KOGNITIFISTIK
Disusun Oleh :
Nim : 5422030056
2. Misbakhul Munir
Nim : 5422030050
20
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpah dan rahmat dan hidayah-Nya, makalah tentang ” kognitifistik ” dapat kami
selesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini.
Namun kami sangat menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan baik isi maupun penyajiannya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dari para pembaca untuk perbaikan dan kesempurnaan makalah berikutnya.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat menjadi media pembelajaran dan
pemahaman yang di pahami dengan baik dan bijak.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A.Kesimpulan........................................................................................................................10
B.Saran...................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam makalah ini yaitu:
5
BAB II
PEMBAHASAN
Teori kognitif menyatakan bahwa tingkah laku manusia yang tampak tidak
bisa diukur dan diterangkan tanpa melibatkan proses mental yang lain seperti
motivasi, sikap, minat, dan kemauan. Gredler dalam Uno (2006 : 10) menyatakan
bahwa Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih
mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Bagi penganut
aliran ini, belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons.
Namun lebih erat dari itu, belajar melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks. Dalyono (2007 : 34) bahwa Dalam teori belajar kognitif dinyatakan
bahwa tingkah laku seseorang tidak hanya dikontrol oleh “reward” dan
“reinforcement”. Mereka ini adalah para ahli jiwa aliran kognitifis. Menurut
pendapat mereka, tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi,
yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi.
6
B. Ciri‐ciri Aliran Kognitivisme
8
Dalam perkembangan setidaknya ada tiga teori belajar yang bertitik tolak dari
teori kognitivisme ini yaitu: Teori perkembangan piaget, teori kognitif Brunner
dan Teori bermakna Ausubel. Ketiga tokoh teori penting ini yang dapat
mengembangkan teori belajar kognitif (Ahmadi, el. 2015: 35). Teori Kognitif
Piaget Brunner Ausubel, Proses belajar terjadi menurut pola tahap-tahap
perkembangan tertentu sesuai dengan umur siswa. Proses belajar terjadi melalui
tahap-tahap: 1) Asimilasi (penyesuaian (peleburan) sifat asli yang dimiliki
dengan sifat lingkungan sekitar. 2) Akomodasi (penyesuaian mata untuk
menerima bayangan yang jelas dari objek yang berbeda. 3) Equilibrasi.
Proses belajar lebih ditentukan oleh karena cara kita mengatur materi
pelajaranan bukan ditentukan oleh umur siswa. Proses belajar terjadi melalui tahap-
tahap: a). Enaktif (aktivitas); b). Ekonik (visual verbal); c). Simbolik
a) Teori kognitif lahir sebagai bentuk sudut pandang atau persepsi baru bagi sisi
bidang pendidikan dan psikologi. Implikasi pada kehidupan pembelajaran
manusia bersama lingkungan sosialnya telah tersedia di dalam teori ini. Teori
yang lahir dari hipotesis manusia akan lingkungan di sekitarnya tentulah
memiliki perbedaan dari konteks cara berpikir, konten dan arah implikasinya.
Perbedaan tersebut juga melahirkan sebuah keunggulan dan kelemahan pada
teori buatan manusia, termasuk sama halnya dengan teori kognitif.
Keunggulan merupakan sebuah hasil yang menguntungkan, memberi nilai
positif dan mengarah pada suatu hal yang menjadi angan (ekspektasi).
Sedangkan kelemahan adalah sebuah hal yang menunjuk pada sesuatu yang
kurang dan bukan merupakan sebuah cita-cita serta harapan.
Pemaparan kelebihan atau keunggulan teori kognitif dapat disajikan pada
sebagai berikut.
BAB III
9
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teori Kognitivistik menganggap bahwa belajar adalah belajar merupakan
suatu proses internal yang mencakup ingatan, pengolahan informasi, emosi, dan
aspek-aspek kejiwaan lainnya. Sehingga fokus dari teori Kognitivistik ialah
potensi untuk berprilaku dan bukan pada prilakunya sendiri. Teori Kognitivistik
berusaha menjelaskan bagaimana orang-orang berpikir dalam belajar. Oleh
karena itu, teori ini lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu
sendiri karena belajar melibatkan proses berpikir yang lebih kompleks. Ciri khas
pada teori belajar Kognitivistik terletak dalam belajar memperoleh dan
mempergunakan bentuk representatif yang mewakili obyek obyek itu di
representasikan atau di hadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan,
gagasan atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental.
B. SARAN
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami mengambil dari
berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan, maka
kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada
kekurangan dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
10
Abdurakhman, Omon dan Radif Khotamir Rusli. 2017. Teori Belajar dan
Husamah, Yuni Pantiwati, Arina Restian, dan Puji Sumarsono. 2018. Belajar dan
11