Oleh :
1. Muhammad Arif (2134027)
2. Muhammad Alwi (2134001)
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B. Rumusan masalah
4
C.Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah sebagai
berikut:
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam konteks komunikasi di masyarakat, ada 2 kata yang dirasa perlu untuk
dibicarakan disini yaitu etika dan komunikasi. Kata etika diartikan sebagai:
(1)himpunan asas-asas nilai atau moral. (2)kumpulan asas/nilai yang berkenaan
dengan akhlak, (3)nilai mengenai benar dan salah yang dianut golongan atau
masyarakat, (4)norma, nilai, kaidah atau ukuran tingkah laku yang baik. etika
menyangkut persoalan tata susila, tetapi ia tidak membuat seseorang lebih baik.
etika hanya menunjukkan baik buruknya perbuatan seseorang.
Ketika etika dikaitkan dengan komunikasi, maka etika itu menjadi dasar
pijakan dalam berkomunikasi. Etika memberikan landasan moral dalam
membangun tata susila terhadap semua sikap dan perilaku seseorang dalam
6
komunikasi. Dengan demikian, tanpa etika komunikasi itu tidak etis. Berdasarkan
pengertian yang dikemukakan diatas, dapat saya simpulkan bahwa etika
komunikasi islam adalah tata cara berkomunikasi yang sesuai dengan standar nilai
moral atau akhlak dalam menilai benar atau salah perilaku seseorang disampaikan
dengan mengandung unsur islami mengarahkan manusia kepada kemaslahatan
dunia dan akhirat.
1
Ebta Setiawan, 2012-2021 versi 2.8,Database utama menggunakan KBBI Daring edisi III, Hak
Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Pusat Bahasa)
7
berujung kepada suatu kesepakatan mendukung ide bersama atau salah satu ide
yang lebih baik.2
8
mengingatkan.8 Karena muara semua tujuan komunikasi adalah saling
mempengaruhi, maka membangun komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan
suasana yang sehat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Islam.
Jika pesan yang disampaikan membuat orang tertarik menerima pesan yang
keliru, maka dia menjadi tercela. Rasulullah SA bersabda : “Dari Abu Hurairah
RA., Rasulullah SA bersabda : “Barangsiapa mempelajari seni menyampaikan
pesan untuk menawan hati-hati manusia, Allah tidak akan menerima segala
tebusannya di hari kiamat”.11 Tetapi, jika dia mampu menarik perhatian orang
dengan tujuan menunjukkan jalan hidayah dan orang mendapatkan hidayah lewat
perantaraannya maka perbuatan tersebut sangat terpuji. Rasulullah SAW bersabda
9
“Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah SA bersabda : Tidak ada seorangpun
yang mengefektifkan lisannya untuk kebenaran, lalu apa yang dia katakan
diamalkan oleh orang setelahnya, kecuali Allah akan mengalirkan pahalanya
sampai hari kiamat, kemudian Allah akan 11 HR. Abu Daud No. 4353 ﴾ 127 ﴿
sempurnakan pahalanya pada hari kiamat”.12 Apakah retorika itu mengajak
manusia kepada yang baik atau yang buruk, tetapi keduanya memiliki titik temu,
yaitu pada aspek pengaruhnya yang kuat.
10
sombong dan durjana saja perlu dihadapi dengan kelembutan, maka orang yang
kejahatannya di bawah itu atau orangorang baik yang terperosok ke lembah
maksiat seharusnya diperlakukan lebih baik.
11
dapat menghilangkan budaya rasa malu. Padahal kalau malu sudah
hilang dari pribadi seseorang, dia ibarat orang yang kehilangan rem
untuk mengendalikan dirinya.
3. Tidak berbicara kecuali dengan data yang valid Berbicara dengan data
dan informasi akurat adalah salah satu ciri pribadi berkualitas. Selain
menambah kredibilitas, informasi yang akurat menghindarkan kita
jatuh kepada kesalahan yang berujung kepada penyesalan.
4. Dari Abu Utsman, teman duduk Abu Hurairah, Rasulullah SAW
bersabda : “Barangsiapa yang berbicara tentangku padahal aku tidak
pernah mengatakannya, maka tempatnya nanti adalah neraka.
Barangsiapa diberi suatu fatwa tanpa landasan ilmu, maka dosanya
ditimpakan kepada yang memberi fatwa. Barangsiapa yang meminta
pendapat kepada saudaranya, lalu dia memberikan pendapatnya yang
dia pandang kebenaran bukan pada pendapat yang dia utarakan
kepada saudaranya, maka dia dianggap telah mengkhianati saudaranya
5. Memegang prinsip perimbangan dalam menyerap informasi Informasi
yang seimbang akan membuat keputusan menjadi akurat. Prinsip
perimbangan dalam menyerap informasi sebelum memberikan sikap
adalah keharusan.
Tidak menyebarkan berita bohong Bohong berarti memanipulasi
informasi sehingga pesan tidak sampai sebagaimana mestinya.
12
Artinya: (tuhan) yang Maha pemurah, Yang telah mengajarkan Al-Qur'an. Dia
menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.Al-Syaukani dalam Tafsir
Fath al-Qadir mengartikan al-bayan sebagai kemampuan berkomunikasi.4
4
Imam al-Syaukani, Tafsir Fath al-Qadir Jilid 5. Beirut: Dar al-Fikr, t.th
5
Rahmat, Efektivitas Berkomunikasi dalam Islam, Cet. I; Bandung: Mizan, 1999, h. 7
13
bagaimana manusia seharusya berkomunikasi. Al-Qur‟an memberikan kata
kunci ( keyconcept ) yang berhubungan dengan hal itu.6
6
Etika Komunikasi Dalam Al-Qur’an dan Hadis (Muh. Syawir Dahlan)jurnal Dakwah Tabligh,
Vol .15, No. 1, Juni 2014 : 115 – 123
14
Lihatlah lawan bicara Anda dan kenali karakternya jika mau Anda ajak
bicara secara pribadi, namun jika tidak seperti yang Anda inginkan, buang
jauh-jauh keinginan untuk mengajaknya bicara yang sifatnya pribadi
8. Gosip/berita yang belum tentu kebenarannya.
Bergosip hanya menambah-nambah masalah, orang bergosip seperti orang
yang membuang-buang waktu. Berita atau gosip murahan yang tidak ada
faedahnya lebih baik dibuang dan tidak perlu dibicarakan. Apalagi berita
itu belum benar adanya, tentu kita merasa ditipudaya.
Banyak-banyaklah belajar dari pengalaman diri sendiri dan juga orang lain
tentang komunikasi yang benar, termasuk video-video kepribadian Semoga Anda
tidak perlu ragu lagi untuk berbicara dengan orang lain secara tepat, dengan
suasana dan materi pembicaraan yang tepat sasaran dan efek.
Jika kita melakukan hal hal terlarang diatas maka akan berakibat fatal
menyebabkan terjadinya kesalah pahaman,kurangnya rasa persaudaraan,hubungan
renggang serta lain lain.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17