Oleh : Kelompok 3
Aprilliyanti Lupita Putri 19210620854
Dena Hopipah 19210620869
Dewi Kurniasih 19210620874
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunianya-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Teori Belajar Kognitif/Konstruktivisme dan Implikasinya di SD”, yang
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
di SD. Shalawat serta salam semoga curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat serta para umatnya yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada orang-orang terdekat yang
telah membantu dengan memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada penulis sehingga
mampu menyelesaikan makalah ini. Penulis juga berterimakasih kepada yang terhormat Dr.
Rif’at Shafwatul Anam, M.Pd. selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar yang telah membimbing penulis dalam menyusun
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih memiliki banyak kesalahan serta
kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca
yang dapat membangun motivasi penulis untuk menyusun makalah yang lebih baik lagi
kedepannya. Semoga Allah memberikan balasan atas kebaikan dan bantuan dari semua pihak
yang telah mendukung dan memberikan do’a. Diharapkannya karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan khususnya pembaca umum.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……...……………………………..…………………………………..i
DAFTAR ISI…………………….……………………………………………………………ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…….…………………………...………………………..…...1
B. Rumusan Masalah…………………………………...………………………....………1
C. Tujuan.................……….………………………………………..…………...…....…..2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Teori Belajar Kognitif………………………………………………………………….3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori belajar kognitif dan konstruktivisme?
2. Siapakah tokoh-tokoh teori belajar kognitif dan konstruktivisme?
3. Bagaimanakah aplikasi teori belajar kognitif dan konstruktivisme?
4. Apasajakah prinsip-prinsip teori belajar kognitif dan konstruktivisme?
5. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan teori belajar kognitif dan konstruktivisme?
6. Bagaimanakah implikasi teori belajar kognitif dan konstruktivisme?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian teori belajar kognitif dan konstruktivisme
2. Mengetahui tokoh-tokoh teori belajar kognitif dan konstruktivisme
3. Mengetahui aplikasi teori belajar kognitif dan konstruktivisme
4. Mengetahui prinsip-prinsip teori belajar kognitif dan konstruktivisme
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar kognitif dan konstruktivisme
6. Mengetahui implikasi teori belajar kognitif dan konstruktivisme
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta
didik. Karenanya, dalam mengajar guru harus menyesuaikan dengan
perkembangan kognitif/kematangan berfikir anak.
Piaget membagi tahap perkembangan kognitif yang dilalui oleh siswa
kedalam empat tahap, yaitu:
1) Tahap sensorimotor (anak usia lahir-2 tahun)
2) Tahap preoperational (anak usia 2-8 tahun)
3) Tahap operational konkret (anak usia 7/8-12/14 tahun)
4) Tahap operational formal (anak usia 14 tahun lebih)
b. Jerome Bruner
Berbeda dengan Piaget, Bruner melihat perkembangan kognitif manusia
sangat dipengaruhi oleh bahasa yang biasa digunakan. Menurut Bruner untuk
mengajarkan sesuatu tidak usah menunggu sampai anak mancapai tahap
perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus ditata dan
disesuaikan dengan baik maka dapat diberikan pada peserta didik. Dengan
kata lain, perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan
mengatur bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
Menurut bruner ada 3 tahap dalam perkembangan kognitif, yaitu :
1. Tahap Enaktif, yaitu tahap dimana siswa belajar dengan mengenali dan
memahami lingkungan dengan observasi pada obyek konkret.
2. Tahap Ikonik, yaitu tahap belajar siswa menggunakan gambar.
3. Tahap Simbolik, yaitu tahap siswa belajar memanipulasi lambang atau
simbol.
4
Tujuan pokok pendidikan menurut Bruner adalah guru harus memandu
para siswa sehingga mereka dapat membangun basis pengetahuannya sendiri
dan bukan karena diajari mealui hafalan.
c. Robert M. Gagne
Menurut teori Gagne, belajar dipandang sebagai proses pengolahan
informasi yang terjadi dalam otak manusia. Ketika pembelajaran berlangsung,
terjadi proses penerimaan informasi, yang kemudian diolah sehingga dapat
menghasilkan hasil belajar. Menurut teori Robert M. Gagne, proses
pemrosesan informasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Rangsangan yang diterima pancaindra peserta didik disalurkan ke pusat
syaraf dan di proses sebagai informasi.
2) Informasi yang terkumpul kemudian dipilih secara selektif, ada yang
dibuang dan ada yang disimpan dalam memori.
3) Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya
dan dapat diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.
5
d. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi kesempatan untuk saling berbicara
dan berdiskusi dengan teman-temanya.
e. Memusatkan perhatian pada cara berpikir atau proses mental anak, tidak hanya
kepada hasilnya.
f. Mengutamakan peran siswa agar mereka berinisiatif sendiri dan terlibat aktif
dalam kegiatan belajar.
g. Memaklumi adanya perbedaan antar individu dalam hal kemajuan
perkembangan karena meskipun seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan
perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung dalam
kecepatan yang berbeda. Seningga guru harus mengatur agar kegiatan di dalam
kelas yang terdiri dari individu-individu berbeda ke dalam kelompok-kelompok
kecil siswa daripada aktivitas dalam bentuk klasikal.
h. Memastikan siswa untuk saling berinteraksi sehingga terjadi pertukaran
gagasan-gagasan perkembangan penalaran.
6
Jika dalam pembelajarannya hanya menggunakan teori belajar kognitif
saja, peserta didik akan tidak mengerti sepenuhnya tentang materi yang
diberikan dan akan mengalami kesulitan dalam kegiatan praktek.
7
informasi baru dengan aturan- aturan lama dan merevisinya apabila aturan – aturan
itu tidak lagi sesuai. Atau bisa dibilang bahwa konstruktivisme merupakan suatu
proses dimana anak secara aktif membangun sistem arti dan pemahaman mereka
sendiri melalui pengalaman dan interaksi mereka.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teori belajar konstuktivisme merupakan teori
belajar yang menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan
hasil konstruksi dari kegiatan atau tindakan seseorang, dapat berasal dari diri sendiri
maupun orang lain yang dapat dijadikan siswa untuk mengevaluasi maupun
memperbaiki pemahaman atau pengetahuan yang dimiliki siswa tersebut.
8
tersebut. Bruner menyatakan bahwa siswa harus terlibat secara aktif mentalnya
agar dapat mengenal konsep dan struktur dalam materi yang dibicarakan.
Menurut teori ini, belajar akan lebih berhasil jika prosesnya diarahkan
pada konsep-konsep dan struktur-struktur yang termuat dalam tema yang
diajarkan. Dengan mengenal konsep dan struktur yang tercakup dalam tema
yang dibicarakan, anak akan memahami materi yang akan dikuasainya. Anak
juga akan mencari hubungan antar konsep dan struktur tersebut sehingga
materi menjadi lebih mudah dipahami dan diingat oleh anak. Karenanya dalam
belajar, siswa haruslah terlibat secara aktif mentalnya agar ia dapat mengenal
konsep dan struktur dalam materi yang dibicarakan.
Menurut Bruner, belajar harus melibatkan tiga proses yang terjadi
hampir selalu bersamaan. Ketiga proses belajar tersebut, yaitu : (1)
Memperoleh informasi baru; (2) Transformasi informasi; dan (3) Menguji
relevansi informasi dengan ketepatan pengetahuan.
c. Lev Vygotsky
Menurut Vygotsky, perkembangan intelektual dapat ditinjau dari
konteks historis dan budaya pengalaman anak. Perkembangan intelektual juga
tergantung pada sistem-sistem isyarat yang mengacu pada simbol-simbol yang
diciptakan untuk membantu orang berpikir, berkomunikasi, dan memecahkan
masalah.
Vygotsky menghendaki adanya setting kelas berbentuk kooperatif antar
kelompok siswa dengan kemampuan berbeda-beda, sehingga mereka dapat
berinteraksi dan memunculkan strategi dalam memecahkan masalah. Dalam
proses pembelajaran, Vygotsky juga menekankan pada perancahan
(scaffolding), sehingga semakin lama siswa akan semakin dapat mengambil
tanggung jawab untuk pembelajarannya sendiri.
9
d. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi
berjalan lancar.
e. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.
10
Kemahiran sosial artinya, dalam proses belajar kemahiran sosial diperoleh
apabila seorang murid berinteraksi dengan guru dan rekan dalam membina
pengetahuan baru.
Seronok artinya, dalam proses belajar peserta didik pastinya akan terlibat
secara terus menerus sehingga semakin lama mereka akan faham, ingat,
dan lebih yakin lagi dalam memutuskan sebuah pengetahuan baru.
Apabila peserta didik melakukan interaksi secara sehat dengan guru atau
rekan, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam membina
pengetahuan baru.
b. Kekurangan
Guru kadang tidak memperhatikan muridnya secara keseluruhan semisal
tidak pernah memberi kesempatan pada peserta didik untuk
menyelesaikan suatu masalah atau berdiskusi sehingga peserta didik
hanya mendapat pembelajaran yang itu-itu saja dan pola pikir peserta
didik tidak berkembang.
Dalam pembelajaran, guru terkadang hanya memberi penjelasan saja dan
peserta didik hanya memahami saja tanpa terlibat secara langsung dalam
mengaplikasikan sebuah situasi baru.
Guru yang berperan sebagai orang yang kaku dan harus ditakuti peserta
didik. Seharusnya, guru berperan sebagai teman bagi peserta didiknya
sehingga peserta didik dapat beriteraksi dengan baik dalam membina
pengetahuan baru.
Apabila peserta didik tidak dilibatkan dalam pembelajaran praktik maka
daya ingat dan pengetahuan peserta didik tidak akan berkembang dengan
baik, dan apabila peserta didik hanya diberi materi baru pasti materi
sebelumnya akan dilupakan.
11
c. Pemecahan masalah dapat dilakukan melalui pemikiran pribadi siswa dan akan
lebih baik berasal dari tukar pemikiran dengan orang lain untuk memperkaya
pengetahuan siswa.
d. Pembelajaran berpusat pada siswa.
e. Guru bukan satu-satunya pusat informasi dan yang paling tahu.
f. Guru hanya salah satu sumber belajar atau sumber informasi.
g. Bisa menggunakan sumber belajar lain seperti teman sebaya, perpustakaan,
alam, laboratorium, televisi, koran dan internet.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan factor utama yang membentuk karakter/perilaku manusia.
Salah satu aspek penting yang menunjang keberhasilan dalam pendidikan adalah proses
pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dilakukan
dengan cara menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang optimal, efektif
dan efisien untuk peserta didik. Proses pembelajaran dapat berlangsung efektif, efisien dan
optimal jika dalam penyusunan proses pembelajarannya didukung dan didasari oleh
pengetahuan yang mumpuni mengenai teori belajar.
Teori belajar merupakan suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Banyak teori belajar
yang dikemukakan oleh para ahli psikologi, disebabkan karena para ahli Psikologi yang
masih belum puas dengan penjelasan teori-teori terdahuluya tentang belajar. Seperti teori
belajar Kognitif dan Konstruktivisme.
Teori kognitif berpendapat bahwa belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon namun melibatkan juga proses berpikir yang sangat kompleks serta
lebih mementingkan proses belajar disbanding hasil. Pengetahuan dibangun dalam diri
seseorang melalui proses interaksi yang bersinambungan dengan lingkungan. Sedangkan
teori konstruktivisme berpendapat bahwa dalam pembelajaran, pengetahuan yang dimiliki
seseorang merupakan hasil konstruksi dari kegitaan atau tindakan yang dilakukan
seseorang, dapat berasal dari diri sendiri maupun orang lain yang dapat dijadikan siswa
untuk mengevaluasi maupun memperbaiki pemahaman atau pengetahuan yang
dimilikinya. Dalam teori ini, belajar dan mengajar lebih berfokus terhadap suksesnya siswa
mengorganisasi pengalaman mereka
13
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini
akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal
ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://fathkan.web.id/teori-konstruktivisme-dan-tokoh-tokoh-konstruktivisme/.
Diakses pada 28 Maret 2021.
Sari, Yessy Novita. 2014. “Makalah Belajar dan Pembelajaran Teori Kognitif”,
synovitasari.blogspot.com,
http://yessynovitasari.blogspot.com/2014/10/makalah-belajar-dan-pembelajaran-
teori.html?m=1. Diakses pada 24 Maret 2021.
15