Kelas : PSPM 23 C
Mata Kuliah : Perkembangan Peserta Didik
Dosen Pengampu : Septian Prawijaya,S.Pd,M.Pd
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
berkat serta kasih karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan tugas Rekayasa Ide
untuk memnuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Melalui tugas RI ini kami
menuangkan ide, buah pikiran serta gagasan terhadap permasalahan yang kami hadapi
terkait sosial dan moral. Kami berharap melalui buah pikiran kami ini bisa membantu untuk
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan topik tersebut.
Ucapan terimkasih kami katakan kepada dosen pengampu, Bapak Septian
Prawijaya,S.Pd,M.Pd yang telah berkontribusi membimbing kami dalam penyelesaian tugas
ini. Kami menyadari keterbatasan kami dalam pembuatan Rekayasa Ide ini, maka dari itu
suatu kehormatan besar bagi kami apabila mendapatkan kritik serta saran yang membangun
agar Rekayasa Ide ini menjadi lebih baik serta komprehensif.
Akhir kata kami selaku penulis mengucapkan terimakasih, semoga Rekayasa Ide ini
bermanfaat bagi kita semua serta dapat memperluas pengetahuan bagi semua pihak dalam
menangani permasalahan yang dialami berkaitan dengan topik yang kami bahas.
Penulis
ii
Daftar Isi
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rekayasa Ide merupakan salah satu dari 6 tugas wajib yang harus diselesaikan bagi
seorang mahasiswa/i guna memenuhi penugasan yang termuat dalam KKNI (Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia). Tujuan dari KKNI ialah untuk mewujudkan mutu dan jati
diri bangasa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional, yang menyandingkan,
menyetarakan dan mengintegrasi sektor pendiidkan dengan sistem pelatihan kerja, dan
sistem penilaian kesetaraan pembelajaran (learning outcomes) nasional, guna menghasilkan
Sumber Daya Manusia yang kompeten, bermutu dan produktif.
Rekayasa Ide merupakan wahana atau wadah bagi mahasiswa untuk berlatih
menuangkan ide yang kreatif dalam bentuk tulisan sebagai respons atas kecakapan intelektual
yakni berpikir kritis, konkret atas permasalahan yang ada. Ide tersebut merupakan ide kreatif
dan inovatif yang mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik sehingga idealisasi
kampus sebagai pusat solusi menjadi kenyataan.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan meneliti permasalahan mengenai perkembangan moral dan
sosial pada peserta didik.
2. Untuk memberikan solusi atas masalah yang dihadapi peserta didik terkait
perkembangan moral dan sosial.
1.3 Manfaat
1. Menambah dan meningkatkan wawasan khususnya wawsan para pendidik mengenai
permasalahan perkembangan moral dan sosial pada peserta didik.
2. Sebagai acuan dalam menyelesaikan masalah yang di hadapi peserta didik terkait hal
perkembangan moral dan sosial.
3. Menambah wawasan dan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai memberikan ide
untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Moral berasal dari bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia moral memiliki arti budi pekerti, akhlak, atau asusila. Moral
dikatakan sebagai aturan alam bagi manusia dalam bertingkah laku berdasarkan konteks
kebutuhan lingkungan (KBBI, 2019). Moral selalu diidentikan dengan benar atau salah.
Moral seringkali digunakan sebagai tolak ukur perilaku manusia dalam melihat kebenaran
atau kekeliruan dalam perilaku manusia.Sjarkawi (2006: 34) menyatakan moral adalah nilai
kebaikan manusia sebagai manusia. Moral memandang bagaimana manusia harus hidup
sebagai manusia yang baik. Perbedaan kebaikan moral dengan kebaikan lainnya adalah
kebaikan moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia. Kebaikan moral mengandung
nilai-nilai yang universal tentang kemanusiaan. Sedangkan kebaikan lainnya merupakan
kebaikan yang dikaitkan dengan status seseorang misalnya status sebagai siswa, suami, istri,
dan lain-lain. Moral atau moralitas senantiasa berhubungan dengan nilai- nilai atau norma
yang berlaku di masyarakat tertentu yang disesuaikan dengan adat istiadat atau kebiasaan
dalam bermasyarakat. Pentingnya memahami perkembangan moral peserta didik bagi
seorang pendidik disebabkan oleh urgensi moral sebagai kontrol perilaku secara tidak
langsung yang ada pada suatu masyarakat. Moralitas yang berlaku disuatu kelMoralitas dan
Pendidikan moral dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi luar dan dari sisi dalam. Dilihat
dari luar, moralitas mengatur cara bergaul dengan orang lain, dan dari dalam mengatur cara
bergaul dengan diri sendiri. Dengan kata lain, pendidikan moral diperlukan sekaligus sebagai
kontrol kondisi sosial dan sarana yang sangat diperlukan untuk aktualisai diri. Perkembangan
moral menurut para ahli yakni:
1. Menurut Gunarsa, pengertian moral adalah rangkaian nilai tentang berbagai macam
perilaku yang harus dipatuhi. Istilah moral sendiri berasal dari kata mores yang berarti
tata cara dalam kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan. Intisari menurut penulis :
Dalam ilmu sosiologi, pemahaman tentang mores sudah dibahas, sehingga menurut
Gunarsa, perkembangan moral ini mengadopsi tentang adat istiadat atau kebiasaan
2
sejak nenek moyang dan secara turun temurun akan dilakukan dan ditiru perilakunya
oleh keturunannya.
2. Menurut John Piaget dalam teori perkembangan moral membagi menjadi dua tahap,
yaitu: Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini,
anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua
dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Dan
Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral
tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda
terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak
terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha
mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai
menggunakan standar keadilan terhadap orang lain. Intisari menurut Penulis : Piaget
memiliki 2 tahap dalam perkembangan moralnya yaitu Heteronomous yang berarti
moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari si
anak, dan Autonomous yang berarti si anak mulai sadar dengan adanya moral maka
anak tersebut dapat dinilai baik dan buruknya.
3. Menurut John Piaget dalam teori perkembangan moral membagi menjadi dua tahap,
yaitu: Heteronomous Morality (usia 5 - 10 tahun) Pada tahap perkembangan moral ini,
anak memandang aturan-aturan sebagai otoritas yang dimiliki oleh Tuhan, orang tua
dan guru yang tidak dapat dirubah, dan harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya. Dan
Autonomous Morality atau Morality of Cooperation (usia 10 tahun keatas) Moral
tumbuh melalui kesadaran, bahwa orang dapat memilih pandangan yang berbeda
terhadap tindakan moral. Pengalaman ini akan tumbuh menjadi dasar penilaian anak
terhadap suatu tingkah laku. Dalam perkembangan selanjutnya, anak berusaha
mengatasi konflik dengan cara-cara yang paling menguntungkan, dan mulai
menggunakan standar keadilan terhadap orang lain. Intisari menurut Penulis : Piaget
memiliki 2 tahap dalam perkembangan moralnya yaitu Heteronomous yang berarti
moral itu tidak dapat diubah dan hanya dimiliki orang-orang yang lebih dewasa dari si
anak, dan Autonomous yang berarti si anak mulai sadar dengan adanya moral maka
anak tersebut dapat dinilai baik dan buruknya.
3
berkomunikasi, dan bekerja sama. Syamsu Yusuf (2007) menyatakan bahwa Perkembangan
sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat
pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok, moral dan tradisi. meleburkan diri menjadi satu kesatuandan saling berkomunikasi
dan kerja sama.Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum
memiliki kemampuan dalam berinteraksidengan orang lain. Kemampuan sosial anak
diperoleh dari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-orang di
lingkungannya.Sedangkan,menurut Ahmad Susanto (2012:54), perkembangan sosial
merupakan Pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai
proses belajaruntuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan
tradisi,meleburkan diri menjadi satukesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerjasama.
1. Menurut Hurlock (2011: 251) perkembangan sosial adalah mereka yang perilakunya
mencerminkan kebersihan di dalam tiga proses sosialisasisehingga mereka cocok
dengan kelompok tempat mereka menggabungkan diri dan diterima sebagai anggota
kelompok.
2. Menurut Suyadi (2010: 108) mengartikan bahwa perkembangan sosial adalah tingkat
jalinan interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orangtua, saudara, teman bermain,
hingga masyarakat luas.
3. Menurut Ahmad Susanto, perkembangan sosial merupakan Pencapaian kematangan
dalam hubungan sosialDapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk
menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moraldan tradisi, meleburkan
diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan. bekerja sama".
4
2.2 Masalah yang Dihadapi Oleh Individu
Individu yang menjadi subjek penelitian pada rekayasa ide ini adalah siswa dan siswi sekolah
menengah atas (SMA) yaitu SMA SWASTA GKPI PADANG BULAN MEDAN, lebih
tepatnya murid yang duduk di bangku kelas X-2. Berdasarkan hasil pengisian kuisioner yang
dilakukan oleh para siswa/i serta dengan forum diskusi atau wawancara dengan para murid
kelas X-2, ditemukan masalah bahwa sebagian besar dari mereka belum mengerti mengenai
apa itu moral dan apa itu perkembangan sosial dan mereka belum mengerti peran diri mereka
dalam bermasyarakat dan sebagian dari mereka masih menganggap diri mereka selalu benar.
Maka, tak jarang dari mereka masih melakukan suatu hal yang tidak sesuai dengan
perkembangan moral dan sosial, sebagai contoh: tak jarang beberapa dari mereka masih
belum mampu berperilaku dengan menyesuaikan kondisi lingkungan mereka, terkadang
mereka juga masih mau bekerja secara individu tanpa mau berteman, kadang mereka juga
sering untuk bermain dengan teman tanpa mereka sadari bahwa itu sudah menyakitkan hati
dan jika dinasehati mereka merasa jengkel dan tidak mau mendengarkan nasehat tersebut.
1. Motivasi diri
Kemauan dalam diri individu untuk berlaku sesuai denga standar berperilaku merupakan
faktor yang mempengaruhi perkembangan moral individu. Akal dan nurani menjadi dasar
5
dari kemauan seseorang dalam menentukan perilaku baik dan buruk dalam perkembangan
moral.
Pengasuhan orang tua merupakan interaksi yang terjadi anata orang tua dan anak dalam
membimbing, mengasihi, mendidik. serta memberikan rasa aman kepada anak. Keluarga
sebagai tempat pertama tumbuh kembangnya anak, memegang peranan penting dalam
mengembangkan moralitas seorang individu.Pengasuhan yang diterapkan secara tepat dan
sesuai kebutuhan anak dapat meningkatkan perkembangan moral anak. Kerjasama yang
baik antara orang tua dalam membimbing anak dan cinta kasih yang diberikan sesuai
kebutuhan, akan membantu mengoptimalkan perkembangan moral seorang individu sejak
dini hingga ia siap dalam menghadapi standar perilaku yang ada di sebuah masyarakat.
3. Lingkungan masyarakat
4. Lingkungan sekolah
Komponen ini lebih khusus terkait dengan pengajaran moral di lingkungan sekolah.
Manusia menghabiskan sebagian besar hidupnya di sekolah sejak masa kanak-kanak
hingga pubertas. Akibatnya, sekolah menjadi salah satu elemen kunci dalam
pengembangan nilai-nilai kemanusiaan. Beberapa pembelajaran memasukkan bagian-
bagian dari perilaku yang baik dan patut dicontoh. Dalam prosesenya seluruh guru
menekankan pada peserta didik untuk berbudi pekerti yang baik. Salah satu ilustrasi
pendidikan moral di sekolah antara lain perlunya rasa hormat kepada guru, komitmen
terhadap keberhasilan akademik dan ekstrakurikuler, keterlibatan aktif dalam organisasi
berbasis sekolah, partisipasi dalam kompetisi penilaian diri, dan lain-lain. Perkembanngan
moral pada individu disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya faktor internal atau
faktor yang ada pada diri individu. Selain faktor internal, faktor dari luar yang
mempengaruhi perkembangan moral individu diantaranya, pengasuhan orang tua,
6
lingkungan tempat tinggal yang berisikan interaksi sosial antara individu dengan
masyarakatnya, serta lingkungan sekolah.
1. Keluarga
2. Kematangan pribadi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi status kehidupan keluarga dalam
lingkungan masyarakat. Sehubungan hal itu, dalam kehidupan anak senantiasa
"menjaga" status sosial anak dan ekonomi keluarganya. Dalam hal tertentu, maksud
"menjaga status sosial keluarganya" itu mengakibatkan menempatkan dirinya dalam
pergaulan yang tidak tepat.
4. Pendidikan
7
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Pendidikan dalam arti
luas harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupak keluarga,
masyarakat dan kelembagaan.
Dengan permasalahan atau problem yang dialami anak dalam perkembangan moral dan sosial
berikut beberapa cara untuk menanggulangi nya, yakni:
1. Menyampaikan nasehat dengan cara yang menyenangkan. Hati anak tidak bisa stabil
sebagaimana orang dewasa, karena itu memberikan saran dan nasehat untuk anak
sebaiknya dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Misalnya dengan
membacakan cerita sebelum tidur, menceritakan kisah yang memiliki amanat baik,
serta menghibur anak jika mereka sedang sedih dengan nasehat.Serta bisa juga
menyelipkan nasehat ketika anak beraktifitas, misalnya dengan memberikan mainan,
buku, maupun lagu yang mencerminkan kebiasaan baik. Selain bisa menghibur anak
ketika hatinya sedang sedih atau kesal, ia juga bisa tertanam menjadi kebiasaan yang
baik
2. Berikan contoh yang baik pada anak dimana keluarga merupakan tempat pertama
anak belajar. Orang terdekat (keluarga ) dan tenaga pendidik bisa memberi contoh
untuk berbicara secara perlahan, menggunakan bahasa yang halus dan sopan, serta
tidak mengucapkan kata-kata yang kotor/kasar yang akan membuat anak dapat lebih
mendengarkan dan mengikuti nasehat - nasehat yang diberikan.
3. Ajari anak empati, yang merupakan kemampuan sosial dasar. Sudut pandang anak-
anak sangat terbatas, dan mereka mungkin kesulitan membayangkan berada di
keadaan orang lain.Dorong anak untuk menggunakan imajinasi. Biarkan mereka
membayangkan diri berada di berbagai situasi, dan temukan kesempatan belajar di
8
kehidupan sehari-hari. Misalnya, jika anak Anda bercerita temannya dijahili di
sekolah, ajak ia membayangkan bagaimana jika ia yang dijahili.
4. Bantulah anak memahami cara berbicara. Dasar-dasar cara berbicara adalah bagian
yang penting dari kemampuan sosial. Anak-anak biasanya tidak tahu cara berbicara
yang sopan, dan mungkin menyela pembicaraan atau mengabaikan perkataan orang
lain yang akan meningkatkan cara anak untuk bersosialisasi.
5. Ajari anak tata krama dasar. Umumnya, anak-anak tidak memahami tata krama dasar,
sehingga Anda harus mengajarinya. Ajari anak pentingnya mengucapkan tolong,
terima kasih, permisi, dan tata krama umum lainnya. Buatlah aturan di rumah maupun
disekolah agar anak terbiasa mengucapkan terima kasih dan meminta tolong, sehingga
anak dapat berperilaku baik yang akan mengajarkan anak untuk memiliki tata krma
dalam berbicara dengan orang lain.
6. Tanamkan kebenarian dalam diri anak, sehingga anak memiliki keberanian untuk
bersosialisasi dengan teman teman lain bahkan orang lain.
7. Dukunglah pertemanan anak. Pertemanan sangatlah penting untuk mengembangkan
kemampuan sosial anak. Untuk membantu anak mengembangkan kemampuan sosial,
dukunglah pertemanan mereka. Biarkan pertemanan anak tumbuh dan berkembang,
tetapi juga menjaga pertemanan yang dilakukan anak agar selalu berada dalam
hubungan pertemanan yang baik.
8. Jadilah panutan. Salah satu cara yang baik untuk mengajarkan anak tata krama adalah
dengan menjadi panutan bagi anak. Bersikaplah sopan saat berinteraksi dengan orang
lain baik orang yang lebih tua, lebih muda maupun dengan orang sebaya sehingga
anak dapat membedakan bagimana cara berkomunikasi dengan orang sebaya dan
orang yang lebih tua.
9. Tegas dan Konsisten. Orangtua dan pendidik harus tegas apalagi jika anak melakukan
kesalahan. Namun ingat, tegas bukan berarti harus memarahi atau memukul anak.
Orangtua maupun pendidik tetap bisa bersikap baik, tetapi tegas. Selain itu, pastikan
untuk selalu konsisten dalam mengajari moral pada anak agar hal ini lebih mudah
tertanam dan menjadi kebiasaan.
10. Latihlah Tanggung Jawab. Dalam hal ini amat penting untuk melatih tanggung jawab
bagi individu (anak) agar ia terbiasa untuk memahami konsekuensi atas hal yang ia
perbuat, dan hal ini berdampak baik untuk perkembangan moral sang anak.
11.
9
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Perkembangan social, dan moral merupakan satu kesatuan utuh yang akan berimplikasi
pada pembentukan sikap social siswa. Pengembangan aspek-aspek tersebut tentu saja tidak
terjadi secara alamiah, dalam aspek pedagogi, aspek social dan moral bisa diajarkan melalui
pembiasaan, internalisasi nilai-nilai karakter, modeling, bahkan di treatment terintegrasi
dalam mata pelajaran. Di dukung oleh lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, Masyarakat,
dan budaya yang baik yang bisa dijadikan sumber belajar. Bantuan pendidik sebagai orang
dewasa mutlak penting. tugas pendidik adalah membimbing dan mengarahkan agar potensi
siswa berkembang maksimal.
Agar kemampuan sosialisasi anak meningkat, tugas pendidik adalah membimbing dan
mengarahkan mereka untuk belajar menerima dan melaksanakan tanggung jawab, belajar
bersaing dengan orang lain, belajar berprilaku social yang baik, belajar bekerja sama, belajar
dari orang dewasa, belajar kepada kelompok sebaya, belajar menyesuaikan diri dengan
standar kelompok, belajar bermain mengembangkan fisiknya, belajar berbagi, dan belajar
bersikap sportif Yang paling utama adalah pola asuh yang baik dari orang tua sebagai
madrasah pertama bagi anak-anaknya dalam menjadikan anak yang berakhlakul karimah
sebagai wujud sikap social yang baik dalam lingkungan masyarakat Sikap social terwujud
sebagai hasil dari proses pendampingan pendidik dalam mengembangkan tugas-tugas
perkembangan siswa kearah kematangan.
Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus di pecahkan. Dengan kata lain
masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang kenyataan dengan
suatu yang di harapkan dengan baik. Anak sekolah cenderung masih belum memahami baik
maupun buruk suatu perilaku yang akan ia lakukan untuk itu peran keluarga selaku orang
terdekat serta tenaga pendidik amat penting guna membimbing, mengarahkan serta menjadi
teladan bagi anak agar anak dapat berperilaku dengan etikat moral yang baik dan benar.
Dalam hal perkembangan sosial juga amat diperlukan peran orangtua serta tenaga pendidik
guna untuk membantu anak menyesuaikan diri dengan lingkungan serta berinteraksi baik
dengan sekitar selaku sebagai makluk sosial. Dengan adanya kolaborasi antara orangtua
10
selaku orang terdekat, tenaga pendidik serta Masyarakat sekitar diharapkan dapat membantu
untuk memebentuk anak menjadi pribadi yang bermoral serta santun dengan lingkungan
sosial nya.
3.2 Saran
Saran untuk meningkatkan perkembangan sosial dan moral pada anak adalah alangkah
baiknya selaku orangtua serta tenaga pendidik yang paham mengenai perkembangan moral
serta sosial anak/individu berusaha mengoptimalkan serta mengupayakan segala cara untuk
membentuk anak agar maksimal dalam fase perkembangan moral dan sosialnya dan sebagai
pendukung dalam perkembangan anak kita harus lebih memberikan pengajaran atau
pengetahuan yang lebih extra dalam mengembangkan moral dan sosial dari anak agar anak
dapat mengetahui dan memahami lebih dalam bahwa moral dan sosial itu sangat penting di
dalam perkembangan dirinya masing - masing.
11
DAFTAR PUSTAKA
12