Anda di halaman 1dari 15

REKAYASA IDE

“PERKEMBANGAN SOSIAL dan MORAL INDIVIDU”

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1


1. AISYA NABILA PUTRI (4232111007)
2. SRI VIONI NOVENA SIMANIHURUK(4231111040)

Kelas : PSPM 23 C
Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu : Septian Prawijaya,S.Pd,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
berkat serta kasih karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas Rekayasa Ide
untuk memnuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Melalui tugas RI ini kami
menuangkan ide, buah pikiran serta gagasan terhadap permasalahan yang kami hadapi
terkait sosial dan moral. Kami berharap melalui buah pikiran kami ini bisa membantu untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan topik tersebut.
Ucapan terimkasih kami katakan kepada dosen pengampu, Bapak Septian
Prawijaya,S.Pd,M.Pd yang telah berkontribusi membimbing kami dalam penyelesaian tugas
ini. Kami menyadari keterbatasan kami dalam pembuatan Rekayasa Ide ini, maka dari itu
suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan kritik serta saran yang membangun
agar Rekayasa Ide ini menjadi lebih baik serta komprehensif.
Akhir kata kami selaku penulis mengucapkan terimakasih, semoga Rekayasa Ide ini
bermanfaat bagi kita semua serta dapat memperluas pengetahuan bagi semua pihak dalam
menangani permasalahan yang dialami berkaitan dengan topik yang kami bahas.

Medan, 1 November 2023

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar ....................................................................................................ii


Daftar Isi ..............................................................................................................iii
BAB I .....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan .......................................................................................................... 1
1.3 Manfaat ........................................................................................................1
BAB II ................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Perkembangan Moral dan Perkembangan Sosial Individu
............................................................................................................................ 2
2.2 Masalah yang Dihadapi Oleh Individu ....................................................5
2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan Moral dan Sosial
Individu ..............................................................................................................5
2.4 Rekayasa ide serta penanggulangan nya ................................................. 8
BAB III ................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 10
3.2 Saran .......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rekayasa Ide merupakan salah satu dari 6 tugas wajib yang harus diselesaikan bagi
seorang mahasiswa/i guna memenuhi penugasan yang termuat dalam KKNI (Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia). Tujuan dari KKNI ialah untuk mewujudkan mutu dan jati
diri bangasa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional, yang menyandingkan,
menyetarakan dan mengintegrasi sektor pendiidkan dengan sistem pelatihan kerja, dan
sistem penilaian kesetaraan pembelajaran (learning outcomes) nasional, guna menghasilkan
Sumber Daya Manusia yang kompeten, bermutu dan produktif.
Rekayasa Ide merupakan wahana atau wadah bagi mahasiswa untuk berlatih
menuangkan ide yang kreatif dalam bentuk tulisan sebagai respons atas kecakapan intelektual
yakni berpikir kritis, konkret atas permasalahan yang ada. Ide tersebut merupakan ide kreatif
dan inovatif yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik sehingga idealisasi
kampus sebagai pusat solusi menjadi kenyataan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan meneliti permasalahan mengenai perkembangan moral dan
sosial pada peserta didik.
2. Untuk memberikan solusi atas masalah yang dihadapi peserta didik terkait
perkembangan moral dan sosial.
1.3 Manfaat
1. Menambah dan meningkatkan wawasan khususnya wawsan para pendidik mengenai
permasalahan perkembangan moral dan sosial pada peserta didik.
2. Sebagai acuan dalam menyelesaikan masalah yang di hadapi peserta didik terkait hal
perkembangan moral dan sosial.
3. Menambah wawasan dan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai memberikan ide
untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan Moral dan Perkembangan Sosial Individu

Moral berasal dari bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia moral memiliki arti budi pekerti, akhlak, atau asusila. Moral
dikatakan sebagai aturan alam bagi manusia dalam bertingkah laku berdasarkan konteks
kebutuhan lingkungan (KBBI, 2019). Moral selalu diidentikan dengan benar atau salah.
Moral seringkali digunakan sebagai tolak ukur perilaku manusia dalam melihat kebenaran
atau kekeliruan dalam perilaku manusia.Sjarkawi (2006: 34) menyatakan moral adalah nilai
kebaikan manusia sebagai manusia. Moral memandang bagaimana manusia harus hidup
sebagai manusia yang baik. Perbedaan kebaikan moral dengan kebaikan lainnya adalah
kebaikan moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia. Kebaikan moral mengandung
nilai-nilai yang universal tentang kemanusiaan. Sedangkan kebaikan lainnya merupakan
kebaikan yang dikaitkan dengan status seseorang misalnya status sebagai siswa, suami, istri,
dan lain-lain. Moral atau moralitas senantiasa berhubungan dengan nilai- nilai atau norma
yang berlaku di masyarakat tertentu yang disesuaikan dengan adat istiadat atau kebiasaan
dalam bermasyarakat. Pentingnya memahami perkembangan moral peserta didik bagi
seorang pendidik disebabkan oleh urgensi moral sebagai kontrol perilaku secara tidak
langsung yang ada pada suatu masyarakat. Moralitas yang berlaku disuatu kelMoralitas dan
Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat
dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara
bergaul dengan diri sendiri. Dengan kata lain, pendidikan moral diperlukan sekaligus sebagai
kontrol kondisi sosial dan sarana yang sangat diperlukan untuk aktualisai diri. Perkembangan
moral menurut para ahli yakni:

1. Menurut Gunarsa, pengertian moral adalah rangkaian nilai tentang berbagai macam
perilaku yang harus dipatuhi. Istilah moral sendiri berasal dari kata mores yang berarti
tata cara dalam kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan. Intisari menurut penulis :
Dalam ilmu sosiologi, pemahaman tentang mores sudah dibahas, sehingga menurut
Gunarsa, perkembangan moral ini mengadopsi tentang adat istiadat atau kebiasaan

2
sejak nenek moyang dan secara turun temurun akan dilakukan dan ditiru perilakunya
oleh keturunannya.
2. Menurut John Piaget dalam teori perkembangan moral membagi menjadi dua tahap,
yaitu: Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini,
anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua
dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Dan
Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral
tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda
terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak
terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha
mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai
menggunakan standar keadilan terhadap orang lain. Intisari menurut Penulis : Piaget
memiliki 2 tahap dalam perkembangan moralnya yaitu Heteronomous yang berarti
moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari si
anak, dan Autonomous yang berarti si anak mulai sadar dengan adanya moral maka
anak tersebut dapat dinilai baik dan buruknya.
3. Menurut John Piaget dalam teori perkembangan moral membagi menjadi dua tahap,
yaitu: Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini,
anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua
dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Dan
Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral
tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda
terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak
terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha
mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai
menggunakan standar keadilan terhadap orang lain. Intisari menurut Penulis : Piaget
memiliki 2 tahap dalam perkembangan moralnya yaitu Heteronomous yang berarti
moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari si
anak, dan Autonomous yang berarti si anak mulai sadar dengan adanya moral maka
anak tersebut dapat dinilai baik dan buruknya.

Perkembangan sosial adalah kematangan yang dicapai dalam hubungan


sosial. Pembangunan sosial juga dapat dipahami sebagai proses belajar beradaptasi dengan
norma, etika, dan tradisi kelompok, serta berintegrasi menjadi satu kesatuan, saling

3
berkomunikasi, dan bekerja sama. Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa Perkembangan
sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat
pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral dan tradisi. meleburkan diri menjadi satu kesatuandan saling berkomunikasi
dan kerja sama.Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum
memiliki kemampuan dalam berinteraksidengan orang lain. Kemampuan sosial anak
diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang di
lingkungannya.Sedangkan,menurut Ahmad Susanto (2012:54), perkembangan sosial
merupakan Pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai
proses belajaruntuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan
tradisi,meleburkan diri menjadi satukesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerjasama.

Manusia dilahirkan tanpa kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Keterampilan


sosial anak berasal dari berbagai kesempatan dan pengalaman sosialisasi dengan orang-orang
di lingkungannya. Kebutuhan berinteraksi dengan orang lain muncul saat anak berusia enam
bulan. Saat itu, anak telah mampu mengenal manusia lain termasuk ibu dan anggota
keluarganya. Anak mulai bisa membedakan arti senyuman dan perilaku sosial lainnya, seperti
marah (tidak menyukai suara keras) dan kasih sayang. Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia
adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, memerlukan interaksi dengan manusia
lainnya. Pengertian perkembangan sosial menurut beberapa ahli yakni:

1. Menurut Hurlock (2011: 251) perkembangan sosial adalah mereka yang perilakunya
mencerminkan kebersihan di dalam tiga proses sosialisasisehingga mereka cocok
dengan kelompok tempat mereka menggabungkan diri dan diterima sebagai anggota
kelompok.
2. Menurut Suyadi (2010: 108) mengartikan bahwa perkembangan sosial adalah tingkat
jalinan interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orangtua, saudara, teman bermain,
hingga masyarakat luas.
3. Menurut Ahmad Susanto, perkembangan sosial merupakan Pencapaian kematangan
dalam hubungan sosialDapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moraldan tradisi, meleburkan
diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan. bekerja sama".

4
2.2 Masalah yang Dihadapi Oleh Individu

Individu yang menjadi subjek penelitian pada rekayasa ide ini adalah siswa dan siswi sekolah
menengah atas (SMA) yaitu SMA SWASTA GKPI PADANG BULAN MEDAN, lebih
tepatnya murid yang duduk di bangku kelas X-2. Berdasarkan hasil pengisian kuisioner yang
dilakukan oleh para siswa/i serta dengan forum diskusi atau wawancara dengan para murid
kelas X-2, ditemukan masalah bahwa sebagian besar dari mereka belum mengerti mengenai
apa itu moral dan apa itu perkembangan sosial dan mereka belum mengerti peran diri mereka
dalam bermasyarakat dan sebagian dari mereka masih menganggap diri mereka selalu benar.
Maka, tak jarang dari mereka masih melakukan suatu hal yang tidak sesuai dengan
perkembangan moral dan sosial, sebagai contoh: tak jarang beberapa dari mereka masih
belum mampu berperilaku dengan menyesuaikan kondisi lingkungan mereka, terkadang
mereka juga masih mau bekerja secara individu tanpa mau berteman, kadang mereka juga
sering untuk bermain dengan teman tanpa mereka sadari bahwa itu sudah menyakitkan hati
dan jika dinasehati mereka merasa jengkel dan tidak mau mendengarkan nasehat tersebut.

2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi perkembangan Moral dan Sosial Individu

Moral berkaitan erat dengan perilaku dan kepribadian. Kepribadian yang


baik dan sesuai dengan adat akan diterima pada masyarakat atau lingkungannya, sedangkan
pribadi yang buruk akan ditolak oleh lingkungannya. Perkembangan moral sangat penting
diajarkan pada individu , supaya setiap individu memiliki kepribadi yang unggul dan dapat
diterima. olch lingkungannya. Pendidikan dalam keluarga dan disekolah mempengaruhi
perkembangan moral pada individu tersebut. Seorang individu akan berinteraksi dengan baik
jika dia memiliki kemampuan sosial yang ada dalam dirinya.Perkembangan moral berkaitan
erat dengan control perilaku seseorang. Umumnya moraliltas individu terlihat dari tingkah
laku, budi pekerti maupun karakternya. Perkembangan moral tidak lepas dari pengaruh
lingkungan sekitar individu. Pendidikan moral sangat penting diajarkan kepada setiap
manusia sejak kecil karena merupakan dasar sikap dan perilaku manusia. Seiring dengan
majunya perkembangan zaman ternyata tidak dibarengi dengan moral manusia yang semakin
baik. Dari waktu ke waktu mulai luntur pendidikan moral di lingkungan masyarakat.Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral individu diantaranya:

1. Motivasi diri

Kemauan dalam diri individu untuk berlaku sesuai denga standar berperilaku merupakan
faktor yang mempengaruhi perkembangan moral individu. Akal dan nurani menjadi dasar

5
dari kemauan seseorang dalam menentukan perilaku baik dan buruk dalam perkembangan
moral.

2. Pengasuhan Orang Tua

Pengasuhan orang tua merupakan interaksi yang terjadi anata orang tua dan anak dalam
membimbing, mengasihi, mendidik. serta memberikan rasa aman kepada anak. Keluarga
sebagai tempat pertama tumbuh kembangnya anak, memegang peranan penting dalam
mengembangkan moralitas seorang individu.Pengasuhan yang diterapkan secara tepat dan
sesuai kebutuhan anak dapat meningkatkan perkembangan moral anak. Kerjasama yang
baik antara orang tua dalam membimbing anak dan cinta kasih yang diberikan sesuai
kebutuhan, akan membantu mengoptimalkan perkembangan moral seorang individu sejak
dini hingga ia siap dalam menghadapi standar perilaku yang ada di sebuah masyarakat.

3. Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat atau lingkungan tempat tinggal juga mempengaruhi


perkembangan moral seseorang individu. Lingkungan yang baik akan membantu
seseorang dalam tata cara bergaul dan berinteraksi dengan orang sekitar dengan cara yang
baik. Dan secara tidak langsung individu akan memahamai kedudukannya dalam suatu
masyarakat apabila melakukan hal yang sesuai dengan aturan begitujuga sebaliknya.

4. Lingkungan sekolah

Komponen ini lebih khusus terkait dengan pengajaran moral di lingkungan sekolah.
Manusia menghabiskan sebagian besar hidupnya di sekolah sejak masa kanak-kanak
hingga pubertas. Akibatnya, sekolah menjadi salah satu elemen kunci dalam
pengembangan nilai-nilai kemanusiaan. Beberapa pembelajaran memasukkan bagian-
bagian dari perilaku yang baik dan patut dicontoh. Dalam prosesenya seluruh guru
menekankan pada peserta didik untuk berbudi pekerti yang baik. Salah satu ilustrasi
pendidikan moral di sekolah antara lain perlunya rasa hormat kepada guru, komitmen
terhadap keberhasilan akademik dan ekstrakurikuler, keterlibatan aktif dalam organisasi
berbasis sekolah, partisipasi dalam kompetisi penilaian diri, dan lain-lain. Perkembanngan
moral pada individu disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya faktor internal atau
faktor yang ada pada diri individu. Selain faktor internal, faktor dari luar yang
mempengaruhi perkembangan moral individu diantaranya, pengasuhan orang tua,

6
lingkungan tempat tinggal yang berisikan interaksi sosial antara individu dengan
masyarakatnya, serta lingkungan sekolah.

Sementara itu mengenai perkembangan sosial, menyatakan "Hubungan


sosial adalah jalinan interaksi yang terjadi antara perorangan dengan orang lain atau
kelompok dengan. kelompok atas dasar status (kedudukan)". Perkembangan manusia
telah mengungkapkan bahwa "Manusia tumbuh dan berkembang dari masa bayi ke masa
dewasa melalui beberapa langkah dan jenjang", paparan anak-anak yang terus menerus
terhadap emosi negatif dalam keluarga dapat meningkatkan keterampilan interaksi sosial
yang buruk dalam hubungan lain (Isley, O'Neil, Clatfelter, & Parke, 1999; Stocker &
Dunn, 1990; Kim et al, 2001). Hal ini menunjukan bahwa lingkungan keluarga yang sehat
akan berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak. Namun, tidak hanya lingkungan
keluarga yang berpengaruh terhadap perkembangan sosial individu. Menurut Hijriati
(2019) Berkaitan dengan hal itu perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu:

1. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap


berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan
tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosial anak.

2. Kematangan pribadi

Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mempertimbangkan


dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain, memerlukan
kematangan intelektual dan emosional.

3. Status sosial ekonomi

Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi status kehidupan keluarga dalam
lingkungan masyarakat. Sehubungan hal itu, dalam kehidupan anak senantiasa
"menjaga" status sosial anak dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud
"menjaga status sosial keluarganya" itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam
pergaulan yang tidak tepat.

4. Pendidikan

7
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Pendidikan dalam arti
luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupak keluarga,
masyarakat dan kelembagaan.

5. Kepastian mental: emosi dan intelegensi

Kemampuan berfikir mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar,


memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi
akan berkemampuan bahasa secara baik. Pada kasus. tertentu, seorang jenius atau
superior, sukar untuk bergaul dengan kelompok sebaya, karena pemahaman mereka
telah setingkat dengan kelompok umur yang lebih tinggi. Sebaliknya kelompok umur
yang lebih tinggi (dewasa) tepat “menganggap" dan "memperlakukan” mereka
sebagai anak-anak

2.4 Rekayasa ide serta penanggulangannya

Dengan permasalahan atau problem yang dialami anak dalam perkembangan moral dan sosial
berikut beberapa cara untuk menanggulangi nya, yakni:

1. Menyampaikan nasehat dengan cara yang menyenangkan. Hati anak tidak bisa stabil
sebagaimana orang dewasa, karena itu memberikan saran dan nasehat untuk anak
sebaiknya dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Misalnya dengan
membacakan cerita sebelum tidur, menceritakan kisah yang memiliki amanat baik,
serta menghibur anak jika mereka sedang sedih dengan nasehat.Serta bisa juga
menyelipkan nasehat ketika anak beraktifitas, misalnya dengan memberikan mainan,
buku, maupun lagu yang mencerminkan kebiasaan baik. Selain bisa menghibur anak
ketika hatinya sedang sedih atau kesal, ia juga bisa tertanam menjadi kebiasaan yang
baik
2. Berikan contoh yang baik pada anak dimana keluarga merupakan tempat pertama
anak belajar. Orang terdekat (keluarga ) dan tenaga pendidik bisa memberi contoh
untuk berbicara secara perlahan, menggunakan bahasa yang halus dan sopan, serta
tidak mengucapkan kata-kata yang kotor/kasar yang akan membuat anak dapat lebih
mendengarkan dan mengikuti nasehat - nasehat yang diberikan.
3. Ajari anak empati, yang merupakan kemampuan sosial dasar. Sudut pandang anak-
anak sangat terbatas, dan mereka mungkin kesulitan membayangkan berada di
keadaan orang lain.Dorong anak untuk menggunakan imajinasi. Biarkan mereka
membayangkan diri berada di berbagai situasi, dan temukan kesempatan belajar di

8
kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika anak Anda bercerita temannya dijahili di
sekolah, ajak ia membayangkan bagaimana jika ia yang dijahili.
4. Bantulah anak memahami cara berbicara. Dasar-dasar cara berbicara adalah bagian
yang penting dari kemampuan sosial. Anak-anak biasanya tidak tahu cara berbicara
yang sopan, dan mungkin menyela pembicaraan atau mengabaikan perkataan orang
lain yang akan meningkatkan cara anak untuk bersosialisasi.
5. Ajari anak tata krama dasar. Umumnya, anak-anak tidak memahami tata krama dasar,
sehingga Anda harus mengajarinya. Ajari anak pentingnya mengucapkan tolong,
terima kasih, permisi, dan tata krama umum lainnya. Buatlah aturan di rumah maupun
disekolah agar anak terbiasa mengucapkan terima kasih dan meminta tolong, sehingga
anak dapat berperilaku baik yang akan mengajarkan anak untuk memiliki tata krma
dalam berbicara dengan orang lain.
6. Tanamkan kebenarian dalam diri anak, sehingga anak memiliki keberanian untuk
bersosialisasi dengan teman teman lain bahkan orang lain.
7. Dukunglah pertemanan anak. Pertemanan sangatlah penting untuk mengembangkan
kemampuan sosial anak. Untuk membantu anak mengembangkan kemampuan sosial,
dukunglah pertemanan mereka. Biarkan pertemanan anak tumbuh dan berkembang,
tetapi juga menjaga pertemanan yang dilakukan anak agar selalu berada dalam
hubungan pertemanan yang baik.
8. Jadilah panutan. Salah satu cara yang baik untuk mengajarkan anak tata krama adalah
dengan menjadi panutan bagi anak. Bersikaplah sopan saat berinteraksi dengan orang
lain baik orang yang lebih tua, lebih muda maupun dengan orang sebaya sehingga
anak dapat membedakan bagimana cara berkomunikasi dengan orang sebaya dan
orang yang lebih tua.
9. Tegas dan Konsisten. Orangtua dan pendidik harus tegas apalagi jika anak melakukan
kesalahan. Namun ingat, tegas bukan berarti harus memarahi atau memukul anak.
Orangtua maupun pendidik tetap bisa bersikap baik, tetapi tegas. Selain itu, pastikan
untuk selalu konsisten dalam mengajari moral pada anak agar hal ini lebih mudah
tertanam dan menjadi kebiasaan.
10. Latihlah Tanggung Jawab. Dalam hal ini amat penting untuk melatih tanggung jawab
bagi individu (anak) agar ia terbiasa untuk memahami konsekuensi atas hal yang ia
perbuat, dan hal ini berdampak baik untuk perkembangan moral sang anak.
11.

9
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Perkembangan social, dan moral merupakan satu kesatuan utuh yang akan berimplikasi
pada pembentukan sikap social siswa. Pengembangan aspek-aspek tersebut tentu saja tidak
terjadi secara alamiah, dalam aspek pedagogi, aspek social dan moral bisa diajarkan melalui
pembiasaan, internalisasi nilai-nilai karakter, modeling, bahkan di treatment terintegrasi
dalam mata pelajaran. Di dukung oleh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, Masyarakat,
dan budaya yang baik yang bisa dijadikan sumber belajar. Bantuan pendidik sebagai orang
dewasa mutlak penting. tugas pendidik adalah membimbing dan mengarahkan agar potensi
siswa berkembang maksimal.

Agar kemampuan sosialisasi anak meningkat, tugas pendidik adalah membimbing dan
mengarahkan mereka untuk belajar menerima dan melaksanakan tanggung jawab, belajar
bersaing dengan orang lain, belajar berprilaku social yang baik, belajar bekerja sama, belajar
dari orang dewasa, belajar kepada kelompok sebaya, belajar menyesuaikan diri dengan
standar kelompok, belajar bermain mengembangkan fisiknya, belajar berbagi, dan belajar
bersikap sportif Yang paling utama adalah pola asuh yang baik dari orang tua sebagai
madrasah pertama bagi anak-anaknya dalam menjadikan anak yang berakhlakul karimah
sebagai wujud sikap social yang baik dalam lingkungan masyarakat Sikap social terwujud
sebagai hasil dari proses pendampingan pendidik dalam mengembangkan tugas-tugas
perkembangan siswa kearah kematangan.

Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus di pecahkan. Dengan kata lain
masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang kenyataan dengan
suatu yang di harapkan dengan baik. Anak sekolah cenderung masih belum memahami baik
maupun buruk suatu perilaku yang akan ia lakukan untuk itu peran keluarga selaku orang
terdekat serta tenaga pendidik amat penting guna membimbing, mengarahkan serta menjadi
teladan bagi anak agar anak dapat berperilaku dengan etikat moral yang baik dan benar.
Dalam hal perkembangan sosial juga amat diperlukan peran orangtua serta tenaga pendidik
guna untuk membantu anak menyesuaikan diri dengan lingkungan serta berinteraksi baik
dengan sekitar selaku sebagai makluk sosial. Dengan adanya kolaborasi antara orangtua

10
selaku orang terdekat, tenaga pendidik serta Masyarakat sekitar diharapkan dapat membantu
untuk memebentuk anak menjadi pribadi yang bermoral serta santun dengan lingkungan
sosial nya.

3.2 Saran

Saran untuk meningkatkan perkembangan sosial dan moral pada anak adalah alangkah
baiknya selaku orangtua serta tenaga pendidik yang paham mengenai perkembangan moral
serta sosial anak/individu berusaha mengoptimalkan serta mengupayakan segala cara untuk
membentuk anak agar maksimal dalam fase perkembangan moral dan sosialnya dan sebagai
pendukung dalam perkembangan anak kita harus lebih memberikan pengajaran atau
pengetahuan yang lebih extra dalam mengembangkan moral dan sosial dari anak agar anak
dapat mengetahui dan memahami lebih dalam bahwa moral dan sosial itu sangat penting di
dalam perkembangan dirinya masing - masing.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abderramane Benlahcene, Ruslan Bin Zainuddin, N. S. A. Bt. I. (2018). A


Study on Moral Reasoning among Managers of the State-owned
Companies in Algeria. Internasional Journal of Academic research in
Economics & Management Sciences, 7(3), 89-100.
Ananda, R. (2017)Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Implementasi Nilai-nilai Moral dan Agama pada Anak Usia Dini.
Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 19-31.
Aris Priyanto. (2014). Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Dini Melalui
Aktivitas Bermain. Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, 0(2).
Dahl, A, & Killen, M(2018). A developmental perspective on the origins of
morality in infancy and early childhood. Frontiers in Psychology, 9(SEP)
Hasanah, E. (2019)Perkembangan Moral Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan
Teori Kohlberg. Journal UNY, 6(2), 131-145. Husaini Usman, S.
A(2014)Pengantar Statistika. Bumi Aksara.
Inawati, A. (2017). Strategi Pengembangan Moral dan Nilai Agama Untuk Anak
Usia Dini. Jurnal Pendidikan Anak, 3(1), 51-64.
Irma, C. N., Nisa, K., & Sururiyah, S. K. (2019)Keterlibatan Orang Tua dalam
Pendidikan Anak Usia Dini di TK Masyithoh 1 Purworejo. Jurnal Obsesi:
Jurnal Pendidikan Anak
Pongpalilu, Fien, et al. PERKEMBANGAN PESERA DIDIK: Teori & Konsep
Perkembangan Peserta Didik Era Society 5.0. PT. Sonpedia Publishing
Indonesia, 2023.
Huliyah, Muhiyatul. Strategi Pengembangan Moral dan Karakter Anak Usia
Dini. Jejak Pustaka, 2021.
Nida, Fatma Laili Khoirun. "Intervensi Teori Perkembangan moral Lawrence
Kohlberg dalam dinamika pendidikan karakter." Edukasia: Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam 8.2 (2013).

12

Anda mungkin juga menyukai