Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP KOMUNIKASI DALAM ISLAM

Dosen pengampu: Ismiatul rahmah, M.Pd

Oleh :
1. Muhammad Arif (2134027)
2. Muhammad Alwi (2134001)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


hanya dengan rahmat-Nyalah saya akhirnya bisa menyelesaikan tugas kelompok
perkuliahan. Tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen
pengampu kami yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang
bermanfaat dalam proses penyusunan makalah perkuliahan ini. Rasa terima kasih
juga hendak kami ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan
kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah
perkuliahan ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Meskipun saya sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang


penyusunan makalah perkuliahan ini, namun saya menyadari bahwa di dalam
tugas individu yang telah tersusun ini masih terdapat banyak kesalahan serta
kekurangan. Sehingga saya mengharapkan masukan, kritikan serta saran dari
semua pihak agar makalah ini bisa menjadi lebih sempurna dan bermanfaat bagi
kita semua, terima kasih.

Pasir Pengaraian, 29 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 2
BAB II. PEMBAHASAN
A. Fungsi Komunikasi Dalam Islam ................................................. 3
B. Hal-Hal Yang Terlarang Dalam Komunikasi .............................. 11
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Komunikasi adalah suatu aktivitas manusia yang saling berinteraksi antara


satu oarang maupun lebih, di dalam pandangan agama islam komuikasi memiliki
etika, agar jika kita melakukan komunikasi dengan seseorang maka orang itu
dapat memahami apa yang kita sampaikan. Di dalam agama islam ada lima etika
dalama berkomunikasi yaitu, pertama- Qaullan Kariiman, kedua- Qaullan
Ma‟Rufan, ketiga- Qaullan Syadidan, keempat- Qaullan Balighan, kelima-
Qaullan Layyinan.

Islam adalah agama dakwah. Agama yang mewajibkan umatnya untuk


melakukan internalisasi, transmisi, difusi, transformasi, dan aktualisasi syari‟at
Islam dengan berbagai metode dan media yang bersumber pada Al-Qur‟an,
sebagai kitab dakwah, dan sunnah Rasulullah kepada mad‟u (umat manusia).
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-
Nahl: 125). Dalam Al-Qur‟an banyak ditemukan perkataan-perkataan lain yang
menggambarkan kegiatan komunikasi, seperti perkataan iqra/bacalah,
balliqu/sampaikanlah, bassir/khabarkanlah, qull/katakanlah, yaduna/menyeru,
tawassu/berpesan-pesan, saalu/bertanya dan asma‟u/dengarkanlah.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana fungsi komunikasi dalam islam ?


2. Bagaimana hal-hal yang terlarang dalam komunikasi?

4
C.Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah sebagai
berikut:

1. Untuk Mengetahui fungsi komunikasi dalam islam


2. Untuk Mengetahui hal-hal yang terlarang dalam komunikasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi Komunikasi Dalam Islam

Komunikasi berasal dari perkataan Yunani, yaitu communicare yang


bermaksud menjadikan sesuatu itu milik bersama dimana penyampai
menyampaikan sesuatu message kepada pendengar, pendengar pula bertindak
dengan memberi maklum balas yang berkesesuaian. Bercakap, mendengar,
menonton, membaca, menulis, berdo‟a, menilai diri dan sebagainya juga adalah
aktivitas komunikasi.

Komunikasi Islam adalah proses penyampaian pesan-pesan keislaman dengan


menggunakan prinsip-prinsip komunikasi dalam Islam. Maka komunikasi Islam
menekankan pada unsur pesan (message), yakni risalah atau nilai-nilai Islam, dan
cara (how), dalam hal ini tentang gaya bicara dan penggunaan bahasa (retorika).
Pesan-pesan keislaman yang disampaikan dalam komunikasi Islam meliputi
seluruh ajaran Islam, meliputi akidah (iman), syariah (Islam), dan akhlak (ihsan).
Pesan-pesan keislaman yang disampaikan tersebut disebut sebagai dakwah.
Dakwah adalah pekerjaan atau ucapan untuk mempengaruhi manusia mengikuti
islam.

Dalam konteks komunikasi di masyarakat, ada 2 kata yang dirasa perlu untuk
dibicarakan disini yaitu etika dan komunikasi. Kata etika diartikan sebagai:
(1)himpunan asas-asas nilai atau moral. (2)kumpulan asas/nilai yang berkenaan
dengan akhlak, (3)nilai mengenai benar dan salah yang dianut golongan atau
masyarakat, (4)norma, nilai, kaidah atau ukuran tingkah laku yang baik. etika
menyangkut persoalan tata susila, tetapi ia tidak membuat seseorang lebih baik.
etika hanya menunjukkan baik buruknya perbuatan seseorang.

Ketika etika dikaitkan dengan komunikasi, maka etika itu menjadi dasar
pijakan dalam berkomunikasi. Etika memberikan landasan moral dalam
membangun tata susila terhadap semua sikap dan perilaku seseorang dalam

6
komunikasi. Dengan demikian, tanpa etika komunikasi itu tidak etis. Berdasarkan
pengertian yang dikemukakan diatas, dapat saya simpulkan bahwa etika
komunikasi islam adalah tata cara berkomunikasi yang sesuai dengan standar nilai
moral atau akhlak dalam menilai benar atau salah perilaku seseorang disampaikan
dengan mengandung unsur islami mengarahkan manusia kepada kemaslahatan
dunia dan akhirat.

Fungsi Komunikasi Secara Umum

Pengertian Komunikasi menurut KBBI pengiriman dan penerimaan pesan


atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat
dipahami; hubungan; kontak. 1Komunikasi memegang peranan yang sangat besar
di dalam hubungan kita dengan orang lain, dengan komunikasi yang baik
hubungan kitapun akan berjalan baik. Terutama hubungan kita dengan rekan-
rekan di kantor ataupun siapa saja yang memiliki hubungan dengan kita seperti
mitra dan atasan sendiri. Banyak sisi yang harus kita jaga agar komunikasi bisa
berlangsung dengan baik dan tertib.

Aktivitas komunikasi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Secara langsung, yaitu dengan lisan/ verbal sehingga memudahkan kedua


belah pihak untuk saling mengerti.
2. Secara tidak langsung, yaitu melalui media tertentu, seperti; bahasa
tubuh, tulisan, telepon, radio, dan lain sebagainya.

Fungsi mempengaruhi dan atau meyakinkan seseorang/publik dalam


Komunikasi Islam bisa dicapai di antaranya dengan metode hiwar (dialog) dan
jidal (debat). Dialog dilakukan dengan suasana santai, saling mengemukakan
pendapat dengan tenang, mungkin di dalamnya juga terjadi tarik ulur dan akhirnya

1
Ebta Setiawan, 2012-2021 versi 2.8,Database utama menggunakan KBBI Daring edisi III, Hak
Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Pusat Bahasa)

7
berujung kepada suatu kesepakatan mendukung ide bersama atau salah satu ide
yang lebih baik.2

Saat berlangsung komunikasi, proses pengaruh mempengaruhi terjadi. Di


samping itu, komunikasi juga bertujuan untuk saling mengenal, berhubungan,
bermain, saling membantu, berbagi informasi, mengembangkan gagasan,
memecahkan masalah, meningkatkan produktivitas, membangkitkan semangat
kerja, meyakinkan, menghibur, mengukuhkan status, membius, dan menciptakan
rasa persatuan. Di samping tujuan baik tersebut, komunikasi juga dapat dipakai
untuk saling mendomba, melemahkan semangat, meruntuhkan status, membuat
orang sedih, dan membuat orang terjerumus ke dunia hitam. Islam memberikan
arah agar komunikasi manusia berkualitas dan konstruktif bukan sebaliknya.

Fungsi Komunikasi dalam islam

Dengan komunikasi manusia mengekspresikan dirinya membentuk jaringan


interaksi social dan mengembangkan kepribadiannya.Para pakar komunikasi
sepakat dengan para para psikolog bahwa kegagalan komunikasi berakibat fatal
baik secara individual maupun social.

Fungsi mempengaruhi dan atau meyakinkan seseorang/publik dalam


Komunikasi Islam bisa dicapai di antaranya dengan metode hiwar (dialog) dan
jidal (debat). Dialog dilakukan dengan suasana santai, saling mengemukakan
pendapat dengan tenang, mungkin di dalamnya juga terjadi tarik ulur dan akhirnya
berujung kepada suatu kesepakatan mendukung ide bersama atau salah satu ide
yang lebih baik.3

Pengaruh Komunikasi Pada Manusia Proses pernyataan antar manusia dalam


perspektif Islam memiliki pengaruh besar bagi orang yang menyampaikan dan
orang yang mendengarkan. Karena itulah Allah mengutus Rasul-Nya untuk
memberikan peringatan kepada umatnya7 dan mendorong umatnya untuk saling
2
Aswan Jaya,HADIS TEMATIK KOMUNIKASI PERSUASIF, PARTISIPATIF, INSTRUKTIF DAN
KOERSIF, 20 2018
3
Aswan Jaya,HADIS TEMATIK KOMUNIKASI PERSUASIF, PARTISIPATIF, INSTRUKTIF DAN
KOERSIF, 20 2018

8
mengingatkan.8 Karena muara semua tujuan komunikasi adalah saling
mempengaruhi, maka membangun komunikasi yang bertujuan untuk menciptakan
suasana yang sehat adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Islam.

Pengaruh pesan tersebut tidak hanya sesaat, tetapi kadang-kadang kekal


sepanjang hidup komunikan. ahab bin Munabbih pernah berkata : “Majlis yang
membincang masalah keilmuan lebih saya cintai daripada sholat dengan kadar
waktu yang sama .Dalam Surah al A‟la ayat 9 dan dalam Surah Al Ghasyiah ayat
21 dan 22.Barangkali ada di antara mereka yang mendengar satu kata, lalu kata
tersebut bermanfaat untuk dirinya selama setahun atau seumur hidupnya”.

Dalil-dalil yang terdapat dalam alQuran dan Hadis memberikan informasi


yang sangat kaya tentang pengaruh strategis komunikasi, di antaranya adalah : 1.
Dapat mengubah pendapat orang lain. Merubah pandangan orang lain bukanlah
pekerjaan mudah, tetapi dengan terjadinya proses tukar-menukar pendapat, hal
tersebut dapat dilakukan. Di antara kekuatan bahasa atau pesan itu adalah
kemampuannya „membius‟ lawan bicara.. Rasulullah SA bersabda “Dari
Abdullah bin Umar RA., telah datang dua orang dari Masyriq, lalu keduanya
berpidato. Orang-orang terkagum-kagum dengan penjelasannya. Lalu Rasulullah
SA bersabda : “Sesungguhnya di antara pesan yang terucap itu adalah bius”.10
Menurut Ibnu Hajar, „bayan‟ itu terbagi dua, pertama, penjelasan maksud yang
sebenarnya; kedua, memperindah retorika sehingga hati para pendengar terpesona
mendengarkannya. Seni menyampaikan pesan yang 9 HR. Darimi No. 327 10 HR.
Bukhari, No. 4749, 5325, dan Muslim No. 1437 membuat orang terpesona disebut
oleh Nabi sebagai sihir karena ia bisa mengalihkan perhatian pendengar kepada
makna yang diinginkan oleh pembicara, meskipun keliru.

Jika pesan yang disampaikan membuat orang tertarik menerima pesan yang
keliru, maka dia menjadi tercela. Rasulullah SA bersabda : “Dari Abu Hurairah
RA., Rasulullah SA bersabda : “Barangsiapa mempelajari seni menyampaikan
pesan untuk menawan hati-hati manusia, Allah tidak akan menerima segala
tebusannya di hari kiamat”.11 Tetapi, jika dia mampu menarik perhatian orang
dengan tujuan menunjukkan jalan hidayah dan orang mendapatkan hidayah lewat
perantaraannya maka perbuatan tersebut sangat terpuji. Rasulullah SAW bersabda

9
“Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah SA bersabda : Tidak ada seorangpun
yang mengefektifkan lisannya untuk kebenaran, lalu apa yang dia katakan
diamalkan oleh orang setelahnya, kecuali Allah akan mengalirkan pahalanya
sampai hari kiamat, kemudian Allah akan 11 HR. Abu Daud No. 4353 ﴾ 127 ﴿
sempurnakan pahalanya pada hari kiamat”.12 Apakah retorika itu mengajak
manusia kepada yang baik atau yang buruk, tetapi keduanya memiliki titik temu,
yaitu pada aspek pengaruhnya yang kuat.

Nabi Musa memahami betul pentingnya kefasihan lisan dalam upaya


mempengaruhi Fir‟aun. Nabi Musa yang mengenal peta kekuatan dan kelemahan
dirinya mengatakan kepada Tuhannya bahwa dia memiliki kelemahan dalam hal
mengungkapkan pesan. Karenanya Musa meminta kepada Allah dua hal :
pertama, menghilangkan kekeluan lisannya; dan kedua, meminta kepada Allah
agar menjadikan Harun sebagai pendampingnya, karena Harun memiliki kekuatan
di bidang kefasihan.13 Untuk menundukkan Fir‟aun, Allah memerintahkan Nabi
Musa dan Nabi Harun untuk menyampaikan pesan dengan strategi „qoulan
layyinan.‟ Ungkapan Qaulan layyinan secara bahasa berarti ungkapan yang lemah
lembut. Ungkapan ini terdapat dalam alQuran Surah Thᾱha ayat 44:, Allah swt
berfirman: “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang
lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." 12 HR. Ahmad No.13302 13
Hal ini tertuang dalam al-Quran Surat Thaha ayat 24 – 32 dan Surat al-Qashash
ayat 34. Di antara pendapat para ulama tentang makna qaulan layyinan adalah:
ajarkan kepada Firaun kalimat syahadat, bahwa tiada ilah selain Allah, atau
sampaikan kepadanya bahwa dia punya Tuhan dan tempat kembali, dan di
hadapan dia ada surga dan ada neraka, atau panggil dia dengan panggilan
kesayangannya, yakni Abi Murrah.

Berdasarkan pendapat para ulama di atas, qaulan layyinan adalah upaya


untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan cara yang lunak, tidak memvonis,
mengingatkan tentang sesuatu yang disepakati seperti kematian, dan
memanggilnya dengan panggilan yang dia sukai. Qaulan layyinan akan membuat
hati yang keras bisa tadzakkur „merenungkan kembali akan hakikat dirinya‟ serta
„yakhsya‟ menjadi takut akan Allah dan berbakti kepada-Nya. Jika orang yang

10
sombong dan durjana saja perlu dihadapi dengan kelembutan, maka orang yang
kejahatannya di bawah itu atau orangorang baik yang terperosok ke lembah
maksiat seharusnya diperlakukan lebih baik.

Karena besarnya pengaruh informasi, maka Islam memberikan arahan agar


orang yang terlibat dalam komunikasi, baik selaku penyedia informasi atau
sebagai penerimanya, memperhatikan kode etik yang terkait dengan komunikasi.
Di antara kode etik itu adalah:

1. Lebih banyak mendengar daripada berbicara. Allah sudah


memberikan isyarat lewat penciptaan-Nya sikap yang harus di ambil
manusia. Dia ciptakan pada manusia dua telinga dan satu mulut.
Makna yang paling mudah ditangkap dari fakta ini adalah agar
manusia diperintahkan untuk banyak mendengar dan tidak
menyampaikan semua yang didengar.
Menceritakan kembali semua yang didengar adalah tanda
kecerobohan seseorang. Tidak semua informasi yang sampai kepada
seseorang dipahami secara benar, atau dipahami secara benar tetapi
beritanya tidak benar, atau beritanya benar tetapi tidak layak
dikonsumsi oleh publik. Menceritakan kembali semua yang didengar
akan beresiko memiliki tingkat kesalahan yang banyak.
2. Memelihara lisan, hanya berbicara yang baik-baik saja. Lisan adalah
di antara sarana yang berfungsi untuk menerjemahkan pesan-pesan
simbolik dari keinginan yang terdapat di dalam hati. Lisan memiliki
peran kunci dalam berkomunikasi, apakah membawa kita kepada
kesuksesan atau kehancuran. Kata kotor yang diucapkan lisan adalah
cerminan dari jiwa yang kotor.
Sedangkan jiwa yang bersih berdampak pada ucapan dan tingkah laku
sehariharinya. Rasulullah SA bersabda Dari Abdullah bin „Amr RA
berkata : Nabi tidak pernah mengucapkan kata-kata jorok dan tidak
menyukai perkataan seperti itu, dan Beliau bersabda : “Sesungguhnya
orang yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik
akhlaknya”.28 Perkataan yang kotor membuat suasana rusak dan

11
dapat menghilangkan budaya rasa malu. Padahal kalau malu sudah
hilang dari pribadi seseorang, dia ibarat orang yang kehilangan rem
untuk mengendalikan dirinya.
3. Tidak berbicara kecuali dengan data yang valid Berbicara dengan data
dan informasi akurat adalah salah satu ciri pribadi berkualitas. Selain
menambah kredibilitas, informasi yang akurat menghindarkan kita
jatuh kepada kesalahan yang berujung kepada penyesalan.
4. Dari Abu Utsman, teman duduk Abu Hurairah, Rasulullah SAW
bersabda : “Barangsiapa yang berbicara tentangku padahal aku tidak
pernah mengatakannya, maka tempatnya nanti adalah neraka.
Barangsiapa diberi suatu fatwa tanpa landasan ilmu, maka dosanya
ditimpakan kepada yang memberi fatwa. Barangsiapa yang meminta
pendapat kepada saudaranya, lalu dia memberikan pendapatnya yang
dia pandang kebenaran bukan pada pendapat yang dia utarakan
kepada saudaranya, maka dia dianggap telah mengkhianati saudaranya
5. Memegang prinsip perimbangan dalam menyerap informasi Informasi
yang seimbang akan membuat keputusan menjadi akurat. Prinsip
perimbangan dalam menyerap informasi sebelum memberikan sikap
adalah keharusan.
Tidak menyebarkan berita bohong Bohong berarti memanipulasi
informasi sehingga pesan tidak sampai sebagaimana mestinya.

Secara individual komunikasi menimbulkan frustasi demoralisasi,aliensi,dan


penyakit penyakit jiwa yang lainnya.Secara social kegagalan komunikasi
menghambat saling pengertian menghambat kerja sama dan merintangi
pelaksanaan norma norma social sebagai salah satu fitrah manusia

Dalam QS. Al-Rahman (55) / 1 – 4:

12
Artinya: (tuhan) yang Maha pemurah, Yang telah mengajarkan Al-Qur'an. Dia
menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara.Al-Syaukani dalam Tafsir
Fath al-Qadir mengartikan al-bayan sebagai kemampuan berkomunikasi.4

Dalam perspektif islam komunikasi sudah dijelaskan dalam Q.S Al Baqarah


ayat 83 yang artinya “Dan berkata lah kamu kepada semua manusia dengan
dengan cara yang baik ”, selain itu Al Quran juga banyak memberikan penjelasan
tentang bagaimana pentingnya berkomunikasi bagi umat manusia, khususnya
umat islam.5

Dalam perspektif islam komunikasi berfungsi untuk mewujudkan hubungan


secara vertical dengan Allah SWT selain itu komunikasi juga berfungsi secara
horizontal terhadap sesame manusia.Komunikasi dengan Allah SWT tercermin
melalui ibadah ibadah fardhu (sholat,puasa,zakat dan haji) yang bertujuan untuk
membentuk takwa.Sedangkan komunikasi dengan sesama manusia terwujud
melalui penekanan hubungan social yang disebut muamalah yang tercermin dalam
semua aspek seperti social budaya,politik,ekonomi,seni,dan sebagainya.

Cara (kaifiyah) komunikasi dalam Al Quran dan Al Hadist juga telah


dijelaskan dengan secara luas sebagai panduan agar komunikasi berjalan dengan
baik dan efektif.Kita dapat mengistilahkannya dengan kaidah,prinsip,atau etika
berkomunikasi dalam perspektif islam hal ini merupakan panduan bagi kaum
muslimin dalam berkomunikasi baik dalam komikasi secara intra personal,intra
personal dalam pergaullan sehari hari,berdakwah secara lisan maupun
tulisan,maupun aktivitas lain.

Konsep tentang komunikasi tidak hanya berkaitan dengan masalah cara


berbicara efektif saja melainkan juga etika bicara. Semenjak memasuki era
reformasi, masyarakat Indonesia berada dalam suasana euforia, bebas bicara
tentang apa saja, terhadap siapapun, dengan cara bagaimanapun. Al-Qur‟an
menyebut komunikasi sebagai salah satu fitrah manusia. Untuk mengetahui

4
Imam al-Syaukani, Tafsir Fath al-Qadir Jilid 5. Beirut: Dar al-Fikr, t.th

5
Rahmat, Efektivitas Berkomunikasi dalam Islam, Cet. I; Bandung: Mizan, 1999, h. 7

13
bagaimana manusia seharusya berkomunikasi. Al-Qur‟an memberikan kata
kunci ( keyconcept ) yang berhubungan dengan hal itu.6

C. Hal Hal yang terlarang dalam komunikasi


1. Memotong pembicaraan orang lain.
Banyak orang tidak menyadari bahwa memotong pembicaraan orang bisa
menimbulkan ketidakpuasan orang lain, sehingga orang lain menjadi kesal
dan cenderung sakit hati. Itulah sebabnya sebagai manusia kita harus
memikikan apa yang ingin kita bicarakan, bukan keluar begitu saja agar
kita dapat menghindarai hal-hal yang tidak bergu.
2. Memonopoli pembicaraan atau percakapan
Sebaiknya jangan perlihatkan keegoisan kita dalam berbicara dengan
orang lain, berikan kesempatan kepada orang lain untuk berbicara dan
mengemukakan pendapatnya.
3. Membual tentang diri sendiri.
Sehebat apapun kita, kita tidak perlu membual tentang diri kita sendiri,
siapa tahu orang yang kita ajak bicara ternyata lebih kapabel daripada kita
4. Membicarakan hal-hal yang dapat menimbulkan pertentangan,
Bukan sesuatu yang menyenangkan memicarakan hal-hal yang cenderung
sensitif, berusahalah untuktidak memperbincangkannya.
5. Pembicaraan tentang penyakit, kematian, dan lain lain.
Membicarakan tentang penyakit adalah hal yang kurang menarik, bisa jadi
Anda yang menderita atau lawan bicara kita yang sensitif. Apalagi
kematian yang bisa membuat perasaan bersalah dan bersedih
6. Menanyakan harga barang orang lain
Segala hal yang menyangkut pribadi, apalagi sebuah harga barang,
tentunya bisa membuat orang lain merasa dilecehkan atau dipandang
sebelah, jika Anda salah dalam mengungkapkannya dalam pembicaraan.
7. Menanyakan masalah yang sifatnya pribadi.

6
Etika Komunikasi Dalam Al-Qur’an dan Hadis (Muh. Syawir Dahlan)jurnal Dakwah Tabligh,
Vol .15, No. 1, Juni 2014 : 115 – 123

14
Lihatlah lawan bicara Anda dan kenali karakternya jika mau Anda ajak
bicara secara pribadi, namun jika tidak seperti yang Anda inginkan, buang
jauh-jauh keinginan untuk mengajaknya bicara yang sifatnya pribadi
8. Gosip/berita yang belum tentu kebenarannya.
Bergosip hanya menambah-nambah masalah, orang bergosip seperti orang
yang membuang-buang waktu. Berita atau gosip murahan yang tidak ada
faedahnya lebih baik dibuang dan tidak perlu dibicarakan. Apalagi berita
itu belum benar adanya, tentu kita merasa ditipudaya.

Banyak-banyaklah belajar dari pengalaman diri sendiri dan juga orang lain
tentang komunikasi yang benar, termasuk video-video kepribadian Semoga Anda
tidak perlu ragu lagi untuk berbicara dengan orang lain secara tepat, dengan
suasana dan materi pembicaraan yang tepat sasaran dan efek.

Jika kita melakukan hal hal terlarang diatas maka akan berakibat fatal
menyebabkan terjadinya kesalah pahaman,kurangnya rasa persaudaraan,hubungan
renggang serta lain lain.

Seorang Muslim hendaknya berhati-hati terhadap lisan karena sebuah


ucapan tersebut dapat menjerumuskan seseorang ke dalam neraka apabila lisannya
tak dijaga. Wajib diingat pula, setiap lisan yang dilontarkan kepada orang lain,
kelak akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah di akhirat.
Selalu lah menjaga lisan karena allah swt tidak menyukai orang yang tidak
menjaga lisan hal itu juga berakibat gugurnya pahala pahala kita.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesungguhnya komunikasi merupakan bentuk dari kehidupan manusia.


Dalam proses komunikasi hendaklah kita memperhatikan etika-etika dengan baik
agar komunikasi tersebut bisa berjalan dengan lancar dan efektif. Dengan harapan
apa yang disampaikan mudah diterima dan mendapat respon yang baik pula. Etika
etika tersebut antara lain: dengan perkataan yang benar, mulia, lemah lembut,
ringan dan mudah dimengerti.

Islam sebagai agama yang sempurna mengajarkan dengan sangat detail


bagaimana komunikasi yang baik. Hal tersebut bisa kita lihat di al-quran dan
hadits. Dari segi substansi, komunikasi Islam harus menginformasikan atau
menyampaikan kebenaran, faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong,
juga tidak merekayasa atau memanipulasi fakta. “Dan jauhilah perkataan-
perkataan dusta” (QS. Al-Hajj:30).

B. Saran

Penulis merasa bersyukur atas terselesainya makalah ini walaupun terdapat


banyak kekurangan yang masih harus diperbaiki kembali dalam makalah ini. dan
penulis sangat senang untuk menerima kritik dan saran dari pihak pembaca demi
kesempurnaan makalah ini serta semoga bermanfaat bagi penulis maupun
pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dasar-Dasar Public Relation, Bandung: Alumni, 1999, h. 80

Ebta Setiawan, 2012-2021 versi 2.8,Database utama menggunakan KBBI Daring


edisi III, Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Pusat Bahasa)

Eman sapirin, 2014, Etika komunikasi islam, Jakarta, Penerbit UI

Rahmat, Efektivitas Berkomunikasi dalam Islam, Cet. I; Bandung: Mizan, 1999,


h. 71

Rohmah ftriyani, 2015, Etika komunikasi dalam perspektif islam, Bandung,


Penerbit ITB, diakses melalui academi.edu.

17

Anda mungkin juga menyukai