Anda di halaman 1dari 15

PROYEK

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(Lunturnya Moral Dan Etika Generasi Penerus)

Dosen Pengampu :

Disusun oleh :

Nama : Ade Rizki Ramadhan (7162220001)


Anastasia Mastura (7163220003)
Sella Rinanda (7161220036)
Nuri Angelina Saragih (7163220043)
Mufida Noverina Ismail (7161220021)

Kelas : Akuntansi Nondik B

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan makalah tugas PROYEK Pendidikan Kewarganegaraan ini. Dalam
Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Kami
menyadari sepenuhnya dalam penulisan dan penyajian dalam tulisan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati kami akan menerima kritikan dan
saran yang bersifat membangun. Akhir kata kami sebagai penulis berharap semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian. Terima kasih.

Medan, 9 Mei 2018

Kelompok
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami suatu krisis secara fundamental dan
menyeluruh. Banyaknya masalah yang berupa Ancaman, Hambatan, Tantangan dan Gangguan
(AGHT) yang dihadapi Indonesia datang bertubi-tubi secara dengan derasnya. Ditambah lagi
masalah-masalah bencana alam yang memang sudah menjadi bagian dari alam Indonesia yang
memang akhir-akhir ini tak ramah dan mungkin yang terakhir yang cukup menganggu yakni masalah
internasional dengan negara-negara tetangga hingga berujung buruknya perseprsi Indonesia di mata
internasional.

Krisis yang dialami Indonesia ini menjadi sangat multidimensional yang saling mengaji. Mulai dari
krisis ekonomi yang tidak kunjung berhenti, sehingga berdampak pula pada krisis social dan politik,
yang pada perkembanganya justru menyulitkan upaya pemulihan ekonomi. Konflik horizontal dan
vertical yang terjadi dalam kehidupan social merupakan salah satu akibat dari semua krisis yang
terjadi, yang tentu akan melahirkan disintegrasi bangsa. Apalagi bila melihat bahwa bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang plural seperti beragamnya suku, budaya daerah, agama dan
berbagai aspek politik lainnya, serta kondisi geografis Negara kepulauan yang tersebar. Semua ini
mengundang konflik yang dapat merugikan dan mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.

Lalu ada apa dengan Indonesia sebenarnya. Masalah utama memang tampak berada di permukaan
tapi sebetulnya masalah yang benar-benar besar ada pada moral masyarakat Indonesia yang begitu
remuk. Hal ini diibartkan jika Indonesia adalah sebuah kapal besar yang sedang mengarungi
samudera nan luas, lalu kapal Indonesia bocor dan air laut masuk hingga kapal terancam karam,
tetapi sebagai awak kapal serta anak buah kapal yang mengetahui kejadian ini malah tunggang
langgang berlari dan keluar dari kapal bukannya saling membantu gotong royong untuk
memperbaiki kapal sehingga mampu melaju lagi diatas samudera. Hal inilah yang menjadi hambatan
besar yaitu yang berasal dari dalam Indonesia itu sendiri, bahkan lebih dalam lagi yakni hati nurani
setiap warga negara Indonesia.

Krisis moral yang sangat berpengaruh untuk perkembangan Indonesia kedepannya sekarang ini
malah terkesan dikesampingkan oleh aparatur pemerintahan. Hal ini akan mengakibatkan bangsa
indonesai akan semakin terpuruk dan dipandang rendah oleh bangsa lain. Karena dari generasi
penerusnya saja sudah tidak bermoral? Bagaimana bisa menjadi suatu bangsa yang baik? Itulah yang
menjadi permasalah sebenarnya bagi bangsa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka dapat ditentukan beberapa
rumusan masalah, antara lain adalah:
1. Apa itu moral dan etika?
2. Apa permasalah yang terjadi saat ini pada generasi penerus?
3. Faktor apa saja yang membuat mulai lunturnya moral dan etika generasi penerus?
4. Bagaimana solusi untuk menindak lanjuti / mengatasi permasalahan ini?

1.3 Tujuan Proyek


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka dapat diambil beberapa penjelasan
tentang tujuan penulisan makalah ini, antara lain adalah:
1. Mengetahui makna dan penjelasan tentang moral dan etika
2. Dapat memberi pengetahuan tentang masalah yang ada di masyarakat atau kalangan
remaja saat ini.
3. Dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat menjadikan lunturnya moral generasi
penerus, serta agar orang tua dapat meminimalkan hal-hal yang dapat menjadikan
lunturnya moral dan etka generasi penerus.
4. Mengerti bagaimana solusi / cara untuk menindak lanjuti masalah lunturnya moral
dan etika generasi penerus.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

A. Pengertian Moral

Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mor sedangkan
bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu
kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis,
kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti
yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘etika’,
maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Jadi bila kita
mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita menganggap
perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam
masyarakat. Atau bila kita mengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang
tersebut berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang tidak baik.

Prinsip moral atau moral (dari bahasa Latin: moralitas) membawa pengertian ajaran atau


pegangan berkenaan dengan buruk baik sesuatu perbuatan (kelakuan, kewajipan,
dll),sikap atau cara berkelakuan yang berasaskan atau yang diukur dari segi baik buruk
sesuatu akhlak.

B. Pengertian Etika

Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki
oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik serta suatu tanggung jawab. Menurut
Martin [1993], etika didefinisikan sebagai “the discipline which can act as the performance
index or reference for our control system“. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan
“self control“, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan
kelompok social (profesi) itu sendiri.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan
kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak
jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk
mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

 Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika
memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah
etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku
manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik
dan buruk terhadap perbuatan manusia.

Fungsi dari etika adalah :

1. Etika membuat kita memiliki pendirian dalam pergolakan berbagai pandangan moral
yang kita hadapi.
2. Etika membentuk agar kita tidak kehilangan orientasi dalam transformasi budaya,
sosial, ekonomi, politik dan intelektual dewasa ini melanda dunia kita.
3. Etika juga membantu kita sanggup menghadapi idiologi-idiologi yang merebak di
dalam masyarakt secara kritis dan obyektif.
4. Etika membantu orang awam untuk menemukan dasar dan kemapanan iman
kepercayaan sehingga tidak tertutup dengan perubahan jaman.

2.2 Permasalahan Pada Generasi Muda Saat Ini

Perubahan cepat dalam teknologi informasi telah merubah sebagian besar masyarakat dunia,
terutama yang tinggal diperkotaan dan khususnya kelakuan remaja Indonesia.
Sebagaimana  diketahui dengan adanya kemajuan informasi di satu sisi remaja merasa
diuntungkan dengan adanya media yang membahas seputar masalah dan kebutuhan mereka,
sedangkan di sisi lain media merasa kaum remajalah yang tepat menjadi konsumen dari
berbagai produk yang ditawarkan.

Seperti diketahui bersama bahwa media, berperan besar dalam pembentukan budaya
masyarakat dan proses peniruan gaya hidup, tidak mengherankan pada masa sekarang adanya
perubahan cepat dalam teknologi informasi menimbulkan pengaruh negatif, meskipun
pengaruh positifnya masih terasa. Kalau dapat diumpamakan remaja perkotaan sudah tertular
dengan gaya hidup barat. Hal ini terlihat pada remaja mengikuti perkembangan mode dunia,
mulai dari fashion, gaya rambut, pakaian dan sebagainya. Melalui pengaruh ini, remaja
diajarkan untuk hidup boros dan menjadi tidak kritis terhadap persoalan sosial yang terjadi
dimasyarakat karena terbuai dengan perkembangan zaman.

Berdasarkan penjelasan / hasil wawancara pada ketua RT atau lingkungan setempat,


didapatkan beberapa informasi, bahwa kecenderungan masalah pada generasi muda pada era
globalisasi saat ini adalah mereka tidak mengerti norma moral dan etika yang harus
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga banyaknya generasi muda yang ikut
dalam suatu perkumpulan yang pada hakikatnya tidak menguntungkan bagi mereka, malah
sebaliknya, di perkumpulan tersebut seorang remaja ataupun muda-mudi dapat terbawa oleh
pergaulan yang tidak baik.

Terjadinya penurunan moral tersebut pada hakikatnya tidak terlepas dari faktor internal
(keluarga) karena dari dalam keluargalah faktor utama yang dapat menghambat atau
setidaknya seorang anak dapat dikendalikan. Misalnya saja dengan bimbingan dan arahan
dari orang tua, seorang anak diberi nasihat-nasihat yang baik tidak hanya pada saat
berkumpul bersama saja, namun di sela-sela waktu yang ada hendaknya diberi arahan yang
baik.Seorang anak juga harusnya dikontrol tentang pergaulannya kapan waktunya untuk main
dan mengerjakan pekerjaan ataupun tugas-tugasnya yang lain. Serta membatasi pergaulan
remaja agar tidak terbawa teman-temannya yang mungkin penghuni pergaulan bebas
(negatif).

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menurunnya Moral Dan Etika Generasi Muda

Dalam hal ini ada beberapa hal yang mempengaruhi menurunnya moral dan etika pada
generasi muda (penerus). Dari data yang diperoleh, baik dari wawancara terhadap
narasumber maupun dari sumber-sumber lain, hal yang mempengaruhi antara lain adalah:

1. Longgarnya pegangan terhadap agama


Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat dicapai
dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak, kepercayaan
kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-suruhan Tuhan tidak
diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka
hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Dengan demikian satu-
satunya alat pengawas dan pengatur moral yang dimilikinya adalah masyarakat
dengan hukum dan peraturanya. Namun biasanya pengawasan masyarakat itu tidak
sekuat pengawasan dari dalam diri sendiri. Karen pengawasan masyarakat itu datang
dari luar, jika orang luar tidak tahu, atau tidak ada orang yang disangka akan
mengetahuinya, maka dengan senang hati orang itu akan berani melanggar peraturan-
peraturan dan hukum-hukum sosial itu. Dan apabila dalam masyarakat itu banyak
ornag yang melakukuan pelanggaran moral, dengan sendirinya orang yang kurang
iman tadi tidak akan mudah pula meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang
sama. Tetapi jika setiap orang teguh keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan
agama dengan sungguh-sungguh, tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat,
karena setiap orang sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar
hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya
masyarakat dari agama, semakin sudah memelihara moral orang dalam masyarakat
itu, dan semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak pelanggaran-pelanggaran,
hak, hukum dan nilai moral.
2. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumahtangga, sekolah
maupun masyarakat.
Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan menurut
semsetinya atau yang sebiasanya. Pembinaan moral dirumah tangga misalnya harus
dilakukan dari sejak anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan dan umurnya.
Karena setiap anak lahir, belum mengerti mana uang benar dan mana yang salah, dan
belum tahu batas-batas dan ketentuan moral yang tidak berlaku dalam lingkungannya.
Tanpa dibiasakan menanamkan sikap yang dianggap baik untuk manumbuhkan moral,
anak-anak akan dibesarkan tanpa mengenal moral itu. Pembinaan moral pada anak
dirumah tangga bukan dengan cara menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang
baik dan buruk, melainkan harus dibiasakan. Zakiah Darajat mangatakan, moral
bukanlah suatu pelajaran yang dapat dicapai dengan mempelajari saja, tanpa
membiasakan hidup bermoral dari sejak keci. Moral itu tumbuh dari tindakan kepada
pengertian dan tidak sebaliknya. Seperti halnya rumah tangga, sekolahpun dapat
mengambil peranan yang penting dalam pembinaan moral anak didik. Hendaknya
dapat diusahakan agar sekolah menjadi lapangan baik bagi pertumuhan dan
perkembangan mental dan moral anak didik. Di samping tempat pemberian
pengetahuan, pengembangan bakat dan kecerdasan. Dengan kata lain, supaya sekolah
merupakan lapangan sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mantal, moral dan
sosial serta segala aspek kepribadian berjalan dengan baik. Untuk menumbuhkan
sikap moral yang demikian itu, pendidikan agama diabaikan di sekolah, maka didikan
agama yang diterima dirumah tidak akan berkembang, bahkan mungkin terhalang.
Selanjutnya masyarakat juga harus mengambil peranan dalam pembinaan moral.
Masyarakat yanglebih rusak moralnya perelu segera diperbaiki dan dimulai dari diri
sendiri, keluarga dan orang-orang terdekat dengan kita. Karena kerusakan masyarakat
itu sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan moral anak-anak. Terjadinya
kerusakan moral dikalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutakan
diatas, karena tidak efektifnnya keluarga, sekolah dan masyarakat dalam pembinaan
moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling bertolak belakang,
tidak seirama, dan tidak kondusif bagi pembinaan moral.
3. Dasarnya harus budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis.
Sekarang ini sering kita dengar dari radio atau bacaan dari surat kabar tentang anak-
anak sekolah menengah yang ditemukan oleh gurunya atau polisi mengantongi obat-
obat, gambar-gambar cabul, alat-alat kotrasepsi seperti kondom dan benda-banda
tajam. Semua alat-alat tersebut biasanya digunakan untuk hal-hal yang dapat merusak
moral. Namun, gejala penyimpangan tersebut terjadi karena pola hidup yang semata-
mata mengejar kepuasan materi, kesenangan hawa nafsu dan tidak mengindahkan
nilai-nilai agama. Timbulnya sikap tersebut tidak bisa dilepaskan dari derasnya arus
budaya matrealistis, hedonistis dan sekularistis yang disalurkan melalui tulisan-
tulisan, bacaan-bacaan, lukisan-lukisan, siaran-siaran, pertunjukan-prtunjukan dan
sebagainya. Penyaluran arus budaya yang demikian itu didukung oleh para
penyandang modal yang semata-mata mengeruk keuntungan material dan
memanfaatkan kecenderungan para remaja, tanpa memperhatikan dampaknya bagi
kerusakan moral. Derasnya arus budaya yang demikian diduga termasuk faktor yang
paling besar andilnya dalam menghancurkan moral para remaja dan generasi muda
umumnya.
4. Belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah.
Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan (power), uang, teknologi, sumber
daya manusia dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan yang sungguh-
sunguh untuk melakuka pembinaan moral bangsa. Hal yang demikian semaikin
diperparah lagi oleh adanya ulah sebagian elit penguasa yang semata-mata mengejar
kedudukan, peluang, kekayaan dan sebagainya dengan cara-cara tidak mendidik,
seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang hingga kini belum adanya tanda-tanda
untuk hilang. Mereka asik memperebutkan kekuasaan, mareri dan sebagainya dengan
cara-cara tidak terpuji itu, dengan tidak memperhitungkan dampaknya bagi kerusakan
moral bangsa. Bangsa jadi ikut-ikutan, tidak mau mendengarkan lagi apa yang
disarankan dan dianjurkan pemerintah, karena secara moral mereka sudah kehiangan
daya efektifitasnya. Sikap sebagian elit penguasa yang demikian itu semakin
memperparah moral bangsa, dan sudah waktunya dihentikan. Kekuasaan, uang,
teknologi dan sumber daya yang dimiliki pemerintah seharusnya digunakan untuk
merumuskan konsep pembinaan moral bangsa dan aplikasinya secara bersungguh-
sungguh dan berkesinambungan.

Beberapa faktor lain yang menyebabkan menurunnya moral dan etika generasi muda
saat ini adalah:

a. Salah pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan untuk
melakukan hal yang tidak baik.
b. Orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kuran memperhatikan anaknya,
bisa-bisa anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu keluar rumah. Hal
ini bisa menyebabkan remaja terkena pergaulan bebas.
c. Ingin mengikuti trend, bisa saja awalmya para remaja merokok adalah ingin terlihat
keren, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah mencoba merokok dia
juga akan mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas.
d. Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian.
e. Solusi untuk mengatasi penurunan moral dan etika pada generasi penerus
f. Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada
pada generasi penerus pada saat ini, diantaranya adalah:

SOLUSI

Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada pada
generasi penerus pada saat ini, diantaranya adalah:

1. Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih teman
dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral dan
kepribadian seseorang.
2. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang, terutama
dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari orang tua juga sangat
penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya perhatian orang tua dapat
menyebabkan dampak buruk pada sikap anak.
3. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring
pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini, orang-
orang menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri dalam pergaulan.
Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat menyebabkan banyak
penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif. Sehingga kebiasaan ini tidak hanya
akan mempengaruhi dirinya sendiri, melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.
4. Diadakannya pembinaan moral dan akhlak, diharapkan, dengan bekal pembinaan
moral dan akhlak yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak mudah terjerumus
dipengaruhi hal yang negatif lagi.
5. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal sholeh.
6. Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu
perkumpulan remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni, serta
olahraga, karena hal tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang anak terjun
kedalam kegiatan0kegiatan yang sifatnya mubadir (sia-sia), semua jenis kegiatan
rutin,selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga untuk mengukir
prestasi.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Secara etimologis, pengertian moral dan etika pada hakikatnya adalah sama, kedua kata
tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan ,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata
’moral’ sama dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan
norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur
tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari
bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa Latin.

Permasalahan yang terjadi pada generasi penerus bangsa saat ini adalah menurunnya moral,
akhlak dan etika. Sehingga kehidupan yang mereka jalani tdak sesuai dengan tuntunan yang
ada, banyak diantara mereka yang terjerumus pada kehidupan atau pergaulan yang bebas.

Beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya moral generasi muda antara lain adalah
Longgarnya pegangan terhadap agama, Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan
oleh rumah tangga, sekolah maupun masyarakat, Dasarnya harus budaya materialistis,
hedonistis dan sekularistis, Belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari
pemerintah, Salah pergaulan, Orang tua yang kurang perhatian, Ingin mengikuti trend,
Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian.

Solusi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi ( setidaknya meminimalkan) masalah


menurunnya moral dan etika generasi penerus adalah: Memilih teman pergaulan, orang tua
harus lebih mengawasi pergaulan anak-anaknya, serta lebih memberi perhatian, diadakannya
pembekalah moral dan akhlak, meningkatkan keimanan dan ketakwaan, melakukan kegiatan
yang bersifat positif.
3.2 SARAN

1. Hendaknya bimbingan moral, etika dan kepribadian dilakukan sejak dini melalui
pendekatan keluarga, sehingga seorang anak setelah menginjak dewasa, sudah
mempunyai bekal yang cukup. Seperti pembekalan bagaimana cara bersikap yang
baik pada orang yang lebih tua serat unggah-ungguh yang sesuai dengan norma yang
berlaku
2. Seorang anak hendaknya dimaksukkan pada suatu tempat yang dalam lingkup
pembekalan rohani (seperti pengajian / TPQ) dan lain sebagainya agar lebih
memantapkan bekal ilmu agama.
3. Orang tua hendaknya selalu mengawasi pergaulan anak-anaknya, serta memilih mana
teman yang baik untuk pergaulan dan mana teman yang diidentifikasi akan merusak
moral buah hatinya.
4. Pemerintah hendaknya mencanangkan program pendidikan nilai dan moral dalam
sebuah kurikulum pendidikan, sehingga di lngkungan sekolah tidak hanya
mengenyam pendidikan-pendidikan umum, namun juga mendapatkan pendidikan
nilai dan moral.
5. Hendaknya ada kerjasama baik antara keluarga, masyarakat dan pemerintah guna
mencetak generasi masa depan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

http://ms.wikipedia.org/wiki/Moral
http://ongiem-pgsd.blogspot.co.id/2012/01/bab-i-pendahuluan.html?m=1
http://massofa.wordpress.com/2008/11/17/pengertian-etika-moral-dan-etiket/
http://herman.just-forum.net/t182-pengertian-etika-jenis-jenis-etika
http://blog.tp.ac.id/faktor-faktor-penyebab-timbulnya-perilaku-menyimpang-pada-remaja

Anda mungkin juga menyukai