Anda di halaman 1dari 17

MENURUNNYA ETIKA DAN MORAL DIKALANGAN

PELAJAR AKIBAT PENYALAGUNAAN OBAT-OBATAN


TERLARANG

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Nama Anggota :
1. Andrian Lozi
2. Hadizah Rambe
3. Ria viviyanti
4. Sri Lestari
5. Tamima Azri Adila

Kelas : C reguler 2016

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami mengucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan-kekurangan karena keterbatasan pengetahuan maupun dalam susunan
kalimat dan tata bahasnya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan
atau saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah kami ini dapat bermanfaat
bagi kita semua

Medan, September 2017

Kelompok 1

1
Daftar Isi

Halaman

Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................. ii
BAB I Pendahuluan.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
BAB II Pembahasan......................................................................................... 3
A. Pengertian Moral dan Etika .................................................................... 3
B. Dampak dari penyalahgunaan obat-obatan(narkoba)dikalangan remaja ..5
C. Program yang dapat di lakukan dalam konteks kewrganegaraan........... 9
BAB III Penutup................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ............................................................................................ 10
B. Saran......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 11
LAMPIRAN ....................................................................................................... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbagai gejala yang melibatkan perilaku remaja akhir-akhir ini tampak
menonjol di masyarakat. Remaja dengan segala sifat dan sistem nilai tidak jarang
memuncukan perilaku-perilaku yang ditanggapi masyarakat yang tidak
seharusnya diperbuat oleh remaja. Perilaku-perilaku tersebut tampak baik dalam
bentuk kenakalan biasa maupun perilaku yang menjurus tindak kriminal.
Masyarakatpun secara langsung ataupun tidak langsung menjadi gelisah
menghadapi gejala tersebut (Hadisaputro, 2004). Belum lagi ancaman yang
muncul dari media seperti tayangan kekerasan, pornografi dan pornoaksi. Sejauh
ini kekhawatiran terbesar yang menjadi pusat perhatian banyak kalangan adalah
tindak kekerasan yang dilakukan anak-anak muda, dan itu sudah merupakan
keadaan gawat yang perlu segera diatasi, namun demikian ada hal lain yang lebih
mengkhawatirkan yaitu usia pelaku tindak kriminalitas semakin lama semakin
muda (Borba, 2008). Hal ini menunjukkan adanya penyimpangan moral pada
generasi remaja.
Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa
depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih
baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada
kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya
tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang
antara lain : minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, seks bebas dan lain-
lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS (Rauf cit.
Sulistianingsih, 2010)
Kasus penyalahgunaan obat-obat terlarang( narkoba) meningkat dengan
cepat di Indonesia, meskipun pemerintah dan masyarakat telah melakukan
berbagai upaya. Penyalahgunaan narkoba memang sulit diberantas. Yang dapat
dilakukan adalah mencegah dan mengendalikan agar masalahnya tidak meluas.,
sehingga merugikan masa depan bangsa, karena merosotnya kualitas sumber daya
manusia terutama generasi mudanya.

1
Penyalahgunaan obat obat terlarang(narkoba) biasanya diawali dengan
pemakaian pertama pada usia SD atau SMP, karena tawaran, bujukan, dan tekanan
seseorang atau kawan sebaya. Didorong pula oleh rasa ingin tahu dan rasa ingin
mencoba, mereka mnerima bujukan tersebut. Selanjutnya akan dengan mudahnya
untuk dipengaruhi menggunakan lagi, yang pada akhirnya menyandu obat-obatan
terlarang dan ketergantungan pada obat-obatan terlarang. hal-hal inilah yang
melatar belakangi penulis untuk menyusun makalah yang berjudul Narkoba
Penghancur Generasi Muda dengan bimbingan dari guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia dan beberapa referensi buku tentang narkoba.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengatasi permaalahan
etika dan moral dikalangan remaja akibat penyalahgunaan obat terlarang(narkoba)
dengan menggunakan program pendidikan kewarganegaraan.

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimakhsud dengan moral dan etika?
2. Bagaimana dampak dari penyalahgunaan obat-obatan(narkoba)
dikalangan remaja?
3. Bagaimana program pendidikan kewarganegaraan untuk mengatasi
penurunan moral dan etika dikalangan pelajar akibat penyalagunaan obat-
obatan(narkoba)?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Moral dan Etika


Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang
berarti adat kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan
sebagai susila. Moral adalah hal-hal yang sesuai dengan ide-ide yang umum
diterima tentang tindakan manusia, mana yang baik dan mana yang wajar.
Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke
manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif.
Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan
tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal
mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal
yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak
bisa melakukan proses sosialisasi. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam
kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari
kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan
seseorang dalam ber interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang
itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat
diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai
mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari
budaya dan Agama.

Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa yunani,
ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia etika berarti ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
Sedangkan etika menurut filsafat dapat disebut sebagai ilmu yang menyelidiki
mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal perbuatan
manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Pada dasarnya,etika
membahasa tentang tingkah laku manusia.
Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan ide yang sama
bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran tingkah laku yang

3
baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran manusia. Akan tetapi
dalam usaha mencapai tujuan itu, etika mengalami kesulitan, karena pandangan
masing-masing golongan dunia ini tentang baik dan buruk mempunyai ukuran
(kriteria) yang berlainan.
Secara metodologi, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan
sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam
melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu
ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan
ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut
pandang normatif, yaitu melihat perbuatan manusia dari sudut baik dan buruk .
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika),
etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan
nilai-nilai etika).

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja
manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-
anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju
dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa
yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Ada beberapa definisi
tentang remaja salah satunya adalah Menurut psikologi, remaja adalah suatu
periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang
dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun
hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat,
pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan
perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan
pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian
kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan
idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.

4
B. Dampak dari penyalahgunaan obat-obatan(narkoba) dikalangan
remaja
Narkoba telah menjadi masalah serius bagi bangsa ini. Barang haram ini tanpa pandang
bulu menggerogoti siapa saja. Para wakil rakyat, hakim, artis, pilot, mahasiswa, buruh,
bahkan ibu rumah tangga tak luput dari jeratan narkoba. Dari sisi usia, narkoba juga tak
pernah memilih korbannya, mulai dari anak-anak remaja, dewasa, bahkan sampai dengan
lanjut usia. Indonesia merupakan surga peredaran narkoba. Betapa tidak, jika ditilik dari
peringkat peredaran narkoba di dunia, negara kita menempati peringkat ketiga sebagai
pasar narkoba terbesar di dunia . Lalu, jika ditilik lebih detail lagi ke ranah tingkat
provinsi, Aceh menempati peringkat pertama sebagai provinsi pengedar dan pengguna
narkotika jenis ganja. Penempatan peringkat seperti ini bagi Aceh tampaknya cukup
beralasan karena di Serambi Mekkah ini acap kali ditemukan ladang ganja.
Mengancam masa depan kenyataan seperti yang disebutkan di atas memang patut
menjadi alasan bagi kita untuk khawatir karena mengancam masa depan generasi muda
yang merupakan pemegang dan penerus estafet bangsa ini. Dikatakan demikian karena
dampak yang ditimbulkan oleh narkoba begitu tragis.
Menurut data yang dikutip dari Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi
Selatan, dampak narkoba meliputi dampak fisik, psikologis, sosial dan ekonomi. Dampak
fisik misalnya gangguan pada sistem saraf (neorologis): kejang-kejang, halusinasi, dan
gangguan kesadaran. Dampak psikologis berupa tidak normalnya kemampuan berpikir,
berperasaan cemas. ketergantungan/selalu membutuhkan obat. Dampak sosial ekonomi
misalnya selalu merugikan masyarakat, baik ekonomi, sosial, kesehatan, maupun hukum.
Dampak-dampak yang disebutkan di atas, jelas jelas menjadi ancaman besar bagi bangsa
ini, khususnya Aceh. Bagaimana nasib bangsa ini jika generasi penerusnya adalah
generasi-generasi yang bermental narkoba, generasi yang cacat fisik, psikologis, sosial
dan ekonomi? Tentulah generasi-generasi ini tidak dapat membangun bangsanya yang
juga sedang sakit. Telah disebutkan sebelumnya bahwa narkoba tidak pandang bulu,
menyerang siapa saja. Meskipun demikian, yang menjadi target empuk narkoba
umumnya adalah generasi muda yang berusia 15-30 tahun. Dari rentang usia itu, usia
remaja merupakan usia yang sangat rentan terkena pengaruh narkoba.

Bahaya Narkoba Bagi Remaja


Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi
muda dewasa ini kian meningkat Maraknya penyimpangan perilaku generasi
muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di
kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi
penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur
syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya, generasi
harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan.Sasaran
dari penyebaran narkoba ini adalah kaum muda atau remaja. Kalau dirata- ratakan,

5
usia sasaran narkoba ini adalah usia pelajar, yaitu berkisar umur 11 sampai 24
tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa bahaya narkoba sewaktu- waktu dapat
mengincar anak didik kita kapan saja.
Apabila tidak melakukannya dia merasa ketagihan (sakau) yang
mengakibatkan perasaan tidak nyaman bahkan perasaan sakit yang sangat pada
tubuh (Yusuf, 2004: 34).

Bahaya bagi pelajar


Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para
pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya
usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang
mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat,
apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang
sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami
ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja
(pelajar-red)
adalah sebagai berikut:
1. Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian
2. Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
3. Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
4. Sering menguap, mengantuk, dan malas,
5. Tidak memedulikan kesehatan diri,
6. Suka mencuri untuk membeli narkoba

Dampak Penggunaan Narkoba

Dampak penggunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis


narkoba yang dipakai, kepribadian pengguna serta situasi dan kondisi pengguna.
Secara umum dampak ketergantungan/kecanduan narkoba dapat terlihat pada
fisik, psikis, maupun sosial seseorang/pengguna.

6
Dampak Fisik :

Adanya gangguan pada sistem syaraf (neurologis) seperti; kejang-kejang,


halusinasi,gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi dan sebagainya.

Terjadinya gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) sepert;


infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah dan sebagainya.

Terjadinya gangguan pada kulit (dermatologis) seperti; penanahan (abses),


alergi,eksim dan sebagainya.

Terjadinya gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti; penekanan fungsi


pernapasan, kesulitan bernafas, pengerasan jaringan paru-paru dan sebagainya.

Mengalami sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu badan


meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.

Gangguan terhadap kesehatan reproduksi berupa gangguan pada endokrin seperti;


penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogin, progesteron, testosteron) serta
gangguan fungsi seksual.

Gangguan terhadap kesehatan reproduksi pada wanita usia subur seperti;


perubahan siklus menstruasi/haid, menstruasi/haid yang tidak teratur dan
aminorhoe (tidak terjadi haid).

Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik dengan cara bergantian akan
beresiko tertular penyakit seperti; hepatitis B, C dan HIV/AIDS yang sampai saat
ini belum ada obatnya.

Bila terjadi melebihi dosis penggunaan narkoba maka akan berakibat fatal, yaitu
terjadinya kematian.

Terjadinya gangguan kurang gizi, penyakit kulit, kerusakan gigi dan penyakit
kelamin.

Dampak Psikis :

Adanya perubahan pada kehidupan mental emosional berupa gangguan perilaku


yang tidak wajar.

Pecandu berat dan lamanya menggunakan narkoba akan menimbulkan sindrom


amoy fasional. Bila putus obat golongan amfetamin dapat menimbulkan depresi
hingga bunuh diri.

Terhadap fungsi mental akan terjadi gangguan persepsi, daya pikir, kreasi dan
emosi.

7
Bekerja lamban, ceroboh, syaraf tegang dan gelisah.

Kepercayaan diri hilang, apatis, pengkhayal dan penuh curiga.

Agitatif, bertindak ganas dan brutal diluar kesadaran.

Kurang konsentrasi, perasaan tertekan dan kesal.

Cenderung menyakiti diri, merasa tidak aman dan sebagainya.

Dampak Sosial :

Terjadinya gangguan mental emosional akan mengganggu fungsinya sebagai


anggota masyarakat, bekerja, sekolah maupun fungsi/tugas kemasyarakatan
lainnya.

Bertindak keliru, kemampuan prestasi menurun, dipecat/dikeluarkan dari


pekerjaan,

Hubungan dengan keluarga, kawan dekat menjadi renggang.

Terjadinya anti sosial, asusila dan dikucilkan oleh lingkungan.

C. Program yang dapat di lakukan dalam konteks kewrganegaraan yaitu:


1. Menggugah hati para pengguna obat obatan terlarang untuk tidak
menggunakan barang tersebut dengan catatan akan ada efek jerah dari
perbuatan tersebut
2. Adanya pemeliharaan yang berhubungan dengan agama untuk disadarkan
kepada tuhan bahwa hidup mereka hanya sekali saja untuk di jalani dengan
seksama
3. Adanya pelaksanaan dari lingkungan dan ajakan yang berifat edukatif
kepada para pengguna obat obatan terlarang itu
4. Ajari mereka untuk dapat menemukan talenta mereka atau bakat mereka
yang ada untuk dapat di gunakan secara maksimal agar tidak sia-sia
5. Masa muda mereka sangat berharga untuk di kembangkan dan di nikmati

8
6. Pendidikan moral dan edukatif dapat membantu membangkitkan kejiwaan
mereka yang runtuh dan kacau akibat penggunaan obat obatan terlarang
tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa remaja adalah masa yang sangat rawan dimana mereka belajar
mencari jati diri yang sebenarya. Di masa ini mereka memiliki rasa ini tahu yang
tinggi bahkan menyelidki atau mencoba hal-hal yang negative. Dalam hal ini
pendidikan moral sangat penting sebagai pembentuk pribadi yang berakhlak mulia
dalam menghadapi berbagai dimensi kehidupan.
Sekarang kita harus menyadari bahwa pendidikan moral sangatlah penting,
tidak hanya untuk anak remaja saja namun berlaku untuk semua usia. Mengingat
banyaknya pengaruh budaya asing yang masuk di Negara kita ini, maka dari itu

9
perlunya kerja keras untuk menghadai masalah yang sampai saat ini juga masih
perlu penanganan khusus.
Oleh karena itu pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk
mencegah menurunnya moral dan etika dikalangan remaja yang diakibatkan
penyalahgunaan obat-obatan(narkoba).

B. Saran
Dalam mempelajari Pendidikan Kewarganegraan nantinya kita dapat
memahami serta dapat menimplemntasikan mengenai etika dan moral agar pelajar
memiliki etika dan norma yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila. Makalah kami
masih banyak kekurangan dalam isi, maka dari itu untuk para pembaca agar
mencari dari berbagai sumber serta referensi agar ilmu yang didapat semakin
bertambah.

DAFTAR PUSTAKA

Website
Anonym.2015.http://www.eurekapendidikan.com/2015/02/pengertian-dan-
definisi-remaja-dalam.html
,5 September 2017, 13.10

Anonym . https://kontesblogmuslim.com/karya-kbm3-penyimpangan-moral-
remaja-penyebab-dan-solusinya/, 5September 2017 13.40

10
Anonym. 2016. Pengaruh narkoba dikalngan remaja
http://lampung.bnn.go.id/wp/2016/12/06/pengaruh-narkoba-dikalangan-
remaja/, 5 September 2017, 13.50

Dian Faizal.2014.Makalah tentang bahayanya narkoba


http://catatanmakalah.blogspot.co.id/2014/03/makalah-tentang-bahayanya-
narkoba.html, 5 September 2017, 14.13

Era Baru. 2017 Epoch Times Erabaru. http://www.erabaru.net/2017/03/04/selama-


2016-penyalahgunaan-narkoba-terjadi-pada-4-dari-100-pelajarmahasiswa, 5
September 2017, 14. 16

Hendra Saputra. 2015 Makalah Etika dan Moral


http://saputra2503.blogspot.co.id/2015/08/makalah-etika-dan-moral.html, 5
September 2017, 14.20

http://www.erabaru.net/2017/03/04/selama-2016-penyalahgunaan-narkoba-terjadi-
pada-4-dari-100-pelajarmahasiswa/

Lampiran

Selama 2016, Penyalahgunaan


Narkoba Terjadi Pada 4 dari 100
Pelajar/Mahasiswa
By
Erabaru
-
04/03/2017

Share on Facebook

11
Tweet on Twitter

Stop
penyalahgunaan narkoba (BNN)

JAKARTA Survei yang digelar oleh Badan Narkotika Nasional (BNN)


bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia masih
menunjukkan terjadinya angka penyalahunaan narkoba di tingkat pelajar dan
perguruan tinggi.

Survei ini dipublikasikan oleh BNN pada Februari 2017 dengan tema Survei
Penyalahgunaan Narkoba dan Peredaran Gelap Narkotika Pada Kelompok Pelajar
dan Mahasiswa di 18 Provinsi Tahun 2016.

Menurut dokumen BNN dalam situs resminya dilansir, Sabtu (4/3/2017) angka
prevalensi penyalahgunaan narkoba diukur dengan merujuk pada 2 periode waktu,
yaitu pernah pakai narkoba seumur hidupnya walaupun hanya satu kali (ever
used). Periode kedua adalah setahun terakhir pakai (current users) yaitu mereka
yang pernah pakai narkoba dalam satu tahun terakhir dari saat survei.

Data BNN menyebutkan, angka prevalensi penyalahgunaan narkoba cenderung


semakin menurun dalam 10 tahun terakhir, baik untuk pernah pakai dan setahun
pakai. Angka prevalensi pernah pakai menurun dari 8,1% (2006) menjadi 3,8%
(2016). Jika pada tahun 2006 ada 8 dari 100 orang pelajar/mahasiswa yang pakai
narkoba maka pada 2016 hanya ada 4 orang yang pakai narkoba.

Oleh karena itu, selama 1 dekade, telah berhasil dikurangi separuh


pelajar/mahasiswa yang pernah pakai narkoba. Kecenderungan angka prevalensi
dikalangan pelajar ditopang pula terjadinya penurunan pada kelompok lain,
terutama di kelompok rumah tangga.

12
Angka prevalensi setahun terakhir juga cenderung turun dari 5.2% (2006) menjadi
1,9% (2016). Atau bisa dikatakan pada tahun 2006 mereka yang pakai narkoba
dalam setahun terakhir (current users) ada 5 dari 100 pelajar/mahasiswa, tetapi
saat ini hanya ada 2 orang saja (2016).

Dengan demikian, lebih dari separuh mereka yang pakai narkoba dalam setahun
terakhir dapat dikurangi dalam 1 dekade terakhir. Di tahun 2016, dari mereka
yang pernah pakai narkoba (3,8%), sekitar separuhnya masih mengkonsumsi
narkoba dalam setahun terakhir (1,9%).

Angka prevalensi pernah pakai menurut lokasi studi di tingkat kabupaten/kota,


terlihat jika pada tahun 2006 relatif tidak jauh berbeda besarannya (8,1%). Namun
sejak tahun 2009 sampai 2016, angka prevalensi pernah pakai cenderung lebih
tinggi di kota dibandingkan di kabupaten. Pola yang relatif sama juga terlihat pada
angka prevalensi setahun pakai.

Hal menarik pada angka prevalensi setahun pakai di lokasi kabupaten cenderung
turun dalam 4 kali survei dari 5,5% (2006) menjadi 1,6% (2016), tetapi tidak di
Kota Laki-laki lebih berisiko pakai narkoba dibandingkan perempuan.

Rasio laki-laki dengan perempuan yang pernah pakai narkoba sekitar 4


berbanding 1, artinya diantara 4 laki-laki pengguna narkoba ada 1 perempuan
yang pernah pakai narkoba, pola ini relatif tidak berubah dalam 1 dekade terakhir.

Angka prevalensi pernah pakai pada laki-laki 13,7% dan perempuan 3,3% (2006),
sedangkan di tahun 2016 laki-laki 6,4% dan perempuan 1,6%. Angka prevalensi
yang pernah pakai pada laki-laki cenderung menurun dari 13,7% (2006) menjadi

13
6,4% (2016) dalam 1 dekade terakhir. Demikian pula untuk yang pernah pakai
setahun terakhir. Namun, pada kelompok perempuan kecenderungan penurunan
angka prevalensi pernah dan setahun pakai narkoba mulai terlihat sejak tahun
2009 sampai 2016.

Ada kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi


angka prevalensi penyalahgunaan narkoba baik yang pernah pakai dan setahun
pakai, kecuali tahun 2016. Dengan demikian, SMP memiliki angka prevalensi
terendah, dan tertinggi adalah perguruan tinggi. Namun, ditahun 2016, angka
prevalensi narkoba di tingkat SMA relatif tidak jauh berbeda dibandingkan
perguruan tinggi.

Mereka yang pernah pakai narkoba relatif sama besar (4,3%) antara SMA dan
perguruan tinggi, tetapi pada kelompok yang pakai narkoba setahun terakhir
mereka yang di SMA (2,4%) lebih tinggi dibandingkan perguruan tinggi (1,8%) di
tahun 2016.

14

Anda mungkin juga menyukai