Anggota:
2024
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta
hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Makalah ini membahas tentang, “Teori Belajar Kognitif dan Penerapannya
dalam pembelajaran” yang merupakan pembahasan dalam mata kuliah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Miftahul Fikri.,
M.Pd yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Ada banyak hal yang bisa
kami pelajari melalui penelitian dalam makalah ini
Kami berharap, makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam
hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai pengembangan alenia/paragraf
khususnya bagi penulis. Kami minta maaf jika ada di dalam penyusunan makalah
ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun,
penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah, agar dapat melalukan perbaikan
semoga apa yang anda berikan mendapat balasan dari Allah S.W.T. amin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan dengan proses
mendidik, yakni proses dalam rangka memengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan
diri sebaik mungkin dalam lingkungannya sehingga akan menimbulkan perubahan dalam
dirinya, yang dilakukan dalam bentuk pembimbingan, pengajaran, dan pelatihan. Dalam proses
pendidikan, belajar merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan. Dimana belajar
merupakan suatu proses perubahan perilaku dan pola pikir yang dialami oleh seseorang,
misalnya dari suatu hal yang tidak bisa menjadi bisa, dari tidak tau menjadi tau. Selama proses
belajar manusia pasti tidak luput dari kesalahan. Untuk itu perlu adanya teori-teori belajar yang
tepat yang diterapkan dalam proses pembelajaran agar pembelajaran yang diinginkan dapat
tercapai dengan maksimal.
Teori-teori belajar berpedoman pada prinsip-prinsip pembelajran yang dihasilkan dari
pada kajian-kajian ahli psikologi pendidikan. Teori ini merupakan azas kepada para pendidik
agar dapat memahami tentang cara belajar. Dari berbagai jenis teori belajar salah satunya adalah
teori belajar kognitif. Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu
proses belajar yang terjadi dalam akal pikiran manusia atau gagasan manusia bahwa bagian-
bagian suatu situasi saling berhubungan dalam konteks situasi secara keseluruhan. Jadi belajar
melibatkan proses berfikir yang kompleks dan mementingkan proses belajar.
4
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar kognitif?
2. Apa prinsip-prinsip teori belajar kognitif?
3. Bagaimana penerapan teori belajar kognitif dan pembelajaran
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian teori belajar kognitif.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip teori belajar kognitif.
3. Untuk mengetahui penerapan teori belajar kognitif dan pembelajaran.
5
BAB II
PEMBAHASAN
7
B. Tahap Preoperasional (umur 2-7/8 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada pengguanaan symbol atau bahasa
tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu
preoperasional dan intuitif.
1. Preoperasioal (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa dalam
mengembangkan konsepnya, walaupun masuh sangat sederhana. Maka sering terjadi
kesalahan dalam memahami objek. Karakteristik tahap ini adalah:
a) Self counter nya sangat menonjol.
b) Dapat mengklasifikasikan objek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok.
c)Tidak mampu memusatkan perhatian pada objek-objek yang berbeda.
d) Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria yang benar.
e) Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak daapt menjelaskan perbedaan
antara deretan.
2. Tahap intuitif (umur 4-7 atau 8 tahun), anak telah dapat memperoleh pengetahuan
berdasarkan pada kesan yang agak abstrak. Dalam menarik kesimpulan sering tidak
diungkapkan dengan kata-kata. Oleh sebab itu, pada usia ini anak telah dapat
mengungkapkan isi hatinya secara simbolik terutam bagi mereka yang memiliki pengalaman
yang luas. Karakterisitk tahap ini adalah:
a) Anak dapat membentuk kelas-kelas atau kategori objek, tetapi kurang disadarinya.
b) Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang lebih kompleks.
c) Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide.
d) Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia mengerti terhadap sejumlah
objek yang teratur dan cara mengelompokkannya. Anak kekekalan masa pada usia5 tahun,
kekekalan berat pada usia 6 tahun, dan kekekalan volume pada usia 7 tahun. Anak
memahami bahwa jumlah objek adalah tetap sama meskipun objek itu dikelompokkan
dengan cara yang berbeda.
8
Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi objek atau gambaran yang ada di
dalam dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam
dirinya sehingga tindakannya lebih efektif.
9
c. Perkembangan intelektualmeliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri atau
pada orang lain melalui kata –kata atau lambing tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang
akan dilakukan. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan pada diri sendiri.
d. Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan anak diperlukan
bagi perkembangan kognitifnya.
e. Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa merupakan alat komunikasi antara
manusia. Untuk memahami konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa. Bahasa diperlukan
untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain.
f. Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan beberapa alternatif
secara simultan, memilih tindakan yang tepat, dapat memberikan prioritas yang berurutan dalam
berbagai situasi.
Dalam memandang proses belajar, Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan
terhadap tingkah laku seseorang. Dengan teorinya yang disebut free discovery learning, ia
mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan pada siswa untuk mengemukakan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman
melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Jika Piaget menyatakan bahwa
perkembangan kognitif sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa seseorang, maka
Bruner menyatakan bahwa perkembangan bahasa besar pengaruhnya terhadap perkembangan
kognitif.
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu, enactive, icomic, dan symbolic.
1) Tahap inaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam memahami lingkungan
sekitarnya. Artinya, dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan
motoric. Misalnya, melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya.
2) Tahap ikomik, seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar
visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk
perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).
3) Tahap simboik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang
sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan berlogika. Dalam memahami
dunia sekitarnya anak belajar melalui symbol-simbol bahasa, logika, mataematika, dan
sebagainya. Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak symbol. Semakin matang
10
seseorang dalam proses berfikirnya., semakin dominan sistem simbolnya. Meskipun begitu tidak
berarti ia tidak lagi menggunakan enaktif dan ikomik. Penggunaan media dalam kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu bukti masih diperlukannyasistem enaktif dan ikomik dalam
proses belajar.
Menurut Bruner seseorang dikatakan memahami suatu konsep apabila ia mengetahui 5
unsur dari konsep itu, meliputi:
1. Nama
2. Contoh baik yang positif maupun negative
3. Karakteristik, baik pokok maupun tidak
4. Rentangan Karakteristik
5. Kaidah
11
dipelajari, dan hubungannya dengan materi yang telah ada dalam struktur kogntif siswa. Jika
ditata dengan baik, advanced organizers akanmemudahkan siswa mempelajari materi pelajaran
yang baru, serta hubungannya dengan materi yang telah dipelajarnya.
d) Skemata
Berdasarkan pada konsepsi organisasi kognitif seperti yang dikemukakan oleh Ausubel
tersebut, dikembangkanlah oleh para pakar teori kognitif suatu model yang lebih eksplisit yang
disebut dengan skemata. Sebagai struktur organisasional, skemata berfungsi untuk
mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah, atau sebagai tempat
mengaitkan pengetahuan baru. Atau dapat dikatakan bahwa skemata memiliki fungsi ganda,
yaitu:
1) Sebagai skema yang menggambarkan atau merepresentasikan organisasi pengetahuan.
Seseorang yang ahli dalam suatu bidang tertentu akan dapat digambarkan dalam skemata yang
dimilikinya.
2) Sebagai kerangka atau tempat untuk mengkaitkan atau mencantolkan pengetahuan baru.
Skemata memiliki fungsi asimilatif. Artinya, bahwa skemata berfungsi untuk
mengasimilasikan pengetahuan baru ke dalam hirarkhi pengetahuan, yang secara progresif
lebih rinci dan spesifik dalam struktur kognitif seseorang. Inilah proses belajar yang paling
dasar yaitu mengasimilasikan pengetahuan baru ke dalam skemata yang tersusun secara
hierarhkis. Struktur kognitif yang dimiliki individu menjadi faktor utama yang mempengaruhi
kebermaknaan dari perolehan pengetahuan baru. Dengan kata lain, skemata yang telah dimiliki
oleh seseorang menjadi penentu utama terhadap pengetahuan apa yang akan dipelajari oleh
orang tersebut. Oleh sebab itu maka diperlukan adanya upaya untuk mengorganisasi isi atau
materi pelajaran serta penataan kondisi pembelajaran agar dapat memudahkan proses asimilasi
pengetahuan baru ke dalam struktur kognitif orang yang belajar.
12
Memperhatikan bagaimana siswa mengatur informasi baru ke dalam struktur
pengetahuan yang sudah ada di dalam pikiran mereka.
3. Pemrosesan informasi
Mengakui bahwa belajar melibatkan pemrosesan aktif dan manipulasi informasi
oleh siswa.
4. Pemahaman yang dalam
Memperhatikan pentingnya pemahaman yang mendalam dalam belajar, bukan
sekadar menghafal fakta.
5. Transfer Pengetahuan
Mengakui bahwa pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dapat diterapkan
ke situasi yang baru dan berbeda
6. Pembelajaran Problem-solving
Menekankan pembelajaran sebagai proses untuk memecahkan masalah dan
menyelesaikan tantangan kognitif.
7. Feedback
Memberikan umpan balik yang efektif kepada siswa untuk membantu mereka
memperbaiki pemahaman mereka dan meningkatkan kinerja mereka.
Prinsip-prinsip ini mencerminkan pendekatan yang menekankan aktifitas mental siswa,
pemahaman yang mendalam, dan penerapan pengetahuan dalam konteks yang beragam.
13
2) Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik terutama jika
mendengarkan benda-benda kongrit.
3) Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dengan
mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman
dapat terjadi dengan baik.
4) Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi perlu meningkatkan pengalaman atau
informasi baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki si pelajar
5) Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pembelajaran disusun dengan
menggunakan pola atau logika tertentu.
6) Belajar memahami akan lebih bermakna daripada belajar menghafal.
7) Adanya perbedaan individu pada diri siswa perlu diperhatikan karena faktor ini sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
Contoh penerapan teori belajar kognitif;
1) Minta siswa untuk merefleksikan pengalaman mereka melalui pembuatan jurnal atau laporan
harian tentang kegiatan apa saja yang mereka lakukan.
2) Mendorong diskusi berdasarkan apa yang diajarkan dengan meminta siswa untuk
menjelaskan materi pembelajaran di depan kelas dan ajak siswa lainnya untuk mengajukan
pertanyaan.
3) Membantu siswa menemukan solusi baru untuk suatu masalah untuk mengembangkan cara
berpikir kritis.
4) Minta siswa untuk memberikan penjelasan tentang ide atau pendapat yang mereka miliki.
5) Membantu siswa dalam mengeksplorasi dan memahami bagaimana ide-ide bisa terhubung.
6) Meningkatkan pemahaman dan ingatan siswa melalui penggunaan visualisasi dan permainan
dalam menyampaikan materi.
D. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Kognitif
• Kelebihan teori belajar kognitif
Dalam teori Belajar Kognitif, pengetahuan didapatkan dari hasil interaksi antara peserta
didik dengan lingkungan, yang meliputi perolehan keterampilan dan pengalaman baru.
Menurut Piaget, kedua hal tersebut memungkinkan anak menjadi semakin kritis dalam
berpikir. Selain itu, ada beberapa keutamaan lain dari teori Belajar Kognitif, antara lain:
➢ Pemahaman peserta didik untuk memperoleh informasi baru akan meningkat.
14
➢ Membantu meningkatkan kepercayaan diri peserta didik dalam melaksanakan sebuah
tugas.
➢ Meningkatkan kemampuan belajar seumur hidup. Di tahap pembelajaran selanjutnya,
peserta didik bisa membangun ide-ide dan menerapkan konsep-konsep baru untuk
pengetahuan yang sudah ada.
➢ Peserta didik memiliki bekal keterampilan yang mereka butuhkan untuk belajar secara
efektif. Dengan demikan, peserta didik bisa mengembangkan kemampuannya dalam
memecahkan masalah.
➢ Peserta didik memiliki kemampuan untuk mempelajari hal-hal baru secara lebih cepat
dengan memaksimalkan ingatan.
➢ Penerapannya dapat membantu peserta didik dalam mengkreasikan hal-hal baru atau
menginovasi hal-hal yang sudah ada menjadi lebih baik.
15
BAB III
PENUTUP
E. Kesimpulan
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teori belajar kognitif memiliki peranan penting
dalam mengubah mental dari peserta didik. Maka dari itu, teori belajar kognitif lebih
mengutamakan proses pembelajaran daripada hasil dari pembelajaran itu sendir. Seorang guru
yang menerapkan teori belajar kognitif selalu percaya bahwa proses belajar bisa mengubah
mental dan cara berpikir yang cukup kompleks. Sederhananya, teori belajar kognitif tidak harus
dilihat dari perubahan tingkah laku peserta didik, tetapi lebih mementingkan yang dimiliki oleh
peserta didikan dalam melihat atau menilai suatu hal.
16
DAFTAR PUSTAKA
Djali. 2011. Psikologi Penddidikan. PT Bumi Aksara, Jakarta
Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).
Bandung : Yrama Widya.
Baharuddin, Wahyuni. 2010. Teori belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Chaplin, J. P. (1981). Kamus Lengkap Psikologi (Kartini Kartono Trans.). Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada. (Original work published 1968)
Darsono, Max, dkk.2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Friedman, H. S, & Schustack, M. W. (2006). Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern.
Jakarta:Erlangga.
17