan semangat ke-Indonesia-an.
7. Monitoring /waspada penyebaran aplikasi radikalisme di dunia maya.

4
8. Melakukan deteksi dini dengan memberdayakan seluruh komponen
masyarakat, untuk mencegah penyebaran paham radikal melalui
kegiatan/pengajian yang eksklusif.

BAB IV
KESIMPULAN

Pengetahuan masyarakat akan adanya paham radikalisme sangat penting


diedukasi sejak dini. BNPT selalu memberikan edukasi/pengarahan kepada
masyarakat tentang adanya paham radikalisme dan strategi untuk mencegah agar
tidak terpapar paham tersebut.

BNPT kerap melakukan penegasan terhadap kurangnya kesadaran dan


kepedulian masyarakat akan adanya paham radikalisme melaliu seminar yang akan
mengedukasi masyarakat. Untuk kita yang belum terpapar radikalisme, maka kita
harus berusaha untuk mencegah radikalisme dikalangan masyarakat terutama pada
generasi muda khususnya yang sering kali menjadi sasaran perekrutan adalah mera
yang usianya produktif.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://id.wikipedia.org/wiki/Badan_Nasional_Penanggulangan_Terorisme
_Indonesia
2. https://damailahindonesiaku.com/peran-bnpt-semakin-diperkuat-dengan-
disahkannya-uu-no-5-tahun-2018.htm
3. Narasumber: BNPT, presentasi seminar Deredikalisasi, 23 September
2020

Anda mungkin juga menyukai